"ah...Aku tidak akan memaafkanmu Alaska!! " ucap wanita itu dalam hati setelah melihat tunangannya bermesraan di mansion milik ayahnya dengan seorang wanita yang tidak lain adalah sepupunya sendiri.
Hubungan yang awalnya terjalin manis dan menyenangkan itu, kini mulai goyah karna hadirnya seorang wanita berhati licik bermuka dua itu, didepan baik di belakang diam diam menusuk.
Tiba tiba ada yang memperhatikan wanita itu dari lama, dan kini ingin mencuri kesempatan untuk menaklukkan hati si wanita itu.
Apakah wanita itu akan takluk oleh nya? ayok ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Lovina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21.Ttm
*di kota x
Jefan duduk sambil memperhatikan foto foto di layar HP nya sambil tersenyum tipis tipis.
"Dia cantik dengan versinya yang seperti ini! " gumamnya.
"lagi lihat apa? " tanya Jeslin tiba tiba mengambil posisi duduk di sampingnya sambil menaruh kopi di meja.
"ah.. Jes, kamu udah bangun? Masih sakit ga kaki kamu? " jawabnya langsung menyembunyikan hpnya.
"sedikit" ucap nya.
"Jangan terlalu maksa kalo emang belum bisa jalan.. " lanjut Jefan sambil memandangi wajah nya dari dekat.
Pipi Jeslin mulai memerah di pandangi sedekat itu tanpa kedipan sama sekali.
"uh... lihatnya kesana!! " ucapnya mencoba mendorong posisi kepala Jefan ke arah lain.
"hahahah..... kamu lucu juga yah kalau lagi salting gini! " Ucapnya semakin mendekatkan wajahnya.
Jeslin yang tidak kuat dengan pandangan itu, mengambil cemilan di meja dan menyumpal mulut pria itu.
"Nih.. makan!! " ucapnya merasa geram.
"ah... baru juga bisa lihat muka manisnya sebentar udah berubah aja jadi macan marah.. " Gerutu Jefan agak kesal.
"biarin!! " balas nya sambil tertawa.
Tiba tiba HP Jefan berdering.
"Bentar yah Jes... aku lagi ada kerjaan! "
"berapa lama? " bertanya se akan akan takut Jefan pergi lama.
"hm... ten minute" jawabnya sambil memberi jari tanda sure.
Jeslin memanjangkan kakinya di sofa dan memperhatikan pergelangan kaki yang masih agak bengkak.
Dia tersenyum mengingat bagaimana cara Jefan mengobati kaki nya sepulang dari taman. Dan bagaimana cara nya menenangkan hatinya setiap kali teringat Alaska.
"Duh... Jeslin... kamu gak boleh baper sama manusia aneh itu!!! Dia tidak mungkin menyukaimu, hanya membantu membalut hatimu yang sedang patah! " gumamnya menepis perasaannya yang sudah mulai menerima kehadiran Jefan disana.
Beberapa menit berlalu, Jefan kembali setelah selesai dengan urusannya.
Jeslin ingin menurunkan kakinya tapi ditahan Jefan.
"tunggu! Biar aku lihat!" ucapnya sambil berlutut di lantai.
"Udah Jef berdiri aja gapapa kok nanti juga sembuh! " jawabnya.
"iya sebentar... jangan bergerak dulu, aku mau oles in lagi salep nya biar cepat sembuh! " Katanya lalu berdiri mengambil salep yang tidak jauh dari posisi mereka duduk.
Setelahnya dia mengolesi salep sambil meniupnya pelan pelan.
"Lain kali kalau mau pergi kemana mana, pastikan ada aku di dekatmu oke? Kamu belum tau kota ini jadi jangan sembarangan! "
"Terimakasih! " ucap Jeslin sedikit terharu dengan kata kata itu barusan.
"gak usah lebay deh! " ucapnya sambil mengacak rambut wanita itu.
Saat hendak berdiri dan meninggalkan Jeslin kakinya berhenti karna kata kata nya.
"Jef....Buat apa kamu melakukan semua ini sampai sampai rela ikut menemaniku ke kota ini? Apakah tidak ada orang yang menanyai mu atau apakah jika mereka tau kau membuang waktu waktu berhargamu dengan menemani wanita patah hati gara gara di tinggal nikah oleh pasangannya akan memarahi dan menyuruh mu menjauhiku? "
"Stop dengan pikiranmu itu Jes! Kita sudah berjanji bukan untuk menikah dan kamu memberikanku keturunan setelah berhasil menggagalkan pernikahanmu dengan pria itu? Aku akan menjagamu sampai hari itu tiba. "
"Ah Jeslin... sudah gua bilang jangan terlalu baper, ingat dia hanya menginginkan pernikahan kontrak dengan mu! " Gumam Jeslin meyakinkan dirinya lagi.
"Ah... sudahlah Kamu harus segera sembuh yah, masih banyak yang harus kita lakukan di kota ini. Tuh aku mengirimi sesuatu ke ponselmu semoga kamu suka. " lanjut Jefan melihat Jeslin yang masih diam tanpa berkata apa apa.
lalu dia membuka beberapa pesan di sana. Berapa terkejutnya dia melihat begitu banyak foto dirinya saat di taman bunga kemarin. Tanpa disadarinya ternyata Jefan mengambil banyak moment dirinya melalui foto.
Dia tersenyum sangat puas dengan hasil foto itu.
Jefan tidak menanyakan bagaimana pendapatnya tentang itu. Dia tersenyum senang melihat senyuman di wajah Jeslin.
"Ah.... Jef... kenapa lo gak bilang dulu, kan gua bisa atur gaya dulu!! "
"Justru disitulah letak estetiknya Jes, tanpa disadari tanpa di buat buat tapi hasilnya memberikan kepuasan tersendiri bagi yang melihatnya! gimana lo senang gak? Kalo nggak yah maaf kemampuan fotografer gua cuman segitu doang! " Jawabnya lagi.
"eh.. gua puas kok... puas banget malah!! "
"hmm... baguslah! "
"hmm doang? dasar aneh tapi.... lo menarik juga yah. " ucap Jeslin tanpa sadar memberi pujian.
"gimana?" tanyanya mencoba memperjelas kata kata barusan.
"a.. e... i.. itu... yah fotonya menarik. He.. iya menarik! " jawab Jeslin lagi lagi seperti orang yang sedang ketangkap maling.
"hahahah..... asal lo senang dengan kehadiran gua Jes.... " ucapnya mengedipkan mata.
"maksudnya apa? " tanya Jeslin bingung.
Tapi tidak ada jawaban keburu pria itu hilang dari hadapannya.
Jeslin semakin bingung dengan kehadiran Jefan di hidupnya saat ini.
"Tapi gua masih penasaran kenapa dia selalu bilang punya urusan sebentar ketika ada panggilan masuk di ponselnya yah? Urusan apa yang di kerjakan hanya dalam waktu sepuluh menit? Dia memang aneh!! "