Bagi Zain, Zara adalah tambang emasnya namun bagi Zara, Zain adalah malaikat pelindungnya. Hubungan mereka yang saling menguntungkan namun tersimpan banyak misteri berupa kebohongan dan pengkhianatan.
Permainan Zain akhirnya berakhir setelah Zara mengetahui bahwa pria yang mencintainya selama ini ternyata hanya seorang penipu yang mengincar hartanya saja namun tidak dengan Zain yang harus berjuang keras untuk meyakinkan Zara kalau dirinya telah berubah dan mencintai Zara dengan tulus.
"Apakah Zara akan menerima begitu saja ketulusan cinta Zain padanya? rahasia apakah yang membuat Zara menggugat cerai Zain? ikuti kisah cinta mereka berdua...!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Telepon Tengah Malam
Pukul satu pagi, ponsel Zain berdering. Pria tampan ini meraih ponselnya dengan setengah sadar lalu menempelnya ke kuping.
"Hallo...!" sapa Zain dengan suara terdengar serak khas bangun tidur.
"Zain. Aku butuh duit," ucap wanita di seberang sana.
"Cellin....! " Zain terduduk begitu mendengar suara wanitanya.
"Iya sayang. Bisa kamu mengirim aku uang. Ayahku butuh biaya tambahan," ucap Celin yang saat ini sedang berada di Jerman.
"Maaf sayang. Kamu tahu sendiri kalau perusahaanku sedang collabs. Aku tidak bisa membantumu lagi," ucap Zain terus terang.
"Bukankah kamu masih punya barang mewah dan juga aset tidak bergerak yang bisa kamu gadai. Atau mobil mewah kamu juga bisa kamu jual untuk membantuku. Tolonglah sayang...!" ucap Celin terdengar memelas dan memaksa.
"Maafkan aku Celin, kali ini aku tidak bisa membantumu. Pikiranku sangat kacau dengan keadaan perusahaan ku," ucap Zain sendu.
"Kau sangat tidak berguna," umpat Celin membatin sambil menatap ponselnya seakan memaki Zain di depan wajah pria tampan itu.
"Maaf Celin, aku masih ngantuk. Selamat malam...!" ucap Zain mengakhiri obrolan mereka secara sepihak.
"Zain, Zain, Zain.. Ah...lelaki sialan...! Baiklah...! Aku tidak akan mengganggumu lagi karena kamu sudah tidak tajir lagi seperti dulu. Aku akan menemukan tambang emasku pada pria lain di negara ini," ucap Celin lalu merebahkan tubuhnya karena tidak berhasil membujuk prianya yang selama ini selalu memanjakan dirinya dengan kemewahan.
Saat Zain kembali ke dalam kamarnya ia melihat istri kecilnya sudah berada di atas sajadah sedang melakukan sholat tahajjud. Zain memperhatikan wajah Zara yang terbalut mukena putih terlihat sangat cantik dan bercahaya. Wajah polos itu bak bidadari yang sedang menyinari kamarnya. Zain tidak bisa melanjutkan tidurnya karena sibuk menikmati kecantikan istrinya yang ia nikahi hari ini.
"Jika kamu adalah gadis normal mungkin aku akan belajar mencintaimu, Zara. Tapi, itu tidak mungkin karena aku tidak bisa menjadikanmu sebagai istriku untuk selamanya. Aku hanya butuh uangmu untuk menguatkan lagi perusahaan ku," batin Zain yang lama-kelamaan mulai mengantuk lagi.
Usai tahajud Zara melanjutkan membaca Alqur'an. Suaranya lirih diikuti oleh air mata yang terus mengalir membayangi kecelakaan yang menimpa dia dan ibunya hingga membuat ibunya tewas. Zara menyalahkan dirinya sendiri karena pagi itu ia membantah perkataan ibunya yang ingin menjodohkannya dengan seseorang yang tidak ia kenal.
Rupanya lelaki yang dijodohkan nya itu adalah Zain yang pagi itu sengaja mengikuti mobil nyonya Sarah karena nyonya Sarah ingin menolong keuangan perusahaannya yang memiliki utang yang tidak sedikit. Itulah sebabnya Zara langsung menerima pernikahan dirinya dan Zain sebelum ibunya menghembuskan nafas terakhirnya. Nyonya Sarah ingin memastikan putrinya berada ditangan orang yang tepat untuk melindungi putrinya sebelum dirinya wafat.
"Maafkan aku bunda. Jika saja aku tidak menentang mu kemarin mungkin aku tidak akan kehilangan bunda," gumam Zara usai membaca Alqur'an untuk mengurangi kesedihan yang amat mendalam saat ini. Ia seperti hidup seorang diri. Tidak ada pelukan dan hiburan dari seseorang untuk ia bisa berbagi.
...----------------...
Aroma harum masakan di dapur sana membuat penghuni rumah mewah itu turun ke lantai bawah. Melihat seorang gadis dengan apron di tubuh mungilnya membuat nyonya Ami menghampiri menantu kecilnya itu.
"Zara sayang...! kamu lagi ngapain?" tanya sang ibu mertua melihat Zara sedang membuat nasi goreng dan omlet telur.
"Buat sarapan untuk semuanya, mama. Semoga kalian suka masakan Zara," ucap Zara sambil tersenyum canggung.
