NovelToon NovelToon
ANASTASIA

ANASTASIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Kelahiran kembali menjadi kuat / Time Travel / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: frj_nyt

Ongoing

Lady Anastasia Zylph, seorang gadis muda yang dulu polos dan mudah dipercaya, bangkit kembali dari kematian yang direncanakan oleh saudaranya sendiri. Dengan kekuatan magis kehidupan yang baru muncul, Anastasia memutuskan untuk meninggalkan keluarganya yang jahat dan memulai hidup sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon frj_nyt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10.

Badai salju mengamuk seperti binatang liar. Udara dipenuhi serpihan es yang berputar, menggigit kulit siapa pun yang berada di luar. Dari balkon atas kastil Silas, Anastasia memandangi utara yang mulai memerah pelan — warna merah itu bukan matahari itu api dan darah.

Ia menggenggam pagar batu, jantung berdegup kacau. “Aloric…” bisiknya lirih, lebih seperti doa daripada ucapan.

Di Gerbang Utara.Aloric melangkah menembus badai seperti bayangan gelap yang tak bisa disentuh angin. Jubah hitamnya berkibar, pedang di punggungnya memancarkan aura dingin yang menusuk tulang. Prajurit-prajurit Silas mengikuti di belakang, meskipun wajah mereka pucat ketakutan.

Karena yang menunggu mereka di depan… bukan musuh biasa. Di tengah medan salju, puluhan sosok berjubah hitam berdiri, membentuk lingkaran besar. Di tangan mereka, tongkat-tongkat hitam memancarkan asap keunguan. Sebuah sihir terlarang. Salah satu komandan Silas mendekat. “Duke… itu simbol Cult of Umbra. Mereka tidak pernah muncul di utara…”

“Sekarang mereka muncul.” Suara Aloric rendah, gelap. “Dan mereka ingin sesuatu.” Seolah menjawab, seorang pria berjubah hitam maju ke depan. Wajahnya tertutup topeng logam. Suaranya berat, bergema tak wajar. “Duke Silas Aloric,” katanya. “Kami tidak datang untuk memerangi kalian.”

“Tapi kalian membawa sihir kegelapan,” balas Aloric dingin. “Dan itu cukup alasan bagiku untuk menebas kalian.” Orang bertopeng itu tertawa dingin. “Kami hanya mencari seorang gadis.” Aloric menegang. “Gadis?”

“Ya…”

Pandangannya seolah menembus badai. “Seorang wanita muda yang memasuki wilayahmu tiga hari lalu. Yang memancarkan sihir putih.” Darah Aloric membeku. “Wanita itu…”

Ia menarik pedangnya perlahan. “Tidak akan kalian sentuh.” Pria bertopeng mendesis puas. “Kami sudah menduga jawabannya.” Dan tiba-tiba—

BOOOM!!!

Tanah di bawah kaki prajurit Silas meledak, salju beterbangan ke langit. Dari balik kabut putih, makhluk-makhluk hitam seperti serigala bayangan berlari keluar, mata mereka merah menyala. “Formasi bertahan!” Aloric melompat ke depan, menebas satu makhluk dengan sekali ayunan. Darah hitam terciprat ke salju.

Bayangan-bayangan itu bergerak cepat terlalu cepat. Di tengah kekacauan, pria bertopeng itu menoleh ke utara, seolah mencari sesuatu..“Wanita itu… tidak boleh dibiarkan hidup. Sihirnya mengancam rencana kami.”

Di Kastil Silas Kilatan cahaya ledakan terlihat dari kejauhan. Setiap kali cahaya menyala, wajah Anastasia semakin pucat. “Aku tidak boleh hanya diam…” Ia hendak berbalik ketika seorang tangan kecil menarik gaunnya. “Nona…” Lyra, pelayan muda itu, menatapnya dengan mata gemetar. “Jangan pergi ke luar. Badai itu… itu bukan badai biasa.”

“Aku tahu,” ucap Anastasia pelan.

“Kau tidak mengerti. Itu bukan badai… itu perang untukku.” Lyra menatapnya bingung. “Kenapa… Duke begitu melindungi Anda?” Anastasia tersenyum kecil namun getir. “Karena aku membangunkan sesuatu yang harusnya mati.”

Tanpa menjelaskan lebih jauh, ia menarik tudung mantel bulu putih dan berjalan cepat ke lorong. “Lady Anastasia! Kau akan mati kedinginan!”

“Aku tidak lagi merasakan dingin.” Ia berhenti sejenak, menatap tangannya yang bersinar samar. Cahaya putih lembut memancar dari kulitnya, hangat seperti nafas kehidupan. “Kali ini… aku harus menolong seseorang, bukan hanya diselamatkan.” Kembali ke Medan Perang Pertempuran berlangsung brutal.

