NovelToon NovelToon
Bulan & Angkasanya

Bulan & Angkasanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama
Popularitas:545
Nilai: 5
Nama Author: Keirina

Sejak bersama dengan Kenneth hidup Bulan semakin dipenuhi dengan warna.

Sejak bersama dengan Bulan hidup Kenneth kembali dihiasi dengan kebahagiaan.

Kenneth selalu berhasil mengukir senyum di wajah Bulan bahkan hanya dengan melihatnya.

Bulan berhasil membuat Kenneth ingin hidup lebih lama.

Seperti tawa yang berdampingan dengan air mata, juga hal baik yang berdampingan dengan hal buruk. Kisah cinta pertama mereka juga begitu.

Bulan berharap mereka selamanya.
Kenneth juga berharap yang sama dalam ketakutannya.

Semua ingin akhir yang bahagia, tapi tidak ada yang benar-benar tau pada akhirnya akan seperti apa.

Kenneth yang selalu membuat Bulan tersenyum kini juga berhasil membuat Bulan sering menangis dalam keheningan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HUJAN

"Jangan lupa hari ini latihan!" (Fahri)

"Siap kapten!" (Gino)

"Gin jemput, motor dibawa Kevin(abang Yuda)" (Yuda)

"Asiaappp" (Gino)

"Yang telat lebih dari 5 menit gue kick dari tim!" (Fahri)

"Galak banget sih kapten jadi takut" (Gino)

*Fahri mengirim stiker*

"Gue agak telat nanti lagi nemenin nyokap belanja soalnya" (Kenneth)

"Oke Ken" (Fahri)

"Idih kapten pilih kasih!kenneth dibolehin telat" (Gino)

"Khusus lo gak boleh." (Fahri)

"🥲" (Gino)

"Siap kapten" (Niko)

"Yang punya pacar beda ya, slow respon sekarang" (Gino)

Tidak ada balasan lagi di grup khusus anggota tim basket itu. Kenneth mematikan handphonenya dan kembali menyimpannya di saku jaket. Kenneth memperhatikan Revina yang masih melihat-lihat rak yang dipenuhi berbagai macam jenis buah-buahan.

"Kamu mau apel?" Tanya Revina melihat Kenneth yang dibalas anggukan oleh Kenneth, kemudian Revina mengambil 2 buah apel yang bagus. Memasukkannya ke dalam plastik dan pergi menimbangnya, lalu menaruhnya di troli yang didorong oleh Kenneth.

Kenneth mendorong trolinya pelan mengikuti kecepatan langkah Revina yang berjalan di depan. Cukup lama mereka menghabiskan waktu berkeliling di supermarket, mencari segala macam kebutuhan bulanan yang diperlukan di rumah. Setelah menghabiskan waktu hampir satu jam di dalam supermarket. Kenneth dan Revina akhirnya sudah duduk manis di dalam mobil.

Kenneth mengendarai mobilnya meninggalkan area parkir supermarket menyusuri jalan raya menuju ke arah rumah mereka. Revina yang duduk di samping Kenneth sibuk membuka bungkusan roti yang tadi juga mereka beli di supermarket. Revina memotek sedikit roti dan menyuapkannya ke mulut Kenneth yang sedang menyetir.

"Jadi latihan basketnya?"

Kenneth yang sedang mengunyah roti mengangguk tanpa melihat ke Revina, "Jadi Mah" Katanya setelah menelan roti di mulutnya.

"Sekarang latihannya kok hampir setiap hari?pulang sekolah latihan, sekarang libur juga latihan nanti kamu kecapean lo sayang" Khawatir Revina kembali menyuapi roti ke mulut Kenneth.

"Minggu depan mau ada pertandingan soalnya mah"

"Tapi, jangan terlalu maksain diri Ken. Dokter kan juga udah bilang jangan sampai kacapean"

Kenneth menghentikan mobilnya di lampu merah, mengambil botol minum dan minum. Setelah minum Kenneth menatap Revina yang sedang mencemaskannya, membuang nafas. "Iya Mamah" Ucapnya sambil tersenyum, kemudian kembali mengendarai mobilnya karena lampu lalu lintas sudah berganti menjadi hijau.

