👍 Like
⭐️ Rate
🔔 Subscribe
👑 Vote
Bagaimana jika seorang putri calon ratu masa depan dari era moderen, berpindah keraga bayi merah yang baru lahir dizaman kuno...?
Apakah ia akan bisa menyesuailan diri..? karena keluarga barunya dizaman kuno ini hanya orangtua yang sederhana...?
Apakah ia bisa memenuhi tanggung jawab dalam membawa perubahan untuk zaman ini...?
Akankah kehidupannya akan jauh lebih menyenangkan atau malah sebaliknya...?
Jadilah orang yang menjadi skasi kisah perjalanan calon ratu masa depan yang kembali kemasa lalu, dalam novel ini....!!!
TERIMA KASIH.....!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Batu api dan kapuk randu
Yu Shu kembali kedunia luar dan langsung melakukan latihan fisik bersama ayah, Duan Yei yang sekarang berusia tujuh tahun dan Duan Holi, yang telah tumbuh menjadi remaja tampan dengan tubuh tinggi tegap nan gagah.
Duan Holi baru saja kembali kerumah, setelah merampungkan kegiatan belajarnya diakademi seminggu yang lalu.
Kali ini ketiga kakak beradik itu, mengasah ilmu meringanan tubuh, mengontrol penggunaan tenaga dalam dan angin yang sebelumnya sudah mereka kuasai.
Kalau urusan persenjataan dan ilmu tangan kosong, kemampuan mereka sudah tidak perlu diragukan lagi. Gerakan mereka juga amat cepat dan gesit.
Secara bergantian mereka membersihkan diri, ketika sesi latihan usai kemudian sarapan. Bersama.
Yu Shu dan Duan Holi, pergi ketoko dengan membawa roti yang tadi pagi sudah dibuat oleh ibunya.
Duan Lei pergi keladang, Duan Yei belajar bersama teman-temannya dengan bimbingan Huang Ling.
Ketika tiba ditoko, sudah banyak orang mengantri. Para saudagar pemborong juga sudah ada disana, menunggu dibangku bambu dan kayu dibawah pohon persik, kesemek dan pohon bunga sakura.
Tak butuh waktu lama, roti, minuman sari buah, jamu jahe gula aren dan ramuan herbal penambah setamina habis terjual.
Begitu pun untuk selai dan manisan buah, manisan bunga asam kumbang, kue kering, diborong habis oleh saudagar.
Hanya tersisa camilan kesemek kering saja.
"Hah....!" hembusan nafas penuh kepuasan Yu Shu dan Holi hempaskan. Wajah keduanya berbinar senang.
"Yu Shu...! apa kalian tidak membuat kerajinan lagi minggu ini..?" tanya tuan Meng, saudagar pemborong kerajinan tangan.
"Ada paman, aku membuat sandal dan sepatu dari serat pandan dan kulit jagung, yang tahan air dan juga nyaman dipakai. Terus ada tas punggung yang gunanya untuk membawa pakaian atau barang-barang lain jika kita berpergian." jelas Yu Shu.
"Wah, kerajinan baru lagi ya...? paman mau Yu Shu." tuan Meng bersorak riang.
Saudagar itu amat senang jika mengambil barang dari keluarga Duan. Selain kualitasnya yang bagus, jenisnya juga bermacam-macam dan selalu ada saja yang baru.
Yu Shu mengangguk "nanti paman ambil kerumah ya..? karena jumlahnya banyak, jadi aku tidak bisa membawanya kesini."
"Iya pasti, nanti paman akan kerumahmu."
Setelah menutup toko dan berpamitan dengan orang yang ada disekitar tempat itu, Yu Shu dan Holi langsung pulang kerumah.
"Shu'er, apa kau tidak mau masuk keakademi...?" tanya Holi yang berjalan sembari merangkul pundak adik perempuannya itu.
