NovelToon NovelToon
Fangirl Cantik Milik Tuan Antagonis

Fangirl Cantik Milik Tuan Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Obsesi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kaya Raya / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: BlackMail

Aluna, seorang pekerja kantoran, punya satu obsesi: Grand Duke Riven Orkamor, antagonis tampan dari game otome yang seharusnya mati di semua rute. Baginya, menyelamatkan Riven adalah mimpi yang mustahil.

​Hingga sebuah truk membuatnya terbangun sebagai Luna Velmiran — putri bangsawan kaya raya yang manja dan licik, salah satu karakter dalam game tersebut.

​Kini, Riven bukan lagi karakter 2D. Ia nyata, dingin, dan berjalan lurus menuju takdirnya yang tragis. Berbekal pengetahuan sebagai pemain veteran dan sumber daya tak terbatas milik Luna, Aluna memulai misinya. Ia akan menggoda, merayu, dan melakukan apa pun untuk merebut hati sang Grand Duke dan mengubah akhir ceritanya.

​Namun, mencairkan hati seorang antagonis yang waspada tidaklah mudah. Salah langkah bisa berarti akhir bagi mereka berdua. Mampukah seorang fangirl mengubah nasib pria yang ia dambakan, ataukah ia hanya akan menjadi korban tambahan dalam pemberontakannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlackMail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 : Gaun = Iblis

Tak lama kemudian, para pelayan kembali dengan nampan perak berisi sarapan. Roti panggang dengan selai mawar, soufflé telur yang mengembang sempurna, sosis asap, dan semangkuk buah-buahan segar yang dipotong dengan presisi artistik. Air liur Luna hampir menetes.

Ia makan sambil bersandar di tumpukan bantal empuk, menikmati kemewahan yang tak pernah ia bayangkan. Namun, hal yang paling menakjubkan adalah bagaimana tubuh ini bergerak.

Tanpa sadar, jari kelingkingnya terangkat sedikit saat memegang cangkir teh. Pisau di tangan kanannya memotong soufflé dengan keanggunan yang tidak pernah ia miliki seumur hidupnya sebagai Aluna.

Para pelayan di sekitarnya tampak tenang, tidak menunjukkan tanda-tanda keanehan mengenai sikapnya.

"Syukurlah," batin Luna lega. "Artinya aku tidak melakukan sesuatu yang mencurigakan. Refleks tubuh Luna Velmiran ini benar-benar penyelamat."

Sambil menikmati setiap gigitan, pikirannya mulai berpacu, menyusun rencana. Dunia ini berasal dari game Iselyn dan Delapan Pedang, sebuah game dengan dua puluh kemungkinan rute cerita yang berbeda.

Pikirannya berpacu. Dua puluh rute. Itu artinya ada dua puluh set event dan item unik. Jika Iselyn di dunia ini hanya bisa mengambil satu jalur, maka sembilan belas jalur lainnya... adalah ladang harta karun yang tak terjamah!

Senyum licik terukir di bibirnya. Ia bisa membayangkan harta luar biasa dari game dan keberuntungan yang tersembunyi. "Semuanya bisa jadi milikku! Haha! Haha!"

Namun, sebelum berburu harta karun, ia harus tahu dulu rute mana yang akan diambil Iselyn. Berita baiknya, semua rute di game dimulai dari satu tempat yang sama: hari pertama di Akademi Sihir Kekaisaran. Akademi Trisula.

Dengan santai, ia menoleh pada pelayan pribadinya. "Margaret, omong-omong, kapan pendaftaran akademi dimulai?"

Margaret, yang sedang merapikan lipatan selimut, tampak terkejut. "Tapi... Nona Muda? Bukankah Nona bilang lebih baik mati daripada masuk ke tempat membosankan itu? Duke sampai menghukum Nona tidak boleh keluar dari mansion selama sebulan..."

Luna membeku.

"Sial! Aku lupa bagian ini!"

Benar juga. Karakter Luna Velmiran di game memang baru muncul di paruh kedua cerita, setelah insiden penyerangan di pesta istana. Alasannya... Sudah sangat jelas. Luna yang terlalu dimanja mana sudi membuang semua prestise hanya untuk belajar mandiri.

Luna mengepalkan tangannya di bawah selimut. Ia tidak bisa diam saja. Jika ia ingin har— menyelamatkan Riven, ia harus masuk ke akademi dan bergerak lebih cepat.

Tekadnya sudah bulat. "Margaret," ujarnya dengan nada yang lebih tegas, membuat sang pelayan sedikit terlonjak. "Sampaikan pada Ayah. Aku ingin bertemu. Sekarang. Bantu aku bersiap."

