NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Diselingkuhi

Jodoh Setelah Diselingkuhi

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Selingkuh
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

"Aku mau kita putus!!"

Anggita Maharani, hidup menjadi anak kesayangan semata wayang sang ayah, tiba-tiba diberi sebuah misi gila. Ditemani oleh karyawan kantor yang seumuran, hidupnya jadi di pinggir jalan.

Dalam keadaan lubuk hati yang tengah patah, Anggita justru bertemu dua laki-laki asing setelah diputuskan pacarnya. Jika pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, kalau ini malah tak kenal tapi berujung perjodohan.

Dari benci bisa jadi tetap benci. Tapi, kalau jadi kekasih bayaran ... Akan tetap pura-pura atau malah beneran jatuh cinta?

Jangan lupa follow kalau suka dengan cerita ini yaa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JSD BAB 15

"Tap-tapi aku gak—"

Plakk!

"Mulai sekarang gue benci sama lo!!"

"Anggita, aku belum jelasin ini sama kamu—"

"Stop! Gue gak mau dengerin apa pun! Lo bukan suami gue! Malam ini lo gak usah tidur sekasur sama gue, lo tidur aja di sofa."

Usai mengatakan kalimat peringatan itu, Anggita bergegas naik ke lantai dua dengan keadaan marah. Widi tak lain hanya bisa berserah, apalagi cukup berbahaya jika Pak Anggara sampai tahu bahwa rumah tangganya sedang kacau.

Beberapa menit setelahnya Widi masuk ke kamar Anggita dengan perlahan. Dan saat masuk ternyata perempuan itu akan bersiap-siap untuk tidur.

"Ini selimutnya buat kamu aja, biar gak kedinginan. Aku gampang pakai sarung sama jaket udah cukup kok." Widi berjalan memberikan selimut yang sudah diletakan di sofa.

Anggita duduk di kasur meliriknya tajam. "Gak usah berisik lo! Jadi suami perjodohan aja sok kuat!" cibir Gita sinis.

"Ya udah, kamu langsung tidur aja. Biar aku yang jaga."

Perempuan itu tak menanggapi. Ia justru fokus pada layar ponselnya. Lalu, entah mengapa beranda berita di ponselnya seketika mengeluarkan kabar terhangat. Akan tetapi, itu bukanlah kabar baik. Melainkan kabar yang begitu menyayat hati.

Hingga tidak sengaja mulutnya ikut membaca dengan jelas.

"Seorang istri bunuh suaminya sendiri karena sakit hati menikah tidak sesuai dengan keinginannya. Diduga sang istri tersebut baru saja diputuskan, lalu tiba-tiba dijodohkan dengan pria yang tak dicintainya. Kini korban telah dievakuasi dan ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa."

Widi mendengar jelas. Tapi, dia tetap memilih diam sembari duduk di sofa.

"Gila, sadis banget istrinya. Padahal suaminya ganteng weh, kok bisa hatinya gitu. Apa gak ngerasa nyesel ya nantinya," gumam Anggita, alih-alih matanya menatap Widi.

"Eh, lo sini deh. Liat nih, menurut lo kasihan gak sih?"

Dengan polos Widi duduk di tepi kasur Anggita. Kemudian ia juga melihat kabar itu. Tetapi, hatinya malah teriris begitu menatap korban laki-laki yang dibunuh oleh istrinya sendiri.

"Gimana? Serem kan?"

"Yaa ... Serem sedikit, tapi aku lebih ke arah kamu jangan sampai seperti itu ya. Bukannya apa-apa, tapi soal hukuman dan penyesalannya itu gak cuma saat masih hidup di dunia," kata Widi lemah lembut.

Akhirnya Anggita dibuat luluh secepat itu. Bahkan perempuan tersebut sampai memintanya untuk memeluk lagi.

"Peluk lagi mau gak?"

"Selalu ya? Ya, terserah kamu aja sih. Kalau aku duluan nanti kamu tambah marah."

Dalam hitungan detik Anggita langsung memeluknya erat. Widi pun membelai rambut Gita dengan lembut. Preman sih, tapi sikapnya baik juga.

"Ya udah, karena ini udah malam banget tuh. Kamu tidur, jangan main HP lagi. Simpan aja buat besok, udah tidur sekarang ya."

Gita melongo saat kepalanya di-tap-tap oleh Widi. Sungguh, ini pengalaman nyata pertama kali setelah ia hanya bisa melihat adegan pada sebuah drama Korea.

"Lo tidur di sofa?"

