NovelToon NovelToon
Kos-kosan 99 % Waras

Kos-kosan 99 % Waras

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Komedi / Misteri
Popularitas:839
Nilai: 5
Nama Author: Poying22

Selamat datang di Kos-kosan 99% Waras, tempat di mana hidup anak rantau terasa seperti sinetron komedi tanpa sutradara.
Di sinilah bowo tambun si mafia mie instan, Doni si gamer , Salsa si konten kreator sok hits, dan Mbak Ningsih si dukun Excel harus bertahan hidup di bawah aturan absurd sang pemilik kos, Bu Ratna alias Bu Komando.
Aturannya sederhana tapi kejam: siapa minum terakhir wajib ganti galon, sandal hilang bukan tanggung jawab kos, dan panci kotor bisa langsung dijual ke tukang loak.
Setiap hari ada saja drama: dari listrik mati mendadak, mie instan dimasak pakai lilin, air galon jadi rebutan, sampai misteri sandal hilang yang bikin satu kos ribut pagi-pagi.
Tapi di balik semua kekacauan itu, ada juga kisah manis yang tumbuh diam-diam. Doni dan Salsa yang awalnya hobi ribut urusan sepele malah sering kejebak momen romantis dan konyol. Sementara Bowo yang doyan ngegas gara-gara mie justru bikin cewek kos sebelah penasaran.
Satu hal yang pasti,
Bukan nilai kuliah atau ujian online yang jadi tantangan terbesar anak-anak ini, tapi bertahan hidup di kos dengan 99% kewarasan,dan penuh misteri.bagaima kelanjutan kisah percintaan mereka? stay tune guysss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poying22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menunggu Malam

Pagi harinya kos terasa berbeda. Bukan lagi seperti rumah kos biasa, tapi seperti posko. Dokumen yang semalam mereka susun sudah diberi map. Tas ransel berderet di ruang tengah. Pocong kucing gembul mondar-mandir gelisah.

Bowo menyeduh kopi sambil menguap. “Hari ini rasanya lama banget nunggu malam.”

Salsa memeriksa ulang kamera. “Baterai full. Kartu memori cadangan sudah siap.”

Doni mengecek ulang kunci kuno. “Aku sudah bersihin karatnya. Nggak mau gagal saat buka pintu nanti.”

Rian memegang tablet denah. “Aku tandai la

gi jalur yang retak. Kita lewat jalur kanan saja.”

Bu Ratna datang dari luar membawa kantong plastik berisi masker dan sarung tangan. “Ini untuk kalian. Ibu sudah cuci dan keringkan semalam.”

Mbak Ningsih duduk di sudut laptop-an. “Aku backup semua data di cloud dan di flashdisk. Jadi kalau ada apa-apa, kita masih punya cadangan nya.”

Di luar jendela, matahari naik tinggi tapi udara tetap lembap sisa hujan semalam. Waktu berjalan lambat. Mereka makan siang bersama, bahkan Bowo cuma bisa bercanda seadanya.

Sore menjelang, awan kembali menggantung. Angin masuk lewat jendela. Doni menatap jam. “Sebentar lagi magrib. Kita siap-siap, ya.”

Bu Ratna datang dan menatap satu per satu anak kosnya. “Ibu minta kalian tidur sebentar sebelum berangkat. Biar tenaga kita penuh.”

Salsa mendesah. “Deg-deg-an malah nggak bisa tidur.”

Rian tersenyum kecil. “Santai saja. Malam ini kita jalan bareng, bukan sendiri-sendiri.”

Pocong kucing gembul mendekat ke tas ransel, mengendus-endus seolah tahu sesuatu. Bowo menepuknya. “Tenang Cong, belum waktunya.”

Langit makin gelap, hujan rintik-rintik turun lagi. Lampu ruang tengah dinyalakan. Mereka mulai mengenakan jaket masing-masing, menyiapkan helm, senter, pita penanda. Suasana seperti tim ekspedisi yang siap masuk gua.

Doni menarik napas panjang. “Oke… setelah magrib kita turun.”

Bu Ratna mengangguk. “Iya. Kita berangkat sesuai rencana. Semua sudah siap?”

Serentak mereka menjawab, “Siap.”

Mata mereka bertemu, ada campuran tegang dan semangat. Di luar, suara adzan magrib terdengar. Waktu yang mereka tunggu akhirnya tiba.

Tapi sebelum benar-benar berangkat, Bu Ratna mengangkat tangannya. “Kita berdoa sebentar. Biar semuanya lancar.”

Mereka pun berdiri membentuk lingkaran. Mbak Ningsih menutup laptopnya, Rian meletakkan tablet, Bowo melepaskan sendok mie yang baru mau dia suap. Suara hujan di luar jadi musik latar. Mereka menunduk, masing-masing mengucap doa dalam hati.

Selesai berdoa, Bu Ratna menatap mereka dengan mata lembut tapi tegas. “Kalau ada hal aneh nanti nya , jangan panik. Patuhi aba-aba Doni. Dia yang pegang kunci.”

Doni mengangguk mantap. “Baik Bu.”

Salsa menatap layar ponsel terakhir kali. “Sinyal jelek, tapi aku rekam offline. Jadi kalau ada apa-apa tetap bisa terekam.”

Bowo menepuk bahu Rian. “Kamu orang baru, jangan ragu bilang kalau jalannya nggak aman.”

Rian tersenyum kaku. “Siap, aku akan cek terus.”

Pocong kucing gembul tiba-tiba meloncat ke atas rak sepatu, ekornya mengembang. Ia mengeong panjang seperti memberi tanda.

Salsa menoleh. “Dia selalu kayak gitu tiap ada yang mau kejadian.”

Bu Ratna menenangkan. “Dia cuma sensitif. Nggak akan ada apa-apa.”

Jam menunjuk pukul enam lewat lima belas. Lampu ruang tengah sudah redup; hanya senter-senter di atas meja yang memberi cahaya terang . Ransel sudah terisi masker, sarung tangan, pita penanda, senter, kamera, air minum, termos mie. Setiap orang memeriksa ulang barang masing-masing.

Bowo bergumam pelan, “Kayak mau ekspedisi ke gua paling dalam.”

Mbak Ningsih menghela napas. “Memang ini ekspedisi. Kita mau bongkar rahasia puluhan tahun yang dikubur di bawah tanah.”

Doni berdiri di depan mereka, kunci kuno di tangannya memantulkan cahaya senter. “Begitu kita turun nanti, jangan ada yang ketinggalan. Kita keluar sama-sama.”

Di luar jendela, hujan berubah jadi gerimis. Langit makin gelap. Ada kilatan petir jauh di ufuk. Udara ruang tengah makin dingin, campuran aroma mie instan, lampu sorot, dan rasa was-was yang tak bisa dijelaskan.

Salsa menarik napas panjang, mencoba tersenyum. “Kita tim paling absurd sedunia, Mafia Mie plus ibu kos dan mahasiswa teknik sipil.”

Rian tertawa kecil, meredakan ketegangan. “Tapi justru itu yang bikin kita kuat.”

Bu Ratna mengambil lampu sorot yang terakhir. “Oke. Lima menit lagi kita berangkat. Pastikan tali sepatu kencang, ransel tertutup, dan baterai terpasang.”

Semua mengangguk. Saat itu suara hujan seperti makin jauh, seolah kos berubah jadi ruang yang terisolasi dari luar. Mereka saling pandang satu sama lain, menyadari bahwa malam ini bukan lagi sekadar konten live, tapi sebuah langkah ke tempat yang mungkin tidak bisa mereka bayangkan bagaimana ujungnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!