Tak kusangka cinta berselimut dilema bisa datang padaku!
Rena Arista seorang dosen muda yang berusaha meraih mimpinya untuk bisa menikah dengan tunangannya yang sangat dicintainya.
Pada saat bersamaan datang seorang pria yang usianya lebih muda dan berstatus sebagai mahasiswanya, memberikan cintanya yang tulus. Dengan perhatian yang diberikan pria itu justru membuat Rena meragu atas cintanya pada tunangannya.
Sebuah kisah cinta segitiga yang penuh warna. Bagai rollercoaster yang memicu adrenalin menghadirkan kesenangan dan ketakutan sekaligus.
Akankah Rena mampu mempertahankan cintanya dan menikah dengan tunangannya?
Ataukah dia akan terjebak pada cinta baru yang mengguncang hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eren Naa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Yori?
Tokyo Hotel
Hampir 3 jam Aldi menunggu di kamar Rena. Tapi belum juga ada tanda-tanda kedatangan gadis itu. Setelah berkeliling mencari Rena sampai malam akhirnya Aldi memutuskan menunggu Rena di kamarnya. Beruntung Pegawai Hotel mau memberikan kartu cadangan yang tertinggal di kamar saat ia mengejar tunangannya itu. Aldi sangat yakin Rena akan kembali ke kamar hotel saat dia mulai tenang. Bagaimanapun barang-barangnya masih ada di sana dan ia tidak membawa dompetnya.
"Apa sesuatu terjadi padanya?" gumamnya sambil terus mondar-mandir. Sesekali dia mengacak-acak rambutnya dan menghela nafas. Kemudian dia duduk dan menghubungi Amanda.
"Ada apa?" jawab Amanda ketus.
"Apa Rena menghubungimu?" Aldi langsung pada intinya.
"Memangnya kenapa lagi?" tukasnya sinis.
"Aku ada di kamar hotel tempat Rena nginap sekarang, tapi dia belum kembali juga?"
"Kenapa kamu gak usaha nyari dia?" Amanda terdengar kesal.
"Aku sudah keliling tadi tapi aku nggak nemuin dia, jadi aku nunggu di sini!"
"Sebenarnya apa yang kamu lakukan sampai dia menghindarimu?" tanya Amanda menyelidik.
Aldi terdiam. Ia yakin Amanda pun akan membencinya jika dia menceritakan apa yang dia lakukan. Bahkan saat ini ia pun membenci dirinya sendiri.
"Sebaiknya kamu kembali ke apartemenmu. Aku rasa dia gak akan kembali ke hotel jika kamu masih disana!" Suara Amanda melunak.
"Manda, tolong aku ... aku harus bicara dengan Rena!" pinta Aldi dengan tulus.
"Baiklah, aku akan bicara dengannya jika ia menghubungiku!"
"Terima kasih, Manda!"
"Hmm, aku tutup ya!" Panggilannya pun terputus.
Aldi hendak beranjak keluar dari kamar itu namun langkahnya tertahan saat manik matanyanya tertuju pada ponsel yang tergeletak di tempat tidur. Ia mendekat dan mengambilnya. Rupanya ponsel Rena juga tidak dibawa dan dalam keadaan off. Wajarlah jika ia sangat sulit dihubungi. Kemudian Aldi menyalakan ponsel itu. Saat membukanya pinnya, ia sedikit ragu tapi kemudian mengetik 6 digit angka pin dan tanpa diduga ponselnya terbuka.
"Ternyata tanggal jadian kita, tetap kamu pakai" gumamnya sambil memperhatikan walpaper Rena yang menampilkan wajah gadis tersebut.
"Aku begitu merindukanmu tapi disaat kita bisa bertemu kenapa harus terjadi seperti ini?" Aldi mengusap kasar wajahnya, dia sangat menyesal dengan apa yang terjadi pada mereka berdua.
Kemudian dia kembali fokus pada ponsel itu lagi.
