NovelToon NovelToon
Sillent Treatment Suamiku

Sillent Treatment Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cinta Terlarang / Beda Usia
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fay :)

Sinopsis



Ini berawal dari Nara yang dijodohkan oleh Ayahnya dengan laki-laki dewasa, umur mereka terpaut selisih 15 tahun. Dimana saat itu Nara belum siap dari fisik dan batinnya.


Perbedaan pendapat banyak terjadi didalamnya, hanya saja Rama selalu memperlakukan Nara dengan diam (sillent treatment) orang biasa menyebutnya begitu.


Semua permasalahan seperti tak memiliki penyelesaian, finalnya hilang dan seperti tak terjadi apa-apa.


Puncaknya saat Nara kembali bertemu dengan cinta pertamanya, rasanya mulai goyah. Perbandingan antara diamnya Rama dan pedulinya Mahesa sangat kentara jauh.


Rama laki-laki dewasa, hatinya baik, tidak gila perempuan dan selalu memberikan semua keinginan Nara. Tapi hanya satu, Rama tak bisa menjadi suami yang tegas dan tempat yang nyaman untuk berkeluh kesah bagi Nara.


Pertemuan dan waktu mulai mempermainkan hati Nara, akankan takdir berpihak dengan cinta Rama atau mulai terkikis karna masa lalu Nara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fay :), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. penjelasan

Denting waktu terus berputar, jarum jam sudah melewati puncak pertengahan malam. Gelisah menyerang naluri Nara, entah kapan matanya akan bisa terpejam, pikirnya masih berputar-putar dipenuhi tanda tanya.

Tubuhnya hanya terbaring hadap sana, hadap sini mencari kenyamanan.

‘menurut cerita Mas Rama selama itu dia bekerja, baru kali ini menghadapi masalah dan harus pergi mengurus proyek yang cukup jauh. Apa …’

*

*

*

Nara kembali dengan aktivitasnya, mengisi hari agar tak monoton. Meski sekarang sudah ada yang membantu Nara dirumah, tetap banyak pekerjaan yang ia lakukan sendiri.

Nara sangat suka berlama-lama merawat bunga yang ia tanam, menyiram, memotong rumput yang mulai sedikit meninggi dan menghirup aroma yang menguar dari bunga yang mekar.

Mahesa yang juga duduk didepan teras tengah menikmati secangkir kopi, jemarinya menari-nari diatas papan keyboard laptop yang ia pandangi dengan fokus.

Pandangannya beralih pada wanita yang selalu sukses menghantui dirinya, ia mengambil ponsel yang tersimpan disamping laptopnya, mengetik sesuatu dan, “apa Sa?” Ucapnya seorang dari sebrang telepon yang Mahesa lakukan.

Bibirnya tersungging mengeluarkan senyum, “cantik sekali …” wajahnya yang selalu membawa hangatnya cinta.

Nara yang juga tengah memegang ponsel disebelah telinganya mengedarkan pandangan dan jatuh pada seseorang yang mengerlingkan satu matanya ke arah Nara.

“Kamu masih hutang penjelasan Esa, aku menunggu pesan dari mu dan sekarang akan aku tagih.” Ucap Nara tegas.

Mahesa kembali mengulang adegan kemarin yang sempat terjeda, emosinya yang meluap hingga sulit menahan diri, bahkan Nara menghindar mungkin juga kaget karna sikap yang tak pernah Mahesa tunjukkan selama ini.

Senyumnya semakin lebar, “sabar Sayang, tunggu Gea pergi dulu, biar waktu kita lebih banyak bersama.”

Nara menyulutkan wajahnya kesal, “aku dah nggak sabar Sa pengen tau.”

Pandangan mereka sama-sama bertemu, “Jangan marah, nanti aku makin cinta.” Ungkap Mahesa dengan nada menggoda.

“Mas aku sudah siap.” Terdengar suara perempuan didalam panggilan tersebut.

Rupanya Gea, wanita itu tengah bersiap untuk pergi, terlihat dari setelan bajunya yang begitu rapi, tas yang ia jinjing dan koper kecil disamping tubuhnya.

“Siapa yang telfon Mas?” tanyanya Gea penasaran.

Nara tetap tak bersuara, tapi telinganya berusaha mendengar percakapan mereka.