Persiapan menuju pertempuran pertamanya dimulai.

Melawan Duke?

Salah.

Lawannya adalah ritual berpakaian ala bangsawan.

Sebuah... gaun.

Semuanya baik-baik saja saat chemise katun yang ringan berkuasa, tetapi... Semua berubah saat sang tiran bernama korset datang.

Dua orang pelayan mulai menarik talinya dari belakang, napas Luna tercekat. Setiap tarikan terasa seperti meremas organ dalamnya tanpa ampun. "Gila, bagaimana para nona bangsawan bisa bernapas dengan benda ini!?" jeritnya dalam hati.

Tekanan di pinggangnya ini terasa lebih menyakitkan daripada omelan bosnya di kehidupan lama. Namun, anehnya, rasa sakit yang tajam dan nyata ini justru membuatnya semakin sadar. Rasa sakit ini adalah bukti.

Bukti bahwa ia jauh dari yang namanya sedang bermimpi.

Setelah korset terpasang kencang, beberapa lapis petticoat dikenakan untuk memberi volume, diikuti gaun utama berwarna merah gelap dengan hiasan renda mawar putih. Anting rubi dan kalung mutiara sederhana melengkapi penampilannya.

Luna menatap pantulannya di cermin. Yang berdiri di sana bukanlah Aluna si wanita karir yang lelah. Melainkan seorang putri bangsawan yang sesungguhnya. Cantik, kuat, dan... sedikit mengintimidasi.

Para pelayan berdecak kagum. "Nona Muda terlihat sangat mempesona."

Luna tersenyum tipis. "Antarkan aku ke kantor Ayah."

Perjalanan menuju sayap barat mansion terasa menegangkan. Luna berjalan menyusuri koridor panjang yang lantainya dilapisi karpet tebal berwarna merah marun.

Di dinding, potret-potret leluhur keluarga Velmiran dalam bingkai emas menatapnya dengan tatapan abadi, seolah menilai apakah ia pantas menyandang nama mereka.

Setiap kali berpapasan dengan pelayan, mereka akan berhenti dan menunduk dalam-dalam, memberikan penghormatan tanpa suara. Ini sangat berbeda dari kehidupannya dulu, di mana ia hanyalah sosok anonim di tengah keramaian kota. "Keren gila...."

Saat pintu ganda yang menjulang tinggi di hadapannya terbuka, pemandangan di dalamnya benar-benar meleset dari ekspektasinya.

Ia membayangkan kantor bangsawan yang kecil, gelap, dan penuh tumpukan perkamen tua.

Namun, yang ia masuki lebih mirip aula perusahaan modern. Ruangan itu luas dengan langit-langit tinggi, bahkan memiliki lantai dua dan tiga.

Bukan tumpukan dokumen berdebu, melainkan suara puluhan pena yang berdecit serempak, decitan mesin hitung mekanis, dan gumaman para staf yang bekerja dengan efisiensi luar biasa.

Luna berjalan dengan anggun, berhenti beberapa langkah di depan meja besar ayahnya. Menaruh satu tangan di dada dan tangan lainnya sedikit mengangkat gaunnya, ia membungkuk dengan sempurna.

"Luna Velmiran izin menghadap Ayah."

Duke Arslan Velmiran, pria paruh baya berbadan kekar, mendongak. Matanya yang tajam langsung berbinar melihat putri kesayangannya, tetapi ia segera memasang wajah serius.

"Ehem... Apa menurutmu peringatan Ayah hanya kata-kata kosong? Kamu masih dalam masa hukuman. Untuk apa kamu kemari?"

Luna tetap tenang. "Saya datang untuk memberitahu Ayah bahwa Saya telah berubah pikiran. Saya bersedia masuk ke akademi."

Keheningan melanda. Duke Arslan tampak terkejut, lalu raut wajahnya melembut menjadi senyum bangga. "Bagus! Ayah tahu putri Ayah akan membuat keputusan yang tepat!" Ia hendak berdiri, tetapi kemudian berhenti. Matanya menyipit curiga.

"Tapi... ini tidak seperti dirimu. Apa yang membuatmu tiba-tiba berubah pikiran?"

Luna sudah menduga pertanyaan ini. "Aku harus memberikan alasan yang masuk akal bagi seorang gadis manja," pikirnya cepat. "Saya... Saya hanya bosan, Ayah. Mendekam di kamar selama seminggu ini membuatku sadar, mungkin bersosialisasi di akademi tidak seburuk itu."

Alasan itu terdengar cukup dangkal dan khas Luna Velmiran. Duke Arslan mengangguk, tampaknya puas.

