Aku Bukan Penggantinya!

Tubuh Luthfi ambruk saat Mahira memberikan foto-foto yang tadi di bawa oleh Zema. Bahkan untuk membuktikan kebenarannya, Zema menyertakan juga video pada Mahira yang tak mungkin lagi bisa dia sanggah.

"Aku ngga menyangka kamu semengerikan ini Luth, kamu sakit jiwa!" sentak Mahira.

Luthfi menggeleng tak percaya. Kini dia menyadari jika Zema tengah mengumpulkan keburukannya dan ancaman pembalasannya bukanlah isapan jempol semata.

"Ini ngga mungkin—"

"Mahira, sayang, dengarkan aku dulu. Aku memang sakit, mau kan kamu mendampingi kesembuhanku? Aku mohon, aku sayang sama kamu," bujuk Luthfi dengan nada iba.

Luthfi tahu kelemahan Mahira. Gadis itu sangat tergila-gila dengan ketampanannya. Bahkan ada kebanggaan gadis itu yang merasa telah berhasil memikat dirinya.

Tanpa Mahira tahu, jika dirinya mau menerima gadis itu karena status Mahira yang merupakan anak tunggal dan pasti pewaris rumah sakit besar di kota mereka.

Dirinya merasa akan bisa menggenggam dunia jika dia menikah dengan Mahira.

Sayangnya semua rencana itu terancam gagal karena ulah Zema.

Mahira bangkit berdiri. "Kamu pasti tahu orang tuaku tak akan tinggal diam kali ini," lirih Mahira.

Sekarang Mahira sadar, terkadang orang tua punya insting yang kuat kala anaknya akan mengenalkan calon pendamping mereka.

Ingatannya kembali kala dia mengenalkan Luthfi pada mereka. Orang tuanya tak tahu jika Luthfi merupakan Dokter baru di rumah sakit mereka.

Mereka bukan orang tua kolot yang menikah harus dengan selevel. Hanya saja saat melihat Luthfi, ibunya sudah merasa tak nyaman.

Berulang kali sang ibu memintanya untuk berpikir ulang, tapi ia tetap dengan keputusan hatinya memilih Luthfi, sedangkan ayahnya mengikuti keputusan sang ibu.

Karena dirinya yang keras kepala dan mengancam tak mau lagi menikah kelak, akhirnya mereka pasrah.

Kini dia menyadari keputusannya yang salah. Awalnya setelah kepergian Zema tadi siang. Dia berpikir untuk tetap menutup mata, karena bagaimana pun dia sangat mencintai Luthfi.

Namun saat mengetahui kejahatan Luthfi, dirinya tak bisa memaafkan lelaki itu. Entah akan seperti apa rumah tangganya kelak jika suaminya seorang psikopat seperti ucapan Zema.

Luthfi mencengkeram tangan Mahira. Dia tak mengira jika Mahira tak bisa lagi dia bujuk.

Para perempuan memang sial! Kenapa pula makhluk merepotkan seperti kalian diciptakan di Bumi.

"Kamu menyerah begitu saja Ra?"

"Ini bukan hanya soal penyimpanganmu Luth, tapi kejahatanmu. Kamu pikir Zema akan berhenti di aku? Seperti ancamannya tadi, aku yakin orang tuaku pasti akan tahu tentang ini," jelas Mahira lantas berlalu pergi.

Luthfi tertunduk tak berdaya. Zema benar-benar akan menghancurkannya. Kini dia tak bisa diam saja menunggu wanita itu beraksi. Dia harus segera melenyapkan Zema.

.

.

Di tempat lain, Zema mendatangi kediaman orang tua Luthfi.

Ia disambut baik oleh ibunda Luthfi. Meski tak mengenal secara akrab dirinya, setidaknya ibunda Luthfi tahu kalau Zema adalah teman putra sulungnya.

"Maaf tante kaget, ngga mengira kalau nak Zema akan datang ke rumah tante malam-malam begini. Ada apa ya?"

Ibunda Luthfi bertanya kangsung sebab khawatir jika ada kabar buruk tentang putranya.

Dia berusaha menepis pikiran itu karena dirinya masih sering berkomunikasi dengan Luthfi yang memang memilih tinggal terpisah dengan keluarga barunya.

Intan di sebelahnya memperkenalkan diri sekilas saja pada ibunda Luthfi, sebab dia sendiri memiliki tugas lain.

"Maaf kalau malam-malam seperti ini saya mengganggu istirahat tante. Tante apa kabar?"

"Baik, ya lagi pusing aja menyiapkan acara pernikahan Luthfi. Zema datang kan? Ishh kamu ini kenapa betah sekali kerja di luar kota. Saat lamaran Luthfi waktu itu katanya kamu ngga bisa datang, makanya pernikahan Luthfi nanti datang ya!" pinta ibunda Luthfi.

Zema tersenyum tipis. "Kalau enggak ada saya pasti ada Kenzie dan Atta yang mendampingi Luthfi kan tante? Jadi sama aja."

Terlihat ibunda Luthfi merasa tidak enak hati karena dirinya juga tahu perselingkuhan Kenzie dan Atta.

Duh, apa ini anak mau tanya-tanya soal Kenzie sama Atta ya? Salah sendiri punya suami ditinggal-tinggal. Kasihan sih, tapi udahlah, aku ngga mau ikut campur.

"Ya mereka juga 'kan teman baik Luthfi bukan?"

"Maaf Nak Zema, ini sebenarnya ada apa ya? Maaf ya soalnya ini sudah malam, pasti nak Zema di tunggu suami dan anak juga 'kan?"

