Hanya berjarak lima langkah dari rumah, Satya dan Sekar lebih sering jadi musuh bebuyutan daripada tetangga.
Satya—pemilik toko donat yang lebih akrab dipanggil Bang... Sat.
Dan Sekar—siswi SMA pecinta donat strawberry buatan Satya yang selalu berhasil merepotkan Satya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfaira_13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Antar Pesanan
"Sekar!" panggil Satya dari atas motornya, melambai-lambaikan tangan.
Sekar yang baru saja keluar dari gerbang sekolah langsung menoleh cepat. Begitu melihat Satya, ia berlari kecil menghampirinya. Rambutnya yang hanya dikuncir satu mulai kusut setelah seharian beraktivitas di sekolah, dan seragamnya sedikit lecek.
"Tumben banget gak telat lagi," sindir Sekar dengan wajah mengejek, satu alisnya terangkat.
Satya memberikan satu helmnya kepada Sekar, lalu membalas. "Gua gak mau lo ngambek lagi. Repot bujuknya."
Sekar menyambar helm itu sambil mendengus. "Ya makanya jangan ngajak ribut duluan!"
Satya tertawa, menyisir rambutnya ke belakang dengan jemarinya—lalu memasang helmnya sendiri. "Iya-iya, gak usah marah lagi dong."
"Langsung ke toko ya, temenin gua."
Sekar mengangkat satu alisnya. "Temenin?"
"Nganter pesenan," kata Satya menjelaskan dengan wajah datar.
Sekar menghentakkan satu kakinya dengan kesal. "Ya kan gua masih pake baju sekolah, Bang!"
"Masih keliatan cantik ko," kata Satya, mulai menyalakan mesin motor.
Dentuman keras dari pintu mobil yang ditutup membuat Sekar menoleh cepat. Satya baru saja selesai mengantarkan pesanan.
Sekar menegakkan posisi duduknya. "Bang, masih berapa tempat lagi?" suaranya terdengar lebih pelan dari biasanya.
Satya memakai sabuk pengaman, senyum tipis muncul di bibirnya saat melirik kotak donat di jok belakang—masih tersisa tiga. "Dua tempat lagi. Habis itu kita balik."
Sekar mendesah berat, membanting tubuhnya pada sandaran jok. "Ck, gua laper."
Satya mengusap puncak kepala Sekar dengan gemas, jarinya terhenti diantara helaian rambut Sekar. "Tunggu selesai dulu ya? Tanggung banget loh ini."
"Iya, makanya ayok cepetan bawa mobilnya!" katanya merengek.
Satya mulai menyalakan mesin mobilnya, menggeleng pelan. "Hehhh, lo mau kita membahayakan pengendara lain?"
Satya tak habis pikir dengan Sekar. Padahal sejak tadi ia hanya duduk manis di dalam mobil. Seharusnya Satya yang mengeluh saat ini karena terlalu sibuk di toko.
"Ya terus, lo mau gua mati kelaparan!?" balas Sekar tajam.
"Astaga Sekar, lo gak bakal mati kalo cuma nahan laper satu jam!"
Sekar mencondongkan tubuhnya ke arah Satya, mengguncang lengan Satya pelan. Kedua matanya menatap dengan penuh harap. "Tapi mau makan sushi ya?"
"Gak ada, kita makan naspad aja biar kenyang."
Sekar memasang wajah memelas, menyatukan kedua telapak tangannya. "Ayoklah, lo tega sama gua?"
Satya memasang wajah datar, menatap jalan raya di depannya ambil mengemudikan mobilnya pelan. "Iya. Gua pengen lo menderita soalnya."
"Bang Satya..." rengek Sekar. Suaranya semakin tinggi.
Satya hanya membalas singkat, sengaja menggoda Sekar. "Hm."
"Sushi ya? Plis? Gua lagi pengen banget makan sushi."
Satya tersenyum, sesekali melirik Sekar yang sedang memasang wajah cemberut. "Kan tadi lo bilang laper. Kalo makan sushi gak kenyang."
Sekar menyilangkan kedua lengannya di depan dada, membuang pandangannya ke arah jendela samping. "Tau ah, males gua."
"Pantesan aja gak ada yang mau sama lo," kata Satya mengejek "ngambekan."
Sekar tak membalas, memilih untuk bermain ponsel dan membalas obrolan dengan teman-temannya. Tapi kemudian, Satya mengambilnya dengan satu tangan. Menjauhkan-nya dari jangkauan Sekar.
Sekar melebarkan kedua matanya. Kedua tangannya menggantung di udara. "Ihhhh, apa-apaan sih lo!"
"Iseng aja," balas Satya tanpa rasa bersalah.
"Ihhh, lo tuh ya-" Sekar tak jadi melanjutkan ucapannya, menyandarkan tubuhnya pada sandaran jok dan memilih untuk memejamkan kedua matanya. Lelah harus berhadapan dengan Satya setiap harinya.
Satya tertawa lepas, mengusap rambut Sekar gemas. "Habis ini kita makan naspad dulu ya, nanti malem baru kita pergi buat makan sushi."
Sekar menegakkan tubuhnya, memprotes keputusan Satya. "Kan gua maunya sekarang!"
"Gua punya kejutan buat lo," kata Satya membuat Sekar tertarik.
Sekar mengernyitkan dahinya. "Hah? Gua gak lagi ulang tahun."
"Emangnya sejak kapan kejutan cuma ada di hari ulang tahun?" tanya Satya.
"Ya aneh aja. Masa tiba-tiba lo mau kasih gua kejutan."
Satya mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum kecil, kembali fokus dengan jalan yang dilaluinya. Sedangkan Sekar, duduk dengan tenang sambil menahan senyumnya.
ditunggu next chapter ya kak😁
jangan lupa mampir dan ninggalin like dan komen sesuai apa yang di kasih ya biar kita sama-sama support✨🥺🙏
sekalian mampir juga.../Coffee//Coffee//Coffee/
Dikasih koma ya, Kak. Biar lebih enak bacanya. Semangat terus nulisnya!😉