Apa jadinya jika seorang Ustadzah harus menikah dengan seorang mafia yang terkenal kejam dan juga selalu bermain perempuan.
Apakah keduanya akan menerima pernikahan tersebut atau malah menolaknya ?
Antara Cinta dan ego
Antara dunia dan akhirat
Antara Hati dan Akal
dan
Antara Fara dan Althezza
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ustadzah 20
"Mas,aku izin mengisi undangan di tengah kota"
Fara menghampiri suami yang sudah siap berangkat ke kantor.
"Hm"
Fara menghela nafasnya,setelah obrolan waktu itu hubungan keduanya semakin dingin.Althez semakin dingin,ia yang biasanya pulang sore kini selalu pulang malam bahkan larut.
Fara selalu menangis diam-diam,ia meratapi keadaan rumah tangganya.Dan sampai saat ini kedua pihak keluarga masih beleum mengetahui keadaan keduanya,mereka mengira jika hubungan keduanya baik-baik saja karena sikap Althez yang akan berubah baik jika sedang bersama keluarganya.
"Mas,apa mas masih belum menganggap Fara?"
"Tidak usah bertanya tentang hal yang jelas sudah kamu tau jawabannya"
Fara tersenyum getir,Althez tetap teguh dengan keputusannya.Boleh kah Fara menyerah,ia juga wanita biasa yang juga bisa merasa lelah.
"Baiklah,aku tidak akan bertanya lagi.Semoga saja Fara masih kuat bertahan"
Setelah itu Fara meraih tangan Althez dan menciumnya,ia langsung pamit untuk kembali ke kamarnya untuk bersiap.
Sedangkan Althez ,ia masih diam mematung.Apakah dirinya sudah keterlaluan.
"Kenapa hati ini terasa sakit mendengar ucapannya" Althez memegang dadanya yang terasa sakit.
Ia menatap ke arah tangga dimana istrinya mulai menjauh. "Maafkan aku yang terus menghindari mu.Entah kenapa aku belum siap dengan semuanya"
Althez langsung keluar dari rumah.Ia masuk ke dalam mobil yang sudah di siapkan para pengawalnya.
Tiba di kantor,Althez berjalan dengan gagahnya.Para karyawan menunduk hormat,sebagian ada yang merasa takut dan sebagian lagi ada yang merasa kagum dengan sosok Altheza yang terlihat dingin,tegas,namun begitu gagah dan tampan.
Para karyawan wanita selalu mencuri-curi pandang saat melihat Altheza,Althez bukannya tidak tau namun ia selalu cuek selama itu tidak mengusiknya.
Altheza sang CEO sekaligus Mafia,duduk dengan tenang di kursi kebesarannya.Wajahnya terlihat menyeramkan.Ia baru saja menerima kabar jika dirinya kedatangan tamu yang tidak ia inginkan kehadirannya.
"Masuk!"
Seru Althez saat pintu ruangannya di ketuk.
"Selamat siang Tuan Altheza yang terhormat" Sapa seorang pria paruh baya yang baru saja datang.
"Selamat siang Tuan Ronald" Jawabnya dingin.
"Apakah kedatangan saya mengganggu anda?"
Altheza terkekeh . "Sepertinya anda sudah sadar diri"
Tuan Ronald mengepalkan tangannya,sejak dulu ia tidak pernah suka dengan laki-laki muda di depannya ini.Althez selalu saja mendapatkan tender saat mereka bersaing.
"CK,anda memang selalu to the point Tuan Althez"
"Dan anda selalu saja mengganggu Tuan Arnold"
Mata mereka saling menatap tajam,terlihat jelas keduanya saling membenci dan berusaha saling menjatuhkan.
"Seperti yang anda bilang saya selalu to the point,jadi tidak perlu bertele-tele.Apa yang anda inginkan?" Tanya Althez dengan dingin dan tajam
"Haha...ok baiklah" Tuan Ronald menyeringai "Saya ingin kamu melepaskan istri mu!"
Altheza terkejut ia menatap tajam Tuan Ronald "Maksud anda?"
"Anak saya sudah lama menyukai istri anda,dan saya tau jika anda tidak mencintai istri anda"
Althez menggebrak meja kerjanya "Br*ngsek! Berani sekali anda berbicara seperti itu.Siapa anda sampai berani ikut campur tentang rumahtangga saya"
"Haha...Tuan Altheza yang Terhormat.Anda memang terkenal pengusaha hebat tapi anda tidak cukup cermat mengawasi orang-orang anda"
Altheza mengepalkan tangannya. "Jangan-jangan ada yang berkhianat di rumahku"
"Benar sekali! tidak semua anak buah anda setia pada anda.Buktinya saya bisa tau kehidupan rumah tangga anda" Seperti bisa membaca fikiran Altheza,Tuan Ronald menyeringai.
