Jangan pikir cuma orang tua saja yang bisa menjual anak nya. Karena anak pun bisa melakukan hal yang sama.
"Akak cantil! Akak cantil! Mau ndak jadi Mommy kita! Daddy kita duda loh, cekalian dapat anak comel cepelti kami ini."
"Iya! Iya! Nanti daddy akan bayal utang na Mommy! gelatis catu dapat catu. Nikah cama duda dapat anak.. Hehehehe!"
Berharap bertemu jodoh pangeran kuda putih, Larasati Aqela justru bertemu dengan dua anak kembar lucu yang menawarkan Daddy mereka.
Larasati seorang mahasiwi semester akhir yang harus bekerja di sebuah restoran untuk mencukupi kebutuhan nya harus terjebak dengan anak kembar pengusaha paling kaya. Angkara Brawijaya, dia memiliki sikap dan sifat yang sangat aneh bagi Laras.
"20 juta sebulan! Jadi Ibu dari anak saya!"
" Hapaaa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hachichan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MPAD. Kemarahan Sheila
"Apa yang kalian berdua lakukan disini???"
Suara itu membuat tubuh Laras menegang, dia menoleh mencari sumber suara yang sangat dia kenali. Dari arah sebelah kiri, Angkara menatap dengan sorot mata tajam, bahkan orang yang bertatapan mata dengan nya akan menciut seketika.
Dengan langkah berat, Angkara berjalan menghampiri Laras. Gadis itu terpaku terdiam di tempat, bisa dia bayangkan bahwa saat ini Angkara sedang menaruh curiga padanya. Sementara di sisi lain, Rafael masih santai seolah tak berdosa, lagi pula jika benar Laras adalah saudaranya, atau lebih tepat nya adek kandung nya. Bukankah Angkara akan menjadi ipar nya, jadi untuk apa dia takut.
Angkara menarik tangan Laras mendekat ke arah nya."Jawab pertanyaan aku?"Suaranya rendah tapi bisa membuat lawan tidak berkutik.
"A-aku.. Itu, tadi aku ketemu sama Kak Rafael disini!" Laras menunduk, dia tidak sanggup melihat kilatan mata Angkara yang di penuhi rasa cemburu.
Angkara menatap Rafael dengan sengit."Toilet pria ada di sebelah sana,"Menunjuk ke arah lain."Kenapa kamu disini?"
Dengan santainya Rafael berucap."Nyasar! Maklum aja, gue udah lama nggak kesini."Jangankan Angkara, bahkan Rafael saja yang memberi alasan itu sungguh tidak masuk akal baginya. Tapi hanya itu yang langsung keluar dari bibirnya.
Angkara melangkah mendekat, dia berbisik."Urusan kita belum selesai, lo harus kasih tau alasan yang lebih masuk akal lagi."
"Ayo!!!" Angkara menarik tangan Laras, Rafael diam menatap kepergian kedua orang itu. Helaan nafas terdengar, apakah dirinya harus jujur pada Angkara atau jujur saat bukti sudah ada? Tapi dari pada membuat Angkara marah dan cemburu, lebih baik jujur. Mungkin Angkara bisa membantu, pikir Rafael.
Tanpa pamit, Angkara langsung mengajak Laras keluar dari BAR itu. Di dalam lift suasana kembali hening, bahkan rasa panas menjalar ke seluruh tubuh Laras. Rasa panas yang tercipta dari sebuah rasa cemburu.
Setelah pintu lift terbuka, Angkara membawa Laras menuju kamar pribadinya. Saat pintu kamar terkunci, Angkara langsung menyambar bibir Laras, melumat nya dengan penuh hawa nafsu, dia ingin membebaskan rasa cemburu dalam hatinya.
Siapa bilang sahabat tidak bisa menikung?
Siapa bilang sahabat tidak bisa menjadi musuh?
Siapa bilang hati tidak bisa berpaling?
Dia percaya pada Laras. Tapi rasa takut di tinggalkan membuatnya menggila. Mantan istri yang begitu dia cintai meninggalkan nya demi cinta pertama. Bagaimana jika Laras melakukan hal yang sama, meninggalkan nya karena mencintai orang lain.
Laras memukul dada Angkara, dia sudah kehabisan oksigen karena ciuman panas itu. Setelah pagutan nya terlepas, Laras mengambil oksigen sebanyak - banyak nya.
"Kamu gila ya? Hampir aja aku mati tau nggak?" Ucap nya dengan nafas yang masih di atur.
Angkara menunduk, tapi beberapa detik kemudian dia memeluk Laras."Maaf! Aku cuma takut kalo kamu akan meninggalkan aku! Seperti wanita itu!"
Laras tertegun, dia tau wanita mana yang di maksud oleh Angkara. Dia juga sudah tau cerita tentang pernikahan Angkara dulu. Tangan nya terangkat mengelus punggung Angkara dengan lembut."Itu nggak akan terjadi, walau bumi terbalik sekalipun, aku nggak akan pernah ninggalin kamu. Kecuali kamu yang memilih pergi, atau kamu yang memilih untuk melepaskan aku."
Angkara menguraikan pelukan mereka, menatap Laras lebih dalam, lalu dia menggeleng."Sampai mati pun, aku nggak akan pernah melepaskan kamu. Kecuali kalo kamu sudah tidak bahagia lagi sama aku."
