NovelToon NovelToon
Hijrah Cinta Sang Pendosa

Hijrah Cinta Sang Pendosa

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romantis / Tamat
Popularitas:17.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Demi menghindari kejaran para musuhnya, Azkara nekat bersembunyi di sebuah rumah salah-satu warga. Tanpa terduga hal itu justru membuatnya berakhir sebagai pengantin setelah dituduh berzina dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Shanum Qoruta Ayun, gadis malang itu seketika dianggap hina lantaran seorang pemuda asing masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan bersimbah darah. Tidak peduli sekuat apapun Shanum membela diri, orang-orang di sana tidak ada satu pun yang mempercayainya.

Mungkinkah pernikahan itu berakhir Samawa sebagaimana doa Shanum yang melangit sejak lama? Atau justru menjadi malapetaka sebagaimana keyakinan Azkara yang sudah terlalu sering patah dan lelah dengan takdirnya?

•••••

"Pergilah, jangan buang-buang waktumu untuk laki-laki pendosa sepertiku, Shanum." - Azka Wilantara

___--

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 03 - Suami Sungguhan?

Hanya karena Shanum meragukan dirinya, Azkara dengan gengsi selangit mengatakan mampu. Memang siapapun yang melihat Azkara secara sekilas akan berpikir sama.

Terlebih lagi, yang pertama kali bertemu Azkara adalah Shanum. Dia hanya mencoba menyelamatkan Azkara sebenarnya, agar pria itu tidak lebih malu lagi. Akan tetapi, tebakan Shanum agaknya salah kali ini.

Dia tertipu dengan cover Azka yang memang patut dijuluki preman pasar. Setelah percobaan pertama terhenti lantaran Shanum menyela, yang kedua agaknya sukses tanpa hambatan.

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq."

Dalam satu tarikan napas dan tatapan fokus pada pria yang menjadi wali istrinya sighat qabul itu Azkara loloskan layaknya seorang ahli di bidangnya. Jangankan salah ucap, semulus itu dia menyelesaikannya hingga Shanum mengerjap tak percaya.

Tak hanya Shanum, tapi beberapa orang yang lain juga sama terkejutnya. Walau ya, masih saja ada yang menggampangkan hal itu, toh pendek dan semua juga pasti bisa.

Jelas saja pernyataan semacam itu ada. Kendati demikian, keberanian Azka dan kemampuannya untuk meloloskan kalimat itu benar-benar sukses mengubah cara pandang beberapa orang padanya.

Prosesi akad nikah berlangsung cukup singkat, walau demikian bagi Kiyai Habsyi tetap saja sakral dan tidak main-main. Tidak peduli bagaimana caranya, yang namanya pernikahan tetap pernikahan.

Sekalipun memang masih pernikahan di bawah tangan, tapi di mata Tuhan sama saja. Pasca akad nikah Azkara juga tetap diperlakukan dengan baik, Kiyai Habsyi masih terus memberikan nasihat pada pria yang kini telah menjadi menantunya.

Bahkan, Azkara tidak diperkenankan segera ke kamar. Kiyai Habsyi memintanya untuk bicara empat mata, dari hati ke hati demi saling mengenal tentu saja.

Dia tidak mengenal Azkara sebelumnya, tapi entah kenapa rasanya ada sesuatu yang tidak bisa diutarakan setiap kali melihat wajah tampan pria itu.

"Kau masih muda, darahmu sepertinya sangat dingin ... kau suka berkelahi?" tanya Kiyai Habsyi yang secepat mungkin Azka tanggapi demgan gelengan pelan.

"Tidak, Abi," jawab Azkara hati-hati.

Tidak ingin salah bicara, dia takut hati mertua yang perlahan mulai menghangat kembali dingin seperti semula.

"Oh iya? Tapi firasat Abi mengatakan begitu ... wajah, sorot mata, alis bahkan melihat sangat jelas sekali, Azkara, apa kau tidak merasa?"

