Dikhianati cinta. Ditindas kemiskinan. Ditinggalkan bersimbah darah di gang oleh kaum elit kaya. Mason Carter dulunya anak orang kaya seperti anak-anak beruntung lainnya di Northwyn City, sampai ayahnya dituduh melakukan kejahatan yang tidak dilakukannya, harta bendanya dirampas, dan dipenjara. Mason berakhir sebagai pengantar barang biasa dengan masa lalu yang buruk, hanya berusaha memenuhi kebutuhan dan merawat pacarnya-yang kemudian mengkhianatinya dengan putra dari pria yang menuduh ayahnya. Pada hari ia mengalami pengkhianatan paling mengejutkan dalam hidupnya, seolah itu belum cukup, ia dipukuli setengah mati-dan saat itulah Sistem Kekayaan Tak Terbatas bangkit dalam dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTUNANGAN
Saat Mason pulang ke rumah, dia terkejut karena Luna sudah menyiapkan makan malam. Untung saja dia membeli beberapa bahan makanan beberapa hari lalu, jadi Luna mungkin merasa pekerjaannya mudah.
“Hai, kau sudah pulang. Dari mana saja kau?” tanya Luna sambil tersenyum saat mendekatinya, bahkan membantunya melepas sepatu sebelum Mason sempat melakukannya sendiri.
“Aku ada janji dengan beberapa perencana bisnis,” Mason berbohong.
Tentu saja, tidak mungkin dia akan memberitahu Luna kemana sebenarnya dia pergi.
“Keren, siap memiliki perusahaan sendiri?” Luna tersenyum padanya.
“Ya,” jawab Mason.
“Tapi kau membutuhkan sertifikat kelulusan untuk itu, kau tahu?” Luna menatapnya tajam.
“Ya, aku tahu. Itu akan siap dalam tiga bulan. Jangan khawatir,” Mason tersenyum.
Setelah melepas sepatunya, Luna membawa makanan di atas nampan dan meletakkannya di meja. Karena apartemen ini tidak mewah, hanya memiliki dua ruangan tanpa ruang makan, mereka pun makan di meja yang ada di ruang tamu.
Saat makan, Luna tidak bisa diam saja.
“Aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara mengucapkan berterima kasih atas apa yang sudah kau lakukan untukku. Aku tidak pernah menyangka, Mason. Kau telah mengubah hidupku,” katanya dengan ekspresi yang sangat tulus.
“Itu bukan apa-apa, Luna. Aku bisa melakukan apa saja untuk membuatmu bahagia,” ucap Mason sambil memberikan senyuman yang menenangkan.
“Kalau begitu bagus… Mason, aku memiliki satu permintaan,” Luna mengulurkan tangannya ke arahnya dari sisi meja yang berlawanan.
Tatapan Mason mengeras. “Permintaan apa? Sebutkan saja,” jawabnya tenang, walau dalam pikirannya reaksi yang muncul sangat berbeda.
‘Bagaimana kalau dia meminta lebih banyak uang lagi?!’
‘Mungkin dia salah satu wanita ambisius… Dia bisa saja meminta dua puluh juta. Aku akan kehabisan tenaga!’
'Aku sedikit mencium aroma matre!’
Pikiran itu hampir membuat Mason gila, tapi di luar dia tetap terlihat tenang, menatap langsung ke mata Luna.
Setelah menarik napas dalam, dengan raut sedikit ragu, Luna akhirnya berkata,
“Mason… Jadilah kekasihku.”
Mason membeku sejenak, lalu berkedip lebih sering dari biasanya.
Itu sama sekali tidak terduga… Benarkah?
“Uh… Umm…”
“Aku ingin menjadi milikmu, Mason. Aku ingin kau menjadi milikku,” kata Luna dengan ketulusan yang penuh.
Mason hanya duduk diam tanpa kata untuk sementara waktu…
‘Apakah ini karena uang?’
‘Atau karena dia menyukai cara kita berhubungan semalam?’
