NovelToon NovelToon
Perjuangan Dalam Pernikahan Dini

Perjuangan Dalam Pernikahan Dini

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author:

Mentari Senja, gadis desa yang berusia 18 tahun. Anak terakhit dari pasangan Jaka dan Santi. Dia merupakan salah satu gadis yang menjadi primadona di desanya. Dia mempunyai keluarga yang sederhana dan ayah yang sangat disayanginya. Mentari adalah sosok gadis yang lembut, cantik dan pendiam serta sangat menuruti permintaan sang ayah. Namun siapa sangka Mentari tiba-tiba saja dijodohkan oleh sang ayah dengan sosok lelaki yang dia tidak kenal sama sekali. Dia terpaksa harus menerima perjodohan itu demi kesembuhan sang ayah. Mengubur semua cita-citanya selama ini dan harapannya untuk melanjutkan pendidikan. Hidup dengan seorang laki-laki yang berstatus sebagai suaminya, tapi tidak pernah dianggap dan dicintai.

Chapter 10

Jam pulang sekolah telah tiba,, semua murid bersorak gembiran serta berhamburan keluar kelas.

Mentari dan Queen yang berjalan di koridor menuju parkiran bertemu dengan Gibran dan juga Geral.

“Tari, lu pulang bareng gua aja ya” ujar Gibran pada Mentari.

“Nggak usah kak,, aku udah mesen taksi online” tolak Mentari.

“Udah cancel aja,, biar gua yang anterin lu.”

“Gua juga ada perlu kesana” alasan Gibran.

Geral dan juga Queen merasa heran,, secepat itu ternyata pergerakan Gibran mendekati Mentari. Untuk kali ini Geral tidak mau banyak suara,, soalnya ia hari ini akan mengantar adik kelas pulang.

“Lu nggak ikutan ngaterin Tari pulang juga kak?” celetuk Queen pada Geral.

“Buat hari ini biarin aja Gibran,, soalnya gua ada urusan” ucap Geral mengedipkan sebelah matanya.

“Alah paling urusan nganterin adek-adekan lu” ucap Queen ketus.

Membuat Geral tersenyum kikuk menatap Mentari, yang juga sedang menatap pada dirinya.

“Jangan buka rahasia lu” bisik Geral pada Queen sambil tersenyum manis pada Mentari.

Hal itu membuat Queen dan Gibran tertawa melihat tingkah kapten basket yang playboy itu.

Karena paksaan dari Gibran dan bujukan dari Queen akhirnya Mentari mau pulang bareng dengan Gibran.

Sepanjang perjalanan tidak ada percakapan antara Gibran dan juga Mentari. Sesekali Gibran melirik gadis di sebelah ia yang dari tadi hanya melihat ke samping saja.

Saat hampir sampa di rumah Willie,, Mentari meminta untuk berhenti.

“Kak berhenti disini aja” ucap Mentari lembut.

“Loh rumah Willie kan masih di depan,, ngapain lu berhenti disini?” tanya Gibran heran.

“Nggak papa kak,, aku nggak enak aja kalau dilihat oleh orang-orang disana” ucap Mentari.

Namun namanya saja Gibran,, cowok itu tidak mengikuti permintaan Mentari. Dia terus melanjukan mobil sampai masuk ke halaman rumah Willie.

Kedatangan mereka menjadi sorotan utama bagi Willie. Cowok itu yang baru saja keluar dari dalam mobil dibuat terkejut oleh pemandangan itu, ia mengeraskan rahang-nya dan mengepalkan kedua tangan-nya.

“Kak, udah sampai sini aja” ucap Mentari.

“Tanggung Tar” ucap Gibran santai.

“T-tapi!”

Gibran memarkirkan mobil sprotnya tepat di sebelah mobil Ferarri Willie. Lalu Mentari turun dari dalam mobil dan tidak berani menatap ke arah lain selain ia menunduk saja.