"Kenapa kamu harus repot-repot nak. Itu tugasnya mama," tukas nyonya Ami yang takut masakan Zara tidak sesuai dengan lidahnya mereka.
"Zara sudah terbiasa memasak makanan untuk bunda dan Zara sendiri. Zara tidak suka duduk diam tanpa melakukan aktivitas apapun. Setidaknya Zara tidak ingat bunda terus, mama," timpal Zara lalu menyiapkan nasi goreng ke dalam wadah yang sudah ia siapkan.
Zara menata hidangan itu seindah mungkin. Nyonya Ami mengambil sesendok nasi goreng itu untuk ia cicipi. Ia begitu ragu dengan keahlian Zara yang nota bene memiliki kemunduran berpikir alias tulalit.
Dipikirannya Zara adalah gadis manja dan tidak tahu apapun karena kondisinya tersebut. Walaupun Zara terlihat seperti gadis normal yang bisa mengelabui pendapat orang tentang dirinya karena penampilannya gadis terlihat sangat cantik dengan tubuh mungilnya namun mempesona. Setelah mencicipi masakan menantunya, Nyonya Ami cukup kaget dengan masakan pertama Zara.
"Masya Allah. Nasi goreng buatanmu enak sekali sayang. Hebat kamu...!" puji nyonya Ami lalu mengambil lagi untuk ia makan sedikit sebelum keluarganya makan bersama pagi ini. Rasanya mama tidak ingin berhenti makan nasi goreng seafood buatan kamu sayang," puji sang ibu mertua membuat Zara tersipu.
"Mama bisa aja. Makasih ya mama udah menerima Zara di kelurga ini," ucap Zara hati-hati.
Ami seketika terdiam melihat wajah cantik Zara yang lugu dan tulus. Matanya memancarkan kesedihan yang amat mendalam tapi gadis ini berusaha menyenangkan semua orang. Ami memeluknya erat saat Zara mau melepaskan apron dari tubuhnya.
"Nak. Maafkan mama tidak menyambut kamu dengan layak masuk ke rumah ini. Tapi mama janji akan menyayangi kamu seperti Zain. Yang sabar ya hadapin Zain karena saat ini dia banyak masalah," nasehat Ami bijak.
"Iya mama. Zara mau ke atas dulu mau panggil om Zain," ucap Zara membuat Ami menahan tawanya.
"Hah...? Masa putraku dipanggil om?" ucap Ami melihat Zara menaiki tangga satu persatu.
Tidak lama kemudian anggota keluarga sudah berkumpul di ruang makan tinggal Zara dan Zain yang belum turun. Zara mengetuk pintu perlahan dan melihat Zain sudah rapi namun masih sibuk dengan ponselnya.
"Om tidak berangkat kerja?" tanya Zara.
"Aku ingin ke perusahaanmu ada janji dengan pengacara mu. Apakah kamu mau ikut? Oh iya kamu tidak sekolah?" tanya Zain.
"Zara masih dalam masa berkabung. Lagi pula dua hari lagi libur. Zara mau di rumah aja sambil beresin pakaian Zara yang ada di koper itu. Maafin ya om sudah berantakin kamar om," ucap Zara lagi.
"Tidak apa Zara. Kita ini suami istri jadi kita harus saling berbagi. Kamu habis dari mana? tadi aku cari kamu sudah menghilang. Kirain aku kamu kabur," canda Zain terdengar garing.
"Zara akan kabur kalau om melakukan KDRT seperti yang ada di berita viral. Ih menyeramkan...!" Zara bergidik sendiri mengingat berita yang sering ia tonton.
"Jangan nonton berita itu lagi. Lebih baik kamu baca buku atau browsing cara buat anak," ucap Zain lalu keluar dari kamar diikuti Zara yang bingung dengan ucapan aneh suaminya.
"Emangnya bisa cari di google resep buat anak Om?" tanya Zara polos membuat Zain mengangguk mengerjai istrinya yang tulalit itu. Keduanya sudah duduk di kursi mereka masing-masing.
"Wah kelihatannya enak nih nasi gorengnya," ucap Zain ketika Zara menyendok nasi goreng ke dalam piringnya. Zain tidak sabar mencicipi nasi goreng itu. Saat ia mengunyah nya, Omanya lansung celetuk.
"Apakah kamu tidak tahu kalau nasi goreng enak ini buatan istrimu," ucap Oma Lea membuat Zain hampir tersedak.
"What...? Gadis tulalit ini bisa masak?" batin Zain melihat wajah cantik Zara yang terlihat tenang menyicipi nasi goreng buatannya sendiri.
"Iya nak, tadi mama bangun Zara sibuk olah nasi goreng dan menatanya sangat indah. Zara belajar sama siapa?" tanya Ami penasaran.
"Zara sekolah kejuruan dan ambil jurusan memasak karena Zara senang memasak dari kecil. Zara juga sering belajar sama chef Haldi. Beliau adalah chef terkenal di salah satu hotel bintang lima," tutur Zara apa adanya.
"Chef nya masih muda atau udah tua, sayang?" tanya Oma.
"Sepertinya usianya sama seperti om Zain tapi dia terlihat lebih tampan dan sopan," puji Zara lagi-lagi membuat Zain tersedak.
aq pembaca setia author
duh zara seharusnya berfikir jernih kl zain g suka n g sayang sama kamu. nggak mgkin dya mau berusaha mengobati operasi kamu
penasaran dg kehidupan zara selanjutnya