‘Ahh, kepalaku. Apa yang harus aku katakan padanya sekarang?’
【 Apa yang Anda harapkan dari seorang wanita yang sudah memiliki 84% Tingkat Kasih Sayang padamu? Bar kasih sayang itu bukan pajangan, itu nyata! 】
Mason melihat pesan dari sistem dan mengedipkan mata.
‘Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang?’ tanyanya.
【 Jadilah kekasihnya, Tuan Rumah. Dia akan banyak membantu. 】
Mason cepat-cepat mengangguk pada saran itu, lalu menatap kembali ke Luna yang masih penasaran kenapa dia diam saja.
Sebelum Mason membuka mulut, dia kembali bertanya pada sistem.
‘Bagaimana dengan Giselle?’
【 Dia pasti akan menjadi milikmu juga. 】
‘Bagaimana bisa dia menjadi milikku kalau aku sudah bersama Luna?’
【 Itulah tujuan harem, Tuan Rumah. Anda bisa memiliki lebih dari satu wanita di sisimu. Bukan hanya untuk urusan romantis, dan itu memang salah satu tujuan utama. Ini akan sangat
membantu. 】
Sistem memastikan agar Mason yakin, dan untungnya berhasil. Mason hanya melanjutkan untuk menjawab positif kepada wanita yang dia habiskan malam terakhir bersamanya.
“Aku akan menjadi kekasihmu, Luna,” jawab Mason dengan suara lembut dan senyum yang menyimpan rasa penasaran, tapi dia menantikan apa yang sistem rencanakan dengan harem itu. Karena itu bukan satu-satunya hal yang harus dipikirkan, dia pun setuju.
“Benarkah?” tanya Luna dengan wajah yang langsung berbinar.
Mason mengangguk sambil tersenyum, dan di detik berikutnya Luna berdiri lalu menghampirinya, mencium bibirnya.
【 Anggota harem Suster Luna Cooper memiliki pembaruan pada bar Kasih Sayang. 】
【 Kasih Sayang: 87%. 】
‘Wah! Itu terus meningkat,’ pikir Mason, heran bagaimana Luna bisa jatuh cinta begitu dalam.
Tak lama kemudian Luna tertidur di pelukannya di ruang tamu, dan kemudian Mason pun membawanya ke kamar.
Dia menyelimutinya setelah membaringkannya di tempat tidur, lalu menatapnya.
Wajahnya terlihat lebih manis saat tertidur. Mason tidak bisa memungkiri itu.
Segera setelah itu, Mason kembali ke ruang tamu dan fokus pada urusan bisnis.
Dia belum menggunakan dua Poin Kekayaan yang dia dapatkan setelah menyelesaikan tugas, dan juga belum memeriksa keterampilan yang diperoleh.
“Baiklah, mari kita lihat,” ucap Mason sambil tersenyum lalu mulai memeriksa keterampilan tersebut terlebih dahulu.
【 Nama Keterampilan: Kecerdasan Operasional Karisma. 】
【 Deskripsi: Anda memiliki kemampuan untuk membentuk tim, mengubah kepribadian dalam situasi apapun, menangani jebakan dan masalah dengan strategi yang tepat, serta menjalankan organisasi apa pun di bawah kekuasaanmu. 】
【 Keuntungan: Keterampilan ini otomatis meningkatkan Kecerdasan dan Karisma sebesar 20%. 】
“Wah, keren juga,” gumamnya.
【 Benar. Banyak hal akan datang, Mason. Anda harus siap… Anda akan membutuhkan banyak bantuan dariku. 】
Mason ragu sejenak lalu mengangguk.
“Aku tahu…” katanya dan berhenti sejenak. “Kurasa aku sendiri yang membawa masalah ini.”
Sistem tidak merespons…
Sebaliknya…
【 Anda yakin tidak mau menggunakan Poin Kekayaan sekarang? 】
"Tentu saja aku mau," Mason menjawab cepat dengan senyum sambil segera menggunakan Poin Kekayaan.
