Selama ini Amara memberikan kehidupannya kepada Dion dan mengabdikan diri sebagai istri yang sempurna. sudah 3 tahun sejak pernikahan tidak ada masalah pada rumah tangga. namun fakta lain membuat hati Amara begitu teriris. Dion berselingkuh dengan seorang wanita yang baru ia kenal di tempat kerja.
Amara elowen Sinclair berusia 28 tahun, wanita cantik dan cerdas. Pewaris tunggal keluarga Sinclair di london. Amara menyembunyikan identitasnya dari Dion Karena tidak ingin membuat Dion merasa minder. mereka menikah dan membina rumah tangga sederhana di tepi kota London.
Amara menjadi istri yang begitu sempurna dan mencintai suaminya apa adanya. Tapi saat semuanya terungkap barulah ia sadar ketulusannya selama ini hanyalah dianggap angin lalu oleh pria yang begitu ia cintai itu.
Amara marah, sakit dan kecewa. ia berencana meninggalkan kenangan yang begitu membekas di sisa sisa hubungan mereka. akankah Amara dapat menyelesaikan masalahnya?....
ikuti terus ya guysss
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
Amara menoleh pada asal suara, hatinya dingin, pandangannya datar dan senyuman yang terukir di wajahnya seketika hilang.
Dion berada tepat di depan mereka, berdiri dengan berani di atas karpet merah. Jasnya terlihat miring bahkan kain berwarna biru pada saku jas sebelah kiri hilang entah kemana.
" Amara, apa itu kamu?." ucapnya dengan suara yang nyaris tak terdengar. Ia memandang tak percaya ke arah amara, matanya berbinar saat melihat kecantikan dan keanggunan Amara yang tak pernah ia lihat selama ini ditambah dengan kenyataan besar bahwa Amara adalah putri keluarga Sinclair semakin membuat jiwanya terguncang. Para tamu yang berada di sana mulai berbisik seolah mencemooh keberanian pria di hadapan mereka.
" Saya tidak kenal dengan anda!."
Deg
Jantung Dion seakan berhenti berputar, ia berada di lingkaran kenyataan pahit yang tak pernah ia bayangkan. Ucapan Amara yang lantang dan sarkas mampu menghancurkan hatinya. Tanpa terasa rasa sesal memburu penuh di dadanya.
" Amara, aku suamimu!." ungkapnya lagi. Semua tamu yang hadir mulai riuh, mereka tak percaya dengan pengakuan pria biasa yang ada di hadapan mereka.
" Bagaimana bisa ada lelaki seperti ini mengaku sebagai suami putri Sinclair. Dia sepertinya sakit." gumam mereka.
Sementara Vanya masih berada di kursinya, tangannya menggenggam kain biru yang sebelumnya melekat pada jas Dion, ia sempat menarik pria itu agar tak maju, namun usahanya tak berhasil. Ia diam dengan pikiran yang bergelut, badannya kaku, matanya merah, bahkan tak sadar genggamannya pada kain biru semakin erat hingga kuku tajamnya melukai telapak tangannya sendiri.
Sementara Anggy dan Alis menyaksikan Dion yang masih berdiri di tengah tengah karpet merah yang tergelar. Perasaan tak percaya dan sesal membungkam mulut mereka hingga tak mampu lagi untuk mengeluarkan kata kata.
" Aku tidak mengenal anda, dari perusahaan mana anda berasal?." ucap Amara dengan ekpresi datar. Para tamu semakin riuh, mereka bahkan mulai menertawai pria konyol di hadapan mereka. Sementara di sudut lain, Leo meneguk pelan minumannya dan mulai tersenyum.
" Amara, jangan bercanda. Katakan pada semua orang bahwa aku suamimu!." ucap Dion memohon pengakuan dari Amara. Sementara Amara menatap jijik pada pria itu.
" Saya tidak punya waktu untuk bermain main, penjaga!." ucap Amara tegas. para tamu juga mulai menyoraki sikap Dion yang tak tahu malu mengaku sebagai suami putri Sinclair.
Dion merasa sesak saat Amara tak lagi peduli padanya, bahkan Amara tak segan mengusirnya. Amara yang dulu terlihat lemah lembut, sekarang sangat tegas dan penuh wibawa. Ia dulu meremehkan Amara, ternyata wanita yang ia sakiti itu seorang putri terhormat. Dion mulai mengutuk perbuatannya dalam diam. Ia menyesali semuanya. Bahkan, untuk hidup saja rasanya sudah tak berarti.
Para penjaga mulai mendekat dan menggenggam erat lengan Dion yang memberontak, " Amara, aku menyesali semuanya. Maafkan aku!." Teriak Dion berharap Amara mau mendengarnya. Amara mengangkat tangan, ia meminta penjaga untuk berhenti. Senyum bahagia terukir di wajah Dion, ia yakin Amara pasti akan memaafkannya apalagi Amara sangat mencintainya.
" Saya ingin tahu, dari agensi mana kamu berasal?."