Pedang Aloric menari di udara, menebas bayangan satu per satu, tetapi jumlah mereka tidak berkurang. Justru semakin banyak. Setiap kali bayangan mati, asap hitam berputar dan membentuk tubuh baru. “Kita tidak bisa menang melawan sihir terlarang seperti ini!” teriak salah satu prajurit. Aloric tidak menjawab. Matanya hitam seperti jurang, penuh intensitas terpendam. Dia… melihatku?

Tiba-tiba, ia merasakan sesuatu—arus hangat yang bertolak belakang dengan dingin dunia utara. Sinar putih muncul dari balik kabut badai. Seorang gadis dengan rambut keperakan berlari di salju, tudungnya tertiup angin. Anastasia. “Sialan—kenapa dia datang?!” Pria bertopeng menoleh dengan cepat. “Itu dia!” Sihir hitam meledak dari tongkatnya dan melesat tepat ke arah Anastasia. Aloric berlari secepat kilat. “ANASTASIA!!” Anastasia memejamkan mata—

DARRR!!

Sebuah dinding es hitam muncul tiba-tiba, membelah jalur sihir itu. Pecahannya mengkilap seperti kaca. Aloric berdiri di depan Anastasia, tubuhnya menahan hembusan sihir. “Duke Aloric…” Anastasia memandangnya dengan mata membesar. “Kau terluka—”

“Diam di belakangku!” Suara Aloric menggelegar, tidak menerima bantahan. Namun pria bertopeng itu hanya tertawa keras. “Sihir kehidupan… akhirnya kutemukan.” Ia mengangkat tongkatnya perlahan, udara bergetar. “Wanita itu harus mati sebelum hari keempat bulan ini. Jika tidak… ramalan itu akan terwujud.” Aloric menggeram. “Ramalan apa?!”

“Bahwa seorang gadis dengan cahaya putih akan membangunkan sesuatu yang bahkan kekaisaran tidak mampu kendalikan.” Anastasia menatap Aloric. Aloric menatapnya balik. Di mata pria itu, ada bahaya… dan sesuatu yang lain rasa takut tapi bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk dia. Tubuh Anastasia Bersinar pria bertopeng mengangkat tongkat keduanya—

Namun sebelum ia sempat melancarkan serangan, badai salju berhenti bahkan benar-benar berhenti, seolah dunia menahan napas. Anastasia merasakan dadanya panas, terlalu panas. “T-Tidak… ini bukan waktunya…”

Tubuhnya mulai bersinar putih, begitu terang hingga salju di bawah kakinya mencair. Angin panas menyapu medan perang, memaksa bayangan hitam mundur. Pria bertopeng itu terdiam, tubuhnya bergetar. “Mustahil… dia sudah bangun? Terlalu cepat!” Aloric menoleh pada Anastasia, matanya melebar. “Anastasia, berhenti! Kau akan mati!”

“Aku… tidak bisa menahannya…” Cahaya itu makin kuat, mengalir di udara seperti ribuan partikel kecil. Aloric meraih bahunya. “Lihat aku. Tetap lihat aku!” “Duke… aku takut…” Untuk pertama kalinya sejak hidup kembali, suaranya pecah. Ia tidak lagi berdiri sebagai gadis manipulatif yang ingin membalas dendam.

Ia adalah Anastasia… seorang gadis muda yang ketakutan. Aloric menariknya ke dadanya, memeluknya rapat seakan melindungi cahaya itu dengan tubuhnya sendiri. “Aku di sini. Jangan gunakan sihir itu. Jangan.” Matanya menatap langsung ke cahaya putih itu, melawan rasa sakit yang membakar kulitnya.

Pria bertopeng berteriak ketakutan. “Bunuh mereka! SEKARANG!” Ratusan bayangan menyerbu. Aloric mengangkat pedang hitamnya dan Anastasia menjerit. Satu ledakan cahaya putih membutakan seluruh medan perang. Salju terangkat ke langit. Bayangan hancur menjadi debu hitam dan badai kembali mengamuk.

Ketika cahaya mereda, Anastasia pingsan di pelukan Aloric, wajahnya seputih salju. Aloric memeluknya dengan kedua tangan, napasnya kasar, mata hitamnya dipenuhi sesuatu yang tak pernah dimilikinya sebelumnya rasa kepanikan. “Anastasia…” Suara itu pecah sangat halus. “…bertahanlah.” Salju merah darah jatuh perlahan di sekitar mereka. Perang belum selesai dan ancaman dari ibukota baru saja dimulai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!