"Kamu nyuruhnya di sofa kan?"

"I-iya sih, tapi emangnya lo gak mau nawar gitu buat tidur di kasur?"

Widi duduk di sofa sambil menatap istrinya. "Kalau dibolehin dan gak menjadi gangguan ya mau, cuma kan kamu belum maafin aku soal tadi."

"Aelah, udah gue maapin. Tapi, sekali lagi lo punya rahasia besar, awas aja gue bakal cerai sama lo," tunjuk Gita sambil memasang muka galak.

"Serem kata-katanya, tapi aku di sini aja. Soal tugas itu aku gak mau ngelakuin kok. Dan setiap tugas pasti ada risikonya, satu-satunya risiko adalah aku yang dibunuh."

"Widiii!! Ih!"

"Hah? Kenapa? Aku salah ngomong ya." Agak sedikit terkekeh si Widi. Namun, ditahan mati-matian.

Kali ini Anggita sampai turun dari kasur menghampiri Widi. "Jangan ngomong pembunuhan terus bisa gak sih!? Lo tidur sini di kasur cepetan!!"

"Iya-iya." Tidak perlu lama, Widi bertindak cepat.

Nah, satu kasur akhirnya dua orang. Pengantin dari perjodohan itu sudah duduk berdampingan. Sekarang tinggal bagaimana mereka kembali tidur berdua.

"Ini kita gak pakai pembatas wilayah pakai bantal guling lagi? Bukannya kamu gak suka tidur nyentuh entah baju atau tangan kita?" tanya Widi. Huft, repot kalau pasangan tidur saja dibatasi.

"Enggak! Mulai sekarang kita tidur secara umum. Ya seperti pasangan yang akur, meskipun gue masih marah sama lo."

"Ya Allah, kalau masih marah kenapa ajak aku ke kasur? Jangan bilang karena berita tadi kamu jadi takut."

Tiba-tiba Anggita mengusap pipi suaminya. Seketika Widi diam terkejut dalam hati.

"Mas Widi tidurnya hadap ke aku, ya? Soalnya ganteng juga aslinya," gumam Gita tersenyum.

"Kamu juga cantik, Sayang. Eh, maksud aku—"

"Gak apa-apa kok, mungkin emang saatnya gue bisa berubah jadi lebih baik."

••••••

Mentari pagi sudah terlihat meski langit tak begitu cerah. Anggara berangkat bekerja lebih pagi, sedangkan acara jualan es dawet hari ini tidak diperbolehkan oleh Anggara karena mereka ditugaskan untuk mengunjungi rumah Sarah— ibunya Widi.

"Mas,"

"Iya? Kenapa?"

Widi dengan Anggita saling bertatapan sebelum menaiki motor matic milik Widi.

"Ehm, kamu pakai jaket dulu deh kayaknya." Gita meraih jaket Widi yang tergeletak di jok motor.

"Kenapa harus dipakai sekarang? Gak dingin juga kok."

Jelas Anggita berdesis kesal. "Biar Mas gak kedinginan di jalan. Nanti kalau masuk angin gimana? Kalau mau kerokan punggung kamu kan masih sakit gara-gara aku seret."

Apalagi jika Widi tak tersenyum? "Bahasanya udah beneran berubah, ya? Ya udah kalau begitu kita sama-sama pakai jaket, dan gak lupa helmnya juga kamu pakai dong."

Dengan telatennya Widi memasangkan helm ke kepala Anggita. Perempuan itu pun mengambil kesempatan menatap wajah tampan suaminya.

"Jadi, gini ya rasanya punya suami ganteng tapi juga baik," ceplos Gita.

Widi mengernyit. "Aku preman loh ini, kadang malak kadang juga mencuri. Tapi, mencuri hatimu."

"Halah, gombal aja kamu, Mas. Tapi, emang beneran ganteng sih, udah gitu wangi pula."

"Udah yuk naik motor, nanti kalau lama aku makin gak sadar diri."

"Lah, kenapa, Mas?"

"Aku nahan salting sendiri."

"Masa? Hahaha, gila ya kamu tuh baru bisa salting."

Baru saja ingin bahagia, tiba-tiba ada kurir paket yang menyodorkan sebuah paket berwarna hitam.

Tanpa perlu bayar, Anggita membuka kotak paket itu perlahan dan membaca isi surat dengan pelan.

"Selamat Anggita, Widi suami lo akan mati!!"

"MAS!?"

1
Lonafx
kacau banget cwok kayak Arya, gak modal😅

hai kak, aku mampir, cerita kakak bagus💐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!