Ucapan Amara yang tegas membuat Dion kaku di tempat. Ini bukan Amara yang dia kenal, ini Amara yang berbeda. "Amara." lirihnya. Ia hendak meraih tangan Amara, namun para penjaga langsung menariknya kembali tanpa bisa berkesempatan menyentuh Amara.
" Jawab!."
Dion yang merasa Amara sudah tahu pekerjaannya merasa konyol jika harus mengatakannya. "Amara, jangan lakukan ini padaku, kamu tahu sendiri kan pekerjaan ku apa." ucap Dion dengan wajah lesu.
" Oke." Amara berbalik dan mulai berjalan kembali ke atas panggung.
" Hari ini, saya putri keluarga Sinclair akan mengumumkan kerja sama baru dengan perusahaan Vaughn Capital, dan saya harap kepada Tn Leonard Vaughn agar dapat naik ke atas untuk menandatangani kontrak." suara Amara memenuhi ruangan. Sorak sorai dan tepuk tangan terdengar bergemuruh.
Dion menatap tak percaya ke arah Amara, " Bukankah aku yang mengajukan kerja sama, kenapa perusahaan lain yang di tandatangani kontrak." ucap Dion tak terima dengan keputusan Amara.
" Agensi Nova creatives masih belum layak mendapatkan kontrak kerjasama dengan perusahaan Sinclair." ucap Amara dengan nada tenang.
" Kenapa?. Apa karena aku mantan suami kamu. Aku sudah menanti hari ini Amara. mengapa tiba tiba seperti ini. Aku sudah bekerja keras untuk bisa mendapatkan kontrak kerjasama ini." ucap Dion lirih merasa putus asa.
" Kerja keras, akan aku tunjukkan kerja keras mu yang sebenarnya." Amara mengisyaratkan pada Clarissa untuk menampilkan pertunjukan sekarang.
Terlihat di layar besar yang ada di ruangan itu, Dion dan Vanya sedang melakukan perbuatan mesum di dalam kantor. Bahkan hampir setiap hari. Tak hanya cukup sampai di situ, Amara juga menampilkan kebejatan mereka yang lain, termasuk foto yang di kirim Vanya beserta pesan suara.
" Apa ini kerja keras yang anda maksud?." ucap Amara dengan melipat kedua tangannya di dada. Sementara Vanya hanya bisa menunduk dan menyembunyikan wajahnya.
" Bukankah dia selebriti yang sedang naik daun itu ya. Kok gak ada harga dirinya." ucap salah seorang wanita.
Ruangan menjadi riuh dengan berita yang mereka saksikan, sementara Vanya semakin panik saat mengetahui jika acara hari ini disiarkan di seluruh media dan televisi Inggris. Kepopuleran nya sudah dipastikan akan hancur.
" Tidak, itu...." ucapan Dion menggantung dan tak selesai.
" Saya tidak akan menjalin kerjasama apapun dengan orang yang tak tahu aturan, semena mena saat bekerja, dan pastinya gak tahu diri."
Dion terdiam, badannya kaku, penyesalan menjalar ke seluruh jiwa dan pikirannya. bahkan untuk berucap rasa saja ia tidak sanggup.
" Amara." ucapnya nyaris tak terdengar.
" Hari ini saya umumkan, kerja sama antara agensi Nova creatives dan perusahaan Sinclair dibatalkan." keputusan mutlak telah Amara ucapkan, tak ada yang menyela dan keputusan itu sudah bulat tak bisa di ganggu gugat lagi.
Dion mematung di tempatnya, bersamaan dengan itu Anggy maju ke depan dan menggenggam lengan Dion.
" Amara, kamu sangat naif. Selama ini Dion yang membiayai semua kebutuhan mu. Dia tak pernah memarahi mu bahkan melakukan hal buruk padamu. Dia mau menerimamu walaupun kamu mandul." kecam Anggy membela putranya di hadapan umum.
" Lihat, Vanya sedang mengandung anak Dion. Makannya Dion berselingkuh karena dia ingin mempunyai seorang anak. Harusnya kamu sadar, walaupun kamu seorang pewaris tapi jika mandul tetap saja akan percuma!." tambah Anggy lagi. semua orang terdiam, mereka mulai mengetahui jika Amara memang sempat menikah dengan Dion.
" Jadi, putri Sinclair sempat menikah dengan pria ini dan pria itu berselingkuh gara gara putri Sinclair mandul." ucap salah seorang di sana.
" Ternyata putri Sinclair mandul ya." sahut yang lain.
Amara tersenyum miring saat orang orang mulai percaya dengan perkataan Anggy.
" Apa ada bukti jika aku mandul?." ucap Amara santai. Semuanya mulai terdiam dan hening.
" Untuk apa lagi bukti, sudah jelas kamu mandul. Selama tiga tahun menikah kamu tak hamil hamil. Sementara Vanya yang baru beberapa bulan bersama Dion sudah langsung hamil." tatapan sinis Anggy pada Amara membuat David mengepalkan tangan. David sadar jika selama ini putrinya begitu menderita.
" Keluarkan orang orang itu dari sini!." teriak David pada para penjaga. Ia sudah geram melihat orang orang itu.