NovelToon NovelToon
LIKU-LIKU SANG MANTAN

LIKU-LIKU SANG MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Setelah kekasihnya Reino memilih menikahi wanita lain, Niara mencoba keluar dari patah hatinya dengan segenggam harapan cinta yang di berikan Ridwan seorang duda dua anak.
Setelah Niara mulai terbiasa mencintai Ridwan, Reino datang dan mengaku melakukan nikah paksa karena sebuah perjanjian yang dilakukannya dengan ibunya. Dengan harapan, setelah satu tahun menikah, dia akan bercerai lalu bisa kembali kepada Niara. Sayangnya, Niara sudah mengubur rasa cinta itu. Dia memulai menata hati dan kehidupan barunya dengan pernikahan yang akan dilaksanakan sebentar lagi.
Di hari pernikahannya dengan Ridwan, Reino datang dengan membawa tragedi berdarah yang tidak pernah di bayangkan oleh Niara. Salah seorang anak tirinya dibunuh oleh Reino tepat di depan matanya. Tak sampai disitu, untuk bisa kembali dengan Niara, Reino selalu menerornya dan menculik Niara. Rasa cinta Reino yang berlebihan, menyiksa hari-hari Niara.

Yuk, ikuti kelanjutannya!
like, coment, subscribe ❤️

🍁stay tuned

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Menolak seperti nya sudah tak bisa. Aku sudah disudutkan dengan berbagai hal. Reino yang terusan menerorku, Pak Ridwan yang sudah blak-blakan mengatakan jika aku calon istrinya, Ibu dan Ayahku yang sangat antusias menyusun acara pernikahan. Lagipula, setelah aku jujur dengan Pak Ridwan tentang kekuranganku, dia bahkan tak mundur sejengkal pun. Dia masih ingin menikah denganku. Aku hanya perlu meluluhkan hati anak sulungnya, yang mungkin bila nantinya sudah terbiasa bersama, perlahan bisa menyayangiku.

BAB 22 ( Calon Anak Tiri )

Pernikahan tinggal menghitung hari. Semua surat untuk pengajuan pernikahan sudah disiapkan. Ibuku yang mengurusnya semua. Karena Pak Ridwan dan aku sibuk dengan pekerjaan di Pabrik mengejar deadline pengiriman barang.

Siang ini, Pak Ridwan memintaku untuk segera membuat surat resign. Namun, setelah aku ajukan, seperti biasa Pak Septo menolaknya. Dengan alasan sampai kelar pengurusan barang hingga akhir tahun. Pak Ridwan pun tidak bisa membantah. Meskipun keduanya memiliki jabatan yang sama. Pak Ridwan, tetaplah junior Pak Septo.

Undangan mulai disebar, semua karyawan di Pabrik mendapatkannya. Aku dan Pak Ridwan jadi perbincangan hangat setiap hari di Pabrik. Hingga aku tidak berani makan di kantin, dan membawa bekal dari rumah.

Aku tidak pernah melihat kedatangan Reino lagi di Pabrik. Yang aku dengar dari salah satu temannya, Reino sudah pindah kerja. Aku sedikit lega. Meskipun, setiap hari masih menerorku dengan kisah lama. Tetapi, dengan tidak ada dia di Pabrik, setidaknya aku masih bisa mengabaikannya.

Setelah pulang kerja, rutinitas ku bukan kembali ke rumah sekarang. Pak Ridwan membawaku ke rumahnya, dan menyuruhku untuk dekat dengan calon kedua anak tiriku. Membantu Chika belajar, meskipun anak sulungnya tidak pernah menganggapku ada. Setiap ada kesulitan PR dan dia menanyakan pada Papanya, aku di minta untuk menjawabnya. Chika tetap menulis, jawaban yang aku dikte. Tapi dengan wajah jutek dan masam. Mungkin jika tidak ada Nael, anak keduanya. Aku sudah kabur setiap diminta kerumah ini. Nael menjadi semangatku menjadi Ibu pengganti untuknya. Nael sangat dekat denganku, dan juga tidak rewel.

