NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua: Balas Dendam Anak Tak Di Anggap

Kesempatan Kedua: Balas Dendam Anak Tak Di Anggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Reinkarnasi / Selingkuh / Pengganti / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Xaviera Valcon

Anastasya yang sering di sapa Ana selalu mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya akibat kecemburuan saudara tirinya. Elen selalu merasa tersaingi dengan kecerdasan dan kecantikan Ana hingga di sekolah laki-laki yang Elen sukai ternyata menyukai Ana.

Hingga suatu hari Ana di paksa menikah dengan laki-laki yang Ana tidak kenal yang tak lain adalah kekasih Elen, Elen sengaja menyuruh kekasihnya menikahi adik tirinya untuk memajukan perusahaan sang kekasih karena dengan kecerdasan Ana perusahaan kekasih Elen akan maju dan melambung tinggi.

Namun penderitaan Ana bermula saat dirinya menikah dengan Kevin kekasih Elen, selama menikah Kevin selalu bersikap dingin ke Ana dan Kevin tidak segan untuk menunjukkan keromantisan nya terhadap Elen bahkan Kevin sampai berhubungan badan di depan Ana.

Ana yang sakit hati dan tidak terima dia langsung menampar Elen dan itu membuat Kevin murka dan dari situlah Ana di sekap hingga akhirnya meninggal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kencan yang gagal

"Revan! Kamu dengar apa tidak kakak dari tadi ngomong." Teriak Edward sambil memukul meja dengan keras.

Revan tersentak kaget dan mengangguk malas sambil menatap ke arah Edward.

"Ia kak, aku dengar." Jawab Revan malas.

"Awas kalau kamu mengecewakan aku lagi." Ucap Edward.

"Ia kak! Kakak tenang saja."Jawab Revan.

"Sekarang kamu cepat berangkat? Giselle pasti sudah menunggu di restoran kemarin." Perintah Edward.

"Baik! Tapi kalau aku tidak cocok dengan wanita itu, jangan pernah paksa aku untuk menikah dengannya." Jawab Revan datar.

"Ok! Selama kamu masih belum bawa wanita yang kamu suka ke hadapan Kakak, maka kakak tidak akan segan-segan untuk mengatur perjodohan kamu dengan wanita manapun." Ucap Edward sambil tersenyum mengejek.

"Ckckck! Apa kakak terlalu kurang kerjaan? Kenapa harus mengurus soal jodohku segala." Revan berdecak kesal.

Kabar yang beredar di luar, kedua kakak beradik ini tidak akur dan bermusuhan akibat perebutan tahta. Sebenernya, hubungan mereka justru sebaliknya, kedua kakak beradik ini saling menjaga dan melindungi satu sama lain.

Tidak ada perselisihan apapun diantara keduanya terkait warisan ataupun hal lain. Namun, keduanya terlalu malas untuk klarifikasi biarkan saja orang berasumsi apa tentang mereka. Keduanya tidak memusingkan pembicaraan orang luar yang tidak ada artinya di mata mereka.

"Aku tidak mau kalau kau jadi perjaka tua Revan." Ucap Edward penuh penekanan.

"Umur ku belum setua itu! Kenapa kamu sudah heboh Ed." Jawab Revan.

"25 tahun tidak kau anggap tua,hah? aku saja bahkan menikah di usia 20 tahun Revan." Ucap Edward.

"Itu karena kakak ipar sudah jebol duluan." Jawab Revan santai. Edward yang mendengar ucapan sang adik tidak segan-segan memukul bibir sang adik.

"Jangan sembarangan bicara! Itu sudah masa lalu buat apa kamu bahas." Ucap Edward sambil berkacak pinggang.

"Anda yang memulai perdebatan ini Tuan Edward, kalau Anda lupa." Jawab Revan mengingatkan sang kakak.

Edward tidak bisa berkutik sama sekali saat sang adik membahas masa lalu. Sang adik benar-benar pandai membalikkan kata-katanya.

