Sarah

malam itu seperti biasa setelah melakukan semua kegiatan Dewi dan icha mulai bersih-bersih untuk beristirahat .Dewi yang berbaring di atas ranjang kecil bertingkat di tingkat pertama tempatnya dan di tingkat ke dua di huni oleh Icha. menatap langit ranjang yang lusuh ,ia berpikir bagaimana keadaan Sarah saat ini di luar sana apakah dia baik-baik saja atau tidak, ia pun tak tahu.ia berfikir bisa saja ia langsung melaporkan semua ini pada polisi tapi itu semua akan sia-sia karena tak punya bukti yang kuat dan ia tau yang di hadapinya saat ini bukan lah orang biasa ,jika menukar Sarah yang asli dengan yang palsu saja mereka bisa apa lagi melakukan hal lain akan lebih mudah bagi mereka. Malam itu sebelum tidur ia hanya berdoa semoga selalu ada hal baik menyertai mereka di esok hari.

Pagi itu seperti biasa mereka berdua berangkat bersama menuju kelas .

"astaga... Dewi buku PR ku ketinggalan!!"ucap Icha yang langsung menepuk jidatnya.

"dimana?"

"di atas ranjang tempat tidur!!"seketika Icha langsung panik karena buku itu akan di kumpulkan pagi ini sedangkan hari sudah mulai siang sebentar lagi lonceng akan berbunyi menandakan jam masuk kelas.

"kau bawa tas ku "Icha langsung menyerahkan ke tangan Dewi dan berlari kembali ke asrama,Dewi yang menerima juga terkejut.

"taruh tas ku di meja jika aku terlambat bilang saja aku ke toilet"teriaknya berlari meninggalkan Dewi yang masih berdiri menatapnya dari kejauhan.

"ehmmm..."Dewi hanya menghela nafasnya berat melihat kelakuan temannya itu ,kini ia berjalan sendirian menuju ke kelas.ia hanya berharap semoga Icha tak terlambat sehingga ia tak perlu membuat alasan keberadaan Icha nanti.

Icha langsung berlari masuk ke dalam asrama dan segera menaiki ranjangnya lalu melihat sebuah buku tulis yang terkapar di atasnya,ia langsung mengambilnya dan segera turun.

"ah..untung aku segera ingat, kalau tidak bisa bahaya ini!!"celotehannya sembari berjalan menenteng buku itu.ia berjalan kembali menuju kelas melewati lorong-lorong kamar para murid lainnya karena kamarnya dan Dewi di bagian ujung .

"bagaimana ini_"

Deg...langkah kaki Icha langsung terhenti mendengar suara seseorang sedang menangis di dalam kamar, dengan jiwa penasarannya Icha langsung saja mengintip siapa yang ada di dalam asrama padahal ini sudah waktunya hampir jam pelajaran.

Icha melongok kan kepalanya sedikit di balik pintu terlihat seorang santri sedang terduduk di lantai.

"Naira!!!"gumamnya melihat ternyata wanita yang sedang menangis itu adalah Naira,siswi yang selalu membuat masalah pada siswi lainnya.

mendengar ada orang selain dirinya Naira langsung menoleh dan dengan wajah terkejut melihat Icha yang sedang melihatnya menangis .

karena terpergok Icha langsung saja gelagapan,ia merasa tidak enak pada Naira karena ketahuan mengintip "maaf-maaf..aku tak bermaksud mengintip."ucapnya yang kini telah berdiri di depan pintu.

"kenapa kau disini?"tanya Naira yang penasaran kenapa bisa ada icha di sana.

"ah.. Aku mengambil ini!!"ucapnya sambil mengangkat buku yang ada di tangannya.

Naira langsung saja diam ia sedang tak mau berurusan dengan siapapun saat ini.

"maaf kenapa kau menangis?dan apa yang ada di tangan mu itu"ucapnya sembari melihat benda berukuran lidi kecilnya ,yang ada di tangan nya naira.mendengar pertanyaan Icha Naira langsung saja menyembunyikan benda itu di belakang punggungnya.

