NovelToon NovelToon
Jawaban Untuk Kimi

Jawaban Untuk Kimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: EmbunPagi25

Kimi Azahra, memiliki keluarga yang lengkap. Orang tua yang sehat, kakak yang baik, juga adek yang cerdas. Ia miliki semuanya.

Namun, nyatanya itu semua belum cukup untuk Kimi. Ada dua hal yang belum bisa ia miliki. Perhatian dan kasih sayang.

Bersamaan dengan itu, Kimi bertemu dengan Ehsan. Lelaki religius yang membawa perubahan dalam diri Kimi.

Sehingga Kimi merasa begitu percaya akan cinta Tuhannya. Tetapi, semuanya tidak pernah sempurna. Ehsan justru mencintai perempuan lain. Padahal Kimi selalu menyebut nama lelaki itu disetiap doanya, berharap agar Tuhan mau menyatukan ia dan lelaki yang dicintainya.

Belum cukup dengan itu, ternyata Kimi harus menjalankan pernikahan dengan lelaki yang jauh dari ingin nya. Menjatuhkan Kimi sedemikian hebat, mengubur semua rasa harap yang sebelumnya begitu dasyat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmbunPagi25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

03. Setoran Hafalan

Sinar mentari mulai panas, menunjukkan cahaya nya lebih banyak. Pengendara sesekali melintasi Kimi menciptakan udara cemar yang berdebu. Ia masih dengan napasnya yang tersengal, sementara peluh membanjiri kening nya. Kakinya terasa lelah mendorong motornya, hingga langkah nya mulai melambat.

Kimi ingin menyerah, dan meminta bantuan temannya untuk menjemputnya. Namun urung, membayangkan ide rumit itu. Atau ia meminta bantuan pada pria dibelakang nya saja. Yang sedari tadi masih membuntuti nya itu. Tidak! Itu ide paling buruk.

Ia masih memikirkan caranya, ketika Arkan berhenti didepan dan berjalan kearah nya. "Kamu bawa motor saya. Biar saya dorong motor kamu, biar cepat!" Ucap Arkan yang menurut Kimi seperti memaksa.

Tidak bisa menafikan, Kimi memerlukan bantuan itu. Ego Kimi masih tinggi, memintanya menolak. Andai bukan Karena langkahnya yang pendek-pendek itu. Ia pasti sudah sampai bengkel dari tadi.

Tetapi respon tubuhnya memintanya untuk mengangguk saat itu, menurunkan sedikit harga dirinya.

Kimi tiba lebih dulu. Disana tertulis 'Berkat bengkel motor' di sebuah spanduk. Ia menghela napas beberapa kali sampai tiba kedatangan pria yang sedang ditunggu nya itu.

"Bang! Ganti ban dalam!" Seru Arkan pada pria gempal disana yang mengacung kan jempolnya.

"Aah... siap!" Jawab pria gempal itu dengan segera memperbaiki ban motornya.

Kimi menatap punggung Arkan yang berdiri tidak jauh darinya. Arkana terlihat terlibat percakapan dengan pria gempal yang terlihat energik itu, hingga sesekali membuat Arkan tertawa.

"Cewek lo, Bung?" Tanya pria gempal itu seraya menunjuknya dengan dagu. Mungkin pria itu menyadari ia yang terus menatap ke arah Arkan.

Arkan menoleh sekilas padanya, "Bukan, Bang. Anaknya teman bokap,"

"Bukan mahram, itu. Masih bisa lah, Bung. Dijadiin istri." Canda pria gempal itu dengan tawa membahana. Alisnya di naik turunkan menggoda Arkan yang memaksakan tawanya sembari memegang telinganya nya dengan gekstur tidak nyaman.

Kimi jelas memberengut, alisnya saling tertaut. Dalam hati ia memaki pria gempal itu.

"Becanda, Neng. Disini ada motto nya, noh!" Tunjuk pria itu pada sebuah banner didalam bengkel nya.

Disana tertulis 'Jangan serius- serius. Karena, hidup sukanya ngajakin bercanda'.

"Iya kan, Neng?" Tanya pria gempal itu lagi, yang Kimi balas dengan senyum sekilas.

