Athena

Athena langsung melihat ke arah Beverly yang datang  untuk menolong Arabella. Tatapan Athena pun sama seriusnya seperti saat melihat ke arah Arabella. Melihat hal itu Arabella langsung bersembunyi di belakang tubuh Beverly. Pria itu pasang badan untuk melindungi Arabella.

“Kau tidak perlu melakukan hal itu untuk menakutinya,” ujar Beverly yang melihat Arabella ketakutan dengan tatapan tajam dari Athena.

“Bagaimana? kau bisa menjelaskan tidak? kalau tidak, itu sama saja kau menuduhku melakukan hal seperti itu padamu,” tanya Athena lagi. Arabella masih diam saja, Beverly hanya melirik sedikit oleh ke arah Arabella yang masih pura-pura ketakutan. Tentu demi tuntutan perannya sebagai orang yang paling disakiti saat ini.

“Katakan saja semua yang dia perbuat padamu,” ujar Bevely.

“Beberapa hari yang lalu, bukannya kau memberikan aku sebuah obat yang membuat aku tidak sadarkan diri. Setelah didesak oleh Ayah, kau mengobatiku dengan akupuntur hingga akhirnya aku sadar. Aku yakin jerawat ini juga karena obat yang kau berikan itu padaku, jadi Athena, berikan aku obat untuk mengobati jerawat ini,” beber  Arabella yang awalnya tampak ragu-ragu tapi akhirnya mengeluarkan semua yang ingin dia katakan. Memasang wajah memohon sendu agar semua simpati jatuh ke arahnya.

Athena mendengar itu sambil mengerutkan dahinya. Bisik-bisik sumbang mendengar pengakuan dari Arabella itu kembali terdengar. Orang di sekitar mereka sudah mulai membicarakan kelakuan Athena yang tega terhadap Arabella.

“Ya, aku juga mendengar hal itu sehingga kau diusir dari rumahmu malam itu bukan? apa lagi yang ingin kau jadikan pembelaan?” timpal Beverly dengan senyuman puasnya. Baginya dia berhasil membuat wanita congkak ini terdiam.

Tapi tentu Athena bukan wanita yang mudah dibuat diam hanya karena hal seperti ini. “Hah …” Athena menghembuskan napasnya dengan wajah enggan. “Bukannya kalian semua tahu. Aku adalah wanita yang tidak bisa melakukan apa-apa, aku hanya seorang wanita yang manja. Bukannya kalian juga tahu dan selalu mengatakan bahwa aku adalah wanita yang tidak berguna,” ujar Athena seraya memandang ke arah sekitarnya.

Bisik-bisik tentang dirinya seketika menghilang dan mereka kembali memperhatikan apa yang sekarang dikatakan oleh Athena. “Nah! sekarang aku bertanya pada kalian semua! Bagaimana aku  yang sangat tidak berguna ini tiba-tiba bisa begitu hebat menawar racun sekaligus membuat muka Arabella menjadi penuh jerawat seperti itu? apakah menurut kalian aku bisa melakukannya? bagaimana menurutmu, Beverly? Bagaimana caranya aku melakukan bisa akupuntur?” tanya Athena pada Beverly dan juga orang-orang yang ada di sekitar mereka.

Suasana kembali sedikit riuh dengan pernyataan dari Athena. Athena memang terkenal sebagai gadis yang bodoh dan tak bisa melakukan apa pun. Bagaiamana dia bisa mengobati Arabella. Sangat tidak masuk akal.

“Benar, bukannya Athena itu adalah wanita yang bodoh. Dia bahkan tidak bisa melakukan apa pun dengan benar tanpa bantuan Arabella dulu,” suara itu mulai terdengar di sekitar mereka.

“Ya, kau benar. Semua orang pasti tahu tentang itu. Athena mengobati? mungkin dia bisa meletakkan racun tapi mengobatinya apalagi dengan akupuntur? Dia memegang jarum saja tak pernah,” saut yang lain mengamini pernyataan pertama. Hal itu membuat bibir Athena sedikit melengkung. Tapi dia berusaha untuk tidak terlalu memperlihatkan senyumannya itu. Orang-orang ini mudah sekali digiring opininya.

“Beverly dan Arabella juga aneh sekali. Mana mungkin hal itu terjadi, bukan? kenapa mereka mengatakan hal-hal yang tidak-tidak. Aneh sekali,” timpal yang lain.

Orang-orang mulai membicarakan keanehan dari Beverly dan Arabella.Bukannya menuduh orang bodoh melakukan hal seperti itu sama saja mereka yang bodoh?

“Sudahlah Beverly, tak perlu mencari kesalahan orang lain hingga mengarang cerita yang tidak-tidak, apa kalian berpikir kami mudah untuk dibohongi seperti itu? Semua orang tidak menyukai Athena, tapi mengarang seperti itu, bodoh sekali,” ujar seseorang sambil tersenyum remeh sambil menggeleng-gelengkan kepala. Ada-ada saja tingkah Beverly dan juga Arabella ini bagi mereka.

