Apa yang akan terjadi bila seorang pembunuh kejam dan seorang anggota pasukan khusus terlatih saling bertemu?
Seorang Predator yang berubah menjadi mangsa dan seorang mangsa yang berubah menjadi predator!
Karma berlaku saat penyiksaan kejam di balas dengan penyiksaan yang lebih kejam!
Rahasia gelap yang tersembunyi bertahun-tahun akan terkuak bila waktunya sudah tiba karena waktu mempunyai caranya sendiri untuk menutup dan membuka tabir kebenaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldy Monim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 : Saya Bukan Binatang! Saya Adalah Monster!
Leo berjalan mendekati pria tersebut yang berjarak sekitar 5 meter darinya. Leo memegang dari ujung kaki kanannya yang sudah tertembak tadi dan menarik tubuhnya, menyeret tubuh pria tersebut dengan kasar ke bangunan kayu yang mirip gudang tersebut.
"ahhkkk..ahhhkk" pria tersebut mengerang kesakitan.
Leo seakan tidak peduli dengan erangan kesakitan pria tersebut dan terus menyeretnya.
"ohh rupanya kau bisa merengekkk!!" kata Leo mengejek, sambil terus menyeret pria tersebut dengan kasar.
"tolong berhentii!!" mohon pria tersebut.
Leo seolah tidak peduli dan terus menyeret pria tersebut ke arah bangunan yang berjarak sekitar 20 meter darinya.
"aaahhkkk..." pria tersebut terus mengerang kesakitan.
"ini belum seberapa tapi kau sudah mengerang kesakitan seperti bayi. Saya akan menunjukan padamu apa itu rasa sakit yang sebenarnya!" kata Leo, tidak peduli.
"ahhhkk..berhenti..berhentii" mohon pria tersebut.
Akibat lututnya yang tertembak tadi, pria terebut seperti merasakan sakit yang luarbiasa. Dan ia tidak berhenti mengerang kesakitan saat diseret Leo.
"katakan... apa kau yang menculik semua orang yang hilang disini??" tanya Leo, sambil menyeret.
pria tersebut tak menjawab dan hanya mengerang kesakitan.
"saya juga akan membuat kau menghilang!! tapi sebelum itu, saya akan membuat kau seperti di neraka!!" kata Leo.
Leo membuka pintu bangunan tua tersebut, menyeret pria tersebut masuk dan mendudukan pria tersebut diatas sebuah kursi. Akhirnya pria tersebut bisa merasa agak tenang karena rasa sakitnya agak berkurang.
"ahhhkk..' pria tersebut mengelus-elus pahanya, berusaha menghilangkan rasa sakit.
Leo mengambil sebuah rantai besi yang agak kecil dari bawah sebuah meja dekat freezer dan mengikat tubuh pria tersebut menggunakan rantai besi tersebut di atas kursi.
"heii..apa yang kau lakukan...berhentii..heii..berhenti" kata pria tersebut yang nampak mulai panik.
Leo mengikat pria tersebut dengan kuat menggunakan rantai tersebut. Setelah mengikat kaki, tubuh dan sekalian dengan tangan pria tersebut, Leo menarik kameja pria tersebut hingga robek dan terlepas dari tubuhnya. Kini pria tersebut duduk terikat dengan rantai besi tanpa mengenakan sehelai baju pun.
"saya akan mulai berlahan... dari jari hingga ke kedua bola matamu!!" kata Leo sembari mengeluarkan combat knifenya.
Mata pria itu terbelalak kaget dan takut, ia menggoyang tubuhnya berusaha melepaskan diri tapi ikatan Leo terlalu kuat. Sehingga pria itu hanya pasrah.
"kau tahu?.. pria besar yang dihutan lebih beruntung daripada kamu, karena ia harus mati tanpa mengalami penderitaan seperti yang akan kau alami sekarang" kata Leo, tenang.
"siapa yang kau maksud?? Hector???" tanya pria tersebut, panik
"siapapun namanya..ia cukup beruntung bisa mati semudah itu" kata Leo lagi.
"tidak mungkin Hector mati...tidak mungkin kau membunuhnya! kau bohong!!!" teriak pria tersebut.
Leo menyadari bahwa pria tersebut seperti memiliki hubungan yang erat dengan Hector si besar, karena pria tersebut nampak marah dan sedih ketika mendengar Hector sudah mati.
"kau mau tahu bagaimana dia mati???" tanya Leo.
Pria tersebut hanya diam dan memperhatikan Leo dengan tatapan tajam dan penuh amarah. Leo tahu pria itu sedang sangat marah.
"kami melubangi bagian belakang kepalanya, hingga seluruh isi kepalanya keluar" kata Leo tersenyum, seperti menikmati ceritanya sendiri.
"kurangajarrrr...pembohong!! akan ku bunuh kau!!" teriak pria tersebut dengan marah.
"bohong??? jika ia masih hidup, pasti ia akan berada disini, bukan?!" kata Leo.
Pria itu sudah sangat marah, tatapannya jahat dan penuh amarah ke arah Leo.
Leo hanya berdiri dan memandang pria tersebut dengan senyum puas di wajahnya. Untuk sesaat, Leo seperti lupa dengan istrinya, Sofia. Leo seperti menikmati setiap momen penyiksaan yang ia lakukan malam itu.
"saya akan mulai penyiksaannya berlahan, seperti yang pernah kami lakukan pada pasukan teroris di Nigeria" kata Leo.
Pria tersebut hanya diam memperhatikan dengan marah.
"kau tahu apa yang terjadi dengan pasukan teroris yang kami tangkap dan sandera?? Kami membuat mereka benar-benar menderita hingga mereka terpaksa memberikan bocoran tentang posisi komandan mereka dan lokasi markas mereka" kata Leo menjelaskan.
Pria tersebut masih diam mendengar setiap kata yang diucapkan Leo.
"kami membuat teroris-teroris tersebut memohon seperti ini 'tolong bunuh kami..' karena saking menderitanya mereka. Kami membuat teroris-teroris tersebut akhirnya memohon pada kami untuk membunuh mereka. Dan saya akan melakukan hal yang sama padamu saat ini, sampai kau memohon 'tolong..tolong bunuh saya!' " kata Leo tersenyum.
"kurangajarrr.. Kau kira aku takut?? Heee!!" marah pria tersebut.
"kau tahu apa yang terjadi pada teroris-teroris tersebut??? Mereka semua akhirnya mati! Kau ingin tahu bagaimana mereka mati??" kata Leo santai.
"brengsekkk!! Seharusnya kubunuh kau waktu itu!" kata pria tersebut.
"mereka semua bunuh diri... Ya, mereka mati dengan cara bunuh diri" kata Leo, menutup pembicaraan-nya.
Leo mendekati pria tersebut dan memegang ibu jari pria tersebut dan melepaskan kuku di ibu jari kanan pria tersebut menggunakan combat knife ditangan-nya.
"aaahhhhhkk!!!" teriak pria tersebut, kesakitan.
"kau masih memiliki 19 kuku lainnya dan saya akan mencabutnya satu-persatu dan setelah itu saya akan mulai mencabut gigimu juga, satu persatu" kata Leo, serius dan penuh amarah.
"kau binatang!!" teriak pria tersebut.
"binatang?? Saya bukan binatang, saya adalah monster yang akan menyiksamu sampai kau memohon untuk mati" kata Leo.
Pria tersebut terlihat frustasi dan kesakitan, tapi Leo tidak peduli.