Tampak beberapa notifikasi masuk.Ia membuka notifikasi panggilan tidak terjawab. Sebagian besar dari Amanda, Aldi dan satu nama yang baru tidak ia kenal.
"Yori?" gumamnya sambil berpikir.
Dia membuka pesan yang masuk dan yang paling menarik adalah pesan baru dari nama itu.
Rena kamu baik-baik aja? _Yori.
Aku di Tokyo! Kamu dimana?_Yori.
"Siapa dia? Pesan terakhirnya dikirim saat Rena pergi menghindariku?" gumamnya dengan penasaran.
Dia membuka profilnya dan memperhatikan foto kontak pria itu. Masih belum puas juga, ia lanjut menjelajahi pesan-pesan Yori sebelumnya yang belum dihapus oleh Rena. Dahinya berkerut.
Sebenarnya apa hubungannya dengan Rena? Kenapa dia sangat memperhatikan Rena dan sering mengantar jemputnya? Bahkan ia datang ke Tokyo juga?
Begitu banyak pertanyaan di benak Aldi.
"Mungkin Amanda tahu soal ini!" Dia menghubungi Amanda kembali. Cukup lama baru Amanda mengangkatnya.
"Ada apa lagi ,Al?"jawab Amanda dengan ketus.
"Maaf Manda! Ada yang perlu ku tanyakan lagi." Ujarnya dengan hati-hati.
"Hmm, katakan!"
"Apa kamu kenal Yori?" tanya Aldi ragu-ragu.
Amanda terdiam sejenak.
"Apa Rena sudah cerita?" tanya amanda kemudian. Tampaknya Amanda sangat berhati-hati dalam memberi informasi tentang Yori.
"Tidak, memangnya dia siapa?" Aldi terus bertanya.
"Sebaiknya nanti kamu tanyakan sendiri sama Rena. Kamu tahu Yori dari mana?"
"Dari handphone Rena, dia meninggalkannya di kamar hotel. Manda, apa Rena sering diantar jemput sama pria itu?" Aldi makin penasaran karena tak mendapatkan jawaban apapun dari sahabat tunangannya ini.
"Maaf Aldi aku gak bisa membantu kalau soal Yori biar Rena sendiri yang cerita. Aku gak mau salah memberi informasi." Lagi-lagi jawaban Amanda menggantung.
"Apa yang kamu tutupi manda? Trus kenapa dia ke Tokyo?" Aldi tidak mau berhenti disitu saja dia terus mencari tahu.
"Jadi dia datang ke sana? Hufft ... syukurlah!"
"Hah ... apa maksudmu?"
"Ah bukan apa-apa ... sebaiknya kamu tunggu aja Rena kembali, aku yakin dia mau bicara denganmu nanti! Sudah ya, bye!" Lagi-lagi Amanda memutuskan telponnya sebelum Aldi sempat berkata lagi.
Aldi makin kalut dan bingung, siapa sebenarnya pria itu. Belum juga tuntas masalahnya dengan Rena dia harus menghadapi teka-teki tentang pria lain. Akhirnya dengan langkah gontai Aldi keluar dari kamar Rena dan meninggalkan hotel menuju apartemennya.
*******
Keesokan harinya ...
Aldi duduk lesu di mejanya sambil matanya menatap kosong laptopnya yang menampilkan gambar design sebuah bangunan. Sementara tangannya men-scroll gambarnya dengan acak. Hingga sekian menit berlalu Aldi masih dengan posisi yang sama.
Natsuki yang memperhatikannya dari mejanya bingung dengan sikap sahabatnya itu. Jam kerja sudah berakhir 30 menit yang lalu dan tidak seperti biasanya sahabatnya itu tidak ada tanda-tanda akan beranjak dari tempatnya untuk pulang. Dia mendekati Aldi.
"Kamu sedang apa?"
Tepukan Natsuki membunyarkan lamunan Aldi. Ia melihat Natsuki sekilas dan kembali menatap laptopnya.
