Mengisahkan Roberto, mantan seorang agen rahasia dengan kemampuan pencuri ulung, bergerak dengan diam-diam di dalam rumah besar yang megah dan terbengkalai untuk mencari beberapa barang berharga. Dengan mata yang tajam dan refleks yang cepat, ia dapat menghindari setiap perangkap dan jebakan dengan sangat mudah. Senjata andalannya, sebuah pisau lipat yang tajam, tersembunyi di dalam sakunya, siap digunakan kapan saja. Namun, misi kali ini tidak seperti biasanya. Ketika ia memasuki sebuah ruangan yang gelap, ia menemukan seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang diikat dengan rantai di kakinya, mata yang besar dan takut memandang ke arahnya.
Apa yang akan dilakukan Roberto? Apakah ia akan menjalankan misi nya atau membantu anak itu? Dalam dunia yang penuh dengan bahaya dan ketidakpastian, Roberto harus membuat keputusan yang tepat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Noval, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Jalan yang Belum Diketahui
Roberto dan Carla terus berlari menjauh dari bangunan tua terbengkalai itu, berusaha menghilangkan jejak mereka. Setelah beberapa jam berlari, mereka akhirnya tiba di sebuah rumah kecil di pinggiran kota, milik Amelia, salah satu teman Roberto.
"Kita harus beristirahat sejenak" Roberto berkata kepada Carla sembari ngos-ngosan. "Kita tidak bisa terus berlari tanpa henti."
Carla mengangguk, masih terlihat ketakutan. Tapi Roberto memeluknya dengan erat. "Jangan khawatir, aku akan selalu melindungi mu" kata Roberto dengan tulus.
Carla mulai tenang dan sedikit tersenyum, namun penampilannya terlihat kusut dan lelah, dengan rambutnya yang berantakan dan wajahnya yang penuh dengan ketakutan. Pakaiannya juga terlihat compang-camping dan berlumuran darah.
Roberto terus memeluknya dengan erat dan membawanya ke dalam rumah. Di dalam rumah itu, terdapat seorang perempuan berusia 20 tahun dengan mata emerald dan rambut coklat yang cantik, bernama Amelia. Dia menyambut mereka dengan hangat.
"Selamat datang, Roberto. Apa yang terjadi padamu? Dan siapa itu? Jangan bilang kamu menculik anak kecil?" tanya Amelia dengan nada panik.
"Tunggu Amelia.... biarkan aku menjelaskan nya" kata Roberto dengan yakin
Roberto mengajak Amelia untuk berbicara di ruangan sebelah, dan menjelaskan situasi mereka kepada Amelia. Amelia mendengarkan dengan serius, lalu mengangguk.
"Jadi, katamu tadi anak ini bernama Carla dan kamu menemukannya sedang tersiksa dengan banyak luka di sekujur tubuhnya di sebuah rumah besar yang ditinggalkan pemiliknya pergi? Dan kamu ingin aku mengizinkan mu untuk tinggal disini sementara?" Roberto mengangguk.
Amelia menghembuskan nafas dengan berat. "Huh... Aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan, tapi membawanya secara tiba-tiba itu agak gimana ya... terlebih katamu tadi kamu dikejar oleh beberapa orang suruhan ayahnya bukan? Namun kalau kamu butuh bantuan ku aku akan membantu mu sebisa ku. Jadi kamu bisa tinggal di sini untuk sementara waktu," katanya dengan yakin.
"Tapi, Roberto, apa kamu yakin ini adalah keputusan yang tepat?" Amelia bertanya dengan nada skeptis. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika kita membantu dia. Apa kamu siap untuk mengambil risiko itu?"
Roberto mengangguk tegas. "Aku siap, Amelia. Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Karena... dia mirip dengan seseorang yang aku kenal dan aku ingin membantunya."
Amelia mengangguk perlahan. "Huh... kau tidak berubah ya Roberto, baiklah, aku akan membantumu. Tapi kita harus berhati-hati. Aku baru saja mendapatkan informasi kalau organisasi Vipers sedang memburu kita dan menurut cerita mu aku rasa ayahnya Carla terlibat sesuatu dengan mereka, jadi jangan sampai lengah oke." katanya dengan nada khawatir
Roberto mengangguk. "Aku tahu. Aku tidak akan meremehkan mereka. Tapi aku perlu informasi lebih banyak tentang mereka dan Carla. Siapa Carla sebenarnya dan mengapa dia diperlakukan seperti itu?"
Amelia menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu, Roberto. Tapi aku bisa membantu kamu mencari tahu. Kita akan mulai nanti."
Setelah berbicara, mereka bertiga memutuskan untuk makan bersama. "Kalian pasti lapar, ayo kita makan dulu," kata Amelia.
Mereka makan dengan lahap, setelah makan Carla mulai mengantuk. "Hei... Apa aku menyusahkan mu, Roberto? Aku tahu kamu akan melindungi aku, tapi kenapa kamu sampai melakukan hal ini hanya untukku? Padahal kita baru bertemu," tanya Carla dengan mata yang mulai berat.
Roberto tersenyum di balik maskernya. "Karena kau mirip dengannya," katanya dengan singkat.
Carla tidak bisa menahan rasa kantuknya lagi dan tertidur di atas meja. Roberto memeluknya dengan erat dan membawanya ke kamar.
Amelia tersenyum dan mengangguk ketika melihat mereka berdua. "Kau seperti ayahnya ya, Roberto," katanya dengan nada yang lembut.
Roberto hanya tersenyum dan mengangguk sedikit. "Hm... mungkin," katanya singkat.
Tiba-tiba, Amelia berbicara dengan nada yang serius. "Roberto, kita harus berhati-hati. Ada kemungkinan orang-orang yang mengejar mu merupakan salah satu anggota Vipers. Dan ada kemungkinan keluarga Carla terlibat dengan mereka."
Roberto mengangguk tegas. "Kau benar, Amelia. Kita tidak boleh lengah terhadap mereka. Tapi untuk sekarang mari kita nikmati waktu santai ini."
Amelia tersenyum kepada Roberto