Kimi tidak tahu bahwa senyumnya itu tidak luput dari pandangan Arkana, meski hanya sekilas.

Matahari masih terasa terik, padahal waktu ashar hampir tiba. Hal itu tidak mengurangi semangat Kimi dari aktivitasnya. Ia melebarkan senyumnya menyambut seorang gadis cantik dengan rambut kepang dua.

"Selamat datang di Cake Castle." Sapa Kimi di balik meja kasir.

Gadis beramput kepang dua itu tersenyum kaku membalasnya.

"Mau *order* untuk *dine in* atau *take away*, Kak?" Tanya Kimi lagi.

"*Dine ini*, aja."

"Oke!"

Kimi mulai menjelaskan beberapa menu varian kue manis yang menjadi andalan toko, *best seller*, serta *signature* mereka. Gadis berambut kepang dua itu menopang dagunya sembari mengamati kue manis yang berjajar di etalase.

"*Fudgy Brownies*" Putus gadis itu.

"Siap." Ujar Kimi.

Kimi menatap jam tangan yang melingkari penggelangan tangan kirinya. Ketika sayup-sayup suara adzan ashar terdengar, membuat Kimi melepaskan apron yang ia kenakan.

"Maudy! Bagas! Aku tinggal bentaran, yah." Ucap nya pada kedua temannya yang juga berjaga di toko kuenya.

"Oke, Kim." Jawab mereka kompak.

Kimi berjalan ke ruang pribadi di area istirahat karyawan. Dan mulai menjalankan kewajiban nya disana. Kimi bukanlah seorang muslim yang taat, ia hanya melaksanakan kewajibannya nya disetiap ada kesempatan. Jika tidak, ia akan membiarkan nya terlewat begitu saja.

Kimi mengingat janji temu nya sore ini, dengan seorang pria yang ia kenali selama satu tahun belakangan. Seorang pria yang memberinya alasan untuk mengenakan kerudungnya saat ini, meski masih lepas pasang.

Kimi segera keluar dari area itu dan menemui Maudy dan Bagas yang sibuk melayani pembeli.

"Aku pulang duluan, deh. Ada hal yang harus aku selesaikan." Ucap Kimi.

"Okelah. Ati-ati, yah." Jawab Maudy disela kesibukannya.

Kimi melajukan kendaraan melewati jalanan yang cukup padat itu. Ia menutup kaca helm nya saat debu bertebaran ketika sebuah truk melintasi nya.

Saat sudah tiba ditempat tujuan nya, Kimi memarkir kan motornya dipekarangan Masjid Hidayah. Matanya dengan cepat menemukan sosok yang di carinya diantara anak-anak yang berkerumun di dekat lelaki itu.

"Assalamualaikum." Sapa Kimi setelah melepas sepatu Sneakersnya diteras Masjid.

"Wa'alaikumussalam...." Jawab mereka serempak.

Kimi melangkah kan kakinya masuk ke dalam Masjid. "Mau setoran hafalan, Mas." Ucap Kimi pada Ehsan, lelaki yang membuatnya menerbitkan senyuman.

"Sebentar, yah. Selesain punya mereka dulu." Jawab Ehsan sembari melanjutkan mengajar anak-anak lain mengaji.

Kimi mengangguk, ia memilih duduk dibelakang punggung lelaki itu. Menatapnya lebih lama, dengan jarak yang membuat mereka tidak bersinggungan langsung.

Mungkin benar. Salah satu alasannya menolak perjodohan dari papanya adalah karena lelaki ini, Ehsan. Yang selalu membuatnya merasa nyaman, tanpa harus takut tertinggal.

Kimi mendengarkan lantunan ayat Alquran yang terucap dari bibir Ehsan ketika pria itu mengoreksi bacaan dari, Aliya. Salah satu anak yang Kimi tahu namanya. Kimi masih sibuk mengagumi suara itu, ketika Ehsan akhirnya berucap, membuyar kan lamunan nya.

