NovelToon NovelToon
Anak Untuk CEO Mandul

Anak Untuk CEO Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nyonya_Doremi

"Tubuhmu milikku. Waktumu milikku. Tapi ingat satu aturan mutlak, jangan pernah berharap aku menanam benih di rahimmu."

Bagi dunia, Ryu Dirgantara adalah definisi kesempurnaan. CEO muda yang dingin, tangan besi di dunia bisnis, dan memiliki kekayaan yang tak habis tujuh turunan. Namun, di balik setelan Armani dan tatapan arogannya, ia menyimpan rahasia yang menghancurkan egonya sebagai laki-laki, Ia divonis tidak bisa memberikan keturunan.

Lelah dengan tuntutan keluarga soal ahli waris, ia menutup hati dan memilih jalan pintas. Ia tidak butuh istri. Ia butuh pelarian.

Sedangkan Naomi Darmawan tidak pernah bermimpi menjual kebebasannya. Namun, jeratan hutang peninggalan sang ayah memaksanya menandatangani kontrak itu. Menjadi Sugar Baby bagi bos besar yang tak tersentuh. Tugasnya sederhana, yaitu menjadi boneka cantik yang siap sedia kapan pun sang Tuan membutuhkan kehangatan. Tanpa ikatan, tanpa perasaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyonya_Doremi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Ketika pintu penthouse tertutup di belakang Ryu, meninggalkan Naomi dalam keheningan yang menyesakkan, jam di dinding terasa berdetak seperti bom waktu. Kehamilan trimester ketiganya membuat setiap gerakan terasa berat, tetapi ancaman yang tiba-tiba muncul dari masa lalu yaitu Soraya, wanita yang dibayar untuk bungkam kini memicu adrenalin dingin dalam dirinya.

Naomi harus bergerak. Ia tahu, negosiasi Ryu dengan Soraya di kantor polisi hanya akan membeli waktu. Masalah sebenarnya bukan pada Soraya, tetapi pada anak yang diadopsi secara rahasia itu. Jika anak itu ditemukan, dia akan menjadi Dirgantara sejati, pewaris yang tidak terlibat dalam kontrak atau kebohongan.

Naomi kembali ke kamar, mengabaikan tatapan Bu Sari, perawat mata-mata Helena yang kini duduk dengan tenang di ruang tamu.

“Saya merasa lelah dan perlu istirahat di kamar, Bu Sari. Jangan biarkan siapa pun mengganggu,” kata Naomi, nadanya tegas, tidak memberikan ruang untuk negosiasi.

Di dalam kamar yang terkunci, Naomi mengeluarkan Buku Harian Helena dari brankas kecilnya. Dengan perut yang membesar bersandar di meja, ia mulai membolak-balik halaman-halaman yang menguning, mencari detail kritis yang terlewatkan.

Naomi kembali ke entri tahun 1996, membaca dengan cermat setiap kata yang ditulis Helena tentang transaksi kotornya.

11 April 1996

"Saya harus meningkatkan taruhan. Saya mengancamnya... Saya memberikan dokumen adopsi yang sudah disiapkan. Saya tahu saya kejam. Tapi ini adalah perang..."

15 Juli 1996

"Soraya setuju. Dia menerima uangnya. Dia pergi ke Swiss. Kami merahasiakan seluruh prosesnya dari Danial. Anak itu lahir. Saya memastikan proses adopsi berlangsung melalui Yayasan Cahaya Kasih yang disamarkan. Saya tidak tahu ke mana anak itu pergi. Tapi dia aman, dan dia tidak akan pernah mengancam garis keturunan Dirgantara."

Naomi membeku pada nama yayasan itu. Yayasan Cahaya Kasih. Itu adalah kuncinya. Sebuah yayasan yang disamarkan, kemungkinan besar sebuah kantor pengacara yang mengkhususkan diri dalam adopsi tertutup di luar negeri. Namun, nama Cahaya Kasih terasa terlalu umum untuk dilacak. Ia perlu lebih.

Ia terus membalik halaman hingga menemukan entri singkat, tertulis dengan tinta merah, mungkin sebagai pengingat.

5 Agustus 1996

"Dokumen dari Pengacara Bimo sudah diterima. Semua disegel. Case closed."

Naomi mencatat tiga nama, Soraya Purnomo, Yayasan Cahaya Kasih, dan Pengacara Bimo. Informasi ini adalah senjata. Ia harus menyampaikannya kepada Ryu segera setelah ia kembali.