Azkara bingung apa maksud mertuanya. Cara bicara dan tatapannya tak terbaca hingga Azkara tidak bisa menyimpulkan apa yang dipikirkan pria itu sebenarnya.

Lama terdiam, pembicaraan mereka diakhiri dengan suara nguap Kiyai Habsyi yang ternyata menular pada Azkara. Maklum saja, mereka sudah berbincang cukup lama, dan sebelum datang ke rumah ini Azkara sudah berlari cukup lama bahkan mungkin lukanya kini perlahan mengering.

"Tidurlah, hari sudah malam ... besok puasa, jangan sampai kesiangan sahurnya."

"Sahur?"

Azkara menggangguk, tidak hanya di rumah, ternyata di sini dia juga mendengar ucapan yang sama sebelum tidur. Salah-satu ujian terberat dalam diri Azkara hingga detik ini sebenarnya bangun sahur.

Jika ditanya kuat atau tidak tanpa makan ataupun minum, jelas Azkara kuat. Akan tetapi, yang menjadi jika harus mengorbankan waktu tidur, mata Azkara seolah benar-benar tersiksa.

.

.

Kendati demikian, mana mungkin dia akan mengatakan hal itu sejujurnya pada sang mertua. Azkara yang diperintahkan masuk ke kamar menurut saja.

Hingga saat ini, pintu kamar masih terbuka dan Shanum sengaja tidak menutupnya. Setelah sempat mengancam dengan sebilah bellati satu jam lalu, Azkara tertunduk malu tatkala memasuki kamar istrinya.

"Ehem!!"

Bingung lantaran tidak ada tawaran atau semacamnya dari yang punya kamar, Azkara berdehem hingga membuat Shanum yang sejak tadi berbaring membelakanginya menoleh seketika.

Atas kesadaran diri, Azkara meraih bantal dan bermaksud tidur di lantai. Keberaniannya yang tadi asal masuk bak preman seketika ciut, takut diusir atau istrinya berontak hingga memilih tidur di bawah sebelum dilempar kepalanya.

"Kenapa dibawah? Tempat ini masih luas." Suara Shanum memecah keheningan.

Azkara sampai terperanjat kaget dan dibuat terkejut dengan suara Shanum yang begitu tiba-tiba.

"Apa tidak masalah?" tanya Azka menatap ragu Shanum yang malah makin dibuat bingung.

Sama sekali Shanum tidak lupa bagaimana Azkara yang masuk layaknya perampok sampai menodongkan senjata agar dirinya diam. Akan tetapi, kini semua itu seolah musnah, entah karena malam terlalu larut atau kenapa, tapi di mata Shanum sang suami terlihat seperti dua orang yang berbeda.

"Yang jadi masalah sudah kita lewati tadi ... tidurlah, aku harus menyiapkan sahur dua jam lagi," jelas Shanum kembali membelakangi Azkara yang perlahan naik ke atas ranjang itu.

Tidak seempuk tempat tidur di rumahnya, tapi lumayan untuk sekadar beristirahat. Azkara merebahkan tubuhnya di pinggir, sengaja menjaga jarak agar tidak terjadi yang tidak-tidak.

Setelah beberapa saat bertahan dengan posisi membelakangi Shanum, kali ini Azkara menyerah dan kembali berbalik.

Di luar dugaan, posisi sang istri kini juga sama-sama menghadapnya. Melihat wanita itu tidur meringkuk memeluk guling entah kenapa hati Azkara kembali merasa bersalah.

Terlebih lagi tatkala mengingat kesan pertama mereka bertemu, persis seorang begal dan korbannya.

"Maaf, kita harus bertemu dengan cara yang seburuk ini," ungkap Azkara perlahan mendekat, rasa sakit di kaki yang sempat dia balut dengan ikat kepala beberapa jam lalu kembali menimbulkan rasa sakit.