Mendengar cibiran-cibiran dari orang-orang yang ada di sekitar tentangnya dan Arabella. Beverly menjadi panik dan kesal. Awalnya ingin mempermalukan Athena malah dikembalikan dengan begitu mudahnya oleh wanita ini. Kapan Athena berubah menjadi sosok seperti ini? Beverly mengenggam tangannya erat karena marah dipermalukan oleh Athena.

“Dengar bukan? bahkan tidak ada yang percaya bahwa aku bisa melakukan hal seperti itu. Karena aku ini wanita yang bodoh, benar bukan?” kata Athena lagi dengan wajahnya yang sedikit mengejek. “Lagi pula, aku yang bodoh ini kenapa malam itu bisa kebetulan menyembuhkan Arabella. Jawabannya adalah  karena aku tidak pernah memberikannya racun dan Arabella hanya mengarangnya. Kalau dia meminum racun dariku, sekarang dia pasti sudah mati. Lagipula, Arabella juga tidak benar-benar pingsan, Arabella hanya pura-pura pingsan agar membuat keluargaku semakin membenciku. Aku bahkan tidak pernah melihat alat akupuntu sebelumnya dan asal melakukannya, lalu tiba-tiba Arabella bangun. Mungkin dia kesakitan karena hal itu. Coba tanya dia bagaimana rasanya? Arabella apa kau ingat bagaimana sakitnya? apakah bekasnya masih ada di dadamu?” tanya Athena dengan senyuman mengejek yang mengembang.

Arabella yang mendengar petanyaan dari Athena segera memegang dadanya yang pernah ditususk oleh Athena. Tentu saja dia ingat rasa nyeri yang sampai ketulangnya itu.

Hal itu sontak membuat semua orang melihat ke arah Arabella, bahkan Beverly pun langsung melihat ke arah Arabella yang ada di belakangnya. Kalau dipikir-pikir tentu saja hal itu sangat masuk akal. Jika memang Athena racuni Arabella, pasti sekarang Arabella tak mungkin ada di sini bersama mereka. Karena siapa pun yang mengenal Athena tahu dengan benar bagaimana wanita ini. Sepertinya Arabella memang ingin membodohi mereka dengan menceritakan cerita yang tidak benar.

Arabella yang sekarang menjadi pusat perhatian seluruh orang di kelas yang memandangnya dengang tatapan menuntut jawaban menjadi sangat panik. Bisik-bisik dengan pandangan sinis tertuju padanya. Bagaimana ini? kenapa sekarang malah berbalik dirinya yang ditatap dengan tatapan seperti itu. Bukannya seharusnya mereka menatap Athena seperti itu?

“A-aku tidak mungkin melakukan seperti ini dan membuat wajahku berjerawat sendiri,” ujar Arabella masih mencoba memain perannya seolah menjadi orang yang begitu disakiti. “Beverly, apakah kau juga tidak percaya dengan kata-kataku? aku mengatakan hal yang sebenarnya, bukannya kau tahu aku bagaimana? Kenapa kau malah lebih percaya dengannya?” ujar Arabella lagi yang merasa Beverly memandangnya ragu.

“E, tentu aku akan percaya denganmu. Ya, tak mungkin Arabella begitu bodoh hingga membuat wajahnya penuh jerawat begini,” ujar Beverly. Suaranya tidak lagi setinggi dan segarang yang tadi.

Athena yang mendengar itu hanya tertawa kecil tak percaya. Sudah ketahuan salah tapi tetap saja membela yang salah. Bahkan orang-orang yang di sana saja masih tidak percaya dengan perkataan dari Arabella dan Beverly sekarang. Mereka terus memandang mereka dengan tatapan sinisnya.

Mendapatkan pandangan yang tak enak dari orang-orang di sekitarnya. Arabella semakin panik dan tidak lagi ingin ada di sana. Rencananya untuk membuat Athena malu gagal total.  Dia harus pergi dari sini secepatnya! Pikirnya kesal.

“Eh, baiklah. Maaf sudah menganggu kalian. Aku akan pergi sekarang.” Arabella segera ingin undur diri dari sana. Dia sudah tidak tahan melihat pandangan-pandang orang yang seolah menghakiminya.

Arabella segera berbalik dan berjalan ke arah pintu. Tapi baru saja dia berjalan sebentar tiba-tiba saja dia berhenti dan memegang kusen pintu. Dia tampak kesakitan dan tak lama tubuhnya roboh ke lantai.

Semua orang yang melihat itu tentu saja kaget. Athena pun bingung. Kenapa tiba-tiba gadis itu malah pingsan? Sekarang apa lagi yang ingin dilakukan oleh Arabella. Athena hanya geleng-geleng kepala.

Athena tak beranjak dan hanya melihat tagannya sedangkan orang yang ada di sana segera mengerumuni tubuh Arabella yang masih tergeletak di lantai.