"Masih mau rotinya?" Tanya Revina

"Udah Mah"

Revina kembali menyimpan rotinya. "Ingatkan besok kamu jadwal cuci darah. Jangan terlalu malam pulangnya, jangan capek-capek juga" Bawel Revina

"Iya Mamahku sayang"

Revina tersenyum diam memperhatikan Kenneth yang sedang menyetir.

"Kok kamu gak pernah kenalin temen-temen kamu ke Mamah sih?" Tanya Revina mengubah topik pembicaraan mereka, "Ajak main ke rumah sekali-sekali, mamah kan mau kenal sama temen-temen kamu"

Kenneth melirik Revina, "Iya nanti Kenneth ajak main ke rumah"

"Bener ya"

Kenneth mengangguk.

"Mamah jangan nyesel ya nanti kalau udah ketemu mereka"

"Kenapa nyesel?"

"Berisik soalnya"

"Kan bagus jadi rumah kita nanti rame. Jadi, kapan?minggu depan?" Tanya Revina antusias

Kenneth tersenyum melihat Revina yang terdengar antusias, "Nanti Kenneth tanya dulu mereka bisanya kapan" Ucapnya

"Ok. Kalau gitu mamah harus masak apa ya nanti?" Ucap Revina yang terlihat bersemangat sambil melihat jalan yang ada didepannya.

Saat Kenneth melihat Revina yang tersenyum dan terlihat ceria seperti sekarang. Kenneth kembali bersyukur atas keputusan mereka untuk pindah. Awalnya Kenneth sempat takut kalau kepindahan mereka ke tempat yang baru tidak akan bisa menghilangkan rasa duka yang menyelimuti mereka selama ini yang membuat mereka tidak bisa menjalani hidup seperti orang normal. Tapi, sekarang terbukti ternyata ketakutan Kenneth selama ini salah, ini adalah keputusan terbaik untuk mereka berdua. Kenneth bisa melihat Revina kembali menjalani hidup. Mamah yang Kenneth lihat sekarang sama persis seperti Mamah sebelum Papah meninggal. Revina dengan kepribadian cerianya.

***

Dengan baju yang sudah basah oleh keringat dan nafas yang tidak teratur mereka duduk berselonjor kaki di sudut lapangan setelah, satu jam lebih bermain basket. Suara deras hujan menemani latihan mereka sedari tadi, untung saja hari ini mereka bermain di ruangan tertutup.

"Bentar lagi gue lempar botol minum gue nih ke muka lo berdua!" Jengah Gino menyaksikan kebucinan Niko dan Sari yang duduk di depannya.

"Lagian lo berdua kenapa sih ke sini?" Gino melihat Bulan dan Sari bergantian heran.

Padahal hari ini tidak ada dari mereka yang memberitahu Sari dan Bulan kalau mereka akan latihan, karena tujuan mereka benar-benar cuma untuk latihan basket saja. Tapi, tadi saat mereka sedang latihan tiba-tiba Sari dan Bulan datang.

"Lo tanya sama temen lo tuh!gue juga malas ke sini buang-buang waktu" Ketus Bulan yang sebenarnya malas.

Sari yang sedang bucin dengan Niko menyengir tanpa dosa, "Gue kan pengen lihat pacar gue latihan" Ucapnya tersenyum pada Niko yang tiduran di pahanya.

Gino menatap jijik, "Yud lo nasehatin temen lo, sakit mata gue lihat mereka berdua" Gino mengaduh ke Yuda yang sedang melihat handphonenya

Yuda meletakkan handphonenya, "Yang penting lo berdua jangan putus." Ucapnya melihat Sari dan Niko yang sedang kasmaran

"Siap abangda!" Sahut Niko hormat pada Yuda

"Ya elah Yud" Gino berdecak melihat Yuda kecewa

"Cari pacar lo makanya biar gak iri" Ucap Yuda melihat Gino

"Asem lo!"

Niko, Sari, Kenneth dan Fahri tertawa meledek Gino.

"Si Siti temen sekelas gue mau lo?"

Gino menatap Sari bergidik ngerih, "Yang kalau makan porsinya buat 3 orang itu?"