Namun, hal itu tidak membuat Azkara menyerah dan dia fokus saja lebih dekat. Entah atas dasar apa kini keberanian itu justru hadir kembali.

Cukup lama Azkara bertahan, tapi ternyata semesta tidak mengizinkan dia tenang. Di saat mulai mendapat posisi nyaman dan rasa kantuk mulai menyerang, seekor kucing yang tidak diketahui dari mana asalnya itu tiba-tiba mendarat tepat di bagian kaki Azkara yang sakit hingga membuat pria itu memekik seketika.

Saat itulah, Shanum terjaga dan dibuat panik setengah mati begitu melihat Azkara sudah meringis sembari memegangi kakinya.

"Mas? Kenapa?"

"Heuh?" Nanti dulu menjawab pertanyaan, Azkara salah fokus mendengar panggilan yang lolos dari bibir Shanum. Bahkan dia sampai melamun dan memandangi wajah ngantuk sang istri.

"Kakimu berdarah, sebentar." Begitu sigap Shanum bertindak, seolah tidak peduli dengan rasa kantuknya, Shanum mengutamakan keadaan pria itu lebih dulu.

"Maaf, aku buka boleh ya?"

Azkara mengangguk, kakinya memang sempat terluka akibat serangan Erlangga sewaktu adu kekuatan. Dan untuk bentuk pastinya Azkara tidak tahu karena dia juga asal menutupnya terpenting darahnya tidak keluar.

"Aaaawwwhh ... sakit, Say_" Azka sontak menutup mulutnya, hampir saja lolos panggilan Sayang karena terbawa suasana dan mungkin efek terlalu merindukan sang kekasih yang belum juga ada kabar pasca kecelakaan maut yang menimpanya tepat tiga bulan lalu.

"Lukanya parah, kita ke rumah sakit besok ... sepertinya perlu dijahit."

"Ehm, terima kasih," jawab Azkara seadanya, wajah pria itu sampai merah padahal tidak ada yang istimewa.

Akan tetapi, ada satu hal yang ingin Azkara tanyakan. "Shanum, boleh aku tanya sesuatu?"

"Boleh, tanya apa?"

"Kamu kenapa baik pada penjahat sepertiku?" tanya Azkara langsung pada intinya.

"Kewajiban," pungkas Shanum yang membuat Azkara tersenyum tipis, nyaris tak terlihat. "Apa maksudnya? Dia menganggapku suami sungguhan?"

.

.

