NovelToon NovelToon
TERJEBAK PERMAINAN KAKAK TIRI

TERJEBAK PERMAINAN KAKAK TIRI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Terlarang
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: julies

Area ehem ehem! Yang bocil harap Skip!!!

Bagi Candra, sang Casanova, tidak ada perempuan yang bisa dia ajak serius untuk menjalin suatu hubungan setelah merasa hidupnya hancur karena perceraian sang ayah dan ibunya.

Perempuan bagi Candra adalah miniatur, pajangan sekalian mainan yang hanya untuk dinikmati sampai tetes terakhir.

Namun, kehadiran Lila, seorang gadis yang kini menjadi adik tirinya, membuat dia harus memikirkan ulang tentang cinta. Cinta dan benci hadir bersamaan dalam indahnya jalinan kasih terlarang.

Lalu bagaimana jika larangan itu tetap dilanggar dan sudah melampaui batas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cium Gue

Sekian detik berlalu baik Candra maupun Kalila tak ada yang bersuara. Keduanya masih saling menatap. Aroma maskulin dari tubuh Candra juga harum kalem dari tubuh Kalila bersatu padu. Kalau Candra boleh menyebutnya, itu aroma perawan. Aduhai harum sekali.

Baunya bahkan lebih harum dari parfum mahal yang sering Bella pakai. Kalila perlahan menurunkan intensitas tatapan kepada Candra. Ia berusaha melepaskan diri, tapi Candra kuat sekali. Bahkan sekarang Kalila merasa ada sesuatu yang tegak tapi bukan keadilan di bawah sana, menempel erat dengan area terlarang yang masih terhalang rok kerja sebagai pelindungnya.

Gaswat ini mah! Kalila harus segera mencari cara sebelum yang tegak menjadi liar dan beringas!

"Mas, tolong, ini beneran gak pantes." Kalila berkata dengan pelan supaya Candra tidak marah dan tersinggung dan semakin lama menahan dirinya di bawah kungkungan lelaki itu.

"Kenapa gak pantes, Lila?" tanya Candra tanpa mengalihkan pandangannya sedetikpun dari Kalila yang wajahnya sudah bersemu merah sekarang.

"Ya nggak pantes, aku adik kamu."

"Adik tiri," sela Candra cepat.

Candra masih tidak mau mengalihkan pandangannya dari mata Lila. Kalila sendiri kembali memberi perhatian lewat matanya pula kepada lelaki itu.

"Mau Mas Candra apa sih?" tanya Lila lirih. Jujur saja, dekat dengan Candra seperti ini bisa membuat dirinya gila. Jantungnya berdebar hebat, mungkin Candra bisa merasakan debaran itu lewat bongkahan padat Lila yang kini menempel sempurna di dadanya sendiri.

Ah gila ini Candra juga seketika merasa hal yang sama. Kenapa gadis yang suka ia panggil bocah itu malah membuatnya panas tak karuan seperti ini?

"Mas ..."

"Apa Lila, gue cuma pengen lihat lo sedekat ini aja. Kenapa sih? Jangan rewel," balas Candra serak menahan sesuatu yang sudah mati-matian bergejolak.

"Tapi, gak perlu sampe nindih aku begini, Mas." Kalila protes.

"Lo lupa siapa yang berkuasa di sini?" tanya Candra dengan masih menahan Kalila.

"Iya kamu. Tapi bukan berarti semua hal harus kamu kuasai juga, termasuk aku! Lagian ini beneran gak pantas. Kalau mama dan papa tahu, mereka ... "

"Mereka bakalan shock terus pingsan." Candra tertawa tak menggubris Kalila yang menatapnya kesal.

"Kamu berat, aku gak kuat!" Kalila berusaha melepaskan diri lagi.

Candra tiba-tiba menyelipkan tangannya di belakang pinggang Kalila lalu posisi terbalik, gantian Kalila berada di atas lelaki itu. Kalila berusaha berontak lagi, tapi sia-sia. Rengkuhan Candra seperti rengkuhan induk monyet memeluk bayinya.

"Mas!"

