NovelToon NovelToon
Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cintamanis / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arshaka Sadewa dan Aksara Sagara adalah Bopo Kembar Desa Banyu Alas. Putra dari Bopo sebelumnya, yaitu Abimanyu.
Keberadaan Bopo Kembar, tentu menghadirkan warna tersendiri untuk Desa Banyu Alas. Dua pria yang mewarisi sifat Romo dan Ibunnya, membuat warga desa sangat menyayangi dan menghormati keduanya.
Bagaimanakah kehidupan Bopo Kembar ini?
Apakah mereka benar - benar bisa di andalkan untuk menjaga Desa Banyu Alas?

Jangan lupa untuk membaca Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades terlebih dahulu, agar bisa memahami jalan ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Kulkas Konslet

"Kok bajumu basah, Mas? Atap mobilnya bocor?" Tanya Abi saat menyambut Aksa yang baru sampai di rumah.

"Ya kalik, atap mobil bocor, Mo." Sahut Aksa yang malah tertawa.

"Terus, kenapa kok basah?" Runi ikut bertanya.

"Di kerjain sama anak buahnya Romo itu! Tau ujan gini malah berdiri di tengah - tengah jalan." Jawab Aksa.

"Udah, mandi terus sholat magrib dulu sana. Nanti lagi ceritanya, keburu masuk angin nanti." Titah Runi.

"Oke, Bun." Jawab Aksa sambil pergi ke kamarnya.

Setelah selesai sholat magrib, Aksa menghampiri keluarganya yang sedang bersantai di ruang tv.

"Mas juga kehujanan tadi? Aku lihat kok motornya basah." Tanya Aksa yang di jawab anggukan oleh Arsha.

"Mas Aksa bawa mobil kok bisa kehujanan juga?" Tanya Ashoka yang sedang tiduran berbantalkan paha Arsha.

"Goro - goro belang, nyegati tengah ndalan. (Gara - gara belang, menghentikan di tengah jalan.)" Jawab Aksa.

"Kok bisa?" Tanya Runi.

"Ini nih penyebabnya. Ini, Mo, punya salah satu anak KKN." Aksa memberikan bungkusan yang tadi ia ambil dari salah satu Mahasiswa KKN pada Abi.

"Anak - anaknya di antar ke Pos KKN atau ke Rumah Tinggal, Mas?" Tanya Abi sambil meraih bungkusan kecil pemberian Aksa.

"Langsung ke rumah tinggal, Mo. Nanti ribet mindahin tasnya kalo turun di Pos KKN dulu." Jawab Aksa yang kini ikut - ikutan berbaring dengan berbantalkan paha Arsha.

"Iki piye sih, kok melu - melu Ashoka. (Ini gimana sih, kok ikut - ikut Ashoka.)" Gerutu Arsha saat Aksa tidur di pangkuannya.

"Ck! Masak cuma Ashoka aja yang boleh, aku enggak. Mumpung belum di tempatin Mbak Raina, tak puas - puasin tiduran di sini." Sahut Aksa yang kembali meledek.

"Mulai meneh lambemu, Sa. (Mulai lagi mulutmu, Sa.)" Kata Arsha sambil menyentil dahi Aksa.

"Sakit loh, Mas. Kalo otakku tambah bubrah (Berantakan) gimana coba?" Gerutu Aksa.

"Kasihan banget Masku di sentil gini." Kata Ashoka sambil mengusap - usap dahi Aksa.

"Iya, Dek, ya Allah sakitnya." Aksa merengek lebai.

"Harusnya lebih kuat lagi, Mas. Kurang ini, belum benjol soalnya." Ujar Ashoka kemudian yang membuat mereka tertawa, kecuali Aksa yang mencebik.

"Terus, krombologinya gimana?" Tanya Runi yang penasaran.

"Di kodein Istri tuh, Mo. Pingin Kromboloni tuh Ibun." Celetuk Arsha yang membuat Runi tertawa.

"Ceritain, Mas." Ujar Runi kemudian.

"Jadi, tadi waktu lewat hutan, si Belang tau - tau berdiri di tengah jalan. Jadilah itu Kang Rio ngerem mendadak, gitu juga aku. Terus dia nelfon aku dan bilang kalo ada Belang di depan. Yasudah aku keluar buat nyuruh Belang pulang. Tapi, pas aku lagi ngelus - elus kepala Belang, tiba - tiba kayak ada penglihatan gitu loh, Mo, Bun. Aku juga bingung, makanya aku diem dulu agak lama. Setelah aku berhasil mencerna maksudnya, terus ya Belang tak suruh pulang dan aku nemuin orang yang di maksud." Cerita Aksa.

