Menggoda Ayah Dari Wanita Yang Merebut Tunanganku

Oh ya manteman, sebelumnya aku mau minta maaf ya. Aku beberapa waktu ini cuma bisa Up 1. Ada kesibukan di RL. Semoga temen² sabar buat nunggu. Terimakasih.

...****************...

Degh degh degh

"Aaaaah apa yang tadi kamu lakuin Dhea!!!!"

Dhea berteriak dalam diam. Saat ini dia sudah kembali ke rumah dan memilih untuk langsung masuk ke kamar.

Ia melemparkan tubuhnya ke atas ranjang lalu memeluk guling dengan erat.

Mengingat keberaniannya tadi, sungguh dia sendiri juga tidak menyangka. Dhea tidak menyangka bisa berbuat begitu.

"Tapi sumpah, Om Drake itu ganteng. Gimana ya bilangnya, dia itu punya pesona gitu lho. Pria matang dan seksi. Buseeet itu seksi banget. Dadanya keras dan otot tangannya kelihatan meski ketutup baju. Ah gimana sih ngejelasinnya, pokonya aku bisa lihat dia itu hot dan seksi meski cuma nyentuh doang."

Dhea kembali membayangkan apa yang dilakukannya tadi. Rasanya sungguh tidak sangat berbeda ketika dulu dia bersama dengan Jayan. Terlebih ketika Drake menyentuh lembut pipinya, ada rasa hangat yang menjalar di sana. Hangat yang dirasakan Dhea itu sungguh hangat seperti disayangi.

"Rasanya beda banget sama Jayan. Bahkan pas Jayan nyium aku pun rasanya nggak gini. Ah lupa, aku pernah ngerasa kayak gini cuma pas diawal hubungan kami dulu. Tapi lama kelamaan perlakuan Jayan berubah. Dia meluk, dia nyium, tapi rasanya tidak sampai hati. Itu berasa kayak cuma nafsu semata. Ya sebenarnya normal sih yang namanya orang punya nafsu, tapi entah kenapa aku nggak suka."

Dhea mengingat hubungannya dengan Jayan. Dia yang sudah berpacaran setahun lalu bertunangan setahun juga, tentu mereka sudah banyak melakukan skinship. Ciuman juga bukan hal yang aneh.

Namun Dhea selalu menolak saat Jayan menginginkan lebih. Dia bisa merasakan setiap kali berciuman, Jayan selalu berusaha untuk melakukan hal lainnya. Tapi Dhea tidak mau, dia hanya ingin melakukan itu setelah mereka menikah. Lagi pula hanya tinggal beberapa bulan lagi mereka akan menikah.

Tapi mungkin Jayan tidak begitu, dia tidak sabar. Dan mungkin juga dia berselingkuh dengan Virya karena tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.

Tapi apapun alasannya, tidak ada pembenaran untuk selingkuh. Jika memang dirasa sudah tidak cocok dan tidak cinta, maka putuskan dengan baik. Bukannya malah bermain dengan wanita lain.

"Ngapain sih malah jadi kepikiran sama si sialan itu. Capek deh. Ehmmm, besok mau bawa apa ya buat Om Drake?"

Dhea mengusir pikirannya tentang Jayan dan menggantinya dengan Drake. Dia merasa kembali bersemangat sekarang.

"Mungkin lain kali nggak kue deh, tapi makan siang. Ya bawain makan siang mungkin lebih cocok dijadiin alesan buat selalu nemuin dia,"gumamnya lirih.

Dhea sungguh antusias dalam usahanya menggoda Drake. Padahal Dhea sendiri tidak tahu apa yang akan dia lakukan nanti. Gadis itu sungguh tidak berpikir kedepannya, karena sekarang targetnya adalah membuat Virya murka.

Sedangkan di tempat lain, Jayan tengah mencari sebuah cincin. Dia awalnya ingin mendatangi William Diamond (WD), pusat tempat dimana perhiasan yang berupa berlian dan juga yang lainnya berada.

WD begitu sangat terkenal, counter perhiasan mewah itu bahkan sudah merambah ke negara tetangga.

Tapi agaknya Jayan harus mengurungkan niatnya. Uangnya jelas tidak cukup untuk membeli sebuah cicin berlian meskipun hanya kecil. Bukannya tidak punya uang, tapi untuk membeli berlian uangnya tidak akan cukup karena dia memiliki banyak kebutuhan lain termasuk dalam penyusunan tesis.

Alhasil Jayan memilih toko perhiasan mas untuk cincin yang akan dia berikan kepada Virya.

"Haah, aku nggak nyangka kalau aku bakalan nikah sama Virya secepet ini," Jayan mengehela nafasnya sambil mengusap wajahnya. Besok, dia harus datang untuk memberi tanggal kepada Drake. Dan itu tak bisa ditunda.

Setelah memilih cincin yang dirasa sesuai, Jaya menuju ke kampus untuk bimbingan penyusunan tesis. Dan bimbingan kali ini pun tidak mudah. Pembimbing yang dihadapi mungkin masih muda namun dia adalah seroang jenius. Ada banyak hal yang salah dalam tulisannya yang mana harus diubah semuanya.

Bruk!

Sesampainya kamar kost nya, pria berusia 27 tahun itu melemparkan tubuhnya di atas kasur. Dia memejamkan matanya sejenak berharap bisa tidur.

Namun ternyata tidak. Dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya karena banyak hal yang harus dilakukan. Salah satunya adalah menghubungi orangtua terkait pernikahannya dengan Virya.

"Bu, mungkin satu minggu lagi aku bakalan nikah. Pokonya bulan ini lah aku akan nikah." Jayan menelpon Ibunya dan langsung memberitahu tentang pernikahannya.

"Oh bagus lah. Dhea maafin kamu emangnya?" Di seberang sana, ibu Jayan berpikir bahwa Jayan akan menikah dengan Dhea. Nada suara wanita paruh baya itu terdengar sangat senang.

"Bukan Bu, bukan sama Dhea. Tapi sama Virya. Wanita yang akan jadi istri ku bukan Dheandita Niranjana, melainkan Virya Adiwitama. Aku akan nikah sama Virya. Nanti aku kabari lagi Bu untuk hari tanggalnya. Ibu tinggal datang aja ke sini nanti kalau udah jelas semuanya."

Jay!

Tuuuut

Jayan menutup panggilan itu secara sepihak. Padahal di seberang sana sang ibu masih ingin bicara lebih banyak lagi. Dan tentu dia masih bingung dengan apa yang dikatakan oleh sang anak.

"Sebenernya ada apa sih Jay? Apa yang kamu lakuin? Calon istrimu mutusin buat gagalin pernikahan. Terus sekarang tiba-tiba kamu bilang mau nikah, tapi sama wanita lain. Duuuh Jayan, kenapa ribet begini."

TBC