"Kamu sepertinya tidak fokus dari pagi tadi. Apa ada masalah?" tanya Natsuki lagi sambil beralih duduk di samping Natsuki.
Aldi men-shut down laptopnya dan menutupnya. Dia menatap Natsuki dengan sedih.
"Apa yang kamu khawatirkan akhirnya terjadi juga. Aku rasa pertunanganku sudah di ujung tanduk," katanya hampir menangis.
"Apa maksudmu tunanganmu marah karena Erika?"
"Yah begitulah, bahkan lebih parah!" Aldi mengusap wajahnya. Sampai saat ini masalahnya dengan Rena masih mengambang, tidak ada kabar dari Amanda tentang Rena. Bahkan pagi tadi ponsel Rena masih belum aktif.
"Coba ceritakan, mungkin aku bisa membantu!"
"Begini ...."
Cerita Aldi dimulai dari A sampai Z. Semua detail yang ia ketahui diceritakan pada Natsuki dengan harap sahabatnya itu memiliki jalan keluar. Sementara Natsuki yang mendengarnya tampak serius juga sesekali terkejut dan melongo. Tapi kemudian ia berpikir serius.
"Sebaiknya kamu harus mencari bukti yang akurat untuk menjelaskannya pada kekasihmu itu!' ucap Natsuki menanggapi cerita Aldi.
"Nah kamu juga berpikiran yang sama denganku kan bahwa seseorang mungkin telah memberiku sesuatu hingga aku bersikap seperti itu!"
Natsuki membenarkan, dia mengangguk sambil terus berpikir. Kemudian dia berkata, "mari kita coba selidiki dari restoran yang di sewa pada malam itu!"
"Betul juga! Mari kita berangkat!"
Mereka kemudian bergegas menuju halte bus dan menaiki bus tujuan mereka. Hingga 20 perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Itulah restoran tempat Tomoya melangsungkan acara perayaan kenaikan pangkat malam itu.
Mereka masuk dan berbicara kepada salah satu pegawai disitu meminta ijin bertemu dengan Manajer Restoran. Tak lama muncullah seorang pria paruh baya yang mereka sebut Manajer. Aldi dan Natsuki pun menyampaikan maksud mereka.
"Maaf kami tidak bisa memberikan rekaman CCTV yang anda minta karena itu merupakan peraturan manajemen di sini!" kata Manajer itu dengan tegas namun ramah.
"Baiklah ... kalau begitu kami akan langsung limpahkan kasusnya ke polisi saja!" ucap Natsuki dengan tegas dan mengajak Aldi untuk pergi.
Namun baru beberapa langkah menuju pintu, Manager restoran itu dan asistennya menahan langkah mereka.
"Tunggu Tuan, saya akan berbicara dengan pemilik restoran ini. Bisakah anda menunggu sebentar saja!"
"Baiklah, kami akan menunggu!" jawab Natsuki dengan senyum kemenangan.
Manajer itu kembali ke ruangannya. Sementara Aldi dan Natsuki kembali duduk di salah satu meja pengunjung. Setelah sekian menit, seorang karyawan meminta mereka untuk masuk ke dalam ruang manajer dimana di dalamnya terdapat ruang kendali CCTV.
"Silahkan!" kata Asisten Manajer itu.
Kedua orang bersahabat itu segera memeriksa CCTV di tanggal malam itu dan setelah cukup lama akhirnya mereka menemukan sesuatu yang mengejutkan yang menjelaskan siapa dalang di balik ini semua. Meski diliputi dengan banyak pertanyaan tapi Natsuki segera menyalin filenya ke flashdisk dan kemudian berterima kasih kepada Manajer dan meninggalkan restoran itu.
Siapakah dalang dari semua ini? Apakah Aldi berhasil meyakinkan Rena dengan bukti tersebut? Ini akan terungkap di episode berikutnya, stay tuned for more update!
.
.
.
...****************...
bonus lumayan
Next lanjut