Tangannya menutup laptop yang menayangkan beberapa tabel dan angka dilayarnya, “Ini dari kantor, lagi nanya program. Kamu mau jalan sekarang?” tubuhnya bangun berdiri didepan Gea.

“Sudah dulu ya pak, nanti saya hubungi lagi setelah pulang kerumah.” kembali Mahesa bersuara dengan telepon yang masih terhubung.

Nara diam, menurunkan ponsel dari telinganya begitu sambungan diputus dari sana.

Awalnya rasa cemburu begitu mendominasi melihat Mahesa bersama istrinya, tapi makin kesini rasa bersalah dan penyesalan banyak Nara rasakan. Akankah langkah yang ia ambil ini memang salah besar.

Nara tetap melihat kearah mereka yang tengah berbicang, entah apa yang mereka bicarakan.

Gea berdiri di halaman rumahnya, matanya tertuju pada tetangga yang terlihat tengah memandang kearahnya, “Mbak Nara aku mau pergi dulu sebentar. Nanti aku bawakan oleh-oleh ya.” ucapnya sedikit lantang agar terdengar.

Nara tersenyum, melihat antusias dari wanita yang menurutnya sangat sempurna, “Iya Mbak Gea, hati-hati dijalan.” Balasnya sambil melambaikan tangan.

Gea membalas lambaian tangan Nara, sebelum akhirnya masuk kedalam mobil yang disupiri oleh Mahesa.

‘apa yang akan Gea lakukan ketika tau hubungan ku dengan suaminya, yang bahkan terlalu berlebihan.’ Nara menarik nafasnya panjang, pikirannya akhir-akhir ini tidak menemukan kata damai.

*

*

*

Sorot matanya teduh, melihat anak yang ia lahirkan dari rahimnya sendiri.

Kepalanya menunduk pada mainan blok warna warni di hadapannya. Aiden jarang sekali rewel, bahkan menangis bisa terhitung dalam seminggu, Nara melihatnya penuh haru, banyak rintangan dan ujian yang ia terima sambil membesarkan anaknya.

“Haii tampan, lagi main apa nih …” begitu Mahesa muncul dari arah depan.

Ditangannya ada beberapa paperbag yang ia tenteng, duduk langsung disamping Aiden yang tengah bermain.

Aiden memegang satu blok berwana merah dan menyodorkannya kearah Mahesa, “ni …” ucapnya belum sempurna.

Mahesa dengan wajah sumringahnya menanggapi apa yang Aiden ucapkan meski tak sepenuhnya ia mengerti.

“Om bawa banyak mainan dan makanan loh, Iden mau?” Ucap Mahesa girang, sambil mengeluarkan mainan dari dalam paperbag.

Aiden yang melihat mainan baru, tawanya langsung tersembur, matanya berbinar, “yee …” tangannya mengangkat mainan itu keatas, bahagia sekali.

Nara yang melihat pemandangan itu ada rasa sedikit ketenangan, Mahesa juga begitu tulus menyayangi anaknya.

“Mama ini kuenya dituang ke piring, biar Aiden enak makannya.” Ucap Mahesa menyerahkan paperbag satu lagi yang berisi makanan kearah Nara.

“Mama .. Mama apa?” Ada yang menggelitik hati Nara begitu mendengar pengucapan Mahesa. Rasa marah yang kemarin seakan hilang, bukan karna bujuk tapi karna sikap yang menarik perhatian Nara lagi.

“Loh kan bener Mama Aiden.” jelasnya membela diri.

Nara langsung beralih kebelakang menyiapkan kue yang Mahesa bawa.

“Mirna jaga Aiden, aku ada perlu bersama Nara.” Perintah Mahesa pada pengasuh yang ia pekerjakan. Tak ada sorot ramah, wajahnya datar dan penuh segan.

Mirna hanya menunduk, tak berani melawan retina yang tengah melihat kearahnya, “siap Tuan.”

Mahesa langsung berlalu kebelakang menyusul Nara. Mirna yang belum terbiasa berkomunikasi dengan Mahesa, jantungnya menyepat, reflek memegang dadanya dan melihat kemana perginya orang yang menggajinya itu.