"Sana cepat temui Giselle! Jangan sampai di terlalu menunggu lama." Ucap Edward penuh penekanan.

"Baiklah." Jawab Revan kemudian dia pergi dari hadapan sang kakak.

Demi menyenangkan hati sang kakak, Revan terpaksa berangkat untuk menjalani kencan buta yang sudah di atur oleh kakaknya. Seharusnya kemarin Revan bertemu dengan Giselle, Namun Revan sengaja tidak datang menemuinya, maka pertemuan itu batal dan di ganti sekarang.

"Tuan! Kita sudah sampai." Ucap Marco kepada Revan yang duduk dengan mata terpejam.

"Ckckck! Kenapa cepat sekali sampainya? Kan aku sudah bilang sama kamu kalau menyetirnya pelan-pelan saja, Marco." Protes Revan.

Marco mengangkat kedua alisnya, ia tampak bingung dengan respon sang Tuan. Untuk kali ini, Marco benar-benar tidak bisa menyelamatkan Tuan Mudanya.

"Lanjut nanti saja mengomel Tuan! Sekarang Tuan Muda turun dulu." Jawab Marco.

"Kau berani mengusir ku, Marco?" Tanya Revan tak percaya.

"Bukan itu maksud saya Tua Muda! Saya hanya tidak mau jika Anda nanti di marahi lagi oleh Tuan Muda Pertama." Jawab Marco.

"Ckckck! Semua ini karena wanita sialan itu. Dasar tukang ngadu! Dia yang membuat aku di marahi kak Edward." Ucap Revan dengan emosi.

Revan akhirnya turun dari mobil dan masuk ke dalam restoran mewah di hadapannya. Begitu kakinya menapaki area restoran dalam sekejap Reva jadi pusat perhatian pengunjung restoran.

Revan masih mempertahankan wibawanya walau sebenarnya dia ingin menelan wanita itu hidup-hidup. Ekspresi wajah datar dan dingin serta angkuh menjadi ciri khas seorang Revan, Tapi meskipun begitu banyak para wanita-wanita di luar sana yang tergila-gila dengan ketampanan seorang Revan.

"Tampan sekali! Dia Tuan Muda dari keluarga mana?" Bisik pengunjung.

"Kalian lihat! dari penampilannya saja dia pasti berasal dari keluarga kaya raya. karena barang yang dia pakai semuanya bermerek dan harganya juga ratusan." Bisik pengunjung lain.

"Arghhh sungguh mempesona sekali dia! Sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama." Bisik pengunjung.

"Aku ingin sekali minta nomor whatsapp nya, tapi aku terlalu malu dan jiga sadar diri. Tuan tampan itu sepeti dewa yunani yang baru turun dari pertapaan." Bisik pengunjung lainnya.

Bisik-bisik pengunjung terdengar jelas di telinga Revan membuat Revan tersenyum tipis bahkan tidak ada yang menyadari kalau orang yang mereka bicarakan sedang tersenyum.

"Revan!" Panggil Giselle girang.

Kesenangan Revan seketika berhenti karena panggilan dari seorang gadis cantik dengan penampilan seperti peri kecil yang polos, seketika membuyarkan segalanya.

"Bukankah itu Giselle Carolina? Wah ternyata Tuan tampan itu punya kekasih." Bisik pengunjung.

"Jadi, dia pacarnya Giselle Carolina? Wajar sih yang satu tampan, yang satu cantik. Bikin iri saja." Bisik pengunjung lain.

"Aku bukan pacarnya dan kami sama sekali tidak cocok." Tegas Revan.

Pujian-pujian tadi seketika menjadi kalimat yang sangat tidak di sukai dan merusak mood Revan seketika.

"Revan! Jangan marah-marah." Ucap Giselle yang berlari kecil menghampiri Revan dan hendak memeluk lengan Revan.

"Jangan sentuh!" Tegas Revan dengan sorot mata yang tajam.

