NovelToon NovelToon
Suamiku, Musuhku...

Suamiku, Musuhku...

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: ella ayu aprillia

Seorang gadis yang di paksa orang tuanya untuk menikah muda untuk melindunginya dari masa lalu yang terus menganggunya. Namun siapa sangka jika gadis itu di jodohkan dengan seorang pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya. Lalu bagaimana pernikahan mereka akan berjalan jika mereka saling membenci?mungkin kah cinta akan tumbuh dalam diri mereka setelah kebersamaan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Gisella berlari kencang meninggalkan kamar Revan yang masih terbuka lebar. Sedangkan Revan hanya menggelengkan kepala seraya berjalan menuju pintu lalu menutupnya. Gisella menuruni tangga dengan terus berlari hingga sampai di lantai satu ia terlihat ngos - ngosan. Bunda dan ayah yang melihat Gisella tampak pucat dan berkeringat pun menjadi terheran. Ia membiarkan calon menantunya itu minum terlebih dahulu dan merasa tenang  sebelum akhirnya ia bertanya.

"Sayang kamu kenapa kaya abis lihat hantu."tanya bunda Diana. Gisella menjawab dengan napas ngos - ngosan.

"Iya bun, aku abis lihat setan telanjang."celetuknya membuat ayah dan bunda kembali saling pandang merasa bingung. "Maksut kamu setan apa nak?"kali ini ayah Derry yang bertanya. Dengan wajah polos Gisella kembali menjawab "itu yah, aku lihat Revan baru keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian pinggang ke bawah. Aku kaget, padahal aku udah sering melihat kak Marcel hanya menggunakan handuk tapi kalau lihat Revan kok rasanya beda ya."aku nya.

Mendengar pengakuan Gisella sontak kedua paruh baya itu pun tertawa terbahak - bahak dan tanpa mereka sadari Revan juga mendengar itu di ujung tangga.

Senyum tipis menghiasi wajahnya...

"Dasar bocah.."gumamnya pelan.

Revan berjalan mendekat lalu duduk di samping Gisella. Gadis itu menjadi gugup dan salah tingkah. Tak berani menatap ke samping dimana Revan yang tampak biasa saja.

Ayah dan bunda hanya tersenyum simpul, matanya saling lirik seolah memiliki pikiran yang sama. "Ehmm...ya sudah ayo kita makan malam kelihatannya makanannya enak sekali hari ini." Seru ayah Derry semangat mencoba membuat suasana kembali nyaman.

"Jelas enak dong yah, ini tadi yang masak calon mantu kita lo. Bunda hanya bantu potong - potong aja."sambung bunda Diana bangga.

Gisella tersipu malu. "Nggak kok tadi kita masak sama - sama. Bunda aja yang berlebihan biar aku kelihatan jadi anak rajin ya bun di depan ayah."candanya berusaha menghilangkan rasa canggung yang tiba - tiba muncul. "Biar aku ambilin ya yah,mau lauk apa?"tambah Gisella lagi.

"Ayah mau coba semuanya nak,sepertinya semua nya enak."sahut ayah Derry tersenyum.

Gisella pun mengambilkan semua lauk dengan porsi cukup. "Makasih ya nak."ucapnya saat menerima piring tersebut.

Gisella beralih mengambil nasi dan lauk pauk untuk bunda Diana. "Terima kasih sayang."tutur bunda Diana menerima piring dari calon menantunya. Gisella menatap Revan yang masih diam, "elo mau sekalian gue ambilin?"ujar Gisella lirih.

"Hmmm.." Revan hanya bergumam pelan.

Akhirnya Gisella pun mengambilkan nasi dan lauk pauknya. "Gue nasinya dikit aja trus jangan pake sayur gue nggak suka sayur. Gue pake ayam goreng sama serondeng itu aja."

"Ck..elo tuh harus banyakin makan sayur biar sehat terus. Sayur itu bagus untuk tubuh dan kesehatan."tutur Gisella sudah seperti bunda Diana yang selalu menasehati Revan saat tidak pernah mau makan sayur.

"Tapi gue nggak suka sayur Gisella."kesalnya.

"Mulai sekarang elo harus makan sayur Revan, karena kalau udah nikah sama gue, menu yang selalu gue masak akan ada sayurnya." Gisella tak mau kalah. Revan tampak berdecak kesal, "gue nggak jadi makan." Revan akan bangkit dari duduknya namun di tahan oleh Gisella.