Mahesa menghampir Nara yang tengah menata kue keatas piring, “sini Sayang, biar aku bawa kedepan. Kamu ke kamar ya, nanti aku susul.” Suaranya lembut, meluluhkan hati Nara.

Bak sepatuh itu, Nara menyerahkan piring dan tersenyum, “iya ..” ucapnya, langsung meninggalkan dapur.

*

*

*

“Sa, aku mau pokoknya kamu cerita dulu.” Rentet Nara begitu Mahesa masuk kedalam kamarnya.

Mahesa menghampiri Nara yang duduk di pinggir ranjang, “Iya Sayang. Tapi janji, berikan aku kenikmatan.” Tangannya membelai pelan wajah Nara.

Nara merengutkan wajahnya heran, “emang kamu nggak bosen?” Tanyanya.

Mahesa langsung fokus melihat kearah bola mata Nara, “nggak akan pernah, setiap hari juga pengen.” Balasnya sangat yakin.

Nara langsung menyerongkan tubuhnya menghadap Mahesa, “sekarang cerita dulu.” Suruhnya.

Mahesa langsung mengecup sebentar bibir Nara, “nggak sabar banget.”

Nara melengos, “nanti dulu ciumnya.” Tangannya bersidekap dada, berlagak marah.

“Oke .. oke,” Mahesa mengeluarkan ponsel dari sakunya, menggulir layar dan menunjukkan foto di galerinya. “Ini foto perempuan yang tengah menikmati belaian dari suami mu Nara, dia bisa terbilang atasan dari suami mu. Kejadian itu terjadi setelah makan malam bersama semua pengurus perusahaan, suami mu dan semua rekannya menghabiskan malam di club di daerah sana, termasuk perempuan itu.”

Mahesa menjeda penjelasannya, ingin melihat reaksi dari Nara. Dan benar saja, air mata sudah menumpuk diujung matanya siap jatuh. Mahesa langsung merangkul pundak Nara.

“Terus?” Tanya Nara mengalihkan pandangannya kearah Mahesa yang berhenti bicara.

“Ya mungkin suami mu tidak tahan, sedang istrinya dirumah. Wanita cantik itu memang sangat menggiurkan, bukan karna materi, tapi mungkin mereka sama-sama mau.” Lanjut Mahesa memanasi Nara dengan kata-katanya yang nyelekit.

“Akhir-akhir ini mereka memang dekat, apa suamimu masih sering menghubungi mu?” Tanyanya ingin memastikan.

Nara menggelengkan kepalanya, “lebih dingin dan sepi, mungkin sehari hanya berkirim pesan satu kali atau telfon sau kali.” Jelas Nara.

Air matanya tak lagi mampu ia tahan, rupanya begitu cantik wanita yang menjadi selirnya ditempat kerjaa, “dia begitu cantik, bahkan aku bukan apa-apanya.” Ungkap Nara.

Mahesa meraih wajah yang menunduk didepannya, menghapus air mata yang mulai berjatuhan, “kamu cantik dimata ku, laki-laki bodoh yang bahkan bisa menyakiti wanita sebaik dirimu.” ungkapnya sungguh-sungguh.

Mahesa menarik Nara dalam pelukannya, mengalirkan kehangatan dan kenyamanan. Nara tak pernah protes tentang apapun, tubuhnya lemah dan bertumpu pada tubuh mahesa.

‘Rama bodoh …’ ucapnya dalam hati. Senyum smirk Mahesa tunjukkan, dibalik tubuh Nara. Matanya menyorot tajam seperti elang, bukan pandangan yang lagi teduh, bukan juga senyuman manis, tapi ada kepuasan tersendiri diwajahnya.

~

1
Al Ghifari
bodoh bngt si Nara biar cepat ketahuan SM Rama ceraiin aja Rama istri tdk tau diri
Fay :): hehe.. sabar kaka 😁
total 1 replies
Al Ghifari
cepat ketahuan dong SM suaminya lgsg cerai aja
Fay :): ntar dulu, di perpanjang dulu ceritanya kak 😁
total 1 replies
L3xi♡
Nangis deh 😭
Fay :): sedih ya kak 😢😢
total 1 replies
pEyt
Jelasin semua dengan detail
Fay :): siap kak.
masih outor amatir, kritik dan sarannya sangat diperlukan.
terima kasih.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!