Willie menghampiri mereka, namun ia langsung sadar jika dirinya tidak boleh terlihat emosi. Kalau tidak Gibran pasti akan curiga dan terlebih lagi pasti gadis itu akan merasa besar kepala.

“Hai Will” ucap Gibran santai.

Willie hanya melirik dari atas sampai ke bawah ke arah Mentari. Membuat Mentari merasa takut dan gugup dengan cara lirikan mata Willie pada dirinya.

Gibran yang melihat cara pandangan Willie terhadap Mentari merasa tidak suka.

“Jaga pandangan lu!” ketus Gibran.

“Cih,, mainan baru lu ni?” tanya Willie dengan menaikkan satu alisnya menatap remeh ke arah Gibran.

“Jaga ucapan lu” bentak Gibran.

“Kalau gua sebut dia calon pacar gua gimana” ucap Gibran dengan tersenyum lebar.

“Calon pacar!”

“Makin rendah aja selera lu setelah putus dari Serlly” Willie menyeringai dan melirik tajam sekilas ke arah Mentari.

Mentari kembali hanya dapat menahan rasa sakit hati karena ucapan Willie. Entah sampai kapan cowok itu akan meremehkan dan merendahkan dirinya seperti ini. Tanpa di sadari oleh Mentari gadis itu sedikit mengepalkan tangan,, ingin rasanya ia menangis saat ini. Namun semua itu percuma saja,, malah hal itu akan membuat Gibran tahu akan semua nya.

Willie tertawa dan langsung pergi masuk ke dalam meninggalkan mereka berdua. Namun sebelum masuk dia bergumam.

“Masuk lu Tari!”

“Tar, nggak usah lu dengerin omongan tu anak. Willie emang agak lain orangnya” ucap Gibran dengan lembut.

“Nggak papa kok kak,, lagi pula Tari tutup telinga pun ucapan Kak Willie bakalan terdengar juga” sahut Mentari tertawa kecil.

“Kalau gitu makasih ya kak udah mau ngaterin aku,, maaf ngerepotin kakak” ucap Mentari.

“Santai Tar,, gua malah senang bisa nganterin lu kayak gini” ucap Gibran sambil tersenyum.

“Gua juga pamit deh kalau gitu” lanjut Gibran.

“Lah bukannya tadi kakak bilang ada urusan kesini?” tanya Mentari.

“Nggak jadi Tar” ucap Gibran,, ia langsung masuk ke dalam mobil dan meninggalkan rumah Willie.

‘Kak Gibran sifatnya jauh berbeda dengan kak Willie. Tapi aku nggak boleh dekat-dekat sama kak Gibran,, nanti kak Willie pasti marah’ bathin Mentari.

Mentari yang masuk ke dalam kamar,, melihat Willie tengah duduk di pinggir tempat tidur sambil memainkan ponsel nya.

Willie melirik ke arah Mentari dengan tajam lalu langsung saja berjalan masuk ke dalam kamar mandi dengan sedikit membanting pintu kamar mandi tersebut.

Mentari yang melihat tatapan tajam Willie bergidik ngeri dan langsung saja melangkah mengganti baju dan keluar dari kamar.

“Bik..” ucap Mentari pada Bik Asih,, ia memutuskan untuk ke dapur.

“Eh non Tari,, mau bibi buatkan apa non?” tanya Bik Asih lembut.

“Nggak bik,, Tari kesini mau bantuin bibi” ucap Mentari sambil tersenyum.

“Apa bik yang bisa Tari kerjain” lanjut Mentari.

“Jangan non,, non Tari mending duduk aja. Nanti Bapak dan Ibu bisa marah kalau non Tari ikut di dapur” ucap Bik Asih terkejut.

“Udah nggak papa bik,, mama dan papa kan belum pulang” Mentari langsung saja mengambil alih pekerjaan bik Asih.

“Mending bibi kerjain yang lain,, ini biar Tari aja” ucap Tari tersenyum lebar.

