NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Selir Yang Tak Di Anggap

Transmigrasi Ke Tubuh Selir Yang Tak Di Anggap

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:105.5k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Sila, seorang gadis karier dari dunia modern yang tajam lidah tapi berhati lembut, terbangun suatu pagi bukan di apartemennya, melainkan di sebuah istana mewah penuh hiasan emas dan para pelayan bersujud di depannya—eh, bukan karena hormat, tapi karena mereka kira dia sudah gila!

Ternyata, Sila telah transmigrasi ke tubuh seorang selir rendahan bernama Mei Lian, yang posisinya di istana begitu... tak dianggap, sampai-sampai namanya pun tidak pernah disebut dalam daftar selir resmi. Parahnya lagi, istana tempat ia tinggal terletak di sudut belakang yang lebih mirip gudang istana daripada paviliun selir.

Namun, Sila bukan wanita yang mudah menyerah. Dengan modal logika zaman modern, kepintarannya, serta lidah tajamnya yang bisa menusuk tanpa harus bicara kasar, ia mulai menata ulang hidup Mei Lian dengan gaya “CEO ala selir buangan”.

Dari membuat masker lumpur untuk para selir berjerawat, membuka jasa konsultasi percintaan rahasia untuk para kasim.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Pagi itu, saat semua sibuk dengan persiapan, Mei Lin sedang berdiri di ruang Bersolek bersama para pelayan.

“Yang Mulia, ini hiasan selendang untuk Anda,” kata pelayan Qing’er sambil menyodorkan sehelai selendang putih berhias sulaman emas. Tapi Mei Lin menyipitkan mata.

“Hmm… siapa yang menyiapkan ini?” tanyanya pelan.

“Eh… ini dari gudang khusus hiasan upacara. Katanya sudah disiapkan sejak malam.”

Mei Lin tersenyum samar. Tapi dalam benaknya, lonceng peringatan sudah berdentang.

Dari gudang? Sejak malam? Tidak diperiksa? Ini jebakan kucing yang terlalu jelas.

Tanpa membuat siapa pun curiga, ia menyimpan selendang itu dan menggantinya dengan kain serbet dapur yang dilipat indah dan dibungkus ulang dalam kotak mewah.

"Serbet kerajaan lebih aman," gumamnya.

Minuman Beracun

Satu jam sebelum upacara, para pelayan istana datang membawa nampan berisi minuman penyambutan untuk para tamu penting.

“Ada sirup bunga osmanthus khusus untuk Kaisar dan Permaisuri,” lapor pelayan.

Mei Lin sempat mencium aroma minuman itu… dan tiba-tiba wajahnya berubah.

"Osmanthus, ya?" ujar Mei Lin

Ia mengambil cangkir itu dan tersenyum… lalu berpura-pura bersin.

"Ahh... CHII!! Wah, maaf! Aku batuk-batuk. Boleh ganti dengan minuman yang ada jahe?"

Pelayan bingung. “T-tentu, Yang Mulia…”

Tapi sebelum pelayan pergi, Mei Lin diam-diam menyelipkan cangkir berisi minuman itu ke dalam kantong bumbunya yang selalu ia bawa karena kebiasaan memasak.

Beberapa menit kemudian, ia memanggil sahabatnya, Pengawal Mo, dan berbisik,

“Tolong kirim cangkir ini ke ruang rahasia penyelidik. Suruh mereka uji cepat. Aku mencium sesuatu yang bukan osmanthus.”

Momen Penobatan dan Kejutan

Saat matahari mulai menanjak ke langit, upacara dimulai.

Mei Lin berjalan anggun dengan gaun phoenix hijau zamrud, diiringi para dayang. Musik kuno mengalun, dan Kaisar Liang Xu menanti di ujung altar dengan pakaian putih emasnya yang agung.

Namun saat akan naik ke panggung, selendang 'khusus' yang diganti oleh Mei Lin dibuka oleh pelayan kehormatan…

Dan semua orang menahan napas.

"...Itu... itu bukan selendang upacara!" bisik salah satu permaisuri tamu.

"Itu... serbet dapur dengan bordiran ayam?" gumam yang lain.

Mei Lin tersenyum tanpa dosa.

"Ups! Maaf. Mungkin perutku terlalu memikirkan makanan sampai benda ini tertukar."

Semua tertawa kecuali kepala istana yang nyaris pingsan.

