NovelToon NovelToon
ISTRI KANDUNG

ISTRI KANDUNG

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cinta Terlarang / Keluarga / Angst / Romansa / Dark Romance
Popularitas:47k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Penolakan Aster Zila Altair terhadap perjodohan antara dirinya dengan Leander membuat kedua pihak keluarga kaget. Pasalnya semua orang terutama di dunia bisnis mereka sudah tahu kalau keluarga Altair dan Ganendra akan menjalin ikatan pernikahan.

Untuk menghindari pandangan buruk dan rasa malu, Jedan Altair memaksa anak bungsunya untuk menggantikan sang kakak.

Liona Belrose terpaksa menyerahkan diri pada Leander Ganendra sebagai pengantin pengganti.

"Saya tidak menginginkan pernikahan ini, begitu juga dengan kamu, Liona. Jadi, jaga batasan kita dan saya mengharamkan cinta dalam pernikahan ini."_Leander Arsalan Ganendra.

"Saya tidak meminta hal ini, tapi saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk memilih sepanjang hidup saya."_Liona Belrose Altair.

_ISTRI KANDUNG_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Akan Menampilkan Sesuatu

Liona berusaha menahan tangisnya saat ini, mereka kini ada di dalam mobil setelah belanja keperluan untuk Liona kuliah. Leander sadar dengan perubahan suasana hati istrinya, ia juga mengerti kalau saat ini istrinya tengah menahan tangis.

Liona terisak mengingat betapa takut dia saat Narel memeluknya di depan orang ramai tadi. Dia benar-benar merasa sangat malu, ditambah lagi dengan perkelahian antara Leander yang membuat Liona semakin merasa bersalah.

Leander membawa Liona dalam pelukannya, mengusap lembut kepala sang istri dan mengecupnya singkat.

“Maaf ya, aku gak tau kalau Narel bisa se nekat itu memelukku. Aku juga gak nyangka dia bisa melakukan itu,” ucap Liona dengan rasa bersalah yang terus menyeruak dalam hatinya.

“Kamu gak salah sama sekali, Lio. Dia saja yang tidak tau diri.”

“Tapi, kamu harus dapat masalah karena hal tadi.”

“Masalah apa?”

“Dengan kamu berkelahi, orang-orang akan berasumsi buruk tentang kamu, Lean.”

“Tidak ada yang berani membicarakan aku, Liona. Suamimu ini memiliki hal yang tidak dimiliki oleh petinggi di Belvara ini,” katanya dengan nada angkuh. Liona memukul dada bidang Leander dengan pelan yang membuat Leander terkekeh kecil.

“Sombong kamu.”

“Oh jelas,” balas Leander lagi dan kali ini dia mengecup kening Liona.

“Jangan dipikirkan lagi hal yang tadi ya, serahkan semuanya padaku. Aku bersumpah, Narel dan Aster tidak akan lagi mengusik kita.” Liona mengangguk dan menghapus air matanya, Leander menangkup wajah istrinya itu dan mengecup seluruh wajah Liona.

Mulai dari kening, kedua mata, kedua pipi, hidung, dagu, dan terakhir di bibir. Kali ini sangat lama dan sangat meresapi lumatannya di bibir indah Liona.

Usai dari mall, Leander membawa Liona belanja pakaian yang akan dikenakan istrinya untuk ke kampus nanti. Semua berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan seperti tadi. Mereka memutuskan untuk pulang ke rumah dan istirahat.

Sembari Liona ada di dalam kamar mandi, Leander menghubungi seseorang dan bicara dengan nada tegas, sorot matanya tajam, rahangnya mengeras dan tangannya mengepal sehingga urat-urat di tangan itu menyembul jelas.

Liona keluar dari kamar mandi, Leander dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya dan tersenyum lalu menyimpan ponsel itu di atas nakas.

“Siap untuk kuliah besok?” Liona mengangkat tangannya dan menyusun lima jari ke kening sebagai tanda hormat.

“Siap komandan.” Leander tertawa sambil mengacak pelan rambut Liona.

...***...

Leander mengantarkan istrinya sendiri ke kampus, dia tidak mempercayakan Liona pada siapa pun termasuk sopir. Bahkan adiknya sendiri pun tidak dia izinkan berangkat dengan Liona walau pun tempat kerja mereka satu arah dengan kampus Liona. Sementara kantor Leander sendiri tidak satu arah tapi dia usahakan mengantarkan istrinya dulu sebelum bekerja.

“Kalau ada apa-apa, langsung hubungi aku dan ingat! Jangan dekat dengan pria mana pun. Aku cemburu.” Liona mencium kedua pipi suaminya.

“Iya aku paham. Aku masuk ya.”

Leander memastikan istrinya masuk ke kampus, barulah dia pergi ke tempat yang ingin dia tuju saat ini. Leander mengirimkan pesan pada Batara, orang kepercayaannya dalam mengurus segala hal yang berkaitan dengan bisnis dan juga hal pribadi lainnya.

Leander melajukan mobil dengan cepat dan dalam dua puluh menit, dia sampai di lokasi yang telah dia tentukan dengan Batara. Rumah mewah yang dikawal ketat oleh beberapa penjaga dan tidak ada siapa pun bisa masuk selain atas izin dari Leander atau Batara.

Batara menyambut Leander di depan pintu utama dan semua pengawal langsung menunduk saat Leander lewat.

