NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Anna

Cinta Untuk Anna

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Shikacikiri

Anna bukan janda, aku tahu semuanya
tapi aku tak bisa mengatakan itu padanya
aku takut dia justru akan pergi dari ku setelah tahu semuanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Anna melangkah dengan riang saat berjalan menuju kantor.

Abel yang baru datang dengan mobilnya, melihat pemandangan itu.

"Seneng banget dia.. " ucap Abel.

"Hehe iya, kek gadis aja jingkrak jingkrak begitu" timpal Andri.

Abel menatap Andri, merasa tersinggung dengan ucapannya. Namun tak bisa protes, karena memang dia dan Anna sengaja melakukannya.

Mobil berhenti di depan pintu masuk, Abel keluar setelah Andri membukakan pintu.

"Sana antar ibuku ke toko baju nya, baru setelah itu kita makan siang di nasi padang biasa" ucap Abel.

Anna berhenti melangkah dan mulai berjalan elegan lagi seperti biasanya.

"Kenapa berhenti jingkrak jingkrak? " tanya Abel sambil mendelik.

"Hehe, Pak Abel harus senyum, hari ini orang yang gantikan saya sudah mulai masuk" ucap Anna berjalan menyusulnya.

"Untuk apa? " tanya Abel meras tak perlu.

"Supaya dia betah dan merasa bahwa bos nya adalah orang paling baik sedunia" Anna melebarkan tangannya di depan pintu lift yang langsung terbuka.

Abel memperhatikan tingkahnya. Anna mempersilahkan Abel masuk ke dalam lift bak raja.

"Silahkan tuan! " ucap Anna.

Abel acuh.

"Tidak usah berpura-pura baik, biar dia tahu kalau aku, galak, perfeksionis, egois, suka teriak dan tidak pernah mau menerima kesalahan" ucap Abel seraya mendekatkan dirinya ke wajah Anna.

Anna mundur, memasang wajah cemberut.

"Benar kan? " tanya Abel meminta validasinya.

"Hmmm, nggak juga Pak" jawab Anna sadar sedang di sindir olehnya.

Abel mundur saat lift berhenti mendadak. Anna menatap tombol dan pintu lift.

"Ada apa? " tanya Anna terkejut.

Abel menekan tombol darurat.

"Hallo! Hei.... periksa lift ini! " seru Abel bicara dan menatap ke arah cctv.

Anna mengambil ponselnya, menelpon bagian keamanan.

"Hallo Pak, baik Pak, maafmaaf atas ketidaknyamanannya" jawab mereka.

"Apa ini? mereka menjawab setelah kamu telpon" keluh Abel.

"Bagian keamanan kan tidak hanya memperhatikan satu layar, dalam satu layar ada banyak kamera yang harus diperhatikan, sedangkan di sana ada 5, lima layar besar" Anna menunjukkan telapak tangannya ke hadapan Abel.

Abel mendelik, mengabaikannya.

"Sesekali bapak harus jalan-jalan dan melihat departemen lain" ucap Anna.

Abel melirik, merasa ucapan Anna ada benarnya. Sudah lama dia tak keliling, hanya fokus dengan perusahaan barunya.

Cukup lama mereka terjebak di lift, Abel yang mulai gerah, melepas dasinya setengah. Anna yang tenang, santai saja.

Tak berapa lama, pintu lift terbuka oleh paksaan para petugas. Posisi mereka berada di tengah-tengah, namun terlalu sempit untuk naik ke atas.

"Kau turun duluan! " pinta Abel.

Tapi kemudian dia menatap orang yang akan menangkap Anna, dan berpikir pasti akan memeluk tubuhnya.

"Tidak... tidak... " Abel menghentikan Anna yang sudah berjongkok.

Anna menghela kemudian mundur.

"Aku dulu yang turun" ucap Abel menepuk dadanya.

"Ya Pak, silahkan! " Anna memberikan jalan.

Anna pikir Abel tak sabar karena kepanasan. Abel pun turun dengan melompat.

Anna mengira dia akan pergi dan dirinya akan diselamatkan para petugas gedung. Namun Abel berbalik dan membuka jas dan melemparnya ke dalam.

"Ikat ke pinggang mu" seru Abel.

Mata Anna membulat, dia baru sadar karena memang memakai rok. Anna menurut dan mengikat jas Abel di pinggangnya.

Abel mengulurkan kedua tangannya, menyambut lengan Anna yang maju perlahan memeluknya. Ya, Anna memeluk Abel, Anna juga sadar dengan hal itu.

Semua orang menatap mereka.

Abel terengah, kemudian membuka ikatan jas di pinggang Anna yang hanya diam tersipu.