Rencana Gagal Total

Sementara itu, hasil uji cepat dari minuman sudah sampai ke tangan Kaisar. Pengawal Mo menyerahkannya dengan ekspresi tegang.

“Benar, Yang Mulia. Ada jejak racun lemah. Cukup membuat pingsan selama satu jam cukup untuk menggagalkan penobatan atau menyusup.”

Liang Xu menatap Mei Lin yang sedang tertawa di panggung dengan serbet ayam di pundaknya.

Ia menggeleng pelan dan tersenyum.

“Dia memang selalu tak terduga…”

Pengawal Mo dan para pengawal segera menyisir dapur istana dan menangkap dua pelayan baru yang ternyata merupakan mata-mata Bai Tian. Mereka mengaku bahwa misi mereka adalah membuat Mei Lin pingsan agar bisa dituduh lemah, lalu digantikan pada menit terakhir oleh "wanita pilihan" dari utusan asing.

Tapi semua rencana itu hancur oleh dua hal:

Serbet ayam.

2. Hidung tajam pencium makanan milik Mei Lin.

Penobatan Tetap Berjalan

Dengan pengamanan diperketat, penobatan dilanjutkan.

Mahkota phoenix diletakkan di atas kepala Mei Lin. Di saat itu, langit yang semula mendung mendadak cerah. Burung-burung beterbangan di atas taman, dan Kaisar Liang Xu menggenggam tangan Mei Lin sambil berbisik,

“Kau bukan hanya penyelamat rakyat... tapi juga penyelamat hidupku. Sekarang dan selamanya.”

Dan dengan itu, Mei Lin resmi menjadi Permaisuri Kekaisaran Langit Timur, dengan reputasi sebagai wanita cerdas, lucu, tak mudah dijatuhkan—dan satu-satunya permaisuri dalam sejarah yang membawa serbet ayam ke atas panggung mahkota.

Penobatan telah usai. Istana kembali tenang... tapi tidak dalam hati para penguasa.

Rencana Bai Tian gagal total. Racun gagal, penyusupan gagal, bahkan reputasi mereka tercoreng karena dua mata-matanya ditangkap hidup-hidup. Dan yang lebih menyakitkan... Mei Lin tetap berdiri gagah sebagai Permaisuri Langit Timur.

Surat Balasan Sang Kaisar

Di ruang kerjanya, Kaisar Liang Xu menulis surat balasan untuk Bai Tian. Ia duduk tegap, pena bulu di tangan, wajahnya seperti ukiran batu giok yang dingin.

Isi suratnya pendek tapi menusuk:

“Permaisuri kami bukan alat aliansi. Ia tidak untuk dipinjamkan, tidak untuk diperdagangkan, dan terutama—tidak untuk diracun. Kami menghargai hubungan baik antar bangsa, tapi kami akan lebih menghargai kejujuran.”

Lalu ditutup dengan:

“Dengan segala hormat, kami mohon... jangan menguji kesabaran Langit Timur lagi.”

Setelah surat itu dikirim, suasana politik seketika berubah tegang.

Ruang Rahasia di Malam Hari

Sementara itu, di kamar permaisuri, Mei Lin sedang mengaduk mangkuk puding susu kedelainya. Ia duduk di lantai dengan kaki ditekuk, mengenakan jubah malam santai dan topi tidur berbentuk kelinci.

“Menurutmu,” katanya pelan pada Kaisar Liang Xu yang duduk tak jauh darinya, “kalau aku pergi ke Bai Tian diam-diam, menyamar jadi juru masak istana mereka, lalu membuat seluruh selir mereka keracunan kentut… apakah itu diplomatis?”

Liang Xu tertawa pelan. “Itu diplomatis... kalau kita berada di dunia kartun.”

Mei Lin mendesah, lalu menguap. “Yah… sayang juga, padahal aku sudah punya rencana nama 'Operasi Kentut Mahkota'."

Setelah beberapa hari dipenuhi urusan istana, akhirnya malam itu keduanya bisa bersantai. Kaisar Liang Xu mendekati ranjang, lalu duduk di sebelah Mei Lin, mengambil semangkuk kecil puding buatan Mei Lin.

“Aku kadang takut…” gumamnya tiba-tiba.

Mei Lin menoleh. “Takut apa? Takut aku menyusup ke Bai Tian?”

“Bukan,” jawabnya. “Takut kehilanganmu.”

Mei Lin terdiam.