“Mereka semua ada di dalam.” Leander mengangguk mendengar laporan dari Batara dan terus melangkah masuk ke dalam rumah itu. Dia menuju ke ruangan yang telah dirancang khusus untuk sebuah kepentingan dan memasukinya.

Aster dan Narel langsung berdiri saat melihat Leander masuk dengan wajah tenang tanpa senyuman sama sekali.

“Apa maksudmu membawa aku ke sini? Kau tau kalau waktuku sangat berharga, Leander.” Aster protes dengan perintah Leander yang membawa dia ke sana.

“Aku tidak ingin berunding dengan kalian, aku membawa kalian ke sini bukan untuk minum kopi bersama. Melainkan untuk menyaksikan sebuah pertunjukan hebat.” Aster dan Narel terlihat bingung dengan jawaban Leander.

Pria itu kini duduk dengan satu kaki dia lipat ke kaki yang lain, dan menyalakan cerutunya dengan tenang. Pakaian formal hitam yang dikenakan oleh Leander saat ini semakin menambah kesan tegas, dominan, dan tak terbantah sama sekali.

“Apa yang kau inginkan, Leander?” tanya Narel yang kini penasaran, dia juga bingung kenapa dia juga ikut dibawa ke sana.

Leander menghembuskan asap rokoknya ke udara dan menatap Narel dengan tatapan menusuk bagai belati yang siap menancapkan diri ke jantung Narel.

“Masih ingat pelukanmu kemarin pada istriku?” tanya Leander dengan nada rendah.

“Oh jadi kau ingin membalaskannya di sini? Boleh saja, kau pikir aku takut dengan semua antek-antekmu ini? Kalau kau pria, hadapi aku sendiri,” tantang Narel. Leander langsung menunduk mengulum senyuman dan menatap Narel lagi.

“Kau menantang aku di lokasiku? Sungguh sangat berani. Sayangnya, kau ingin bertarung sebagai seorang pria denganku. Tapi kau sama sekali tidak menunjukkan bahwa kau itu pria, bagaimana aku bisa bertarung dengan banci sepertimu.” Narel berdiri dengan penuh emosi hingga kursi yang dia duduki tadi terjatuh.

Saat dia akan mendekati Leander, beberapa anak buah Leander langsung menghalanginya dan memegang tubuh Narel.

Leander masih dengan santai menghisap cerutu di tangannya dan menghembuskan asap itu ke arah Narel.

“Ayo kita bertarung! Kenapa? Kau takut?” Leander mengangguk-anggukkan kepalanya lalu berdiri dan mendekati Narel.

“Boleh. Aku terima tantanganmu tapi setelah pertunjukan yang akan aku tampilkan selesai. Bagaimana?”

“Baik. Pertunjukan apa yang akan kau berikan hah?”

“Shtt, jangan berisik, nanti kalian berdua akan segera tau.” Leander memberikan senyuman terbaiknya dan itu pertanda bahwa nasib mereka berdua tidak baik sama sekali.

Leander kembali duduk di kursinya dan menganggukkan kepala pada Batara. Segera Batara menekan sebuah tombol di dinding hingga dinding tersebut terbuka. Menampakkan tiga orang pria dengan tubuh telanjang dada tergantung.

Kedua tangan terikat rantai dengan kaki yang hanya berjarak lima sentimeter dari lantai. Sungguh sangat menyiksa digantung seperti itu.

Narel dan Aster membulatkan mata mereka. Tidak mengerti dengan pertunjukan apa yang akan Leander berikan, yang ada dalam pikiran Narel dan Aster adalah pertunjukan sebuah video mesum antara mereka dulu.

Aster dan Narel berpikir bahwa Leander akan mengancam mereka menggunakan video tak senonoh itu, namun ternyata mereka salah.

“Apa-apaan ini?” protes Aster.

“Sshhtt... Sudah kubilang. Diam dan saksikan apa yang akan aku tampilkan, jangan banyak bicara.” Leander lagi-lagi memperingati dengan nada rendah namun sangat mematikan.

1
Refa Dabil
Kecupannya mana/Chuckle/
Refa Dabil
Haha gak pedas lagi/Joyful/
Dewa Gotam
Siapkan kapsul besi mu
Dewa Gotam
Nyari gara2 aja ini org
Reni Irine
Syarat yg luar biasa dan penuh aura dominan si Lean/Chuckle/
Reni Irine
Yakin kalau dia bakalan lebih protek lagi sama Liona ini
Lolly Prameswari
Segitunya Lean ya/Cry//Cry/ aku terharu
Lolly Prameswari
Makanan skrg di kontrol lagi
Rihafa Syamil
Lio, suami kamu gak tidur semalaman karna gak kuat liat kamu sakit
Rihafa Syamil
Dia bukan hanya menjaga fisik, tapi juga hati dan pikiran Liona
Maita Loma
Kalau gue jdi lu sih malu ya
Maita Loma
Ni org gak tau aja kalau Leander marah gmna ya
Helga Lana
Kasian ya Liona, sulit pasti menghilangkan bayangan siksaan dlu
Helga Lana
Diare doang dia udah secemas ini
Humairah
Nurut aja biar dia seneng
Humairah
Kalau suami spek Lean begini, aku mah rela di posesif in tiap hari/Chuckle/
Tambuan
Pria penuh perhatian
Tambuan
Uuhh dia mulai emosi saking khawatirnya, apalagi sejak mengigau semalam
Siti Hanifa
Bosan hidup ya?
Siti Hanifa
Dia kasih perhatian tanpa menghilangkan sisi dominannya 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!