NovelToon NovelToon
Jadi Ibu Susu Bayi Mafia

Jadi Ibu Susu Bayi Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: ingflora

Nabila Fatma Abdillah yang baru saja kehilangan bayinya, mendapat kekerasan fisik dari suaminya, Aryo. Pasalnya, bayi mereka meninggal di rumah sakit dan Aryo tidak punya uang untuk menembusnya. Untung saja Muhamad Hextor Ibarez datang menolong.

Hextor bersedia menolong dengan syarat, Nabila mau jadi ibu ASI bagi anak semata wayangnya, Enzo, yang masih bayi karena kehilangan ibunya akibat kecelakaan. Baby Enzo hanya ingin ASI eksklusif.

Namun ternyata, Hextor bukanlah orang biasa. Selain miliarder, ia juga seorang mafia yang sengaja menyembunyikan identitasnya. Istrinya pun meninggal bukan karena kecelakaan biasa.

Berawal dari saling menyembuhkan luka akibat kehilangan orang tercinta, mereka kian dekat satu sama lain. Akankah cinta terlarang tumbuh di antara Nabila yang penyayang dengan Hextor, mafia mesum sekaligus pria tampan penuh pesona ini? Lalu, siapakah dalang di balik pembunuhan istri Hextor, yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ingflora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Lapar

Ketika Nabila mulai duduk di tepi ranjang, tiba-tiba pintu terbuka. Lani kembali masuk ke dalam kamar dengan wajah cemberut!

Nabila terkejut. Ada apa lagi wanita itu ke sini?

Lani datang membawa sesuatu di tangan. Diletakkannya pakaian itu di samping Nabila. "Kamu harus pakai ini kalau mau kerja di sini," ucapnya setengah berbisik. Ia takut Enzo tidak nyaman menyussu, tapi tetap saja, bayi itu terganggu. Enzo berhenti menyussu dan melirik Lani.

"Apa?" Nabila menatap pakaian yang sudah terlipat rapi itu dan kembali melirik Lani. Bukankah itu baju yang sama dengan yang dipakai wanita ini? Mana mungkin ia memakainya. Roknya saja di atas lutut dengan lengan pendek yang mengembang, ditambah celemek dan penutup kepala kecil yang berwarna putih. Baju ini terlalu vulgar untuknya! "Tapi aku gak bisa pakai yang ini, Mbak. Apa gak ada yang model muslim?"

Mulut Lani makin cemberut. "Kamu gilla, apa? Di sini yang perempuan, semua pakai pakaian ini kalau kerja! Jadi, jangan banyak membantah!" Perlahan-lahan suara Lani meninggi membuat Enzo tak nyaman. Bayi itu mulai menangis.

Lani dan Nabila nampak kaget.

Mau tak mau, Lani terpaksa mengalah dan pergi. "Pokoknya, kamu harus pakai ini! Tuan Hextor paling gak suka ada yang kotor di dalam rumah. Ingat itu!" ucapnya sebelum menutup pintu.

Nabila hanya bisa menghela napas. Ia tak mungkin memakai pakaian itu kecuali mereka mengubahnya sesuai dengan pakaian yang bisa ia pakai.

Dipandanginya wajah Enzo yang kembali menyussu. Dengan lembut, Nabila mengusap rambut Enzo yang bercahaya ditimpa sinar matahari dari balik gorden tipis yang menutup jendela. Ia juga menghapus jejak-jejak air mata di pipi Enzo. Bayi itu tampak tenang sambil satu tangan mungilnya menggenggam baju Nabila yang terbuka. Enzo sangat menikmati menyussu dengan Nabila walau ia tahu, wanita ini belum pernah ia lihat sebelumnya. Nalurinya berkata, wanita ini orang baik dan hanya wanita ini yang punya apa yang ia inginkan setelah hampir beberapa jam ia berjuang mencari sussu yang sama seperti yang diberikan ibunya. Ia tak mau minum sussu lain yang beda sumbernya.

