Bismillah,
Kisah ini sekuel dari Pengobat Luka Hati Sang Letnan (Kisah Maslahat).
Ikuti FB Lina Zascia Amandia
WA 089520229628
Patah hati karena cinta dan hampir saja bunuh diri. Nyawa Aika hampir saja melayang, kalau saja tidak ada seorang pria arogan dan kasar menolongnya.
"Gila, kamu mau bunuh diri? Patah hati karena lelaki. Lelaki mana yang telah menghamilimu, biar aku kejar supaya menikahimu?" Serka Lahat menarik tubuh gadis itu ke dalam mobil bututnya.
Mobil itu berlari kencang menuju sebuah klinik. Tidak disangka penemuan itu, benar-benar merubah hidup Maslahat yang monoton dan betah membujang.
Lalu apa yang membuat Maslahat berubah, menemukan jodohnya, atau justru menikahi gadis putus asa yang diduganya hamil oleh pacarnya atau mendapat jodoh lain yang lebih baik? Temukan jawababnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Sreweeekkk Gojojos
"Hat, bagaimana semalam, kalian pasti sudah melakukannya, kan?" Mamak Misdasem menggoda Lahat yang tengah duduk ngopi di meja makan. Lahat senyum-senyum, dia tidak mengakui apa-apa, karena semalam memang tidak terjadi apa-apa antara dirinya dan Aika.
"Nih, ya kalau perawan suaranya seperti ini, pet pet pet perepet sreweeeekkkk, suaranya itu pelan, karena dia masih original dan tentu saja kesakitan. Lalu kalau sudah beberapa hari suaranya lain lagi, pet prepet jos gojojos, itu masih sedikit sakit-sakit. Lain lagi jika sudah sebulan lewat, suaranya lebih lancar gojojosss," terang Mak Misdasem diimbuhi tawa.
Lahat tertawa malu, apalagi di sana ada bapaknya yang ikut tertawa. Untung saja kedua adik Lahat sedang di teras belakang rumah, membuat pempek khusus buat ipar mereka.
"Ya ampun Mak, kau ini ajarkan anakmu yang tidak-tidak. Nanti Lahat juga merasakan bagaimana suara-suara itu." Mak Misdasem tertawa lebar menanggapi ucapan suaminya.
"Beruntung kau keburu berbini, sebab kalau tidak, kami berniat jodohkan dengan janda muda di ujung jalan. Tadinya daripada kau jadi bujang lapuk, lebih baik kami jodohkan dengan si Nia," lanjut Mak Misdasem.
"Dan sepertinya bini kau ini baik. Dia cantik dan sopan. Beruntung kau dapat bini Nak Aika. Sana, berikan nasi goreng buatan Mak ini, dia pasti lelah karena semalam habis kau siksa," ujar Mak Misdasem seraya memberikan sepiring nasi goreng spesial buatannya.
"Kenapa Mamak repot-repot? Harusnya kami yang menyiapkan nasi goreng buat kalian." Lahat protes merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa, kalian itu pengantin baru. Mak sengaja bikin nasi goreng spesial buat mantu baru Mamak. Sana, bangunkan dia, dan lekas kasihkan sarapan ini." Lahat terpaksa menerima nasi goreng itu, walau tidak enak hati. Tapi baru satu langkah, tiba-tiba Aika sudah berjalan menuju dapur dengan wajah tersenyum malu.
"Selamat pagi Mak, Pak, maaf Aika bangun kesiangan." Aika menghampiri kedua orang tua Lahat di meja makan, dia merasa tidak enak karena sudah bangun kesiangan.
"Tidak apa-apa, kami maklum. Duduklah. Kamu sarapan dulu. Tadi, Lahat mau antar nasi goreng ini ke kamar. Ayo cobain nasi gorengnya. Ini mamak buatkan khusus untuk kamu. Lahat, kau duduklah di sini temani bini kau. Suapin sekalian agar bini kau senang hati makan nasi goreng buatan mamak," ujar Mak Misdasem seraya bangkit memberi tempat untuk Aika dan Lahat.
"Terimakasih banyak, mak."
"Kau makanlah, mamak dan adik-adik iparmu sedang membuat pempek di belakang. Nanti kalau kau ingin pandai bikin pempek, biar nanti kami kirimkan tutorial membuat pempek ala kami, supaya kau pandai buat sendiri," ujar Mak Misdasem.
"Kenapa tidak diajarkan sekarang saja, Mak. Bukannya Mamak masih sehari di sini?" ujar Lahat.
"Tidak, waktunya tidak banyak. Lagipula adik-adik kau sebentar lagi selesai buatnya. Besok kami hanya ingin istirahat, untuk persiapan pulang."
"Oh, begitu, ya?"
Mak Misdasem meninggalkan Lahat dan Aika yang kini sedang sarapan. Aika menanggapi ternyata emak mertuanya itu meskipun cablak, tapi baik dan perhatian.
"Kenapa? Kamu baru tahu kalau mamakku itu baik, kan? Dia itu memang baik dan tulus, asal jangan berani sakiti hatinya, maka Emakku akan balik tidak senang dengan orang itu," tekan Lahat sembari berdiri dan meninggalkan Aika. Aika termenung memikirkan ucapan Lahat barusan.
