NovelToon NovelToon
Istri Bar-bar Ustad Tampan

Istri Bar-bar Ustad Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Aku ingin kebebasan.

Aku ingin hidup di atas keputusanku sendiri. Tapi semua itu lenyap, hancur… hanya karena satu malam yang tak pernah kusangka.

“Kamu akan menikah, Kia,” kata Kakek, dengan suara berat yang tak bisa dibantah. “Besok pagi. Dengan Ustadz Damar.”

Aku tertawa. Sebodoh itu kah lelucon keluarga ini? Tapi tak ada satu pun wajah yang ikut tertawa. Bahkan Mamiku, wanita modern yang biasanya jadi pembelaku, hanya menunduk pasrah.

“Dia putra Kiyai Hisyam,” lanjut Kakek.
“Lulusan Kairo. Anak muda yang bersih namanya. Cermin yang tepat untuk membasuh aib keluargamu.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 1

Suara hantaman kaki ke samsak menggema di dalam Dojo kecil yang berada di pinggiran kota itu. Lantai kayunya berderit samar saat tubuh-tubuh yang berkeringat melompat, menendang, dan jatuh.

Lampu neon menggantung rendah, memantulkan bayangan gerak mereka di dinding yang mulai kusam. Satu-satunya semangat yang membuat tempat itu tetap hidup adalah tujuh orang yang bertahan malam itu para penghuni terakhir dari Phoenix Black Dojo.

Di sudut ruangan, berdiri seorang perempuan berambut panjang yang dikuncir tinggi. Nafasnya teratur, matanya tajam memantau gerakan sparing antara Rio dan Ciko yang tampak kelelahan.

Namanya Kazehaya, 22 tahun. Pewaris semangat dojo ini. Setelah ketua mereka Sensei Anwar meninggal dunia karena kecelakaan tragis dua tahun lalu, Kazehaya mengambil alih. Tidak secara formal, tapi secara hati, semua yang tersisa mengakuinya sebagai pemimpin.

Dulu dojo mereka ramai, penuh semangat. Tapi setelah kepergian sang ketua, satu per satu mulai pergi. Ada yang pindah ke Dojo lain, ada pula yang berhenti total.

Namun tujuh orang ini tetap bertahan, setiap malam dari habis maghrib hingga lewat tengah malam, demi menjaga warisan yang mereka cintai.

Lalu...

Tiba-tiba suara musik latihan terhenti. Sebuah nada dering terdengar nyaring dari pojok ruangan.

Kazehaya menyipitkan mata ke arah ponsel yang bergetar di bangku kayu tua. Dia berjalan pelan, menyeka keringat di pelipis, lalu meraih ponsel itu. Nama yang muncul di layar membuat dahinya berkerut.

UNKNOWN CALLER, Nomor tak dikenal, tapi entah kenapa terasa familiar.

Kazehaya menekan tombol hijau.

Kazehaya, “Halo?”

Suara pria di ujung sana terdengar berat, tajam, dan sangat dikenalnya.

“Lama tak bertemu, Pewaris Dojo Phoenix Black. Apa kamu masih menyimpan dendam atas apa yang terjadi dua tahun lalu?”

Mata Kazehaya langsung menajam.

Kazehaya, “...Akira.”

Seketika suasana Dojo hening. Rio menghentikan sparing-nya dan menoleh. Nira mengangkat wajah dari posisi push-up. Nama itu menggema di kepala semua orang di ruangan.

Akira ketua dari TaekRex Dojo, dojo saingan yang terkenal kejam dan tanpa belas kasihan. Akira adalah lawan bebuyutan Kazehaya sekaligus orang terakhir yang terlihat bertanding dengan mendiang Sensei Genji sebelum kecelakaan itu terjadi.

“Aku akan datang. Bersama timku. Tujuh hari dari sekarang. Aku ingin lihat... apakah kau dan sisa-sisa api Dojo kalian masih layak untuk disebut petarung.” tantang Akira.

Kazehaya mengepalkan tangan, "Jangan pikir kami akan gentar. Phoenix Black mungkin kecil, tapi kami tidak pernah padam."

Klik..

Panggilan terputus, Kazehaya berdiri membeku. Lalu ia menoleh ke semua anggota.

Kazehaya berbicara dengan lantang dan tegas, “Kita tak punya banyak waktu. Mereka akan datang. Bukan hanya untuk mengalahkan kita, tapi untuk menghapus nama Phoenix Black selamanya.”

Semua saling berpandangan, semangat mulai menyala di mata mereka.

