NovelToon NovelToon
LEPASKAN AKU SUAMIKU

LEPASKAN AKU SUAMIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: El khiyori

Anjani, seorang aktris multitalenta yang terpaksa menerima pinangan kakak angkatnya atas perjodohan yang diatur orang tua. Sekian tahun menikah, tak ada sentuhan apapun yang terjadi. Pria bernama Mahaka Wiratama itu sibuk dengan wanita yang ia cintai.

Di tahun ke 5 pernikahan, Anjani nekat kabur dan hidup sendiri. Semua itu berkat bantuan Devan, sahabat Mahaka, tetapi masalah baru justru hadir dalam hidupnya.

Hampir setiap malam ia merasakan kehangatan seorang pria dalam tidurnya. Ia bahkan harus kehilangan mahkotanya, tapi Anjani tak pernah tahu siapa yang melakukannya.

Semuanya semakin rumit saat dirinya dinyatakan hamil dan vidio asusilanya dengan seorang pria misterius tersebar di jagad maya. Hidup Anjani hancur dalam sekejap, lalu apa yang akan ia lakukan demi bisa memperoleh harga dirinya kembali.

Follow Instagram El khiyori

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El khiyori, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Meski sudah diperingatkan, Mahaka tetap tak berubah. Sehari setelah kepulangan Anjani dari rumah sakit, Amelia sudah kembali mendatangi rumah mereka tanpa sepengetahuan Anjani.

Hari itu ia memang memiliki jadwal yang padat. Setelah syuting ada acara talk show yang harus ia hadiri. Sebelum kembali ke rumah ia juga menyempatkan diri untuk mengatur sesuatu. Ia menemui vendor ternama untuk menyiapkan surprise party di hari ulangtahun Mahaka.

Sayangnya saat tiba di rumah ia kembali mendapatkan laporan tak mengenakkan dari pelayan.

"Ada apa Bik?" tanya Anjani penasaran saat melihat raut wajah cemas dan ketakutan di wajah pelayannya.

"Anu Nyonya .... "

"Katakan saja jangan takut!" ucap Anjani lembut.

"Itu, ada Non Amelia di kamarnya Tuan."

Dada Anjani seketika bergemuruh. Tak hanya marah, hatinya juga begitu sakit hingga tubuhnya hampir kembali kehilangan keseimbangan.

"Nyonya!! Nyonya baik-baik saja?!" teriak pelayan panik saat tubuh sang majikan limbung dan terduduk lemas di sofa.

"Tolong ambilkan air minum Bik!"

Dengan langkah cepat pelayan pun segera mengambil air putih.

Begitu merasa lebih tenang Anjani kembali bertanya.

"Apakah Mahaka sendiri yang memberikan izin pada wanita itu?"

"I _ iya Nyonya."

"Dimana dia sekarang?"

"Tuan, masih di kantor."

Mendengar jawaban itu Anjani langsung bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan cepat menuju ke kamar Mahaka. Amarah yang menguasai hati membuatnya mulai gelap mata.

Ia meraih salah satu vas bunga sebelum benar-benar masuk ke dalam kamar. Begitu pintu kamar terbuka, amarahnya semakin berkobar karena di depan matanya tampak Amelia yang hanya menggunakan lingerie. Sudah terbayang di benaknya apa saja yang wanita itu lakukan bersama suaminya.

"Anjani!! beraninya kau masuk tanpa permisi!!" pekik Amelia yang sadar kalau Anjani membuka pintu kamar dengan kunci cadangan. Tapi bukannya jawaban yang ia dapatkan melainkan hadiah istimewa dari tangan Anjani.

Praaang ....

Suara nyaring itu menjadi bukti nyata betapa sakitnya hati Anjani. Kepala Amelia menjadi sasaran kemarahannya. Sesuatu yang berwarna merah seketika mengalir dari kening wanita itu tapi Anjani masih tak berhenti.

Baginya itu bukan apa-apa jika dibanding dengan luka yang setiap hari Amelia goreskan di hatinya. Wanita itu benar-benar tak memberinya kesempatan untuk menunjukkan pada Mahaka akan cinta tulus yang ia miliki.

