NovelToon NovelToon
REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

Status: tamat
Genre:Action / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Penyelamat / Tamat
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: Retto fuaia

kenyataan yang menyakitkan, bahwa ia bukanlah putra kandung jendral?. Diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kebenaran yang terjadi, dan tentunya akan melakukannya dengan hati-hati. Apakah Lingyun Kai berhasil menyelamatkan keluarga istana?. Temukan jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

APA YANG HARUS DILAKUKAN

...***...

Satu Minggu telah berlalu, Lingyun Kai mencoba  berjalan perlahan-lahan.

"Kakiku masih terasa kebas." Dalam hatinya masih merasakan kecemasan yang luar biasa. "Aku harus sembuh sebelum pesta minum teh hijau di kediaman ini." Ia mencoba menguatkan langkahnya. "Aku harus bisa."

"Selamat pagi tuan muda."

An Hong datang dengan membawa sarapan, dan air hangat.

"Selamat pagi."

Lingyun Kai menuju kursi biasanya ia duduk.

"Tuan muda, bagaimana?." Ia mendekati Lingyun Kai, duduk bersimpuh, setelah itu membasahi kaki kiri tuan mudanya dengan air hangat yang telah diberikan ramuan penyembuh. "Apakah ada perkembangan?."

Lingyun Kai hanya membalas mengetuk kepala An Hong dengan pelan.

"Aduh!."

"Jangan cemas, bukankah? Kau juga merawat aku?."

"Saya pasti akan merawat tuan muda dengan sepenuh hati."

"Terima kasih an hong."

An Hong hanya membalas dengan rasa hormat yang paling dalam.

"Selamat pagi nak."

"Selamat pagi ibu."

Selir Kangjian segera menghampiri Lingyun Kai yang masih dirawat oleh An Hong.

"Bagaimana keadaanmu? Apakah sudah merasa lebih baik?." Selir Kangjian mengambil bubur di piring, mengaduknya pelan, setelah itu menyuapi anak tirinya.

Lingyun Kai belum menjawabnya, ia menerima suapan itu dengan senang hati.

"Wajahmu sudah tidak pucat lagi." Selir Kangjian tersenyum kecil. "Ibu merasa lega."

"Terima kasih ibu selir." Ia memberi hormat. "Ramuan obat yang ibu selir berikan memang sangat manjur sekali."

"Syukurlah kalau begitu."

"Tubuh tuan muda juga terlihat lebih membaik." An Hong ikut berbicara. "Rasanya saya ingin menangis."

"Bocah nakal." Lingyun Kai menjentikkan jarinya tepat ke kening An Hong, sehingga pelayannya itu meringis kecil.

"Saya bersungguh-sungguh tuan muda." Regeknya.

"Hahaha!."

Lingyun Kai dan Selir Kangjian menanggapi itu dengan tawa.

...***...

Sementara itu di ruangan utama kediaman Jendral Xiao Chen Tao.

"Satu pekan lagi, kita akan mengadakan pesta minum teh hijau di sini." Nyonya Fengying tersenyum lembut. "Banyak tamu terhormat yang datang, termasuk permaisuri." Matanya menatap kedua anak laki-lakinya, dan suaminya. "Sudah saatnya kita menyingkirkan selir tak berguna itu."

"Memangnya? Ibu mau melakukan apa?."

"Sangat mudah sekali." Jawabnya. "Kita buat rencana, dia mendorong permaisuri ke kolam." Ia tersenyum lebar. "Dengan begitu, ia akan mendapatkan hukuman."

"Hukuman mati?." Tebak Jianhong.

"Bukan."

"Bukan?."

"Suamiku tuan jendral yang terhormat." Ia memberi hormat pada suaminya. "Mintalah belas kasihan pada kaisar, hukumannya lebih ringan."

"Hukuman lebih ringan?." Ulangnya. "Apakah kau mau mencelakai suamimu ini istriku?."

"Hahaha!."

Jianhong dan Junfeng malah tertawa melihat jendral Xiao Chen Tao memohon, dan merengek pada nyonya Fengying.

