Sulastri tak menyangka kalau dia akan jadi korban pemerkosaan oleh pria yang tak dia kenal, dia sampai hamil dan dihakimi oleh warga karena merasa kalau Sulastri merupakan wanita pembawa sial. Sulastri meninggal dunia dan menjadi kuntilanak.
Wanita yang menjadi kuntilanak itu datang kembali untuk membalas dendam kepada orang-orang yang dulu membunuhnya, dia juga terus gentayangan karena mencari siapa yang sudah merenggut kesuciannya.
Jangan lupa follow Mak Othor biar gak ketinggalan up-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BD Bab 18
"Jangan! Jangan mendekat! Pergi!"
Gunawan sudah tiga hari ini berteriak-teriak terus, dia sudah seperti orang gila. Setiap kali ada orang yang mendekati dirinya, pria itu seperti melihat setan yang begitu menakutkan. Pasti akan berteriak sambil berjongkok, lalu dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Ya Allah, Gusti. Salah apa aku ini? Kenapa punya anak malah teriak-teriak terus seperti orang gila?"
Ibu dari Gunawan merasa pusing dan juga sedih melihat keadaan putranya, karena pria itu tak berhenti berteriak-teriak. Bibirnya bahkan sampai pecah-pecah, badannya juga sampai kurus.
Jangankan untuk makan, minum saja Gunawan tidak mau. Mandi tidak mau, bahkan buang air kecil dan buang air besar juga dia lakukan di dalam kamar. Jorok sekali, kedua orang tuanya sampai stress menghadapi Gunawan.
"Pergi! Kalian pergi! Jangan ganggu aku, jangan bunuh aku!"
"Istighfar, Tole! Jangan teriak-teriak gak jelas terus, ayo mandi. Wudhu, terus salat. Biar hati tenang, biar hidup kamu terarah."
Gunawan terdiam, lalu dia menatap kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya itu mulai berpikir kalau anak mereka sudah sadar, tetapi nyatanya pria itu malah mengambil meja dan melemparkannya ke arah kedua orang tuanya tersebut.
Brak!
"Tole!" teriak Bapaknya Gunawan.
Dia begitu kaget karena anaknya itu melemparkan meja kayu ke arahnya, beruntung meja kayu itu mengenai tiang rumah mereka.
"Dasar bedebah sialan! Kalian sengaja datang untuk mengambil nyawaku, kan?!" teriak Gunawan.
Kedua orang tua dari Gunawan semakin takut saja melihat tingkah anak mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk keluar dan mengunci pintu kamar itu.
"Apa tidak apa-apa mengunci Gunawan sendirian di kamar?"
"Tidak apa-apa, Bu. Daripada dia terus mengamuk, mending kita kunci saja di dalam kamar. Kita tinggalkan saja, Bapak pusing."
"Ya, Pak.''
Keduanya memutuskan untuk pergi, karena berada di dalam rumah juga terasa memusingkan. Mereka akhirnya pergi ke perkebunan, karena lebih baik mencari uang daripada mencari keributan dengan Gunawan.
Setelah kepergian kedua orang tua Gunawan, Gunawan masih terus saja berteriak. Hingga tak lama kemudian dia merasakan ketakutan yang luar biasa, karena ada asap yang mengepul dan masuk dari jendela menuju kamarnya.
"Gelap! Kenapa gelap?!" teriak Gunawan.
Gunawan kesulitan untuk melihat, dia bahkan berkali-kali mengucek matanya. Hingga tak lama kemudian dia melihat sosok wanita yang begitu dia kenal, Sulastri.
"Ka---- kamu kenapa datang?"
Gunawan tergagap, tubuhnya bahkan bergetar hebat. Dia begitu takut melihat kedatangan Sulastri, walaupun wanita itu terlihat begitu cantik, tetapi Gunawan sangat sadar kalau Sulastri sudah meninggal.
"Aku datang untuk menjemput kamu?"
"Me--- menjemput? Menjemput aku ke mana?"
"Ke neraka! Hahahahahahaha!"
Gunawan semakin ketakutan saja mendengar apa yang dikatakan oleh Sulastri, apalagi ketika wanita itu mendekat ke arahnya. Gunawan ingin berlari tapi tak bisa, berkali-kali dia mencoba membuka pintu tetapi dikunci.
"Bu! Pak! Tolong bukain pintunya!" teriak Gunawan.
Sayangnya tidak ada yang mau membukakan pintu, hanya terdengar suara tawa Sulastri yang memekakkan telinga.
"Pergi kamu!" teriak Gunawan ketika Sulastri semakin mendekat dan tangan wanita itu bahkan memegang pergelangan kakinya.
"Aku akan pergi bersama kamu," jawab Sulastri yang langsung mengangkat tubuh pria itu.
Tubuh Gunawan langsung melayang ke udara, berputar-putar dan tak lama kemudian menghantam dinding yang terbuat dari kayu.
"Argh!" teriak pria itu karena sangat sakit sekali.
"Baru segitu saja sudah kesakitan, bagaimana dulu dengan aku yang dirajam, ditendang bahkan dipukuli. Kamu masih bisa membayangkan bagaimana rasanya, sakit sekali."
"Maafkan aku, aku salah. Tolong jangan bunuh aku!"
"Terlambat!" ujar Sulastri.
Wanita itu menatap wajah Gunawan dengan penuh kebencian, setelah itu Sulastri mengangkat tangannya dan memutarkan tangannya itu. Tak lama kemudian tubuh Gunawan melayang di udara, tubuh pria itu berputar-putar hingga akhirnya terhantam ke setiap sudut ruangan itu.
"Argh! Sakit, tolong hentikan."
Bukannya berhenti, Sulastri justru semakin menjadi. Tubuh pria itu terus terbentur ke seluruh penjuru ruangan tersebut, hingga akhirnya tubuh pria itu terjatuh pada potongan kayu meja yang tajam.
"Argh! Sa---- sakit!" pekik Gunawan.
Pria itu begitu kesakitan, pria itu berusaha untuk bangun tapi tak bisa. Hingga akhirnya dia meregang nyawa, matanya melotot dengan bibirnya yang terbuka dengan lebar.
"Satu orang sudah tewas," ujar Sulastri sambil menghilang dari pandangan.
ternyata begitu ceritanya... dasar laki-laki...
jahat pula...
kalo ada udaku geplek pala abg syahdan 🤣
syahdan ini udah termakan omongan ibunya.. kasihan juga sih.. nggak tau apa-apa, malah dimanfaatkan ibunya..