Namun bibi Asih masih saja berdiri di samping Mentari,, terlihat dari raut wajah bik Asih yang takut.

“Udah bik nggak papa kok,, nanti biar Tari yang bilang sama mama dan papa kalau bibi kena marah” ucap Mentari lembut.

Akhir bik Asih mengalah,, dia membiarkan gadis itu untuk membantu dirinya di dapur.

.

Willie yang baru selesai mandi mengedarkan pandangan-nya ke seluruh penjuru kamar. Namun ia tidak menemukan sosok Mentari disana.

“Kemana lagi tu anak” gumam Willie kesal.

Setelah menganti pakaian-nya dengan pakaian santai rumah, Willie langsung saja pergi ke luar kamar mencari keberadaan Mentari.

Saat menuruni anak tangga,, ia sedikit mendengar suara canda dan tawa dari arah dapur. Karena merasa tidak asing dengan suara itu Willie langsung saja melangkahkan kaki ke arah dapur.

Willie melihat dari balik tiang kalau Mentari tengah tertawa dengan beberapa orang asisten rumah tangga-nya. Dan membuat Willie terkejut gadis itu seperti sedang memasak sesuatu disana.

“Cantik juga tu anak kalau tertawa kayak gitu” gumam Willie,, ia tidak sadar kalau ada sedikit senyuman dibibir nya melihat Mentari bahagia.

“Tapi ngapain dia disitu ya.”

“Awas aja kalau sampai buat rusuh” gumam Willie.

Saat tengah asik memperhatikan istrinya dari jarak jauh tiba-tiba saja Willie dikejutkan dengan suara seseorang.

“Den Willie ngapain ngumpet disini” tanya bik Asih bingung.

“Bibi bisa nggak sih,, nggak ngagetin aku” ucap Willie kesal.

“Maaf den,, soalnya bibi perhatiin dari ruang tamu aden ngumpet disini dari tadi sambil lihatin arah dapur” jelas bik Asih.

“Nggak ada yang ngumpet bik,, tadi aku cuma senderan aja bentar” alasan Willie.

“Ni sambil main HP,, orang aku mau ambil minum” Willie langsung saja berjalan ke dapur dengan santai.

Cowok itu tidak ingin bik Asih semakin bertanya lebih lanjut,, karena itu akan membuat dirinya ketahuan sedang mengintip Mentari.

“Kak Willie” ucap Mentari saat melihat suaminya berada di dapur.

“Kakak ngapain kesini?” tanya Mentari lembut.

“Gua mau ambil minum” ucap Willie ketus.

“Mau aku ambilin kak” tawar Mentari.

“Nggak usah!”

“Lu sendiri ngapain disini,, mau buat kacau!”

“Nggak kak,, Tari cuma bantuin para bibi ini aja nyiapin makan malam” jawab Mentari lembut.

“Alah gaya lu,, kayak yang bisa aja masak.”

“Paling lu cuma bisa ngerepontin mereka semua aja disini.”

“Maaf den,, tapi non Tari dari tadi bantuin kita disini. Malah non Tari yang nyiapin semua” ucap salah satu asisten rumah Willie.

Willie langsung saja terdiam,, ada sedikit rasa malu dalam dirinya karena meremehkan Mentari. Willie langsung saja pergi dari sana dan duduk di ruang keluarga, yang mana dari tempat itu masih terlihat Mentari yang sedang sibuk memasak.

Willie sesekali mencuri pandang pada Mentari sambil membalas chat dari kekasihnya yaitu Natasya.

.

Kini mereka semua berada di meja makan untuk melaksanakan makan malam. Mentari membantu asisten rumah Willie menyiapkan makanan.

“Sayang udah kamu duduk aja disini” ucap Inggrit pada Mentari.

“Nggak papa ma,, Mentari senang bisa membantu para bibi” ucap Mentari lembut.

Akhirnya semua makanan sudah terhidang,, Mentari duduk di sebelah Willie.