"Mintalah hukuman tangannya di potong saja." Ucapnya sambil menahan tawa. "Sebagai permintaan maaf yang tulus."

"Kenapa harus meminta hukuman itu ibu?." Jianhong heran. "Apakah ibu memiliki alasan tertentu?."

"Coba jelaskan ibu." Junfeng juga heran.

"Dengan alasan malu, tangannya puntung, maka ia tidak akan berani lagi keluar." Jawabnya dengan santai. "Dengan begitu ia tidak akan ke mana-mana lagi, mencari obat untuk anak tak berguna itu."

"Oh?."

Respon Jendral Xiao Chen Tao, jianhong dan Junfeng dengan cepat.

"Katanya dia sering keluar untuk mengobati kaki anaknya yang lumpuh." Jianhong mengingat informasi yang ia dapatkan. "Sementara di sini lainnya, kita memang menginginkan dia lumpuh seumur hidupnya."

"Ya, ya, ya." Junfeng tampak berpikir. "Saya mengerti maksud ibu."

"Baiklah." Jendral Xiao Chen Tao mengangguk kecil. "Akan aku lakukan, jika itu bisa membuatnya berhenti melakukan hal yang tidak kita inginkan sama sekali."

"Ibu memang pintar sekali."

Terlihat raut wajah yang sangat puas dari mereka semua.

...***...

Istana.

Pangeran pertama dan pangeran kedua sedang duduk bersama, membahas beberapa masalah antara mereka?.

"Kakak pertama, bagaimana ilmu pedang yang telah kau pelajari?." Pangeran Chaoxiang menuangkan air minum pada cangkir kecil. "Katanya jurus itu bernama tarian naga di dalam badai petir." Ia berusaha menahan tawanya. "Namanya cukup mengerikan juga." Ia serahkan cangkir kecil itu pada kakaknya.

Pangeran Jun Hie menerima cangkir kecil itu, dan meminumnya dengan pelan. Setelah itu menatap aneh pada adiknya, mencari celah yang tidak biasa.

"Ada apa kakak pertama?." Pangeran Chaoxiang heran. "Apakah ucapan ku tadi salah?."

"Kau tadi hampir tertawa." Jawabnya kesal. "Apakah kau mau mengejek nama jurus pedang yang telah aku pelajari?."

"Haiya!." Responnya. "Mana berani aku mengejek mu kak." Ia berusaha menahan tawanya. "Nama jurus mu itu sangat hebat sekali." Berusaha meyakinkan kakaknya. "Mendengar namanya saja membuat jantung ketar ketir."

"Hm!." Pangeran Jun Hie menarik nafas pelan. "Bagaimana denganmu? Katanya kau telah menemukan guru hebat."

"Saya harus ke sana."

"Ke sana? Ke mana?."

"Menemui guru ke bukit mawar berdarah."

"Untuk apa?."

"Menerima seluring keabadian."

"Kapan kau akan ke sana?."

"Besok pagi, bersama beberapa pengawal."

"Kau ingin aku ikut juga?."

"Kalau kakak tidak keberatan, aku ingin kakak pertama yang menemani aku ke sana."

"Aku minta izin pada ayah, juga guruku terlebih dahulu." Jawabnya sambil menjitak pelan kening adiknya. "Aku tidak ingin menimbulkan masalah nantinya."

"Baiklah, akan aku tunggu kabar baiknya."

...***...

Kediaman Mentri perdamaian dan ketahanan.

Saat itu di ruangan kerjanya Mentri perdamaian dan ketahanan menyandar manja di pangkuan istrinya.

"Akhir-akhir ini kau sibuk mengurus masalah di istana." Ucapnya sambil mengusap sayang kepala suaminya. "Apakah istana sedang mengalami masalah berat?."

"Masalah yang aku hadapi selalu itu saja." Ia menghela nafas pelan. "Selalu itu saja."

"Maksud tuan menteri? Masalah yang ditumbulkan oleh putra ketiga tuan jendral?."

"Hm." Ia menghela nafas berat. "Apalagi memangnya?." Ucapnya setengah kesal. Setelah itu bangkit, untuk duduk tenang di samping istrinya. "Anak jendral malah sembrono pergi ke rumah bordil secara terang-terangan."