"Sekarang giliran kamu, Azahra. " ucap Ehsan dengan menyebut nama belakangnya. Ia ingat ketika pria itu mengatakan bila ia menyukai nama belakang Kimi. Hingga membuat Ehsan memutuskan untuk menyebut nama belakang Kimi saat bicara dengannya.

"Sudah sampai mana, hafalan nya?"

"Surah Al Buruj." Jawab Kimi. Ia kemudian memulai membaca ayat pertama setelah membaca ta'awudz terlebih dahulu.

"Was-samā'i żātil-burūj"

"Wal-yaumil ma'ūd."

Lantunan ayat suci itu terus terucap dari bibir Kimi, meski Samar-samar suara anak-anak bermain memenuhi pelantaran Masjid. Kimi melanjutkan nya dengan khusyuk hingga ia mengakhirinya dengan bacaan tashdiq.

"Shadaqallahul 'Azim"

Ehsan tersenyum,"Bagus, Zahra." Ucapnya tulus.

Kimi bisa melihat mata Ehsan yang membentuk bulan sabit ketika tersenyum, membuatnya juga ikut menarik kedua sudut bibirnya.

"Makasih, Mas." Ucapnya masih dengan senyuman.

"Sama-sama, Zahra."

Kimi menceritakan banyak hal ketika mereka keluar dari Masjid Hidayah. Sebagian Anak-anak sudah pulang lebih dulu, sementara yang lainnya masih bermain dipekarangan Masjid.

Ehsan lebih banyak diam dan hanya menjawab seperlunya. Membuat Kimi merasa lebih didengarkan. Hingga sebuah pertanyaan itu terlintas di kepala nya.

"Salah yah, Mas. Kalau menolak keinginan orang tua?" Tanya Kimi.

Ehsan menghentikan langkahnya demi mendengar pertanyaan dari Kimi. Ia berbalik, menatap sekilas pada Kimi yang berjalan mengekorinya.

Pertanyaan Kimi tidak memiliki kejelasan lebih, membuat Ehsan menghela napasnya demi menyadari Kimi yang kembali diam, terlihat enggan menjelaskan alasan dari pertanyaan nya.

"Tidak salah, Zahra. Jika keinginan itu hanya menimbulkan kemudharatan dan bertentangan dengan syariat islam. Tolak lah dengan cara yang baik"

"Bagaimana, kalau keinginan itu. Suatu hal yang baik?."

"Ambillah, kalau menurutmu itu baik. Tapi, jika hal itu tidak kamu inginkan. Tolaklah dengan santun, bicarakan dengan lemah lembut. Dan berikanlah penjelasan dengan baik. Tanpa harus menyakiti perasaan orang tua, mu. Azahra."

1
Asrar Atma
Abang Ar, hati-hati dijaga hatinya istri/Angry/
Kesini
lanjut Thor
Kesini
ah manis
Kesini
Alhamdulillah, ada hikmahnya saya tidak jadi pelakor
Asrar Atma
beda emang doa orang baik, kata-kata nya terusan indah nih
Asrar Atma: tersusun
total 1 replies
Abel Peony
Unyuk?/Drowsy/
Asrar Atma
tumbuhkan lah benih cinta itu/Determined/
Asrar Atma
aku malah bacanya ngga cantik tadi, jadi ngulang lagi baca nya ternyata salah
Kesini
ku kira murahan tadi/Curse/
Kesini
lah lah bearti kamu sayang kimi
Kesini
mang Danang sama man dang memang kembar
Kesini
habis panen langsung ngembengkel
Kesini
belikan saya kue
Asrar Atma
cuma dinovel yang nyebelin gini jadi lucu
Asrar Atma
itu adalah kebiasaan perempuan yang ngga tahu kenapa, tapi percaya deh aku juga kesal kalo jadi abang Arkan
Asrar Atma
kimi ngga butuh apapun, biar dicintai suaminya /Doubt/
Asrar Atma
sedikit kesal pada abang Ar/Grimace/
Asrar Atma
oh gitu tuh, ngerti jadi sih dari sudut pandang kimi. eh akhirnya Arkan deh yang suka. jadi berbalik gitu/Angry/
Kesini
mellow
Kesini
pantas kau kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!