Yu Shu menggeleng "bukankah aku sudah jauh lebih pintar dari guru yang ada diakademi..?" guraunya dengan mimik wajah meledek.
Holi terkekeh, mengacak rambut dipucuk kepala Yu Shu dengan gemas.
"Ya kau benar. Yang ada nanti malah kau yang mengajari para guru diakademi." timpal Holi terbahak.
Yu Shu menghela nafas "aku lebih suka disini, kalau diakademi pasti akan sangat membosankan. Lagi pula ilmu bisa kita dapat dari mana saja. Kalau untuk gelar tidak terlalu penting bukan..?"
Holi mengangguk "dikekaisaran gelar hanya untuk ajang pamer kesombongan. Kalau aku dari kecil tumbuh bersama paman dan bibi, aku juga pasti tidak mau masuk keakademi."
Saking asiknya mereka bertukar kata, tak terasa sudah sampai dirumah saja. Keduanya langsung menyiapkan kerajianan yang akan diambil oleh paman Meng.
Sandal dan sepatu untuk anak-anak dan dewasa, tas punggung dengan berbagai ukuran. Mangkuk, gelas, sendok dari batok kelapa.
Lilin minyak kelapa dengan sumbu serabut aren yang dicampur kapuk randu dengan penampung mangkuk dari tanah liat.
Yu Shu memberi tahu paman Meng bagai mana cara menggunakan lilin.
Minyak kelapa yang sudah dicampur bubuk batu api dari gunung Guro, dituang kedalam cawan tanah liat, kemudian sumbunya diletakkan mengambang diminyak.
Penemuan batu api dan ide pembuatan lilin minyak itu, belum Yu Shu beritahukan kepada penduduk desa. Banyak resiko yang ia fikirkan, makanya sampai sekarang Yu Shu masih menyimpannya sendiri.
"Minyak dibotol ini juga bisa dituangkan kesumbu untuk obor bambu, jadi paman nanti bisa memberitahu pembelinya sekalian ya..?" kata Yu Shu.
"Apa kau juga menjual minyak lilin ini terpisah dengan cawan dan sumbunya...?" tanya paman Meng.
"Benar paman...! kalau nanti minyak lilinnya habis, paman bisa membelinya padaku."
Sepuluh koin emas, hasil yang didapatkan Yu Shu dari barang kerajinan minggu ini. Hasil yang sangat banyak, hanya dengan bermodalkan tenaga saja.
Setelah makan siang, Yu Shu, Duan Yei dan Holi pergi kegunung Lushan untuk mengambil kapuk randu yang dua hari lalu mereka temukan saat mendaki lebih tinggi.
Sementara untuk batu api, mereka temukan lima hari yang lalu dibagian dalam kawah gunung yang mengering.
Satu rusa dan dua ayam hutan juga mereka dapatkan.
"Kakak, apa penemuan batu api itu akan terus dirahasiakan...?" tanya Duan Yei ketika mereka menuruni gunung untuk kembali kerumah.
"Kakak takut kalau keberadaan batu api itu diketahui banyak orang dan ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Mereka akan menambang dengan asal dan itu bisa merusak gunung Guro." jawa Yu Shu.
"Banyak pejabat korup juga orang-orang yang hanya mementingkan perut sendiri tanpa perduli akan dampak bahaya untuk alam dan orang lain. Kita harus pandai memilah mana yang baik untuk disebar luaskan atau yang tidak." timpal Holi.
"Untuk sementara kita rahasiakan dulu, selagi belum menemukan solusinya. Kita juga mengambil batu api sedikit, jadi tidak masalah kalau kita diam." sahut Tu Shu.
Sesampainya dirumah, kapuk randu langsung dijemur, sebelum besok akan dipisahkan dari cangkang dan biji lalu diproses untuk membuat bantal dan kasur.
Sedangkan ayam hutan dimasak menjadi menu makan malam dan rusa akan diawetkan dengan diasap setelah sebelumnya dibaluri garam.