Tak lama Enzo tertidur. Pelan-pelan, Nabila memasukkan bayi itu ke dalam boks bayi dan kemudian mengancingi bajunya. Bayi itu tidur dalam damai. Benar-benar damai sampai Nabila tersenyum melihat bayi kecil itu tidur tak bergerak sama sekali. "Wajahnya sangat lucu, tapi kenapa rambutnya pirang? Apa ibunya bule? Mmh ... gak aneh sih karena Pak Hextor juga indo. Eh, tapi ... nama anak ini dimulai dari "Muhammad" ya, yang berarti orang islam. Mmh ...." Ia teringat kembali pada bayinya. "Haris ... berkat melahirkanmu, sussu ibu berguna buat Enzo. Terima kasih, kamu mau membaginya dengan adek Enzo." Kembali ia menitikkan air mata, tapi cepat-cepat ia menghapusnya.

Nabila kembali duduk di tepi ranjang. Ranjang ukuran besar yang terlihat nyaman dan empuk. Apakah ia akan tidur di tempat ini?

Nabila membaringkan tubuhnya di ranjang. Rasanya melegakan setelah sejak kemarin seharian berjuang membawa berobat bayinya sambil melihat sang bayi kesakitan dan demam. Hari ini tugasnya menjadi ringan. Setelah melihat bayi sendiri meninggal di rumah sakit, ia merasa lega. Penderitaannya telah berakhir. Walaupun punggungnya masih terasa sakit tapi karena kelelahan, Nabila tertidur di ranjang dengan cepat.

***

Wanita itu tersentak bangun. Untuk beberapa saat ia berusaha mencerna, kenapa ia berada di tempat indah mirip taman kanak-kanak itu. Dindingnya berhias gambar-gambar kartun dengan rak-rak mungil dan boks bayi. Ia terduduk dan menyadari kejadian yang barusan terjadi. Nabila masih di kamar Enzo. Bayi itu masih tertidur.

Entah berapa lama ia tertidur, ia pun tak tahu. Jam di dinding menunjukkan angka tiga lewat sepuluh menit. Mungkin sebentar lagi azan Ashar. Perutnya seketika berbunyi.

Diusapnya perut itu pelan-pelan. Ia baru sadar ia belum makan siang. Sebenarnya Nabila tak naffsu makan, tapi karena habis menyussui, perutnya minta diisi.

Pelan-pelan ia turun dari ranjang. Ia harus memastikan si kecil Enzo tidak terbangun. Dengan hati-hati ia melangkah menuju pintu dan keluar.

Di luar tampak sepi. Ia begitu lapar. Di mana dapur di rumah besar ini?

Dilihatnya langit-langit di rumah besar itu berada di lantai dua. Nabila menuruni tangga. Sambil melihat sekeliling dan mengagumi kemegahan rumah itu, ia mencari dapur. Pasti berada di bagian belakang. Ia melangkah sambil memperhatikan perabot rumah itu yang tampak mahal. Rumah itu mirip rumah antik di Eropa. Bahkan empat kali lebih besar dari rumah majikannya yang sering menitipkan cucian padanya.

Nabila menemukan sebuah ruang terbuka yang dilengkapi peralatan dapur modern yang mewah. Dapur itu sangat besar, tapi ke mana orang-orangnya?

"Hei, ngapain kamu ke sini!?" Lani berdiri dengan bertelak pinggang.

"Eeh ...." Nabila menyatukan kedua tangan dan meremmasnya. "Aku ingin makan. Apakah ada jatah untukku?"

"Mmh! Kamu pikir kamu siapa!? Ini bukan waktunya makan! Kamu hanya boleh makan nanti, satu jam setelah jam makan dan ini sudah lewat dari waktunya!"

"Tapi setidaknya ada mi, kan, yang karyawan bisa bikin sendiri? Aku bisa kok masak sendiri." Nabila bicara pelan.

"Ya, sudah. Ambil saja sendiri!" Lani kemudian pergi.

Padahal tangan Nabila sudah terulur ingin menanyakan letaknya. Terpaksa ia turunkan dan berusaha mencarinya sendiri di dapur yang besar itu. Baru saja ia membuka laci di bawah kompor, seseorang berteriak mengagetkannya.

"Hei, ngapain kamu di sini! Kamu siapa!?" Seorang pria muncul di dapur itu. Ia memperhatikan pakaian Nabila. "Hei, kamu pengemis ya. Kok, bisa masuk ke sini? Aku harus bilang penjaga di depan, kalo begini." Pria itu bergegas ke luar.