“Kalau itu perang maka aku siap.” timpalnya Rio.

“Sudah lama aku ingin balas dendam.” sahut Thariq.

“Aku akan buat mereka pingsan sebelum sempat membuka sepatu.” ucapnya Edo.

Kazehaya menatap mereka satu per satu, lalu berkata pelan, “Latihan malam ini dimulai dari awal lagi. Kita punya tujuh hari... untuk membakar kembali Phoenix Black.

Rio melangkah mendekat, menatap Kaze yang sejak tadi diam di sudut, seolah tak tergoyahkan oleh segala obrolan yang memenuhi ruang latihan.

Dengan suara serius dan penuh tekanan, Rio berkata,

"Jadi… bagaimana dengan tantangan itu, Kaze?"

Ia berhenti sejenak, membiarkan udara tegang menggantung di antara mereka.

"Apa kamu mau menerima tantangan Akira satu minggu dari sekarang?"

Suasana langsung hening. Semua pasang mata tertuju pada gadis berambut hitam yang biasa menyembunyikan identitasnya. Hanya suara napas dan detik jam dinding dojo yang terdengar.

Kaze mendongak perlahan. Sorot matanya tajam tapi tenang. Tanpa senyum, tanpa gentar, ia menjawab pelan namun jelas,

"Kalau itu yang dia mau aku akan datang."

"Tapi pastikan dia siap untuk menyesal."

Kazehaya masuk ke ruang ganti tanpa banyak bicara. Tangannya cekatan mengganti pakaian dojo dengan celana jeans gelap yang pas di tubuhnya, lalu meraih jaket denim lusuh yang sudah menemaninya bertahun-tahun saksi bisu perjalanan panjang yang tak semua orang tahu. Ia menatap bayangannya di cermin sebentar. Tatapan dingin. Tak ada ragu. Tak ada senyum.

Keluar dari dojo, ia melangkah menuju parkiran. Di sana, tunggangan setianya menanti sebuah motor sport berwarna hitam pekat, mengkilap di bawah cahaya lampu jalan, seperti bayangan malam itu sendiri.

Dengan gerakan ringan tapi tegas, Kazehaya mengenakan helm, lalu menyalakan mesin. Suara knalpot meraung pelan, membelah keheningan malam yang mulai turun.

Angin menerpa wajahnya saat ia melaju pergi, membelah jalanan kota yang dingin. Tak ada yang tahu ke mana dia akan pergi malam ini. Tapi satu hal pasti Kazehaya tak pernah berkendara tanpa tujuan.

Pintu dojo tertutup pelan, meninggalkan keheningan yang menggantung. Hanya terdengar kipas angin tua yang berderit pelan dan suara sandal salah satu dari mereka yang digeser sembarangan ke sudut ruangan.

Rio mengangkat alis, melempar handuk ke bahunya.

"Liat nggak tadi? Tatapan matanya beda."

Esra menyandarkan punggung ke dinding, tangan menyilang di dada.

"Kazehaya makin aneh. Dulu dia paling cerewet soal strategi. Sekarang cuma dateng latihan, lalu kabur begitu aja."

Sakura duduk di lantai, mengikat rambutnya sambil bergumam,

"Gue rasa... dia nyembunyiin sesuatu. Dari kita semua."

"Mungkin soal Akira?" tanya Nira ragu.

"Atau... soal siapa dia sebenarnya?" sahutnya Chiko.

Semua diam. Mereka tahu Kazehaya selalu menjaga jarak, seolah ada tembok tak kasatmata yang memisahkannya dari mereka. Lima tahun bersama belum cukup untuk menembus itu.

Ken, yang dari tadi hanya menatap pintu dojo, akhirnya angkat bicara dengan suara pelan,

"Apapun itu, kita harus siap. Kalau dia beneran nerima tantangan Akira, kita harus ada di sisinya. Entah dia suka atau nggak."

Mereka saling pandang, seolah menyepakati hal yang tak perlu diucapkan: Kazehaya mungkin menyimpan rahasia… tapi mereka tetap keluarganya di dojo ini.

Malam masih muda saat motor sport hitam itu berhenti di depan sebuah gerbang megah yang menjulang setinggi tiga meter, berukir motif klasik dan dilengkapi sistem pengamanan elektronik.

Begitu sensor mengenali pelat nomor kendaraan, pintu gerbang perlahan terbuka lebar, memperlihatkan jalanan beraspal halus yang diapit taman-taman terawat dan lampu taman berbentuk lentera.