“Wahh kayaknya ada yang beda dari makan malam hari ini” ucap Tomi menatap semua makanan yang tertata diatas meja.

“Iya pak,, ini semua makanan yang buat non Tari” ucap Bik Asih pada Tomi.

Inggrit dan Tomi langsung saja menatap Mentari dengan senyuman lebar mereka.

“Nggak kok ma, pa,, Tari cuma bantuin aja tadi” ucap Mentari sedikit menunduk.

“Ternyata pilihan kita nggak salah ya pa” celetuk Inggrit pada suaminya.

Sedangkan Willie merasa kesal melihat Mentari mendapat pujian dari mama dan papanya.

“Alah palingan juga caper sama mama papa” gumam Willie lirih.

Mentari yang mendengar ucapan suaminya itu hanya bisa tersenyum saja.

“Iya ma,, Mentari anak yang baik dan cantik. Beruntung Willie bisa memiliki istri seperti Mentari” ucap Tomi sambil tersenyum menatap Mentari.

Mentari tak begitu merespon,, ia hanya mengangguk-kan kepala singkat sambil tersenyum.

Mentari hanya bisa tersenyum tanpa banyak berkomentar atau pun menimpal, ia bingung harus bersikap seperti apa. Dimana kedua mertua nya sangat menyanyangi dirinya, sedangkan suaminya sendiri tidak pernah menganggap Mentari sebagai seorang istri.

“Yasudah yuk kita makan,, mama udah nggak sabar mau cicipin masakan menantu mama ini” ucap Inggrit.

Melihat Willie yang hanya diam saja,, dan seperti malas untuk menatap makanan yang ada di depan cowok itu. Mentari berinisiatif untuk menawarkan diri.

“Kak Willie mau Tari ambilkan makanan?” tanya Mentari lembut.

Namun Willie tidak merespons,, ia hanya menatap Mentari datar. Gadis itu menghela nafasnya dalam, kemudian mengambilkan nasi untuk Willie.

“Kakak mau ini?” tanya Mentari lagi,, willie hanya mengangguk saja.

“Terus apalagi kak?”

Merasa kasihan dengan menantu-nya yang berusaha bersikap baik pada putranya itu namun tidak di resposn. Inggrit membantu Mentari memilihkan makanan untuk Willie.

“Ini kak,, maaf kalau Tari belum tau apa aja makanan kesukaan kakak” ucap Mentari lembut.

Gadis itu harus lebih sabar dan semangat lagi dalam menghadapi sikap Willie yang seperti ini.

“Will nanti setelah makan, papa mau bicara sama kamu empat mata” ucap Tomi pada Willie.

Tomi merasa harus berbicara dengan putranya itu. Tomi tidak tega melihat Mentari yang selalu diacuhkan oleh Willlie.

“Iya pa” ucap Willie singkat.

“Gimana enak nggak masakan istri kamu?” tanya Inggrit pada putra nya itu.

“Biasa aja” ucap Willie singkat.

Inggrit dan Tomi hanya bisa mengelengkan kepala saja melihat sikap putranya itu kepada Mentari.

Mereka melanjutkan acara makanan malam tanpa ada perbincangan satu sama lain lagi.

Setelah acara makan malam selesai,, Tomi langsung saja pergi dari sana dan memberikan kode pada Willie.

Willie mengangguk,, pria itu langsung saja beranjak mengikuti langkah sang papa.

“Ada apa pa?” tanya Willie.

“Duduk aja kamu dulu” ucap Tomi datar.

“Papa langsung aja ya Will.”

“Selama ini papa nggak pernah minta apapun kan sama kamu,, papa selalu membebaskan apapun yang kamu lakukan” Willie mengangguk, menyetujui apa yang baru saja di ucapkan papanya.

“Papa juga nggak pernah maksa kamu untuk mengantikan posisi papa di perusahaan.”