Kini tak hanya hantaman yang Anjani berikan. Jemari lentiknya seolah menjelma menjadi batu yang keras. Entah sudah berapa tamparan yang ia layangkan ke wajah Amelia.

"Jalang sepertimu beraninya terus mengusikku!!"

Anjani terus memaki seperti orang kesetanan. Pelayan yang hendak mendekat juga dibentaknya.

"Jika kalian berusaha melindungi wanita ini, aku juga akan menghabisi kalian!!" hardik Anjani dari depan tubuh Amelia yang mulai tak berdaya.

"Dasar lemah!! ayo Amelia, lawan aku. Binatang licik sepertimu apa benar-benar ingin mati di tanganku hahh?!"

Plakk ....

Lagi-lagi tamparan keras mendarat di wajah Amelia yang membuat wanita itu akhirnya ambruk di atas ranjang.

"Mmahhakkaaa ... pasti ... akan menghabisimu .... "

"Diaaammm!!" bentak Anjani yang sudah benar-benar kehilangan dirinya.

Melihat Amelia tak berdaya, Anjani semakin ingin menghabisinya. Ia mulai berandai-andai. Jika saja tak pernah ada Amelia, mungkin Mahaka bisa membuka hati untuknya. Semua perhatian dan pengorbanannya mungkin akan tersampaikan di hati pria itu. Sayangnya Amelia merusak segalanya. Menghancurkan harapan demi harapan yang ia pupuk setiap harinya.

Anjani mulai merasa, mungkin sekarang memang sudah saatnya menyingkirkan Amelia. Serpihan vas yang runcing kini menjadi perhatiannya. Dalam hitungan detik, benda itu sudah siap menerkam Amelia, namun disaat yang sama seseorang datang dan menahan kuat-kuat tangannya.

"Apa yang kau lakukan Anjani!! kau bisa membunuhnya!!" teriak Mahaka masih sambil memegangi kedua tangan Anjani dan berusaha menyingkirkan benda berbahaya tersebut.

Saat benda itu sudah terlempar, Mahaka berteriak pada pelayan agar membawa Amelia ke rumah sakit. Ia jelas tak mungkin ikut karena itu bisa menimbulkan spekulasi bermacam-macam pada masyarakat.

"Kau gila!!" sentak Mahaka setelah semua orang pergi.

"Ya, aku memang gila dan itu karenamu Mahaka Wiratama!!"

"Cukup Anjani, berhentilah mencari gara-gara dengan Amelia jika ingin hidupmu tenang."

Mendengar itu seketika bibir Anjani tersenyum getir.

"Tenang kau bilang ... aku sudah gila Mahaka!! aku istrimu tapi kau malah memperhatikan mantan kekasihmu!!"

"Dia memang pantas mendapatkan perhatianku," sahut Mahaka yang membuat Anjani kembali tertawa sumbang.

"Bagiku, dia pantas mati!!" sahut Anjani yang langsung mendapatkan tamparan keras di pipinya.

"Kau, adalah wanita yang paling kubenci di dunia ini. Sadarlah! sebenarnya kaulah yang pantas mati."

Setelah berkata demikian, Mahaka pergi begitu saja. Disaat yang sama lelehan bening mengalir deras dari sudut mata Anjani.

Malam ini hatinya benar-benar hancur, tatapannya kosong. Masih terbayang jelas semua pengorbanan yang ia lakukan. Bagaimana ia membantu Mahaka menyelamatkan perusahaannya kala itu.

Ia rela menjadi brand ambassador produk baru yang diluncurkan perusahaan Mahaka tanpa bayaran sepeser pun. Ia bahkan dengan tenang menemui salah satu investor penting yang akhirnya mau bekerjasama dengan PT. Sentana Mas tanpa sepengetahuan siapapun.

Berkat Anjani perusahaan itu berhasil bangkit kembali. Belum lagi perannya sebagai seorang istri. Sedingin apapun sikap Mahaka, setiap pagi ia sama sekali tak melupakan semua yang pria itu butuhkan.