"Baiklah." Duke tersenyum kembali. "Apa ada hadiah yang kamu inginkan?"

Luna tersenyum. "Begitu doang? Terus di kasih hadiah?" Luna tidak bisa melewatkan kesempatan ini. "Saya ingin uang saku dalam jumlah besar."

Duke Arslan tertawa kecil, merasa geli. "Uang saku? Putriku, untuk apa? Katakan saja namamu di toko manapun di ibu kota, dan semua isinya bisa kau bawa pulang. Tagihannya akan sampai ke meja Ayah."

"Gila... Seriusan? Aku bisa melakukan hal ikonik 'borong semua toko ini' seperti di novel-novel miliarder itu?" batin Aluna histeris.

"Saya tidak ingin membeli gaun atau perhiasan, Ayah," jawabnya dengan suara terkendali. "Saya ingin membeli artefak dan membeli sesuatu yang terlihat berharga di pasar barang antik dan pelelangan. Untuk itu, Saya memerlukan uang tunai sendiri."

Alasan itu membuat Duke terdiam. Ia menatap putrinya, melihat kilat ambisi yang baru di matanya. Ia lalu bersandar dan mulai mengetukkan jarinya ke meja mahoni. Hening. Semua pekerja seoalah memahami isyarat itu dan diam. Satu-satunya suara di ruangan itu adalah ketukan ritmis yang terasa seperti dentuman palu godam di dada Luna.

​Akhirnya, ketukan itu berhenti. Duke Arslan menatap lurus ke mata putrinya.

​"Baiklah," katanya dengan nada final. "Permintaanmu disetujui. Nakun, Ayah juga punya satu syarat. Ikut Ayah."

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
BlackMail: Makasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
Hppykiyo Modbos
terima kasih kak double up nyaa ✨✨✨😍
Hppykiyo Modbos
semangat Lunaa, pelan pelan cairkan si gunung es💪💪😖
Hppykiyo Modbos
simulasi membangun...


~Urusan perabotan dan wangi-wangian
Kuserahkan pada s'leramu yang lebih maju
Tapi tata ruang, aku ikut pertimbangkan~🎶
Hppykiyo Modbos
wkwk, seakan hanya ada kalian berdua ya (Luna Riven), dunia dan yang lainnya hanya jadi latarr + nyamuk
🤣
Hppykiyo Modbos
terima kasih kakk double up nyaa

love you,Je t'aime, Te amo, Saranghae, liebe🫶🏻
Hppykiyo Modbos
rawrrr
Hppykiyo Modbos
adegan ini yang selalu ku nanti, aaaa omg gemesss, thanks kak author, nggk papa tipis" yang penting ada😖😍
nsjdjdhdb
ceritanya sangat menarik dan tidak membosankan.
Hppykiyo Modbos
aa gila, suer iselyn adalah mahluk yang patut di curigai, jangan jangan diaa...😖

sampaikan pesanku untuk Luna Thor "hati hati Lunaa😖"
Hppykiyo Modbos
butuh rekomendasi Novell!! 🫠
Hppykiyo Modbos
sebelumnya terima kasih Thor atas kerja keras nya membuat cerita ini, jangan lupa makan dan istirahat agar tetap dalam keadaan sehat selalu


ijin Thor
aaaaa kenapa sedikit sekali rasanya ini terlalu pendek, sudah kuduga aku harus menabungg nya, tapi karena jari ini terlalu gatal sehinga.. ah sudahlah😖🫠🫠🫠
Hppykiyo Modbos: iya nggk papa kak, aku akan tetap menunggumuu, makasih ya kak, semangatt kk✨💪
total 2 replies
Hppykiyo Modbos
kak Thor kok dikittt🫠
makasih kakk, love sekebon deh🫶🏻✨




~maaf ngelunjak🫰🏻🫰🏻
Hppykiyo Modbos
aaa kuharap Luna iselyn akurr, dan punya pasangan masing masing 😖
Hppykiyo Modbos
.
Hppykiyo Modbos
ku harap raven mencintai luna bukan sekedar mengingatkan karena kekuasaan keluarga nya Lunaa🫠
Hppykiyo Modbos: typo *menginginkan dukungan kekuasaan dari keluarga nya luna
total 1 replies
Hppykiyo Modbos
terima kasih kak sudah menuliskan cerita seseru dan segreget ini

semangat kakk, aku tunggu up selanjutnya, nggk sabar apakah ada adegan bucin nya raven ke Lunaa😍💪
Hppykiyo Modbos
anomaliii~~🤣
Hppykiyo Modbos
aaa lucunya Aluna, fangirl tingat sssss+
Hppykiyo Modbos
menguji kesabaran Luna wkwk🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!