"Enak banget Mas Aksa ketemu Belang, bisa elus - elus juga. Aku belum pernah loh, padahal pingin tak peluk terus tak uyel - uyel." Celetuk Ashoka.

"Gak usah aneh - aneh ya, Dek. Kamu kira, belang itu kucing oyen." Sahut Arsha sambil melirik Ashoka yang cengar - cengir.

"Terus, dia bilang apa waktu kamu minta pegangannya, Mas?" Tanya Abi.

"Dia bilang itu dari Kakeknya, buat jaga - jaga dan dia juga gak tau apa isinya. Aku jawab aja kalo Desa kita ini aman, jadi gak perlu bawa kayak gitu." Jawab Aksa.

"Aku juga bilang, kalo nanti itu barangnya akan di kembalikan setelah dia selesai KKN di sini." Imbuh Aksa.

"Emang itu isinya apaan sih, Mo?" Tanya Arsha.

"Romo juga gak tau. Yang jelas, isinya ini bakal mengganggu 'warga' lain. Makanya di hadang biar gak menimbulkan huru - hara." Jawab Abi.

"Anak - Anak KKN heboh dong, liat atraksimu, Mas?" Kekeh Runi.

"Iya lah, Bun. Waktu aku mau turun saja, malah di pegangi gak boleh turun." Jawab Aksa.

"Eh, iya. Memang Belang punya sodara, Mo? Tadi ada dua loh. Aku paham kalo itu Belang karna ada corak kemerahan di dekat hidungnya. Kalo satunya, aku baru lihat ini." Kata Aksa.

"Yo nak neng jero Alas kono, sek okeh Macane to, Mas. Tapi gur Belang sing sok njedul. Mboh kok ndengaren nggowo konco. (Ya kalau di dalam Hutan sana, masih banyak Macannya to, Mas. Tapi cuma Belang yang suka muncul. Gak tau kok tumben bawa temen.)" Jawab Abi yang juga heran.

"Penerusnya kali, Mo, mau di kenalin ke kita. Belang kan udah tua, mungkin dia ngerasa udah gak sanggup mengemban amanah luar biasa." Sahut Runi dengan perkiraannya.

"Amanah luar biasa gak tuh." Aksa terkekeh.

"Bisa jadi tuh, Bun." Timpal Arsha.

"Widih! Apaan nih?" Seru Aksa yang langsung terduduk setelah membuka ponselnya.

"Apaan sih, Mas! Bikin kaget aja." Omel Ashoka.

"Lihat nih, Bun, Mo." Ujar Aksa yang nampak antusias sembari menunjukkan layar ponselnya pada Abi dan Runi.

"Kenapa, sih?" Tanya Arsha yang penasaran.

"Ciyee, yang abis jalan sama cewek." Goda Aksa sambil menunjukkan foto Arsha yang membonceng seorang perempuan dengan seragam khas Sekolahnya sepulang sekolah.

"Ada aja paparazinya." Ujar Arsha sambil geleng - geleng setelah melihat fotonya di ponsel Aksa.

"Siapa itu, Mas? Wajahnya gak kelihatan soalnya." Tanya Runi sambil menjawil - jawil telinga putranya.

"Raina lah, Bun. Siapa lagi? Mas kan gak pernah gonceng cewek selain keluarga kita." Aksa yang menyahut.

"Ciyee, Mas Arsha pacaran sama Mbak Raina yaaa." Ledek Ashoka.

"Gak pacaran, Dek. Sembarangan kamu ini!" Cicit Arsha sambil mencapit bibir Ashoka.

"Terus?" Tanya Aksa.

"Tadi itu pulangnya gak sengaja lihat dia berdiri di bawah pohon. Yaudah tak datangin karna aku ingat belum ngembalikan uangnya. Terus aku aku tanya, dia ngapain berdiri di bawah pohon, katanya mau nunggu mobil angkutan. Udah sore gitu, mana ada mobil angkutan, akhirnya ya tak tebengin." Cerita Arsha.