"Apa sih? Lo pengen jadi adek yang baik kan?"

"Iya, tapi gak gini!" sergah Kalila sebal. "Lagian, kamu itu nyebelin. Mana ada orang mau jadi adik kamu!" maki Kalila.

"Cewek ngantri buat jadi pacar gue. Lo juga pasti mengakui kan gimana mempesonanya gue ini?" Candra tertWa mengejek, memandang Kalila yang kini pasrah dalam rengkuhannya di atas tubuhnya.

"Lepasin aku, Mas Candra. Apa yang kamu mau, aku bakal lakuin kalo itu bisa bikin kamu lepasin aku sekarang."

"Oh ya?"

Kalila mengangguk. Ia sudah capek berdebat apalagi perutnya sekarang keroyokan dan mulai nyeri lagi. Ia lapar. Maagnya mulai kambuh.

"Cium gue."

What?!

Kalila membelalakkan matanya sempurna. Ingin rasanya ia menggampar mulut Candra tapi sekarang ia tidak bisa apa-apa. Candra masih menunggunya.

"Mas Candra ... "

"Kalo lo gak mau, ya sampe pagi kita bakalan begini. Anggep aja itu sebagai bayaran karena gue udah nyelametin elo tadi." Candra berkata sambil mengangkat satu alisnya.

"Kamu benar-benar keterlaluan Candrakumara!" hardik Kalila semakin sebal. Ingin rasanya ia menjepit bibir Candra yang suka menciumnya sembarangan itu. Menjepit? Iya, itulah yang akan dilakukannya. Menjepit bibir Candra dengan bibirnya sendiri.

"Tapi ..."

"Gue kehilangan waktu berharga bareng cewek-cewek cakep malam ini gara-gara elo. Lo mesti ganti rugi!"

"Masa ganti ruginya pake cium segala! Kamu memang m*sum!" dengus Kalila.

"Cepetan!" titah Candra lagi.

Kalila menggigit bibirnya, Candra tertawa kecil melihat Kalila yang kini bimbang. Namun, suasana kembali berbeda ketika Kalila mulai memejamkan mata dan mulai memajukan wajahnya, tapi, bukan ia yang lebih dulu mengecup bibir itu tapi Candralah yang lebih dulu melakukannya.

"Ssstttt Mas ..." Kalila tanpa sadar mulai mengerang. Apalagi Candra kini mulai membuka kancing kemejanya dengan satu tangan sementara tangan yang lain masih mendekap tubuh Kalila agar gadis itu tak bisa kemana-mana.

"Apa? Enak?" tanya Candra dengan serak.

Ia kembali membalikkan tubuh Lila, gadis itu kembali berada di bawahnya. Kalila yang tadinya sempat berontak dan minta dilepaskan kini malah tanpa sadar mengalungkan lengannya di leher Candra.

Candra tak tinggal diam, ia mulai membuka kemeja Kalila lebih lebar. Candra menahan nafas, melihat benda bulat di balik bra berwarna hitam itu. Padat, bulat, pas di tangannya. Ah Candra sugest seketika. Nalurinya sebagai cassanova yang suka main perempuan mulai keluar. Entah mengapa, ia berhasrat ingin menguasai adik tirinya itu.

Sementara itu, Kalila yang sudah tenggelam dalam permainan mematikan semakin membenamkan kepala Candra di sana. Ini pertama baginya! Kenapa harus Candra, kenapa harus Candra yang menikmati bulatan indah itu.

"Mas, tolong berhenti." Kalila berkata dengan terengah-engah kala alarm berbahaya berdering kian nyaring saat Candra mulai menciumi perutnya yang rata.

"Udah tanggung! Jangan bantah!" ujar Candra dengan nafas bergemuruh.

"Enggak! Ini salah! Lepasin! Aku gak mau kamu sampai kebablasan, Mas!" Kalila mulai tersadar, kakinya membuat gerakan menendang-nendang. Hati-hati itu masa depan suram bakal ketendang juga. Burung perkutut bisa pegel linu kalau kena tendangan maut dari Kalila lagi.