"Oh nggak makasih Sar, lo kenalin sama Fahri aja ikhlas gue"

"Iih ogah bisa bangkrut gue kasih makan dia" Ucap Fahri yang tiba-tiba namanya disebut

Mereka tertawa, lalu kembali hening.

"Lo semua minggu depan ada acara?" Tanya Kenneth

Mereka menggeleng kompak.

"Kenapa?" Tanya Fahri

"Nyokap gue ngundang lo semua main ke rumah"

"Wihh ada apa nih?"

Kenneth mengedikkan bahu melihat Gino. "Mau kenal sama lo semua katanya"

"Gue sih bisa kapan aja, sekarang juga gue ayo" Kata Gino

"Lo kan emang bocah ayoan!" Sarkas Bulan

"Mending gue bocah ayoan daripada cewek mati rasa!" Balas Gino tidak kalah sarkas

Bulan mengalihkan mata dari Gino tidak peduli.

"Gue sih ayo aja, kapan lagi ke rumah mamah mertua ye kan" Sari memainkan alisnya naik turun.

Niko yang mendengarnya menatap Sari cemburu.

"Bercanda sayang" Ucap Sari sambil memegang wajah Niko gemas dengan kedua tangannya. Niko tersenyum senang.

"Keluar lo berdua sana!jijik gue lama-lama" Muak Gino yang masih tidak terbiasa dengan kebucinan Niko dan Sari.

"Gue lebih suka lo jomblo Sar" Bulan menatap Sari geli

"Gue lagi kasih lo edukasi cara pacaran yang normal gimana Lan"

"Pacaran alay iya!" Sinis Bulan

"Susah ngomong sama yang nggak relate, ya kan sayang"

Niko mengangguk mengiyakan Sari.

"Gak kuat gue lama-lama duduk di sini!" Bulan beranjak dari samping Sari dan Niko, pindah duduk ke dekat Kenneth dan Yuda. Dia melihat Niko dan Sari geli.

"Hari apa ke rumah lo?" Tanya Bulan pada Kenneth kembali ketopik mereka

"Terserah, bisanya kapan?"

"Habis pertandingan minggu depan aja gimana?kan mantep tuh capek-capek terus makan enak di rumah lo. Lagian kita juga selesainya sore kan" Ucap Fahri

Yuda mengangguk setuju.

"Gue sih ayukss" Ucap Gino dengan kehebohannya yang lain juga setuju.

"Oke" Ucap Kenneth

Niko yang tiduran di paha Sari, duduk. "Udah berhenti hujan kayaknya, suaranya udah gak kedengeran" Ucapnya sambil berusaha mendengar suara hujan.

Mereka diam mencoba mendengarkan suara hujan yang memang sudah tidak terdengar lagi.

"Balik lah yuk sebelum hujan lagi" Ucap Fahri bangkit dari duduknya yang lain juga ikut berdiri sambil membereskan barang-barang mereka

"Gue balik sama Niko ya Lan"

"Terus gue sama siapa?" Bulan menatap Sari, karena mereka tadi pergi ke sini barengan naik kendaraan online. "Asem lo ya, gak usah ajak gue tadi kalau gitu!" Gerutu Bulan kesal

Sari menyengir melihat Bulan, "Kan gue baik, gue tau lo di rumah nggak ngapa-ngapain dari pada bosan mending gue ajak ke sini kan"

Bulan tidak menjawab. Menatap Sari jengkel.

"Sama Kenneth aja lo, dia bawa mobil tuh, lo nggak ada helm juga kan" Ucap Fahri

Bulan menatap Kenneth bertanya.

"Ya udah bareng aja, searah juga" Ucap Kenneth

"Tuh udah aman kan Lan"

Bulan menatap jengkel Sari. Lalu, mereka berjalan keluar dari ruangan.

"Hati-hati ya Ken" Ujar Gino sambil melirik Bulan yang berjalan disamping Kenneth.

"Lo yang hati-hati!" Galak Bulan menatap Gino yang menyengir padanya paham dengan maksud ucapannya.

1
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Frontier
Blackrose
Daebak!
Ritsu-4
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Joko Castro
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
foxy_gamer156
Bikin ketagihan deh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!