"Semoga saja anak kita tidak melakukan perbuatan bodoh itu."

"Akan aku patahkan kakinya, jika berani mempermalukan aku dengan cara seperti itu!." Hati tuan mentri sedang dikuasai oleh amarah. "Aku tidak akan mengakuinya sebagai anak, dan akan bunuh dia di tempat."

"Bersabarlah tuan menteri." Ia mencoba menenangkan suaminya. "Jangan cepat marah seperti itu."

"Habisnya, aku sangat malu sekali." Rengek tuan menteri. "Anak yang telah aku besarkan dengan sepenuh hati, tapi? Malah mempermalukan aku dengan main ke rumah bordil?." Hatinya terasa berapi. "Bagaimana mungkin? Aku bisa bersabar?."

"Hahaha!." Ia tertawa melihat raut wajah tuan menteri yang sedang masam. "Bicara masalah anak." Tiba-tiba menghentikan tawanya. "Bagaimana dengan putri kita?." Hatinya mendadak sedih. "Usianya telah memasuki masa pernikahan." Menggenggam tangan suaminya dengan erat. "Tapi masih belum ada laki-laki yang mau meminangnya." Menatap suaminya dengan perasaan bercampur aduk." Apakah kita harus mencari jodoh untuknya?."

"Aku belum bisa memikirkan masalah itu sayang."

"Baiklah, lain kali kita bahas lagi."

Cup!.

Ia kecup tangan suaminya dengan penuh kasih sayang.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Bagaimana mereka menyelesaikan masalah?. Simak dengan baik kisahnya.

...***...

1
Nurcahyo Budi Susetyo
jgn lama2 updatenya thor....jd penasaran
Sarah Q. M
Sedikit saran aja kakak author, kalau misalnya ngasih flashback di novel mending dituntaskan dulu deh, jangan dulu balik ke timeline sekarang. Iya, aku tau kalau di live action emang suka begitu dan bisa-bisa aja. Masalahnya ini novel yang setiap perpindahannya aja wajib ada labelnya dulu kayak, "kembali lagi ke masa itu... " atau "Beberapa bulan yang lalu... " dan kalau mau dijeda dulu scene flashbacknya juga harus kasih label "kembali lagi ke masa kini " jadi mending kayak gitu dulu habis scene Lingyun Kai dibawa ke sana, terus scene sekarang dengan obrolan mreka yang dengerin ceritanya Kai, terus lanjut flashback lagi. Meskipun ini saran aja yah kalau mau bikin flashback yang dijeda dulu di cerita-cerita berikutnya.