Tak lama, sistem menampilkan pilihan tentang apa saja yang bisa dia dapatkan dengan dua Poin Kekayaan. Pilihan yang muncul membuatnya terkejut…
Dia memang tahu Poin Kekayaan bernilai tinggi, apalagi setelah investasi properti sebelumnya. Tapi yang ini…
Dengan hanya DUA POIN KEKAYAAN…
【 Pembukaan aset selesai! 】
【 Anda telah menggunakan 2 Poin Kekayaan untuk membuka sebuah aset. 】
【 Selamat, Anda mendapatkan sebuah
aset! 】
Dalam sekejap, ponselnya berdering.
“Halo?” suara lembut seorang wanita terdengar di seberang.
“Halo? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Mason.
“Saya Sabrina Jonah. Saya Grand Ambassador dari Zintech Automobile,” ucap wanita itu memperkenalkan diri.
“Ohh…”
“Anda Mason Carter, benar?” tanyanya lagi.
“Ya, benar,” mata Mason mulai melebar.
“Baik, Tuan. Mantan Ketua kami, Tuan Johnson Williams, baru saja mengonfirmasi bahwa beliau telah menjual perusahaan ini kepada Anda. Pengacaranya dan sekretarisnya juga sudah mengkonfirmasikan hal itu, dan katanya ini adalah kesepakatan rahasia. Apakah benar begitu?” tanyanya.
Mason terdiam.
Itu sebenarnya aset yang baru saja dia buka dengan dua Poin Kekayaan yang dia dapatkan!
Lagi-lagi, sistem itu hampir membuatnya terkejut setengah mati.
“Uhm, ya…” jawab Mason, berusaha tetap tenang. Dia bisa menyimpan reaksi berlebihan itu setelah telepon berakhir.
"Baiklah, Tuan. Kami dengan hormat mengundang Anda untuk mengambil langkah terakhir dengan mengunjungi perusahaan Anda besok dan menandatangani dokumen akhir. Terima kasih, Pak, dan sampai jumpa," kata wanita itu dan mengakhiri panggilan.
“APA?”
“Zintech Automobile apa???”
Mason tidak bisa menahan rasa bahagia yang melonjak di hatinya, tapi dia masih terkejut.
‘Bagaimana sistem ini bisa melakukan semua ini?’
Namun dia sadar, itu tidak penting sekarang…
Yang penting adalah kenyataan bahwa dia kini pemilik sebuah perusahaan mobil!
…
Giselle melangkah masuk ke ruang tamu begitu tiba di kediaman Keluarga Valencia, sepatu haknya beradu dengan lantai marmer mengilap. Rumah besar itu terasa sangat sepi, hanya terdengar alunan musik klasik pelan di latar.
Ayahnya, Gary Heston Valencia, berdiri di dekat jendela tinggi dengan segelas anggur di tangannya.
Di sofa beludru di seberangnya duduklah seorang pria muda… tinggi, berwajah tegas, dan mengenakan setelan jas biru tua yang memancarkan aura kekayaan.
Mata Giselle langsung menyipit.
“Giselle,” ucap ayahnya dengan suara halus tapi tegas.
“Ini Pangeran Kael dari Caldora.”
Kael berdiri dan tersenyum. “Senang akhirnya bisa bertemu denganmu, Giselle.”
Dia tidak membalas senyum itu.
“Akhirnya?” tanyanya sambil menyilangkan tangan. "Kau membuatnya terdengar seolah-olah kita sudah bertukar surat."
Heston segera berdehem. “Tidak perlu seperti itu. Kita sedang membicarakan hal penting.”
Alis Giselle terangkat. “Apa itu?”
Ayahnya menoleh padanya dengan serius.
“Pertunanganmu. Sudah diatur. Begitu kau lulus tiga bulan lagi, kau akan menikah dengan Pangeran Kael.”
Begitu kata-kata itu masuk ke telinga Giselle, jantungnya terasa berhenti berdetak.