"ini bukan apa-apa!!"seketika wajah Naira langsung pucat.

"apa kau sakit?"

"kau ini cerewet sekali!!! pergi sana walaupun aku sakit aku tidak butuh bantuan mu."bentaknya menatap tajam ke Icha.

melihat reaksi Naira yang terlihat tidak senang kehadirannya di sana, Icha langsung saja pergi meninggalkan Naira .

"padahal aku hanya ingin membantu,kalau dia sakit bisa ku panggilkan guru pengawas untuk mengurusnya.ya sudahlah,dasar wanita aneh!!!"gerutunya sambil berjalan menuju kelasnya.

ring... Suara bel berbunyi menandakan jam pelajaran akan di mulai, mendengar itu Icha langsung saja berlari menuju kelas jangan sampai ia terlambat.

Di kelas Dewi sudah menunggu dengan gelisah,bel sudah berbunyi tapi Icha belum juga datang.sorot mata Dewi sedari tadi menghadap ke pintu dan akhirnya anak yang di tunggu dari tadi akhirnya datang juga.

Icha langsung berlari menuju bangkunya dan duduk mengistirahatkan tubuhnya dengan nafas yang masih ngos-ngosan akibat berlari kencang menuju ke kelas.

"kau lama sekali?"ucap Dewi yang menoleh ke arah belakang.

"iya ,aku tadi tak sengaja melihat Naira sedang menangis.jadi sedikit lebih lama!!"jawabnya. Dewi langsung saja menoleh ke bangku tempat Naira biasa duduk ternyata anak itu belum juga datang.

"menangis?kenapa ia menangis?"tanyanya.

"aku tidak tau !!pas ku tanya ,malah aku yang di marah dan di usirnya .jadinya ku tinggalkan saja!!"

jawab. Dewi tak lagi bertanya,ia langsung kembali ke posisi duduknya dengan benar karena guru juga sudah datang.

Di tempat lain Rahmat yang kini sedang menghadiri rapat para guru yang membahas tentang ujian semester dan akan datangnya libur semester pertama tahun ajaran ini ,memperhatikan apa yang di sampaikan staf kantor tentang ujian yang akan berlangsung dua minggu lagi tapi persiapannya sudah di siapkan dari sekarang.

sudah sekitar 30 menit berlangsung rapat kini datanglah Nurul dengan pakaian syar'i lengkap dengan cadar yang selalu di pakainya.

"asalamualaikum!!!"ucap Nurul yang baru datang, seketika para guru yang ada di sana langsung menoleh "walaikumsalam!!"ucap mereka serentak.

"akhirnya, ummi Sarah datang juga."ucap elmira.sebenarnya Elmira tak terlalu mengenal Sarah sepenuhnya karena ketika kakak sepupunya ustadz Satrio menikah ia masih menempuh pendidikan di Mesir jadi ia juga tak terlalu paham wajah asli dari Sarah yang sebenarnya apa lagi ia mengajar di sini baru sekitar satu tahun dan ia sudah melihat Sarah memang memakai cadarnya.

"silahkan duduk ummi"ucap guru lainnya yang terlihat sangat menghormati wanita yang mereka tau itu adalah istri dari ustadz Satrio pemilik pondok pesantren ini.

melihat perlakuan para guru di sana Rahmat sedikit heran, bagaimana para guru di sini tak bisa mengenali kalau wanita ini bukanlah Sarah yang sebenarnya.apa mereka semua bersekongkol?apa mereka memang tidak tau, mustahil jika mereka pernah melihat Sarah yang sebelumnya tak mencurigai perubahan yang terjadi pada pimpinan mereka sendiri.semua pertanyaan itu ada di dalam benak Rahmat ia menatap dan selalu memperhatikan gerak-gerik dari wanita bercadar itu dengan seksama ,terlihat jelas wanita itu sangat berbeda dari Sarah yang ia kenal selama ini walaupun dari segi postur badan memang terlihat sama tapi mengapa orang-orang di sini seperti melihat Sarah palsu ini adalah Sarah yang asli.