"Lumayan lah, ngeboncengin Raina dua puluh menitan. Uhuuyyy!" Gelak Aksa, sementara Arsha hanya bisa menghela nafas.

"Siapa yang ngirimin kamu foto, Sa?" Tanya Arsha.

"Adalah, temenku. Dikiranya, aku ganti pacar lagi. Padahal baru jadian sama Gita." Jawab Aksa sambil terkekeh.

"Gak di suruh mampir, Mas? Kan hujan?" Tanya Abi yang menggoda putranya.

"Ya di suruh, tapi aku gak mau lah, Mo." Jawab Arsha.

"Kenapa nolak sih, Mas! Kan lumayan bisa ngeteh sambil PDKT! Ah, gimana sih, Mas ini. Masak gitu aja harus di ajarin? Yang agresif dikit gitu lho!" Omel Aksa yang merasa gemas sendiri dengam saudara kembarnya.

"Itu to kamu! Udah tukang modus, kelewat agresif lagi." Sinis Arsha.

"Wong klambiku wes teles kok arep mampir. Seng enek malah katisan. (Orang bajuku sudah basah kok mau mampir. yang ada malah kedinginan.)" Kata Arsha lagi.

"Enak aja ngomongin aku kelewat agresif! Walaupun aku gonta - ganti cewek, tapi kan aku gak pernah macem - macem. Mentok cuma tak gandeng tok tangannya." Aksa membela diri.

"Nah ini, ujung - ujungnya pasti ribut nanti." Kata Abi.

"Kerasa ya, Mo, rasanya jadi Ibu dan Bapak kalo lihat Romo sama Agil udur - uduran. (Adu mulut.)" Ledek Runi yang membuat ia dan Suaminya terkekeh.

"Kalo suka tu ya di ungkapkan, Mas. Jangan di tahan - tahan. Nanti jadi bisul!" kata Aksa.

"Emang aku pernah bilang kalo suka sama dia?" Elak Arsha.

"Mulut emang bisa ngelak. Tapi matamu kalo lagi ngelihatin dia tuh gak bisa bohong. Aku sering mergokin kamu merhatiin dia ya." Sahut Aksa yang membuat Arsha kicep.

"Udahlah, ngaku aja. Jangan menyangkal perasaan. Nanti kalo di geser orang, sakit hati." Cicit Aksa lagi.

"Ibun jadi penasaran loh, Raina itu kayak mana. Kok bisa bikin kulkas dua pintu jadi konslet." Imbuh Runi yang membuat mereka tertawa.

1
Atik Kiswati
Alhamdulillah wes rk jomblo meneh....
syora
wah arsha👍👍👍👍 cool badassss
bunda aya
ya allah mas arsha gk romantis bnget nyatain cintanya 😍😍
dapurAFIK
mas arsha gercep sat set langsung nembak nya jd istri bikin dek Rai keselek batuk2😄👍
Lee 😉
ikut seneng deh,, sampe pen melayang jdi nya 🤣🤣🤣
Lee 😉
duuhhh,,, salting nya nembus layar 🤣😄
widi
duh meleleh dengernya...soft spoken banget Arsha
syora
alhamdulillah gini,doa disertai usaha
ibaratmya berjodoh tp kita jg butuh perjuangan dan usaha tuk mndapatkannya
langkah yg tepat arsha👍👍👍👍
🎃
akhirnya mas arsha pecah telor jugak setelah sekian tahun yee kan
kawal sampai halal pokonya mah 😍
Dedes
aduuhh pengen jumpalitan. ternyata rasa itu gak bertepuk sebelah tangan 😍
Dedes
ya Allah mas to the point banget
Arin
Woah..... gercep banget nih Arsha. Mumpung pas ketemu lagi, langsung sat set tanpa ba bi bu lagi nembak mau jadi istri???? 👍👍👍👍
Isda Wardati K
lugas banget sich mas arsha ndak ada romantis2 nya.
Humay Uum
duuuh yg dtembak Rania aku yg senyum2 tooh 🤭salting iih inget ker ngora lah pokoya 🤣🤣
Santi
jdi senyum2 sendiri aku,,🤭
indy
arsha langsung beraksi
Titik Sofiah
tambah up lagi donk Thor..... riques ntar Aksa jodoh a dokter ya Thor....🤭🤭🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
bunda kk
arsha langsung sat set aja😍
Dewi kunti
gak usah lama2 calon mantu bawa plg🤭🤭🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!