Soalnya kalau kayak gini, pas pertama kali ada scene lanjutan dari flashback agak membingungkan pembaca tentang latarnya di awal banget. Meskipun pada akhirnya pembaca tidak sebodoh itu untuk belum bisa nebak kalau ini lanjutan flashbacknya /Smile/.
Rettofuaia: muehehehe
total 3 replies
Sarah Q. M
Yeyyy sudah direstui! 🤭
Rettofuaia: dah terdesak itu, makanya direstui daripada menerima hukuman berat
total 1 replies
Sarah Q. M
"Kau ini biasa apa?" kok aku jadi agak bingung yah sama kalimatnya. Typo kah thor? Gak enak di dengar dan bikin bingung untuk dicerna 🙂
Rettofuaia: woke,,, entar diperbaiki lagi 😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
Sepengetahuanmu~
Rettofuaia: hm,,, bagaimana sepengetahuan mu tentang pangeran Qiang Long
total 3 replies
Sarah Q. M
Kok pendek banget?. ceritanya terlalu seru sihhh 🤩
Rettofuaia: terima kasih selalu mendukung karya aku
total 1 replies
Sarah Q. M
Bentar, bentar... kakak pertama yang mana nih maksudnya?
Rettofuaia: 3 menitan keknya
total 5 replies
Sarah Q. M
keturunan Kaisar kayaknya semuanya punya sifat manja dan aura charming-charming yang kuat dan memikat yah? 💖 ✨
Rettofuaia: Kaisarnya aja manja apalagi anaknya 🤣
total 1 replies
Sarah Q. M
Lanjyuttt! Jangan berhenti!! (nada karakter merah putih one for all) 🤣
Sarah Q. M
"Tepis kuat tangan istrinya" gak sih harusnya? 🙂
Rettofuaia: salah ya?
total 3 replies
Sarah Q. M
Puas aku akhirnya beliau tau juga ☺
Rettofuaia: juga takut sama lingyun kai
total 1 replies
Azkar
lanjut terus kak jangan lama lama
Rettofuaia: akan diusahakan secepatnya
total 1 replies
Sarah Q. M
Kalau dipikir-pikir Kai identitasnya banyak bener dah. Apa gak pusing tuh keluarganya (all protagonis di sini) 😩. Ada Lingyun Kai, Wu Xian, Rua Yuxuan, dan yang paling membagongkan tentu Yang Mulia Pangeran Keempat. Buset banyak banget 😂.
Rettofuaia: hooh, tapi yang tau dia 1 orang cuma An Hong, dan Mingmei yang punya insting yang tinggi
total 3 replies
Sarah Q. M
Aku jujur agak kecewa sama alur Qianlong sama Lingyun Kai di cerita ini. Qianlong ini kayak kurang dapet spotlight gitu, padahal dia anak kandungnya Jenderal Xiao Chen Tao. Sayang banget kematiannya terlalu cepet. Anehnya pas baru tau dia anak jendral kayak la langsung nurut aja. Padahal 'kan harusnya dia lebih terikat sama keluarga yang udah bertahun-tahun bersamanya.

Terus, masa dia gak ada rasa sayang atau apa gitu sama keluarga kaisar yang udah besarin dia? Aneh aja gitu, kecuali emang dari awal dia udah gak suka sama "keluarganya" dan ngerasa saingan terus sama kakak-kakaknya buat jadi pewaris. Tapi, masalahnya, hal-hal kayak gitu tuh gak ada sama sekali di ceritanya. ☹️

Malah, kalau Qianlong gak terlalu disorot gitu, mendingan dia dijadiin protagonis aja. Jadi, dia nolak perintah jenderal dan milih ngelindungin keluarga yang udah nampung dia selama ini. Terus, dia kerja sama sama Kai. Itu pasti lebih keren, lebih seru, dan lebih epik! 😩

Nah, kalau kayak gini, Qianlong tuh kayak karakter yang nanggung banget. Mau dikasihanin, dia malah kayak gak tau diri karena berkhianat. Tapi, mau dibilang puas juga kayak "Rasain lo! Emang dasar anak bapaknya!" kita juga gak pernah dikasih liat gimana sifat Qianlong sebelumnya. Jadi, gak ada alasan buat kita ngerasa iba atau puas sama kematiannya. Akhirnya, karakter dia tuh kayak terkesannya gak ada gunanya, gak hidup, dan malah bikin bingung 😕❓.
Sarah Q. M: Ongeyy
total 4 replies
Azkar
lanjut terus kak
Rettofuaia: sedang diusahakan,,, masih menunggu dipublikasikan. terima kasih dukungannya ya 😘
total 1 replies
Sarah Q. M
Heh! Berani-beraninya kamu mengumpati An-hongku tercinta! 😤.
Meski dalam keadaan tak terkendali tetep agak sedikit kesal aku wak 😃.
Rettofuaia: Aman kok
total 5 replies
Sarah Q. M
Racun keramat ☠️💀
Rettofuaia: racun paling mematikan
total 1 replies
Sarah Q. M
Dimana Xin-qian thor?!! Dia harus tau Ruo Yuxuan itu Lingyun Kai!!!
Rettofuaia: sabar, masih ada lanjutannya
total 1 replies
Orimura Ichika
semangat author 😆😆😆✊
Rettofuaia: woke,,, 😍
total 1 replies
Sarah Q. M
Sedikit kasihan sih aku sama Si Qianlong yang mati. Tapi bersyukur juga karena dosanya belum sebanyak bapaknya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!