Kazehaya melepas helmnya, memperlihatkan wajah tenangnya yang tertutup rambut panjang yang sedikit basah oleh keringat latihan.

Wajah itu yang semua orang di dojo kenal sebagai Kazehayansebenarnya milik seseorang yang lebih dari sekadar mahasiswa atau petarung bela diri.

Begitu motornya masuk ke halaman, seorang security berseragam hitam langsung berdiri tegak di depan pintu utama mansion. Ia memberi hormat dengan sopan, wajahnya menampakkan penghormatan yang tulus bercampur waspada.

"Selamat malam, Non Kia."

Ia tak menjawab langsung. Hanya mengangguk singkat, melepaskan jaket denimnya lalu menyampirkannya di bahu. Suaranya terdengar kalem namun berwibawa saat bertanya,

"Apa Kakek sama Mami sudah balik dari Malaysia?"

Security itu menunduk sedikit,

"Baru mendarat satu jam lalu, Non. Sekarang sedang di ruang utama bersama tamu dari Istanbul."

Kia atau yang dikenal di luar sebagai Kazehaya menghela napas pendek.

"Baik. Tolong jangan beri tahu siapa pun kalau aku sudah pulang. Termasuk Mami."

"Siap, Non."

Ia lalu berjalan masuk ke dalam mansion mewah itu, meninggalkan dunia luar, kembali menjadi siapa dirinya yang sebenarnya. Tak ada yang tahu bahwa gadis misterius yang menguasai ring pertarungan itu adalah pewaris sah dari dinasti bisnis internasional yang tak banyak orang berani sebutkan namanya.

Baru saja tangannya menyentuh kenop pintu kamar di lantai dua, suara berat dan tegas menggema dari ujung koridor, menghentikan langkahnya seketika.

"Kia Eveline Kazehaya!"

Tubuh Kia menegang. Hanya segelintir orang di dunia ini yang tahu nama lengkap itu dan hanya satu orang yang cukup berani mengucapkannya dengan nada seperti itu.

1
Purnama Pasedu
ustadz bisa ae
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: pintar gombal yah 🤭🤣
total 1 replies
Purnama Pasedu
iya kia
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭
total 1 replies
Purnama Pasedu
tapi kadang tempat kerja ngelarang pakai hijab ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: iya kakak tergantung dari peraturan perusahaan
total 1 replies
Purnama Pasedu
bisa ae pak ustadz
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: pak ustadz gaul 😂
total 1 replies
Purnama Pasedu
masih galau ya kia
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭
total 1 replies
Purnama Pasedu
aamiin
Purnama Pasedu
pasangan yg kocak
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak masih setia baca 🙏🏻🥰
total 1 replies
Purnama Pasedu
kia terlalu keras ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sabar kak ujian sang ustadz tapi nanti dapat hidayah kok 🤣🤭
total 1 replies
Purnama Pasedu
si kakek
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: ulah kakeknya akhirnya gol 🤭🤣
total 1 replies
Purnama Pasedu
kia jadi diri sendiri aj,perlahan aj
Eva Karmita
semangat otor 🔥💪🥰
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: Alhamdulillah makasih banyak kakak
total 1 replies
Eva Karmita
semangat ustadz... yakinlah Allah selalu ada untuk umatnya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: betul kak
total 1 replies
Purnama Pasedu
nyimak
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: semoga suka
total 1 replies
Purnama Pasedu
koq sedih ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: jangan sedih kak 🤭🙏🏻
total 1 replies
Eva Karmita
Thor bisa ngk bahasa kia kalau ngomong sama yg lebih tua sopan sedikit jgn pakai bahasa Lo gue , maaf sebelumnya bukan mengkritik otor cuma gak ngk enak aja di baca bahasanya bisa diganti aku atau apalah ... sebelum mohon maaf ya ,, ceritanya bagus tetapi semangat Otor 🙏😊
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: belum saatnya kak kan gadis bar-bar tomboy liar dan pembangkang 🤭🙏🏻
total 1 replies
Eva Karmita
keren pak ustadz 😍😍😍
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: ustadz idaman yah kakak 🤭
total 1 replies
Eva Karmita
langsung kena mental si Kia 😩👻🙈
kia ni ustadz bukan kaleng" kia jdi ngk udah banyak drama 🤣🤣🤣🤣
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭🤣
total 1 replies
Eva Karmita
❤️
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: insha Allah besok kakak... karena aku di tetangga juga nulis di sana ☺️🥰
total 1 replies
Eva Karmita
mampir otor 🙏😊
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak 🙏🏻🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!