“Aku bukan pria cengeng,” lanjut Kaisar. “Tapi setelah semua rencana jahat mereka, aku sadar... satu-satunya hal yang bisa benar-benar menjatuhkan Langit Timur bukan pemberontakan. Tapi jika kau tidak ada di sisiku.”

Mei Lin menunduk pelan. “Kau tahu... aku juga mulai takut. Tapi bukan takut padamu. Aku takut… kalau perasaanku mulai dalam.”

Liang Xu mengangkat dagu wanita itu, menatapnya dalam-dalam.

“Kalau begitu, jangan hanya takut. Izinkan aku jadi tempat paling aman untuk semua rasa takutmu.”

Suara Kembang Api

Di luar kamar mereka, suara kembang api kecil meletup di halaman.

Ternyata rakyat ibu kota mengadakan perayaan kecil-kecilan untuk menghormati Permaisuri baru mereka. Anak-anak berlarian sambil membawa lentera. Para pedagang menjual makanan khas Mei Lin yang kini populer seperti tahu melonjak, mi bahagia, dan puding cinta tiga lapis.

Seorang anak kecil berteriak, “Hidup Permaisuri kocak! Hidup makanan lucu!”

Mei Lin dan Kaisar menengok ke jendela. Malam itu, istana terlihat bersinar seperti dunia dongeng.

Dan untuk pertama kalinya, Mei Lin memeluk Kaisar Liang Xu dengan hati yang tak ragu.

Tapi... dari balik bayang-bayang perbatasan, Kaisar Bai Tian belum menyerah. Ia memandangi surat balasan Liang Xu sambil berkata pelan,

“Kalau perang tidak bisa dilakukan di medan pertempuran… maka kita lakukan di ranjang istana. Aku akan datang sendiri ke perayaan berikutnya.”

Bersambung

1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒅 𝒑𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒊𝒓 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒉 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓 𝒅𝒓 𝒊𝒔𝒕𝒂𝒏𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒅 𝒔𝒆𝒍𝒊𝒓 𝒈𝒖𝒏𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒑𝒂 😦
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝑿 𝒕𝒖𝒓𝒖𝒏𝒂𝒏 𝑴𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒏𝒈
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒎𝒑𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒉 𝑴𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒏 🤣
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔 𝒚𝒂 😄😄
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒅𝒆𝒃𝒂𝒚 𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒌𝒊𝒏 𝒉𝒆𝒃𝒐𝒉 𝒏𝒊𝒉 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒏𝒈𝒊𝒅𝒂𝒎𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒇𝒓𝒖𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒚𝒈 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒊 𝒊𝒔𝒕𝒂𝒏𝒂 𝒂𝒏𝒕𝒊𝒎𝒂𝒊𝒏𝒔𝒕𝒓𝒆𝒂𝒎 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 🤣🤣🤣
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒑𝒆𝒍𝒂𝒚𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂 𝑴𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒌𝒐𝒌 𝒈𝒂𝒌 𝒅𝒊 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒊𝒏 𝒍𝒈 𝒔𝒊𝒉 🤔🤔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏 𝑴𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒏 👍👍👍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒎𝒆𝒉𝒌𝒂𝒏 𝑴𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒏 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑴𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒏 𝒅𝒊 𝒍𝒂𝒘𝒂𝒏 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑩𝒂𝒊 𝑻𝒊𝒂𝒏 𝒈𝒂𝒌 𝒕𝒉 𝒎𝒂𝒍𝒖 😨😰😔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑴𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒏 𝒋𝒆𝒍𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒌𝒂 𝒌𝒍 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒈 𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒆𝒔 😊😊
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝑩𝒂𝒊 𝑻𝒊𝒂𝒏 𝒍𝒊𝒄𝒊𝒌 𝒚𝒂 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒅𝒓 𝒔𝒆𝒍𝒊𝒓 𝒋𝒅 𝒑𝒆𝒓𝒎𝒂𝒊𝒔𝒖𝒓𝒊 𝒏𝒊𝒉 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒅 𝒃𝒍𝒎 𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒎𝒂𝒊𝒔𝒖𝒓𝒊
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒚𝒐 𝒕𝒖𝒏𝒋𝒖𝒌𝒂𝒏 𝑴𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒏 💪💪
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒍𝒊𝒓 𝑴𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒏 𝒔𝒖𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒄𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒖𝒎𝒑𝒂𝒉 𝒏𝒈𝒂𝒌𝒂𝒌 𝒕𝒓𝒖𝒔 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒕 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕 🤣🤣
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒌𝒖𝒄𝒊𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒅 𝒆𝒙𝒑𝒆𝒓𝒊𝒎𝒆𝒏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!