Tangan Giselle seketika menggantung di udara karena larangan pria tampan yang ada di hadapannya. Giselle menurunkan tangannya secara perlahan dengan perasaan malu, pasalnya banyak pasang mata yang sedang memperhatikan interaksi mereka berdua.

"Dimana mejanya?" Tanya Revan datar.

"Diatas! di ruangan VIP nomor 2." Jawab Giselle.

Tanpa menjawab Revan melangkah lebih dulu, Giselle yang melihat Revan pergi mau tidak mau Giselle menyusul meskipun dia malu karena di perhatikan oleh para pengunjung restoran.

"Sepertinya kuta cocok! Apa tidak sebaiknya pernikahan kita di percepat saja?" Tanya Giselle tersenyum senang.

"Siapa bilang kita cocok? Menurutku kita tidak ada kecocokan sama sekali." Jawab Revan datar.

Senyum Giselle seketika luntur mendengar ucapan Revan, secara tidak langsung Revan bilang kalau Giselle bukan tipenya.

"Kenapa kamu merasa kalau kita tidak cocok?" Tanya Giselle. Dia meremas ujung roknya dengan gelisah di bawah meja.

Pasalnya ini pertama kalinya seorang Giselle di tolak oleh laki-laki. Apalagi, Revan menatapnya dengan tatapan tajam dan tidak ada minat sama sekali kepada dirinya. Hal yang tidak pernah di alami oleh seorang Giselle seumur hidupnya dan ini yang pertama kalinya.

"Karena memang kita tidak cocok dan kamu bukan tipeku! Dan aku paling tidak suka dengan wanita yang suka berpura-pura seperti Anda Nona Giselle." Jawab Revan datar dan tegas.

"Aku? suka berpura-pura?" Tanya Giselle tak percaya.

"Ya! Citra mu tampak seperti gadis polos dan sangat baik. Tapi, siapa sangka jika di balik semua itu Nona Giselle justru adalah seorang wanita berhati iblis. Anda pasti masih ingat dengan aktor pendatang baru yang sudah di blacklist dari dunia hiburan, bukan?" Jawab Revan.

Degh

Kata-kata Revan sontak membuat Giselle tertegun dengan mata terbelalak lebar.

"Bukannya Anda sendiri yang menggodanya? Tapi saat Anda ketahuan tidur bersama dengan aktor itu, justru Anda mengatakan kalau aktor itu yang sudah menggoda dan memaksanya untuk tidur bersama." Lanjut Revan.

Tangan Giselle semakin mengepal erat di bawah meja. Ekspresi wajahnya tak bisa tersenyum lagi seperti tadi, Revan terlalu banyak tahu tentang dirinya.

"Apalagi yang kamu ketahui?" Tanya Giselle.

"Masih banyak! Apa perlu aku beberkan satu persatu?" Tanya Revan.

Degh

Giselle langsung diam, dia membuang wajahnya ke arah lain. Dia tidak menyangka kalau laki-laki tampan yang ada di depannya tahu banyak tentang masalah yang sudah dia tutupi secara rapat tapi masih saja ketahuan.

1
Ayudya
hancur hancur deh Kevin dan elen.
Ayudya
oh ternyata Gisel seorang jalang
Ayudya
widih ga tau apa elen dan akan segera hancur di buat ma ana
Ayudya
ayo ana buat mereka malu dan depresi biar tau gimana rasa sakit dan kecewa
Ayudya
bagus ana kamu buktikan pada semua orang kalau elen dan Kevin adalah pasangan kekasih
Ayudya
ayolah ana jangan mau di tindas ma keluarga kamu.kamu harus tunjukin kalau kamu kuat dan bisa mandiri tanpa mereka
iin marlina
untung istri baru nya cerdas
ChikoRamadani
Ceritanya bagus dan menarik....
penyampaian kata" sangat baik...
Konflik permasalahan nya tidak terlalu bertele" pas alurnya ceritanya tapi tidak buat bosan untuk dibaca....

Semoga sukses kakk othor❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!