Ia menutup buku itu, menyembunyikannya kembali, dan duduk di tepi tempat tidur, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdebar. Ia merasa seperti seorang detektif yang hamil, merangkai teka-teki puluhan tahun. Ia tidak melakukan ini untuk Ryu, tetapi untuk nasib anak yang ia kandung. Anak itu berhak menjadi pewaris tanpa bayangan masa lalu yang sah menghantui posisinya.

Sementara itu, Ryu tiba di kantor polisi, berjalan masuk dengan aura seorang eksekutif yang tidak terbiasa menunggu. Dia langsung dibawa ke ruang interogasi, di mana Soraya Purnomo, yang kini terlihat jauh dari citra artis muda naif di buku harian Helena, sedang menunggu.

Soraya tampak lusuh, tetapi matanya memancarkan kegigihan putus asa.

“Tuan Dirgantara. Tiba-tiba saja saya penting bagi Anda, ya?” cibir Soraya, mencoba menampilkan keberanian.

Ryu duduk di seberangnya, wajahnya tanpa ekspresi. “Saya tidak tertarik dengan drama nostalgia, Nona Purnomo. Saya di sini karena ancaman Anda terhadap keluarga saya. Mari kita bicara bisnis. Berapa harga kebisuan Anda kali ini?”

“Kebisuan saya tidak ternilai harganya, Tuan. Anda tahu mengapa? Karena saya memiliki kebenaran. Kebenaran bahwa Ayah Anda memiliki anak kandung selain Anda. Kebenaran bahwa Ibunya, wanita terhormat Helena Dirgantara, membayar saya lima puluh miliar untuk mengubur anak itu!” seru Soraya, suaranya naik.

“Lima puluh miliar dibayarkan tiga puluh tahun lalu adalah harga yang sangat fantastis, Nona Purnomo. Itu lebih dari cukup untuk menjamin kehidupan yang nyaman,” balas Ryu, nadanya dingin dan menghitung. “Anda gagal dalam menjaga uang itu, itu bukan masalah Dirgantara.”

“Saya hanya ingin hak saya! Dan hak anak saya! Anak itu adalah darah daging Danial Dirgantara!”

Ryu menyandarkan tubuhnya ke depan. “Tepat sekali. Itu adalah darah daging Ayah saya. Dan itulah mengapa ancaman Anda sangat mahal. Saya tidak akan membiarkan nama Dirgantara terseret dalam skandal yang akan merusak citra kami di bursa saham.”

“Saya akan menawarkan Anda ini. Kompensasi baru. Sebesar yang dulu Anda terima, disesuaikan dengan inflasi. Itu akan menjadi setidaknya tiga ratus miliar Rupiah,” kata Ryu, melihat ke mata Soraya. “Tetapi dengan syarat mutlak. Pertama, Anda harus menandatangani perjanjian pengakuan bersalah atas tuduhan penipuan, sehingga Anda tidak dapat diwawancarai media. Kedua, Anda harus menyerahkan setiap dokumen, setiap surat, setiap detail mengenai proses adopsi anak itu. Saya ingin tahu di mana dia, dan saya akan memastikan dia tidak pernah muncul untuk mengganggu garis keturunan Dirgantara.”

Soraya terkejut oleh angka tiga ratus miliar. Matanya mulai berkaca-kaca karena ketegangan dan godaan.

“Saya... saya tidak punya detail adopsi. Hanya surat konfirmasi dari Yayasan Cahaya Kasih,” bisik Soraya.

“Saya ingin surat itu. Dan saya ingin pengakuan tertulis bahwa semua tuduhan tentang anak itu, yang akan Anda buat di media, adalah pemerasan,” desak Ryu.

Soraya menghela napas panjang. “Saya hanya ingin menjalani sisa hidup saya dengan tenang. Saya tidak ingin melawan Dirgantara. Tapi saya tidak akan menandatangani dokumen yang mengesahkan saya sebagai penipu.”

Ryu berdiri. “Kalau begitu, kita tidak punya kesepakatan. Anda bisa menceritakan kisah Anda ke media. Tetapi, saya jamin, sebelum matahari terbit, saya akan menggunakan tim hukum terbaik di Asia untuk menghancurkan kredibilitas Anda. Saya akan memastikan Anda menghabiskan sisa hidup Anda di penjara, dan keluarga Anda tidak akan mendapatkan sepeser pun. Pikirkan baik-baik, Nona Purnomo. Tiga ratus miliar, atau kehancuran total.”

