Istriku! Oon!?.
Eric Alaric Wiguna , seorang Mafia & CEO perfeksionis, mendapati hidupnya jungkir balik setelah menikahi Mini.
Mini Chacha Pramesti adalah definisi bencana berjalan: ceroboh, pelupa, dan selalu sukses membuat Eric naik darah—mulai dari masakan gosong hingga kekacauan rumah tangga yang tak terduga.
Bagi Eric, Mini itu oon tingkat dewa.
Namun, di balik ke-oon-annya, Mini punya hati yang tulus dan hangat. Mampukah Eric bertahan dengan istrinya yang super oon ini?
Atau justru kekonyolan Mini yang akan menjadi bumbu terlezat dalam pernikahan kaku mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simeeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18: Penyamaran Sempurna dan Ujian Balkan
selamat Membaca 👇
Setelah mengamankan Dana Operasional Darurat (DOE) Conti, Eric Alaric Wiguna dan Mini Chacha Pramesti meninggalkan Malta dengan jet pribadi kecil yang disewa Marco melalui jaringan perusahaan bayangan. Tujuan mereka: Tiranë, Albania. Albania adalah pintu gerbang menuju Balkan, tempat yang dicurigai sebagai markas Silvio Valerius.
Di dalam jet mewah itu—kontras dengan pelarian kotor mereka—Eric mengambil alih kendali. Ia menghapus semua jejak digital dan membuat identitas palsu baru untuk mereka berdua.
"Mini, dengarkan baik-baik," kata Eric, menyodorkan dua paspor palsu dengan kualitas tertinggi. "Mulai sekarang, kita adalah Alessandro dan Sofia Moretti. Kita adalah venture capitalist kaya yang sedang mencari peluang investasi real estat di Montenegro dan Albania. Kita harus terlihat sangat legal dan sangat mesra."
Mini menatap paspornya, nama 'Sofia Moretti' terasa asing. "Mesra? Seberapa mesra?"
Eric mencondongkan tubuhnya, memasang wajah profesional. "Seolah-olah kau adalah istri baruku yang manja. Kau harus memamerkan cincin dan pakaianmu, Mini. Para preman di Balkan tidak menghormati orang yang takut. Mereka menghormati uang dan kekuatan pasangan."
Eric mulai mengajari Mini cara bersikap sebagai Sofia Moretti. Mini berganti pakaian dengan dress mahal yang disiapkan Marco dan Eric membelikannya cincin pertunangan baru yang sangat besar (bukan cincin Seguro, yang harus disembunyikan).
Eric mendudukkan Mini di kursi kulit. "Tunjukkan padaku bagaimana kau menatapku jika ada yang mengganggu."
Mini mencoba tatapan dingin, tetapi itu terlihat seperti cemberut. Eric tertawa kecil.
"Tidak, Mini. Tatapan Sofia Moretti harus menunjukkan dua hal: Kekuatan milikku dan Kau adalah milikku. Latih ini." Eric memegang pinggang Mini, mendekatkan wajah mereka. "Pria Mafia selalu ingin tahu seberapa loyal istrimu."
Eric mendekatkan bibirnya ke telinga Mini. Mini tiba-tiba merasakan sensasi panas dan mendebarkan.
Mini mengangkat dagunya, memegang erat dasi sutra Eric. Kali ini, ia tidak mencoba meniru. Ia hanya membiarkan intuisi Valerius-nya mengalir—perasaan bahwa Eric adalah satu-satunya pelindung dan sekutunya. Mini menatap Eric, matanya memancarkan kombinasi kepercayaan mutlak dan arogansi milik bersama.
Eric terdiam. Ia mundur perlahan. "Sempurna," Eric berbisik, suaranya sedikit serak. "Tatapan itu... Mini, kau adalah Sofia Moretti yang sangat meyakinkan."
Mini menyadari bahwa Eric tidak hanya mengajarnya akting, tetapi juga memberi sinyal padanya bahwa mereka adalah pasangan yang tidak dapat dipisahkan di mata dunia.
Saat mereka mendekati wilayah udara Albania, Eric kembali ke mode CEO.
"Di Albania, klan Valerius memiliki kontrol logistik di pegunungan, sementara Conti Group mengendalikan distribusi laut di Montenegro. Kita akan melewati celah gunung dengan menyamar sebagai pembeli tambang," Eric menjelaskan.
Eric membuka laptopnya dan menunjukkan jaringan perusahaan bayangan yang Luca Wiguna buat. "Ayahku memang mengkhianatiku, tapi dia meninggalkan jejak. Perusahaan ini, "Albanian Dawn," adalah perusahaan fiktif yang ia gunakan untuk memantau Silvio. Kita akan menggunakan perusahaan ini."
Eric menunjukkan Mini daftar kontak dan dokumen keuangan palsu. "Sebagai Sofia Moretti, tugasmu adalah bertemu dengan kontak lokal di Shkodër. Namanya Vera. Dia seorang bankir yang bekerja untuk Conti, tapi dia juga memiliki informasi tentang pergerakan Silvio."
Mini menelan ludah. "Aku harus bertemu bankir Mafia?"
"Ya. Ingat pelajaran di Genoa: kau adalah kunci ganda. Tunjukkan bahwa kau membawa keuntungan dan risiko sekaligus. Jika Vera melihatmu kuat dan tidak takut, dia akan membantumu. Gunakan cincin Seguro di bawah sarung tanganmu; itu adalah sinyal rahasia Conti bahwa kau membawa informasi penting."
Jet pribadi mereka mendarat di Tiranë. Begitu keluar, Mini merasakan perbedaan yang nyata. Udaranya lebih keras, dan mata-mata terasa di mana-mana.
Mereka menyewa mobil mewah, bergerak ke utara menuju Shkodër. Mini duduk tegang, tangannya memegang tas mahal berisi paspor palsu dan burner phone.
Tiba-tiba, Eric menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi.
"Ada apa, Eric?"
"Sistem deteksi kami menangkap sinyal. Kami diikuti," Eric menarik Mini ke belakang semak-semak. Ia mengeluarkan Shadow Fang-nya.
Eric melihat sebuah mobil hitam di kejauhan. Mini melihat mobil itu dan secara refleks memejamkan mata. Ia berusaha fokus. Mini teringat kata-kata Pranoto: bukan sihir, tapi membaca fear-response.
Mini membuka mata. "Bukan Conti, Eric. Mereka mengikuti terlalu lambat. Itu adalah Pirozzi. Dia mengirim orangnya untuk mengawasi kita, memastikan kita benar-benar memberikan jaringan Albania itu."
Eric menatap Mini, terkesan. "Kau yakin?"
"Ya. Mereka gugup. Jaringan mereka di sana sangat rapuh, dan mereka takut Conti tahu mereka berkhianat. Mereka butuh kita untuk bertahan," Mini menjelaskan dengan intuisi Valerius-nya yang tajam.
Eric menarik napas lega, tetapi tetap waspada. "Baiklah, kita biarkan mereka mengikuti. Itu berarti mereka tidak akan membiarkan Valerius menyentuh kita, setidaknya sampai kita membayar utang."
Mereka kembali ke mobil. Eric menyentuh tangan Mini. "Kau luar biasa, Sofia Moretti. Sekarang, ayo kita temui Vera. Ingat: kita adalah suami istri yang sangat kaya, sangat mesra, dan sangat berbahaya."
BERSAMBUNG.
contohnya:
"Lari! Jangan diam saja!"
"Dan, kenapa istrimu lama sekali?!"
Begitulah yang di ucapkan konsen padaku.
jadi mudah dipahami kan?