“Chika, minta tolong ambilin ponsel mama Niara di meja!” ucap Pak Ridwan, memerintah anak sulungnya.

“Dia bukan mamaku,” sahut Chika dengan ketus. Namun, dia tetap melakukan perintah Papanya.

“Kan sebentar lagi akan jadi mamamu, kamu harus terbiasa.” ujar Pak Ridwan. Chika mengernyit, dan menaruh ponselku di pangkuanku. Terkadang gemas juga dengan tingkahnya, dia tidak pernah membangkang. Tetapi, hanya selalu jutek padaku.

Aku menarik tangan Chika hingga jatuh di pangkuanku. Kemudian aku peluk erat. Pak Ridwan tertawa melihat tingkahku. Sedang, Chika memukul tanganku terus menerus. Merengek, memintaku untuk melepaskannya. Aku semakin memeluknya erat. Mencium kedua pipinya.

“Ih, bekas lipstik. Aku nggak suka! Papa!” teriaknya. Pak Ridwan masih terus tertawa, melihat anaknya ditahan olehku.

“Tante sayang Chika,” ucapku. Chika masih mencoba melepaskan diri dari pelukanku. Aku pun akhirnya melepaskannya. Setelah itu, Chika berlari ke arah Papanya. Memukul Papanya berulang kali karena tidak membelanya. Giliran aku yang tertawa melihat Pak Ridwan kelabakan menangkis pukulan dari anak sulungnya.

Ponselku berdering, aku melihat nomor tanpa nama di layar. Aku mendengus kesal. Teror Reino merusak tawaku. Semuanya menjadi hening.

“Siapa?” tanya Pak Ridwan mendekat . Dia mengambil ponselku dan mengangkat telepon itu.

“Hallo!” Pak Ridwan menyahuti dengan lantang. Namun, tidak ada jawaban disana. Aku langsung merebutnya dan mematikan telepon.

“Sudah matikan saja, dia memang selalu menerorku,” ucapku.

“Reino?” tanya Pak Ridwan, aku mengangguk.

“Besok ganti nomor telepon saja!” usul Pak Ridwan. Memberikan ponsel di sakunya. “pake hp yang ini, yang lama biar aku urus!” imbuh Pak Ridwan. Akupun menurutinya.

Pukul 10 malam, Pak Ridwan mengantarku pulang. Tulang-tulang di pinggang rasanya mau patah. Terbiasa, pulang kerja langsung rebahan. Sekarang, bolak-balik ke rumah Pak Ridwan.

“Besok kita datangi rumahnya,” ucap Pak Ridwan yang tiba-tiba.

“Rumah siapa?”

“Rumah Reino, katakan pada istrinya jika suaminya mengganggu,” Pak Ridwan terlihat masih kesal. Aku hanya mengangguk, tak bisa berkata-kata.

Setelah sampai di depan pintu pagar rumahku, Pak Ridwan melarangku untuk keluar dari mobil. Menahanku dengan memelukku erat.

“Aku capek, belum juga mandi.” keluhku, mendorong dadanya. Pak Ridwan semakin memelukku erat.

“Aku ingin seperti ini sebentar lagi,” ucapnya.

“Sebentar lagi juga menikah, kamu nantinya juga akan bosan melihatku setiap hari,” ujarku.

“Nggak juga, aku bukan tipikal yang mudah bosan,” sanggahnya.

“Besok juga ketemu lagi, kamu nggak capek seharian kerja. Antar jemput aku, belum ngurusin anak-anak. Lebih baik kamu segera pulang dan istirahat,” ucapku.

“Kalau sampai dirumah, aku merasa kesepian.” Pak Ridwan, mencium kedua pipiku. Aku mencoba mengelak. Namun, tangannya terlalu kuat untuk menahanku.

Pada akhirnya, dia tetap mencapai tujuannya. Tidak melepaskan bibirku. Aku jadi terbawa suasana dan tidak bisa mengelak lagi.

PYAARRRR

Suara pecahan di kaca jendela mobil kursi belakang mengagetkan kami. Sontak Pak Ridwan langsung melepaskan tanganku. Terlihat seorang Pria dengan motor hitam, berjaket hitam dan berhelm gelap baru saja melempar sesuatu ke kaca mobil Pak Ridwan. Aku sampai ketakutan, dan segera keluar dari mobil. Begitupun, Pak Ridwan.