Tapi Candra sungguh perkasa, kuat, gagah luar biasa. Kalila hampir kewalahan, mempertahankan harga diri yang tinggal setengah sebab setengahnya sudah diremas dikecup dic*um.

"Kalila! Diem, gue pengen elo!"

"Enggak, kamu memang bajing*n! Ini gak pantas!"

"Apa yang gak pantes? Lo bukan adik kandung gue!"

"Sekalipun aku orang asing, kamu gak berhak melakukan ini!"

"Oh ya, terus kenapa tadi lo malah nahan gue? Lo menikmati!"

"Aaaah, lepasin aku! Ini semua karena kamu! Kamu memang jahat!" Kalila menghempaskan tendangannya menuju ke area paling terlarang, membuat Candra segera menghindar secepatnya.

Kalila menjauhkan dirinya dari Candra yang sudah mengusak rambutnya gusar. Tapi ia tidak menahan Kalila lagi. Entah mengapa, saat ingin lebih jah menguasai adik tirinya itu, Candra malah tidak tega dan akhirnya melepaskan Kalila.

Kalila segera mengancingkan kembali kemejanya. Ia juga berusaha mengatur nafasnya yang tadi tersengal-sengal. Kini keduanya duduk bersampingan di tepi ranjang. Candra mengikat rapi lagi rambutnya. Waktu sudah menunjukkan pukul empat subuh. Ia tidak ingin mengulangi perbuatannya seperti tadi, dekat dengan Kalila membuatnya jadi singa jantan yang siap mengawini singa betina yang baru keluar kandang.

"Passcode apartemen ini. Lo di sini aja, gue balik. Ntar lo pergi pake taksi. Gak enak dilihat pelayan kita pulang bareng," ujar Candra sambil menyerahkan kertas yang baru ia tulis untuk Lila setelah suasana canggung di antara mereka barusan.

Tapi baru saja ia hendak melangkah, ia mendengar Kalila menangis. Heh? Mereka belum sampai kawin, jangan ngadi-ngadi lo Maemunah, seolah-olah gue udah ngawinin lo sampe berdarah! Candra jadi kesal.

"Kenapa lo? Kan gue bakal pergi dari sini! Gak usah takut lagi." Candra berbalik menatap Lila bingung.

"Aku laper, Mas Candra ... Belum makan dari pagi tadi." Kalila memegang perutnya yang nyeri, ekspresinya membuat Candra ingin kecup Kalila sekali lagi!

Stop! Dia lapar, Tuan muda, bukan pengen dikecup-kecup manja! Dasar lelaki buaya!

1
Susi Lawati
candra ganteng nya kayak dj panda yg lagi viral ya thor
moominRJ
Lanjutt kaa🥰
moominRJ
Makasihh up nya ka😍
moominRJ
Bisa ae mas gondrong🤭
moominRJ
Adohh mas gondrong aya aya wae masa khilaf d sengaja🤣
Yayang Coedil
boleh aja ko KLO mau nikah .....DA ga ada ikatan darah .....bener ga sihhh
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂Я
selalu semangat kakak, Tuhan memberkati dgn kebahagiaan dan kesabaran....
july: makasih kakak
total 1 replies
moominRJ
Lanjutt kaa😍
moominRJ
Hahaa bner tuh ka mamam tuh gengsi🤣
moominRJ
Awas la hati2 nanti demit gondrong ganteng ngegrayangin kmu lagi😁
moominRJ
Makasihh ka up nya🥰
moominRJ
Wahhh wahh bisa2nya si gondrong memanfaatkan moment🤭
Yayang Coedil
nahlhoooo.........!!!!!
Susi Lawati
bagus juga cerita nya
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂Я
pokoknya the best kalo kak Julies, si ceo gondrong 🤗🤗🤗🤗
july: hihihi
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
moominRJ
Smngatt kaka mksih up nyaa🥰
moominRJ
Wah lila hati2 bucin sma keong racun🤣
moominRJ
Candra omesss🤣
moominRJ
Posesif sekalih anda bpa candra😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!