“Kecuali satu hal,, yaitu meminta kamu untuk menikah dengan Mentari.”

“Papa minta sama kamu untuk menjaga Mentari sebisa kamu.”

Willie terdiam, ia benar-benar tidak yakin untuk hal itu. Mungkin ia memang sedikit nakal dan suka kebebasan. Tapi untuk sebuah janji yang sudah ia ucapkan, Willie tidak bisa untuk melanggar janji tersebut, itu adalah prinsip hidup dia. Sampai kapan pun Willie akan berusaha untuk menepati janji yang sudah ia ucapkan.

“Willie nggak bisa janji sama papa akan hal itu” ucap Willie.

“Kenapa?” tanya Tomi.

“Papa pasti tau bagaimana Willie.”

“Tapi kamu sudah berjanji sama Tuhan lewat ijab kabul Will.”

Willie tertunduk lesu,, ia lupa akan hal itu. Malah itu adalah sebuah janji yang paling sakral seumur hidup.

Cowok itu paling tidak bisa berkutik jika berada dalam posisi sulit seperti ini. Willie tidak bisa berkata apa-apa saat ini, otaknya seperti tidak bisa dipergunakan lagi.

“Papa hanya minta hal itu sama kamu Will.”

“Papa dan ayah Jaka tidak tahu umur kita akan sampai kapan.”

“Kamu tahu sendiri alasan ayah Jaka menikahkan kamu dengan Mentari, yang merupakan putri kecil kesayangan dia.”

“Jaka memilih kamu untuk menjaga putrinya,, itu artinya dia percaya sama kamu. Dia yakin kalau kamu adalah lelaki yang pantas untuk Mentari.”

“Papa jangan bicara seperti itu” sergah Willie.

Willie tidak ingin merasa bersalah atas semua perlakuan dirinya pada Mentari selama ini. Willie juga tidak bisa memberikan warna dalam hidup gadis itu.

“Papa tau kamu adalah putra papa yang tidak akan pernah mengingkari sebuah janji. Papa hanya minta sama kamu untuk berjanji satu hal sama papa” Tomi menarik nafas nya dalam.

“Apa pa?” tanya Willie.

“Jangan pernah kamu tinggalkan Mentari dan mengucapkan kata talak pada gadis itu. Karena papa yakin kalau Mentari adalah gadis yang akan mempertahankan rumah tangga kalian.”

“Seberapa cuek kamu dan perlakuan kamu yang tidak menyenangkan pada dia,, Mentari akan berusaha menerima itu semua.”

“Tapi kalau Mentari sendiri yang menyerah akan rumah tangga ini dan memintai cerai sama aku bagaimana?” tanya Willie.

“Kamu boleh bercerai dengan dia dan melepaskan Mentari. Karena papa yakin, kalau Mentari sendiri yang meminta berpisah artinya dia sudah menyerah dan lelah dengan semua itu.”

“Papa tidak akan melarang dia jika hal itu terjadi suatu saat nanti.”

“Tapi satu hal yang harus kamu yakini” Tomi sedikit terjeda.

“Jangan pernah kamu menyesal. Karena seorang istri yang baik tidak akan datang untuk kedua kali pada lelaki yang pernah menyakiti perasaan seorang wanita” ucap Tomi tegas.

Willie terdiam,, ia tidak tahu apa bisa memperlakukan Mentari sebagai istrinya. Saat ini Willie tidak cinta dengan gadis itu, dan ia sudah memiliki seorang wanita yang telah mengisi hatinya.

“Bagaimana Will?” tanya Tomi.

“Willie janji pa” ucap Willie.

Cowok itu masih bisa menghentikan pernikahan karena perjodohan ini tanpa ia harus melanggar janji pada sang papa. Willie bisa membuat Mentari menyerah dengan pernikahan mereka.

Bersambung…

1
Kyo Miyamizu
Wuih, plot twistnya dapet banget sampe gak tau mau bilang apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!