Aku langsung masuk kedalam rumah, memanggil Ayahku meminta bantuan. Ayahku berlari segera melihat apa yang terjadi. Pak Ridwan membuka pintu belakang, dan melihat sebuah batu besar yang terbungkus koran. Pak Ridwan langsung membuangnya. Rasa khawatir kami sedikit hilang. Takut jika itu b*m.

“Siapa yang melakukannya?” tanya Ayahku. Aku menggeleng karena tidak tahu. Sedang Pak Ridwan sibuk menelpon seseorang.

Beberapa saat kemudian mobil hitam datang. Dua orang teman Pak Ridwan mendekat. Pak Ridwan menunjukkan kondisi mobilnya. Setelah itu, mobil derek datang membawa mobil Pak Ridwan ke bengkel.

“Aku pulang dulu,” pamit Pak Ridwan. Dia bersalaman dengan Ayahku, lalu masuk kedalam mobil temannya.

Jantungku masih berdebar. Aku sangat shock dengan kejadian tadi. Aku lekas masuk kedalam, dan mengunci pagar.

“Apa mungkin Reino yang melakukannya?” aku menggumam. Pikiranku tak tenang saat ini. Mungkin karena Reino tahu, ponselku tidak ada di tanganku. Jadi dia mencari cara lain untuk menerorku. Aku takut jika Reino semakin menggila dan akan melakukan hal lebih dari ini.

Belum 10 menit Pak Ridwan pergi. Aku sudah menelponnya berulang kali. Cemas dengan keselamatannya. Namun, tidak ada jawaban.

1
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
gantung ih!!!
Drezzlle: kwkwkwk biar seru /Chuckle/
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
jadi kayak film barat yang MC nya memilih menyerahkan diri daripada mati bareng musuh.
Drezzlle: 🙃🙃 biar nggak monoton
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
aku baca doa dulu ah sebelum baca
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️: iya...nanti aku mau niara kalau sampai dia ikut bunuh diri:)
Drezzlle: doa mau makan /Facepalm/
total 2 replies
Abu Yub
mampir thor.
Sop cakar Ayam.
Sop Ayam daging
Drezzlle: oke nanti ya
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
aku tahu Reino itu obses banget, toxic banget. tapi jujur aja, aku nangis.

gak bisa, hati kecilku terluka. selamat Thor, 5 bunga untuk mu:)

hiks hiks hiks T_T
iqbal nasution
make it happen
Drezzlle: makasih kak udah mampir
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
jangan......
Drezzlle: mati aja biar end cepet /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Drezzlle: mati aja biar end cepet /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
wehhh sadar Naira. makin ancur dong, syang!!!

aku perlu gerbang dimensi!
🌞Oma Yeni💝💞
🌹🌹🌹obat galau /Shame/
Drezzlle: pelukan adalah obat galau
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
resiko kesalahan masa lalu /Sleep/
Drezzlle: namanya juga dulu belum bisa bedain antara bego dan cinta oma
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
si pelaku masih belum diketahui
🌞Oma Yeni💝💞
ihhh,, si reino gak sehat juga rupanya
Drezzlle: /Smile/ makasih sudah mampir
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
nambah lagi capeknya nih
Drezzlle: namanya juga nikah sama duda oma
total 1 replies
🌞Oma Yeni💝💞
reino juga ngapain nyari terus sih
🌞Oma Yeni💝💞
ketahuan deh
iqiww
jangan lupa mampir kak
iqiww
mantap kak
iqiww
baru baca 1 bab dlu kak hehe
Drezzlle: makasih ya, nanti kesana agak siang
total 1 replies
iqbal nasution
puebi bagus ya kak...
iqbal nasution
kalo autornya cewek, selera duda seperti pak ridwan
🌞Oma Yeni💝💞: trus klu cwok sukanya janda /Facepalm//Shame/
Drezzlle: kok tahu tempe? /Shy/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!