Ryu berbalik dan meninggalkan Soraya yang gemetar dalam dilema. Dia tahu Soraya akan menerima tawarannya. Soraya hanya butuh waktu untuk mencerna angka sebesar itu.

Ketika Ryu kembali ke penthouse larut malam, ia menemukan Naomi sedang menunggunya di ruang tamu, dengan Bu Sari yang pura-pura tertidur di sofa.

“Saya sudah menemuinya. Dia akan menerima tawaran itu. Dia menyebutkan Yayasan Cahaya Kasih,” bisik Ryu saat mereka masuk ke kamar tidur.

Naomi meraih tangan Ryu. “Bagus. Anda membeli waktu. Tetapi dia mungkin tidak punya semua detail. Saya punya sisanya.”

Naomi kemudian menceritakan detail yang ia temukan dari buku harian Helena. Yayasan Cahaya Kasih dan nama Pengacara Bimo.

“Helena mencatat bahwa Pengacara Bimo yang mengirimkan dokumen adopsi yang disegel. Ryu, kita tidak hanya harus membungkam Soraya. Kita harus menemukan Pengacara Bimo atau Yayasan itu, dan memastikan semua catatan fisik tentang anak itu hancur. Jika anak itu muncul, dan dia memiliki bukti, anak itu adalah ancaman sah bagi anak kita.”

Ryu menatap Naomi dengan kekaguman yang tersembunyi. Naomi tidak hanya patuh, dia bertindak sebagai rekan strategis yang setara.

“Pengacara Bimo. Aku akan mengerahkan tim hukumku untuk melacaknya besok pagi. Itu adalah koneksi lama Ibu yang mungkin sudah pensiun. Yayasan Cahaya Kasih... terlalu umum. Kita harus fokus pada Bimo,” kata Ryu, mengeluarkan ponselnya.

“Satu hal lagi, Ryu. Soraya adalah bukti bahwa uang tidak selalu mengunci masa lalu. Jika kita menghancurkan catatan fisik, kita harus memastikan bahwa anak itu tidak secara tidak sengaja muncul di masa depan, menuntut pengakuan dari warisan Dirgantara,” desak Naomi.

“Apa usulanmu?”

“Kita harus menemukan anak itu secara rahasia. Bukan untuk membunuhnya, tetapi untuk memberinya kompensasi besar-besaran dan perlindungan di luar negeri dengan perjanjian kerahasiaan yang tidak bisa dilanggar. Sama seperti yang Anda lakukan pada Vanessa dengan Anak Perusahaan D,” jelas Naomi. “Memberinya uang yang cukup sehingga dia tidak akan pernah tergoda untuk muncul dan menuntut warisan. Kita mengubahnya menjadi sekutu yang kaya, bukan musuh yang miskin.”

Ryu menatap Naomi lama sekali. Ia melihat kekejaman yang sama pada dirinya seperti pada Helena, tetapi dengan tujuan yang lebih mulia, yaitu melindungi anak kandungnya.

“Naomi, kau benar-benar brilian,” kata Ryu, sebuah pengakuan yang langka. “Mencari anak itu akan menjadi operasi rahasia yang sangat sensitif. Jika Ibu tahu, dia akan berpikir kita mengkhianatinya.”

“Kita melakukannya untuk Dirgantara. Bukankah itu yang selalu menjadi prioritas Anda?” tanya Naomi.

Ryu mengangguk. “Baiklah. Mulai besok, kita akan mencarinya. Aku akan menangani Soraya dan melacak Bimo. Kau, akan mengendalikan Ibu dan memastikan kita mendapatkan nama yayasan atau kantor hukum yang sebenarnya. Kita harus mencari anak itu sebelum dia mencari kita.”

Mereka berdua berdiri di sana, di tengah malam yang sunyi, pasangan yang disatukan bukan oleh cinta, tetapi oleh kebutuhan untuk melindungi hasil dari kontrak mereka. Mereka berdua adalah ahli strategi, yang kini menghadapi musuh bersama yang datang dari kesalahan sejarah keluarga.

Naomi merasa lelah secara fisik, tetapi mentalnya terasa tajam. Ia telah menemukan tempatnya di rumah tangga ini: sebagai otak di balik operasi rahasia, wanita yang melindungi aset Dirgantara dan masa depan anaknya.

1
Ara putri
Hay kak, jika berkenan saling dukung yuk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!