Semua hal tentang Mahaka diaturnya dengan rapi dan sepenuh hati. Ia rela memikirkan semuanya agar sang suami merasa nyaman. Tapi ternyata tetap Amelia yang menjadi pemenangnya.

Lima tahun Anjani setia menunggu, membumbungkan harapan pada Mahaka, tapi ternyata ia benar-benar dikhianati habis-habisan. Dadanya terasa sesak tapi nafas masih berhembus, dan itu semakin menyiksanya, sampai akhirnya pintu kamar yang tertutup rapat diketuk dari luar.

Ternyata Devan yang datang. Sahabat yang dipercaya Mahaka untuk menjaga Amelia di rumah sakit ternyata justru mengkhawatirkan dirinya.

"Anjani, kau baik-baik saja?"

Devan menyentuh lembut bahu wanita yang duduk bersimpuh di atas lantai tersebut sebelum akhirnya memeluknya dengan erat.

"Bawa aku pergi Dev, aku sudah tak sanggup lagi," bisik Anjani pada akhirnya.

"Kau yakin?"

"Yah .... aku tak bisa seperti ini. Ini sangat menyakitiku .... "

Kini Anjani terisak di pelukan Devan, membuat pria itu merasa bahwa ia harus menyelamatkan wanita dalam dekapannya.

Malam itu juga Devan membawa Anjani pergi. Ia membawa wanita itu ke suatu tempat yang tak diketahui oleh Mahaka. Semua itu Anjani yang minta.

Devan bahkan tak mempedulikan Mahaka yang terus meneleponnya. Besar kemungkinan sahabatnya itu sudah diberitahu pelayan di rumahnya jika dirinya membawa Anjani kabur, tapi Devan tak peduli. Saat ini ia hanya fokus pada Anjani.

"Pergilah Dev! aku akan baik-baik saja. Terimakasih kau sudah membantuku," ucap Anjani yang kini duduk berdua dengan Devan di atas sofa.

"Mana mungkin aku meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini."

Namun baru saja Devan berhenti bicara, sebuah pesan masuk ke ponselnya.

[Kembalikan Anjani jika tak ingin ada masalah dengan pekerjaanmu.]

"Bangs*tt!!" umpat Devan tanpa sadar. Membuat Anjani kembali memintanya untuk pergi.

"Pergilah Dev, jangan mencari masalah dengan Mahaka. Jika itu menyangkut Amelia dia pasti akan melakukan segalanya. Jangan khawatirkan aku. Mulai sekarang aku tak akan membiarkan pria itu mendekatiku."

"Bagaimana kau akan melakukannya?" tanya Devan penasaran.

"Aku akan melakukannya dengan caraku. Lihat saja nanti!" jawab Anjani diikuti senyuman tipis.

1
partini
ayo ka buktikan kamu layak jadi suami Anjani,,hadapi selingkuhi mu dan para anteknya selamat menikmati Mahaka
agak lama Shok terapi Thor biar dia merasakan apa yg di rasakan Anjani 👍👍👍👍
partini: ini keren ortunya best jadi ingat karya Susi Sartika kalau ga salah,,ortunya jg gitu tapi itu cerita Casanova yg suka masuk lobang sana sini lanjut Thor i like 👍👍👍👍
total 2 replies
partini
bagus Thor masuk konflik nya keren,,aku tau Anjani wanita bucin tapi kalau udah kaya gini dia masih bucin jg rada gimana gitu harus nya kasih Shok terapi suaminya,,jadi ada penyelesaiannya dari lubuk hati yg paling dalam,, untuk dia kaya itu mah hal biasa selingkuh minta maaf udah kelar happy lagi
partini
good story 👍👍👍👍👍
partini
akan lebih seru kalau keluarga besar Mahaka tau kelakuan anaknya,,
Hatus
Anjani kamu kuat banget nutupin perselingkuhan suamimu, kamu enggak ada niat buat ganti suami gitu😠
El khiyori: /Facepalm/
total 1 replies
Hatus
Kenapa ya.. kebanyakan pelakor itu tidak punya malu🤔
Febrianto Ajun
Aduh, tangan sudah gatal, cepat update dong thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!