- To Be Continued -

1
🤎 Tétëh Sund@
kelar jg baca marathon sampe akhir.
🤎 Tétëh Sund@
akhirnya ngumpul jg.
🤎 Tétëh Sund@
good Azka.👍👍
🤎 Tétëh Sund@
𝐛𝐞𝐫𝐣𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥𝐦𝐮 𝐦 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚𝐦𝐮.
🤎 Tétëh Sund@
𝐲𝐚 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐮𝐧𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦, 𝐧𝐚𝐲𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚2
🤎 Tétëh Sund@
𝐡𝐚𝐝𝐞𝐮𝐮𝐡𝐡𝐡 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐣𝐠𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐥𝐚𝐛𝐚𝐲 𝐥𝐚𝐡, 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐠 𝐩𝐚𝐤𝐞 𝐚𝐮𝐚𝐦𝐢 𝐦𝐮 𝐣𝐠 𝐣𝐝 𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚𝐢𝐧 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐢𝐧 𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐢 𝐦𝐨𝐛𝐢𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐠 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐭𝐤 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐩𝐚𝐧... 𝐣𝐝 𝐣𝐠𝐧 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐡.
🤎 Tétëh Sund@
𝐚𝐬𝐭𝐚𝐡𝐟𝐢𝐫𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐚𝐝𝐳𝐢𝐦 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐧𝐠𝐚𝐤𝐚𝐤𝐤 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐒𝐚𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐠𝐞𝐭 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚, 𝐥𝐠 𝐞𝐧𝐚𝐤2 𝐧𝐠𝐨𝐛𝐫𝐨𝐥.𝐬𝐢𝐤𝐞𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩𝐚𝐧𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐬𝐞𝐧𝐠 𝐧𝐠𝐭 𝐧𝐠𝐚𝐡𝐞𝐭𝐢𝐧 𝐨𝐫𝐠 𝐬𝐦𝐩𝐞 𝐬𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐭𝐚𝐧.😆😆
🤎 Tétëh Sund@
😆😆😆 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐭𝐮𝐡 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐠 𝐬𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚 𝐦𝐚𝐭𝐢𝐢𝐧 𝐥𝐚𝐦𝐩𝐮 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐒𝐚𝐤𝐚 𝐧 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐮𝐫.😄😄😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐛𝐢𝐤𝐢𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐠𝐞𝐤 𝐀𝐳𝐤𝐚, 𝐧𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐠 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐡 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐬𝐡.. 𝐬𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐚𝐦𝐞𝐭.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐥𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚𝐢𝐧 𝐧𝐠𝐞𝐝𝐮𝐦𝐞𝐥 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐱 𝐥𝐞𝐛𝐚𝐫.😆😆
🤎 Tétëh Sund@
𝐠𝐤𝐠𝐤𝐠𝐤𝐤.. 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐠𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐮 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐲𝐠 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐥.🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝐧𝐠𝐞𝐥𝐮𝐧𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐩𝐮𝐣𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐦 𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐨𝐝𝐮𝐬.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐦𝐢𝐫𝐢𝐩 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐜𝐡𝐞𝐭 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐩𝐚𝐩𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐢𝐡 𝐤𝐫𝐧 𝐝𝐫 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐮𝐭 𝐚𝐣𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐧𝐭𝐚 𝐲𝐠 𝐚𝐦𝐚𝐳𝐢𝐧𝐠.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐠𝐚 𝐛𝐬 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐭𝐢𝐧 𝐤𝐰𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐬𝐞'𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐛𝐨𝐡𝐨𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐣𝐮𝐣𝐮𝐫𝐯𝐚𝐚𝐣𝐚 𝐀𝐳𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡 𝐥𝐠 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐦 𝐥𝐞𝐝𝐞𝐤 𝐧 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚𝐚𝐧 𝐒𝐡𝐚𝐧𝐮𝐦 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐥𝐞𝐥𝐮𝐜𝐨𝐧 𝐣𝐝𝐧𝐲𝐚 𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐩𝐚𝐚𝐭𝐢 𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐞𝐤 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚.
🤎 Tétëh Sund@
𝐲𝐚 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐮𝐮𝐧𝐧𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐞𝐭2 𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐠𝐞𝐫𝐣𝐚𝐢𝐧 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚.😄
🤎 Tétëh Sund@
𝐰𝐤𝐰𝐤𝐰𝐤𝐤 𝐬𝐢 𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐠 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐧 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐥𝐨𝐡𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐠𝐬𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐬𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐜𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚𝐬𝐚 𝐚𝐟𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢.🤭🤭
🤎 Tétëh Sund@
𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐫𝐚𝐧𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐚𝐲𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐫𝐠𝐚 , 𝐀𝐫𝐠𝐚 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫 𝐦𝐢𝐫𝐢𝐩 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐚𝐠𝐚𝐥/𝐝𝐢𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 2 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐫𝐬 𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬𝐚𝐧.
🤎 Tétëh Sund@
𝐦𝐚𝐬𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐧𝐭𝐮𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐭𝐡𝐨𝐫, 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭.
🤎 Tétëh Sund@
𝐧𝐨 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧.🥺😢😢😭😭😭
🤎 Tétëh Sund@
𝐥𝐚𝐬𝐢𝐚𝐧 𝐇𝐮𝐝𝐳𝐚𝐢 𝐣𝐝 𝐭𝐮𝐦𝐛𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐤𝐚𝐫𝐚.😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!