Diceraikan di malam pertamanya sebagai pengantin, membuat Embun terdiam dengan seribu bahasa.
Perceraian itu membuat ibunya kembali menjodohkan Embun dengan seorang tuan muda kaya raya. Mengetahui gadis itu pernah menikah dan bercerai, "Apa yang akan kau tawarkan agar aku mau menikahi mu?" seru tuan muda dingin itu padanya.
Waktu pun berlalu, tiga tahun kemudian setelah perceraian dengan Agra, mereka bertemu untuk pertama kalinya, "Milka, lihatlah betapa menyedihkannya dia. Selama tiga tahun ini apakah dia tidak bisa hidup dengan benar?" ejek Agra pada Embun, mantan istrinya.
Dia baru saja melempar bara api kehadapan istri seorang tuan muda Rendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La_Sha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membersihkan Kamar
Embun menapaki anak tangga menuju kamarnya usai bercengkerama dengan mama, rasanya masih tak percaya saja jika di dunia ini ada seseorang yang memiliki penyakit aneh seperti itu.
Melamun, membuatnya tak fokus membuka pintu kamar yang kebetulan juga Rendra membuka pintu dari dalam, dan membuat tangan Embun yang masih menempel di handle pintu jadi tertarik.
"Eh." Emh!
Hidungnya sakit karena mendarat di dada bidang Rendra, "Ma- maafkan saya tuan... saya tidak sengaja."
"Berani sekali kau," dia kembali masuk dan melepas pakaian menyemprotkannya dengan hand sanitizer, lalu menggantinya dengan piyama tidur.
"Tuan tolong maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja." .
"Menjauh dariku, jauh," Embun mundur beberapa langkah, "Menjauh dalam radius tiga meter, bicara dari jarak itu."
Apa? Sudah gila ya!
Titah seperti apa itu? Tapi ya sudahlah, setidaknya pria itu tak menghukumnya dengan sesuatu yang berat.
"Ba- baik tuan. Saya akan tetap berada di radius ini."
"Satu lagi, tetap gunakan hand scoon!"
Lalu dia pun pergi begitu saja menuju ruang kerjanya. Ya Tuhan, ada-ada saja penyakit yang Engkau ciptakan untuknya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Rasa kantuk perlahan menyerang Embun, dia juga merasa sangat lelah. Dia menguap, lalu meregangkan tubuhnya.
Berbaring di tempat tidur yang di sediakan untuknya, nyaman juga.
"Ayah, sekarang aku sudah menikah... semoga kita bisa bertemu di dalam mimpi. Selamat malam ayah," dia mengakhiri kalimatnya dengan berdoa.
Malam menuju puncaknya, Rendra masih terjaga dari rasa kantuknya. Pria itu masih berada di ruang kerja sedang menatap halaman halaman luas dari balik korden jendela.
Helaan napasnya terasa berat, ingatannya tentang sentuhan tangannya di tubuh Embun membuatnya menatap kedua tangannya. Heran, mengapa alergi itu tidak muncul?
Dia menggeleng, "Hanya sebuah kebetulan saja, untung saja aku cepat-cepat mencuci tangan," merasa ngantuk Rendra beranjak dari tempatnya berdiri menuju sofa, dia memposisikan dirinya untuk tidur.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Fajar menyingsing menampakkan cahaya mentari hangat, Embun tersadar dari mimpinya. Dia duduk bersandar tembok menatap ranjang, berpikir jika Rendra sudah bangun lebih awal karena tidak tahu jika ternyata suaminya itu tidur di ruang kerja.
Gadis itu segera merapikan tempat tidurnya agar terlihat rapi seperti sebelumnya, disibak nya korden agar ruangan terlihat terang alami.
Pemandangan halaman dari kamar atas begitu indah, dia juga melangkah menuju balkon kamar dilihatnya ada pelayan sedang bersih-bersih di halaman rumah, menyirami bunga dan tanaman lainnya, ada yang sedang mencuci mobil dan beberapa penjaga di setiap sudut halaman yang sudah bersiap tegap.
Dia tersenyum, meskipun sikap suaminya dingin dan kata-kata yang di ucapkan nya terdengar sakit, tetapi dia sadar jika di rumah ini masih ada mama yang begitu menyayanginya.
Klek!
Embun menoleh ke sumber suara saat pintu kamar terbuka, mendapati Rendra yang masuk kedalam kamar masih dengan menggunakan piyama tidurnya.
"Selamat pagi, tuan."
"Hm."
Pria itu menjawab tanpa menatap dirinya dan bergegas masuk ke dalam bath room setelah meraih kimono mandinya dari dalam lemari, hari baru maka semuanya juga harus baru.
"Ya Tuhan, mengapa bisa ada manusia seperti itu terlahir ke dunia ini?"
Beberapa menit kemudian pelayan Yun dan pelayan An datang ke kamar mereka, "Selamat pagi nona muda, kami diperintahkan untuk membersihkan kamar ini dan mengganti semua cover."
Mereka benar-benar melakukannya... "Ya, silahkan saja."
wlpn sultan klu aku mah ogah punya suami spt Rendra nih.percuma aja baik" lembut" tapi kepala batu selip dikit salah pasti kena hukuman