Zema tahu usiran halus itu, makanya dia tak ingin membuang-buang waktu dam mengeluarkan foto-foto Luthfi yang berada di Bar G-ay dan foto-foto Luthfi bersama para lelaki teman kencannya.

Mata ibunda Luthfi terbelalak. Dia tak terima anaknya ada di foto seperti ini.

"I-ini apa maksudnya Nak Zema?" cecarnya tak lagi santai.

"Tante tentu tahu tanpa harus saya jelaskan."

"Lalu maksud kamu apa memperlihatkan foto-foto ini!" pekiknya tak terima.

Zema menatap mata ibunda Luthfi. Wanita yang terlihat bersahaja ini pasti terguncang, pikirnya.

"Anak tante seorang ga-y, apa tante tahu?"

"Mau apa pun dia bukannkah itu bukan urusanmu?" sinisnya tak terima.

Zema tersenyum tipis, dia mengartikan jika ibunda Luthfi ini tahu penyimpangan putranya.

"Ah, sepertinya tante tahu penyimpangan anak tante. Apa calon besan tante tahu?"

"Kamu? Apa maumu? Kamu ingin menghancurkan rencana pernikahan Luthfi? Dia itu sahabatmu, kenapa kamu bersikap begini Hah?"

"Apa kamu marah karena Luthfi menutupi perselingkuhan suamimu dan Kenzie? Dengar Zema. Itu bukan salah Luthfi, itu salah kamu sendiri. Kamu yang ngga becus jadi ibu dan istri, pantas saja Atta dan keluarganya menyayangi Kenzie. Kamu tahu, tante juga sama! Tante mendukung hubungan mereka."

Zema tak terkejut, dia bahkan senang karena ibunda Luthfi membuka suara sendiri.

"Ngga ada hubungannya dengan keluarga saya. Tapi ini tentang kelakuan putra Anda dan saya bersumpah akan menghancurkan dia sama seperti dia mengancurkan saya dan kakak saya!"

"Apa maksud kamu?"

Zema bangkit berdiri. Dia berjalan menatap bingkai foto besar di mana ada ibunda Lutfi, ayah tirinya serta adik perempuanya. Adiknya itu anak dari sang ibu dan ayah tirinya.

Di foto itu terlihat ayah tiri Luthfi merangkul Luthfi. Orang mengira lelaki itu adalah orang dengan hati yang lapang mau menerima seorang janda dengan anak lelakinya.

Namun yang orang tak tahu, wajah Luthfi terlihat tegang di foto itu dan hanya dia dan sang kakak Dery yang tahu masalahnya.

Intan lalu mengeluarkan sebuah amplop besar dan menyerahkannya kepada ibunda Luthfi. Di sana ada surat keterangan medis dari psikolog yang bernama Dery Latif yang merupakan kakak Zema dan seorang psikiater dengan hasil diagnosa yang lebih tebal.

Ada lagi surat keterangan hasil visum yang menandakan jika Luthfi pernah mengalami pele-cehan sek-sual ketika berusia 12 tahun.

Ini semua Zema dapatkan dari Dery yang memang tidak gila. Meski mentalnya terguncang tapi dia masih bisa berinteraksi hanya jika ingatan buruk itu kembali dia akan berteriak ketakutan.

Meski menyalahi aturan, tapi semua ini adalah diagnosa milik Dery, lagi pula Zema tak berniat menyebarkan rekam medis Luthfi ke orang lain. Ini hanya di berikan pada ibunda Luthfi saja.

Zema mendekati ibunda Luthfi yang terlihat menelan ludah. Saat dia menatap wanita itu, wajahnya pias.

"Anda tahu penyebab penyimpangan Luthfi?"

Bungkam, ibunda Luthfi terdiam dan hanya membuang muka.

"Awalnya dia berobat ke kakakku karena bang Dery seorang psikolog, tapi ternyata sakit mental yang diderita anak tante tak bisa dia tangani hingga bang Dery merujuknya ke psikiater. Dan ya, dia mengalami kekerasan sek-sual remaja dan tante tahu siapa pelakunya?"

"Cukup! Sebaiknya kamu pulang sekarang," usir ibunda Luthfi tegas.

Zema dan Intan kembali bangkit berdiri." Wah ... Wah, aku pikir tante ngga tahu, ternyata tante sudah tahu rupanya kalau suami tante seorang pedofil. Bagaimana ya opini warga kalau wakil rakyat seperti suami tante ini ketahuan seorang pedofil?" ancamnya.

"Tutup mulut kamu, sekarang keluar dari rumah saya!"

Zema dan Intan keluar dengan santai. Tak lama terdengar suara teriakan dari belakang mereka.

Zema yakin ibunda Luthfi pasti frustasi saat ini.

"Apa kamu merekam semuanya?"

Intan mengangguk. "Lawanmu seorang Anggota Dewan, apa kamu yakin? Setidaknya dia lebih berbahaya dari pada Luthfi!"

"Bukan aku yang akan menghancurkan mereka. Kamu lihat saja nanti."

Klik, Zema mengirimkan video tadi pada Luthfi. Bagaimana keadaan lelaki itu saat ini setelah ditempa masalah bertubi-tubi.

Tunangannya tahu dan mungkin rencana pernikahan mereka terancam gagal.

Sekarang hal yang pasti paling menyakitkan bagi Luthfi, ternyata ibunya tahu kelakuan bejad ayah tirinya dan memilih diam.

Zema sadar jika dirinya sangat kejam. Namun mengingat kejahatan Luthfi pada kakaknya, dia merasa jika sekarang adalah pembalasan yang pantas Luthfi terima.

Setelah ini baru dia akan memulai dengan Atta dan Kenzie.

.

.

.

Lanjut