Laras tersenyum tulus."Tapi kebahagiaan yang aku rasakan cuma ada saat aku ada di samping kamu. Kamu bisa merasakan nya disini, kan?"Laras mengambil satu tangan Angkara, meletakkan nya di dada. Bisa Angkara rasakan detak jantung yang sama seperti dirinya.
Mereka kembali berciuman. Ya, hanya sekedar ciuman untuk meyakinkan hati masing - masing. Malam itu, keduanya tertidur saling berpelukan, menghangatkan satu sama lain. Semua keraguan terhempas hilang entah kemana, rasa takut yang tadinya di rasakan Angkara sekarang lenyap bagaikan embun, tergantikan oleh rasa saling percaya.
🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷
Prangggggggg
Braakkkkkkkkk
Prangggggggg
Benda berjatuhan, pecah menciptakan retak di sebuah kaca cermin. setetes darah menetes di punggung tangan seorang wanita yang masih sangat muda.
Kemarahan mengacaukan pikiran nya. Sheila berada di dalam kamarnya yang kedap suara, membanting apapun yang ada di sekitar nya. Amarah nya tak terkendali saat dia menyaksikan sebuah pernyataan Angkara yang akan menikahi gadis biasa, Laras.
Sheila memang tidak hadir di dalam acara itu, tapi dia meminta seseorang untuk datang dan merekam apapun yang terjadi di acara itu. Bola matanya langsung memancarkan kilatan api kemarahan, kebencian dan kecemburuan menjadi satu. Pria yang dia cintai, pria yang selalu dia tunggu ternyata lebih memilih orang lain.
Di kalahkan oleh cinta pertama, dan sekarang di kalahkan oleh kehadiran gadis baru!
"Kenapa? Kenapa Angkara lebih memilih wanita itu. Arrrggggggggggg!" Untung saja kamarnya kedap suara. Jadi sekalipun dia berteriak dan menjerit. Tak ada satupun yang mendengar nya.
"AKU AKAN MENGHANCURKAN KALIAN SEMUA! KALIAN TIDAK BOLEH BAHAGIA DI ATAS PENDERITAAN KU..." Dadanya naik turun, amarah setiap detik selalu meningkat.
Ting......
Satu pesan masuk...
Sheila berjalan ke ranjang, mengambil ponsel dan membacanya.
💌[ Singkirkan wanita itu, dia akan menjadi penghalang mu! Dia akan menggantikan posisimu. Lenyapkan wanita itu!!! ]
Sheila memencet tombol panggilan. Tapi dari seberang sana, seorang wanita paruh baya yang berada di bawah kungkungan seorang pria mengabaikan panggilan itu.
"Ahhh. Ini gila! Sangat nikmat.." Saat melakukan penyatuan, wanita itu mendapatkan pesan dari anak buah nya tentang Laras. Seketika wanita itu terkejut, dia mengirim pesan pada Sheila untuk menyingkirkan Laras. Bukan demi Sheila tapi juga demi dirinya.
"Aarrggggggg.." Pelepasan terakhir. Pria muda yang usianya di perkirakan masih 20 - tahunan terjatuh di samping wanita yang usianya sudah berkepala 5.
Tanpa menutupi tubuh polos nya, dia mengambil ponsel yang terus berdering. Senyum terukir di bibirnya. Dia menggeser tombol berwarna hijau. Seketika suara wanita muda berteriak penuh amarah.
📞 [ Sialan! Kamu bilang anak itu sudah meninggal! Kenapa tiba - tiba dia bisa muncul lagi? ]
📞 { Tenang baby! Aku juga baru mengetahui nya. Pria itu mengkhianati ku. Dia berbohong tentang kematian anak itu. Rupanya pria itu menaruh anak itu di panti asuhan. Saat kamu menceritakan ada anak yang wajah nya mirip dengan Risa. Aku langsung mencari tahu. Rupanya, gadis itu adalah Kirana. Dia telah kembali!}
📞 [ Brengsek! Kerja saja tidak becus. Kalo sampe Kirana kembali maka posisi ku di keluarga ini akan dalam bahaya ]
📞 { Karena itu! Kita harus menyingkirkan nya sebelum kebenaran tentang kejadian itu terungkap. Serahkan semuanya pada Mama, sayang}
Wanita itu mematikan ponsel nya secara sepihak, di ujung sana, Sheila menggerutu kepada ibu kandung nya.
"Sial! Kenapa aku harus memiliki ibu kandung sepertinya. Aku tidak ingin jatuh miskin! Aku adalah nona muda dari keluarga Admaja. Tidak ada yang bisa menggantikan posisiku. Siapapun itu, baik orang lain atau pun putri kandung keluarga Admaja."
Dan masih di dalam kamar hotel, wanita itu menghubungi seseorang.
📞 { Lakukan sesuatu pada gadis yang ada di foto itu. Anggap saja hadiah dariku untuk mu, Kamal }
Kamal? Dia adalah pemilik club malam yang menyediakan pelayan seksual dan menjual para gadis dengan bayaran tinggi.
Di sebuah club malam, Kamal memandangi wajah Laras di layar ponsel nya.
"Heemmm, cantik! Lumayan buat harga tinggi!!!"
kopi & vote untuk mu