"Elo mau kemana? Duduk dan cobain dulu sayurnya, kasian bunda udah capek - capek masak buat elo. Setidaknya hargai jerih payah bunda yang udah masak buat elo."nasihatnya.

"Tapi gue----"

Ucapan Revan terhenti karena mulutnya kini telah di sumpal sendok oleh Gisella.

"Kunyah, rasain gimana rasanya sayur dan setelah ini elo akan terus makan sayur."paksa Gisella tak menyerah. Ayah dan bunda saling pandang lalu tersenyum bahagia.

"Gisella cocok banget buat anak kita yah. Dia bisa paksa Revan. Bunda yakin Gisella memang yang terbaik buat Revan."bisik bunda Diana.

"Iya bun, ayah juga lihatnya begitu, mereka sangat cocok dan serasi. Semoga mereka cepat merasakan jatuh cinta ya bun."balasnya.

Revan pun mau tak mau tetap mengunyah makanan yang disuapkan oleh Gisella. Semakin lama mengunyah ia merasakan sayur itu dan ternyata rasanya tidak terlalu buruk. Revan kembali menyendokkan nasi ke dalam mulutnya. "Gimana enak kan?" Tanya Gisella saat melihat Revan yang mulai menikmati makan malamnya. Revan tak memberi respon, ia hanya diam seraya terus memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Kamu tahu nggak sayang, ini adalah pertama kali Revan makan sayur. Terima kasih ya sudah bisa paksa anak bunda yang nakal itu makan sayur. Bunda sudah paksa setiap hari namun tidak pernah berhasil."ujar bunda Diana.

"Masak sih bun, Revan nggak pernah mau di bujuk makan sayur."herannya karena saat ini Revan terlihat menikmati makannya.

" iya Sel, bahkan bunda pernah menambahkan sayur di piringnya tapi Revan malah ngambek nggak jadi makan."tambah ayah Derry.

"Eh..masak iya sih yah, tapi ini kayanya dia lahap banget kok makannya."jelas Gisella lagi.

"Mungkin Revan cocok sama masakan kamu sayang makanya dia lahap gitu makannya."

Gisella tersenyum malu "apa sih bun, nggak gitu kok. Mungkin Revan terpaksa makannya biar nggak di paksa terus." Mereka terus saja membicarakan Revan namun yang di bicarakan seolah tak menganggapnya karena asyik menyendok makanannya.

Akhirnya mereka pun selesai makan dan sempat mengobrol di ruang keluarga.

"Yah, bun.. Gisella pulang dulu ya udah malem. Gisel juga harus belajar buat tes besok."

Bunda melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Iya sayang..lain kali main kesini lagi ya bunda seneng ada kamu karena kamu bikin rumah bunda jadi rame dan ceria."bunda Diana merangkul pundak calon menantunya.

"Iya bun." Jawab Gisella lembut.

"Sayang, kamu antar Gisella pulang. Antar sampai depan rumah dan jangan sampai dia lecet sedikit pun."

"Iya bun, Revan ambil kunci motor sama jaket dulu." Setelah itu ia naik ke kamar nya dan tak lama ia turun dengan menggunakan hoodie hitam dan kunci motor di tangannya.

"Aku pulang dulu ayah,bunda. Terima kasih makan malamnya."pamit Gisella.

"Iya sayang, kita yang makasih karena kamu udah masak makanan yang enak buat kita apalagi buat Revan."

***

Sedangkan di kediaman keluarga Bagaskara. Kini tengah berbincang hangat di ruang keluarga seperti yang selalu mereka lakukan.

"Gisella kok belum pulang ma?"tanya Marcel yang selalu melirik jam di dinding.

"Mungkin sebentar lagi kak, biarkan saja adikmu itu semakin dekat dengan keluarga calon suaminya. Biar Gisella juga bisa dekat sama Revan."tutur mama Sinta.

"Tapi pa, papa yakin mau menjodohkan Gisel dengan Revan. Apa papa sudah tahu sifat - sifat Revan terlepas karena dia anak sahabat papa."tanya Marcel

"Entahlah, tapi papa merasa kalau Revan adalah anak yang baik dan bisa menjaga adik kamu. Kita tidak tahu apa mereka akan selalu diam atau akan bertindak secepatnya. Tapi yang pasti papa sangat yakin dengan Revan."

"Tapi kalau Revan nggak bisa menjaga dan melindungi Gisella gimana? Revan itu juga masih kecil. Seumuran dengan Gisella bagaimana cara Revan melindungi Gisella pa?

Bagaimana Revan menjaga Gisella?"

1
HitNRUN
Meresap dalam hati
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Ryner
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!