Lusanya, dengan berat hati keluarga Lahat berpamitan pulang. Sebelum pulang Mak Misdasem berpesan pada Aika, "Jangan lupa, kalau di perut ini sudah isi, segera beri tahu kami. Tahun depan kalian harus datang ke kampung di Sumatera Selatan, kami akan adakan ngunduh mantu," ucap Mak Misdasem seraya memeluk Aika dengan sayang.
Begitu juga dengan kedua adik Lahat dan anak-anaknya, berpamitan dan memeluk Aika sebelum menaiki mobil. Terakhir bapaknya Lahat, juga berpesan pada Lahat dan Aika.
"Kalian yang rukun, ya. Lihatlah Emak dan bapak, meskipun dalam keadaan apapun, tetap bersama dan selalu bahagia. Untuk itu, bapak juga ingin kalian selalu rukun dan bahagia. Yang terpenting, kalian harus membangun komunikasi dengan baik, jangan saling egois. Bapak pamit, ya. Assalamualaikum." Pak Sukur menyalami Lahat dan Aika setelah dia memberi pesan pada anak dan menantunya.
Mobil yang ditumpangi orang tua Lahat melaju meninggalkan kediaman Lahat yang kini sepi. Aika segera berbalik kemudian memasuki rumah.
"Aika, besok kita harus bersiap untuk pergi bulan madu." Lahat menghentikan langkah Aika yang baru menapaki tangga.
"Bulan madu? Kenapa harus bulan madu, bukankah tidak akan ada yang terjadi di sana? Jadi, untuk apa kita pergi ke sana kalau hanya untuk buang waktu saja?"
"Aku hanya ingin menyenangkan hati kamu, walaupun kita tidak melakukan apa-apa. Siapa tahu kamu ingin merasakan indahnya pemandangan puncak Bogor," bujuk Lahat lagi.
"Pokoknya aku tidak mau," ngototnya.
"Baiklah, kalau kamu memang tidak mau, itu tidak apa-apa, asal janjimu harus ditepati. Dan mulai besok tugas kamu dimulai. Kecuali di atas ranjang, aku masih bisa memberi waktu satu bulan. Setelah satu bulan, semua aturan berlaku tidak terkecuali," tegas Lahat mengingatkan tugas Aika yang sudah ia tulis dalam sebuah buku catatan.
"Ok," balas Aika paham. Aika berlalu meninggalkan Lahat sembari memikirkan cara bagaimana caranya setelah satu bulan dia terlepas dari tugas wajibnya.
"Aku belum siap, kenapa pria kasar itu mulai memaksa. Padahal dia pernah bilang bahwa kalau setelah setahun aku minta cerai, dia akan melepaskan."
Seminggu pun berlalu, Lahat sudah kembali masuk kantor. Aika harus memulai tugasnya. Setelah sholat subuh, ia segera menuju dapur. Tapi, di dapur Lahat justru sedang mengolah nasi goreng, dan di atas meja sudah ada secangkir kopi masih panas.
"Lho, aku kesiangan, ya?" gumamnya berdiri di ruang tengah menatap ke arah dapur. Di sana Lahat sedang sibuk dengan wajan dan spatulanya, mengolah sarapan pagi. Suara spatula dan wajan saling beradu.
Terlihat Lahat sudah selesai membuat nasi goreng, lalu dia meraih dua piring dari rak dan mewadahi nasi goreng itu pada masing-masing piring. Lahat melakukannya sangat lihai dan tidak kaku.
"Eh, kamu. Kemarilah, duduk dan kita sarapan. Kamu sudah mulai kerja, kan pagi ini? Sarapan dulu, aku tidak mau asam lambung kamu kambuh gara-gara memikirkan orang yang jelas-jelas meninggalkan kamu," ujar Lahat menyindir.
Aika jelas tersindir, sejenak dalam hati bertanya-tanya, kenapa Lahat tahu dirinya pernah asam lambung?
"Duduklah, kenapa masih berdiri di sana? Walau ini adalah tugas wajib yang pernah aku tulis di buku catatan untuk kamu, tapi sebagai suami, aku tidak mau terlalu membebankan urusan rumah tangga pada istri. Makanlah, kita sarapan bersama," ujar Lahat pengertian. Meskipun Lahat menyebalkan dan menurut Aika pemaksa, tapi melihat pagi ini dia seperhatian itu, jantungnya mendadak berdebar.
Aika duduk ragu di depan nasi goreng buatan Lahat yang menggiurkan.
Lahat menatap Aika, dia teringat pesan ayahnya sebelum pulang bahwa harus mengalah dan tidak boleh egois, juga sedikit menurunkan wataknya yang agak keras jika menghadapi istri. Dan semalam sebelum ia tidur, Lahat diam-diam menerima telpon dari bapak mertuanya, memintanya untuk bersabar menghadapi Aika.
"Ok, aku masih bisa bersabar. Dalam waktu sebulan aku kasih kesempatan buat Aika bisa berubah dan bisa berperan sebagaimana layaknya seorang istri," gumam Lahat di dalam hati seraya mulai menyuap.
coba komunikasi yg bener..kata BPK jgn egois kan??
Luluhkan bang hati istrimu...
raihlah kebahagiaan mu bang, buat aika tergila-gila padamu 😄😄😄