"Ini terlalu lama, jika yang terjebak adalah orang yang punya asma, dia pasti kolaps" keluh Abel.

"Maaf Pak, kami benar-benar minta maaf, ada mall fungsi di bagian mesin" ucap petugas.

"Segera perbaiki! " seru Abel kemudian menggenggam tangan Anna.

"Kamu ngga apa-apa kan? " tanya Abel pada Anna.

Anna menggelengkan kepalanya, dengan mata membulat, bulu mata yang lentik, kesukaan Abel.

Abel tersenyum kemudian membelai rambutnya dengan lembut.

"Syukurlah! "

Dia menarik tangan Anna, berjalan pelan menuju ruangannya.

***

"Hmmm, kau ingat kejadian beberapa bulan lalu? " ucap salah satu pegawai yang sejak tadi menggosip tentang kejadian lift tadi.

"Kejadian yang mana? " timpal temannya.

"Ahhh, kejadian di studio 10, saat Anna melerai Reza dan Brian! " timpal lainnya.

"Ahh, yang Pak Abel datang dan langsung meninju mereka karena tak sengaja memukul Anna? " ucap lainnya menguatkan ingatan mereka.

"Ya, dari sana saja sudah terlihay bahwa Pak Abel menaruh perasaan berbeda pada Anna. Aku lihat bagaimana dia membelai sudut bibir Anna yang berdarah dan mengobatinya di pantry" ucapnya seraya menggambarkan betapa moment itu sangat romantis baginya.

"Wahhh, Anna beruntung" ucap yang lainnya.

"Ya, beruntung, untuk ukuran janda anak dua, dia sangat beruntung bisa menggaet presdir Abel" ucap lainnya.

"Tidak, Pak Abel juga beruntung, dia bisa mendapatkan wanita yang cantik berbakat dan setia, padanya saja yang suka marah-marah dia setia apalagi pada pria yang akan menjamin kebahagiaan nya" ucap si karyawan yang melankolis.

Tiba-tiba Viona lewat di belakang mereka.

"Berhenti bergosip, kalian mau aku laporkan ke HRD karena sering berkumpul dan membuanh waktu seperti ini? " seru Viona.

Mereka kembali ke meja masing-masing. Viona lewat di dekat meja Anna dan melihatnya sedang mengerjakan sesuatu.

"Sthhh... " panggil Viona seperti biasanya.

"Mana sekretaris baru itu? " tanya Viona.

"Di dalam! " tunjuk Anna.

"Kamu ga masuk? " tanya Viona.

"Ga boleh katanya, dia bilang aku harus istirahat" jawab Anna polos.

Dahi Viona berkerut.

"Hmmm, mungkin karena kejadian lift tadi! " ucap Viona.

Anna mengingatnya, namun yang dia ingat adalah leher Abel yang tadi sangat dekat dengan wajahnya.

"Hei...! " Viona menjentikkan jarinya.

"Hmmm? " Anna menatapnya.

"Malam ini kita makan? " tanya Viona karena memang beberapa hari ini Anna sangat sulit diajak makan bersama.

"Tidak bisa" jawab Anna menghela kemudian menatap ponselnya.

"Kenapa? " Viona ikut menatap ponselnya.

"Dokter Stevan bilang ada yang perlu dibicarakan, sepertinya gue harus ketemu ma dia deh" Anna menghela seolah sangat malas menghadapinya.

Viona terdiam, kemudian mengangguk kecil.

"Ok, ya sudah, lain kali saja. Gue balik ke meja gue ya? " Viona pergi.

Anna hanya menghela.

Viona duduk di kursinya, menatap laptop di mejanya. Kemudian suara para pegawai wanita yang bergosip terngiang di telinganya.

"Tidak, Pak Abel juga beruntung, dia bisa mendapatkan wanita yang cantik berbakat dan setia, padanya saja yang suka marah-marah dia setia apalagi pada pria yang akan menjamin kebahagiaan nya"

'hmmm, bahkan Dokter Stevan berebut waktu dengan Pak Abel untuk sekedar makan malam dengannya' ucap hati Viona.

Kemudian dia menatap dirinya di jendela ruangan Zidan yang memantulkan bayangannya.

"Bagaimana bisa seorang janda anak dua mengalahkan aku yang lulusan S2 administrasi bisnis" gumamnya.

Tak sadar, Viona sudah cemburu dengan Anna, sahabatnya sendiri.

\=\=\=\=\=\=\=\=>>>

1
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
q ksih bunga lagi pokok cpet update
kalea rizuky
iri ya lu bio aneh
kalea rizuky
q ksih bunga deh
kalea rizuky
flashback nya mana thor
ANGELBRODROIX
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
Shikacikiri: lanjut donk!
😉
Shikacikiri: lanjut donk!
😉
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!