"Eh, tunggu dulu! Bukan gitu ...!" Tangan Nabila kembali terulur. Kenapa jadi salah paham? Bagaimana caranya ia makan?

Tak jauh dari situ ternyata ada Lani yang bersembunyi di balik pintu. Wanita itu tersenyum miring melihat Nabila panik. Bahkan ia menahan tawa dengan menutup mulutnya.

"Ada apa ini?" Seorang wanita berusia sekitar 40 tahunan datang ke dapur dan bertemu pria itu.

"Bu, ini ada pengemis yang masuk sampai ke dapur, Bu. Ini kenapa penjaga gerbang bisa kecolongan ya." Terang pria itu.

Wanita itu menatap Nabila. "Benar begitu?"

"Eh, tidak begituu ... aku dibawa Pak Arman ke sini." sahut Nabila yang kebingungan.

Wanita itu mengerut dahi. "Untuk apa?"

"Untuk menyussui baby Enzo."

"Kamu yang menyussui baby Enzo?" Wanita itu masih tak percaya.

"Iya. Pak Hextor sendiri yang minta padaku." Nabila terpaksa menggunakan nama pria itu agar wanita ini percaya.

"Oh!" Wanita itu menghela napas. "Kenalkan. Saya Mei, kepala pelayan di sini, dan ini Chef Okto." Wanita itu memperkenalkan dirinya dan pria itu. "Jadi, untuk apa kamu ke sini?"

"Aku lapar habis menyussui ...." Nabila bicara sambil menunduk.

"Ok, kalau begitu, akan kami siapkan. Kamu mau makan di sini atau di kamar baby Enzo?"

"Disiapkan?" Nabila terdengar ragu. Orang seperti dirinya disiapkan makannya? "Eh, tapi Saya bisa masak sendiri kok. Saya makan sama mi aja."

"Tidak boleh! Apa yang masuk ke tubuh baby Enzo harus makanan bergizi. Kamu yang menyussui harus makan makanan yang sehat ya. Nanti kita kena marah Pak Hextor."

"Tapi ...."

Bersambung ....

1
Tri Handayani
thorrr'kapan kelakuan buruk suami nabila terbongkar'biar nabila cpt cerai dr suaminya yg durjana
Baby_Miracles: sabar-sabar
total 1 replies
Ani Basiati
semoga nabila tau thor kl suamianya selingkuh
Nar Sih
emang segaja bos mu ngk kasih no hp suami mu nabila ,biar kmu ngk telpon suami mu
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
Tri Handayani
Next thorrr'semangat up
Nar Sih
lanjutt kakk ,👍🥰
Susi Akbarini
nabila menghantui hextor..
😀😀😀❤❤❤😘😍😙
Susi Akbarini
😀😀😀❤❤😘😍😗
Tri Handayani
hektor'g usah d kirimin no tlfnya suami nabila,mnding tunjukin kelakuan busuk suami nabila biar dia g mengharapkan lagi suaminya.
Susi Akbarini
lanjutttttt....

😍😙😗😗❤❤❤
Susi Akbarini
waduhhhh..

ngeriiiu...
😘😍😍😙😗❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
Lani2..
satang Enzo tapi salah strategi..
😀😀❤❤😘😍😙
Susi Akbarini
apa lani lupa klao di rumah itu ada cctv..


😀😀😀❤❤😘😍😙😙
Susi Akbarini
lanjutttt..

❤❤❤😘😙😗😗
Tri Handayani
makanya jadi orang jangan jahat'kena batunya kan...
Susi Akbarini
lanjutttt...
❤❤❤😘😍😙😙
Susi Akbarini
waaahhh..
jangn2 lani naruh serbuk gatal do pakaian Enzo..
untung Hextor tau lani melakukan sesuatu di lwmari anknya ..
jadi gak bisa nuduh nabila..
😀😀❤❤❤😍😙😗
Tri Handayani
Next thorrr'semangat up
Susi Akbarini
lanjuttt..
❤❤😍😙😗
Susi Akbarini
bisa jadi dahlia yg udah bikin helena celaka..
karena dia ingin hextir jadi miliknya...
😀😀😘😍😙😗❤❤❤😡
Mbah dun3
Dahlia tersangka ya thorrt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!