Altheza memcoba menguasai dirinya.Ia tidak boleh terlihat goyah di depan musuhnya.
"Apa anda sudah selesai membuat karangan ceritanya?" Tanya Althez tenang namun sorot matanya begitu menghunus musuhnya yang terlihat percaya diri "Jika sudah selesai silahkan tinggalkan tempat ini.Dan ingat satu hal....tolong bilang pada informan anda,berilah informasi yang benar jika ingin uang lebih.Tidak usah menjual info yang tidak valid"
Tuan Ronald terkejut,apakah informasi yang ia dapat itu salah? Padahal dirinya sudah membayarnya dengan harga fantastis.
"Oh iya,tolong sampaikan pada anak anda.Jangan pernah menginginkan sesuatu yang memang sudah menjadi milik orang lain karena itu tidak baik."
Tuan Ronald mengepalkan tanganya,matanya melotot.Tanpa banyak bicara ia langsung berjalan hendak meninggalkan ruangan Altheza namun saat tangannya memegang handle pintu,sebuah peringatan keluar dari mulut Althez.
"Jangan pernah mengusik kehidupan pribadiku bersama istriku,karena sampai kapanpun aku tidak akan melepaskan apa yang sudah menjadi milikku.Istriku selamanya hanya milik ku,dan jangan pernah berani mengganggu istriku jika anda tidak ingin usaha yang anda bangun dari nol hancur dalam sekejap"
Sebuah ancaman yang mampu membuat bulu kuduk berdiri.Tuan Ronald merasa suasana berubah mencekam ,namun ia berusaha terlihat baik-baik saja.
Althez membanting gelas yang ada di meja kerjanya,wajahnya berubah merah padam.Rahangnya mengeras serta nafasnya memburu.
Siapa yang mencoba berkhianat dengan menjual informasi tentang rumah tangganya.Althez tak bisa diam saja,ia harus segera bertindak.
Namun bukan hanya itu,ia juga merasa marah karena ada yang berusaha merebut sang istri.Rasanya tidak rela jika ia harus kehilangan sang istri.Entah sadar atau tidak,dada Althez terasa panas saat tahu ada laki-laki lain yang mencintai sang istri.
Althez langsung pergi dari kantornya,mobilnya langsung melesat ke sebuah club.Ia butuh pelampiasan emosinya.
Di dalam club,Althez langsung memesan minuman yang sudah biasa ia pesan.
Dua gelas,tiga gelas,empat gelas masih belum bisa menenangkan amarahnya.Hingga satu botol baru ia bisa meredam emosinya.
Seorang wanita sexy mendekati Althez,tangannya mengusap lembut punggung Althez yang terbalut jas hitam.
"Halo sayang,apakah kamu butuh kehangatan" Tiba-tiba wanita tersebut ingin mencium pipi Althez namun dalam sekejap Althez mendorongnya hingga ciumannya meleset ke arah lehernya.
"Ah si*lan.Dasar b*tch! Menyingkirlah dari ku" Ucap Althez dengan dingin dan tajam.
Wanita itu yang tadinya percaya diri,tiba-tiba merasa ketakutan melihat wajah dingin dengan tatapan tajam Althez.Ia buru-buru menjauh dari Althez karena tidak ingin mendapatkan perlakuan kasar dari Althez.
Althez yang terlanjur marah dan kesal,akhirnya memutuskan untuk pulang.
Waktu sudah hampi Isya saat Althez tiba di rumah ,pintu terbuka Althez masuk dengan menenteng jasnya.
Tampilannya sungguh kacau,dan Fara yang melihat itu begitu terkejut.Buru-buru ia menghampiri sang suami.
Dari jarak beberapa meter Fara sudah bisa mencium aroma Alkh*hol membuatnya berdebar.
"Mas lingga kenapa?" Walaupun baunya sangat menyengat,namun Fara tetap berusaha kuat untuk memeriksa apa yang terjadi dengan sang suami.
"Diam! Tidak perlu so peduli"
"Mas minum?" Tanya Fara
"Buka urusanmu!" Althez menyerahkan jas nya dan ingin membuka kancing kemejanya,Fara yang melihat itu langsung ingin membantu suaminya.Namun tangannya menggantung saat melihat dengan jelas bekas bibir di leher sang suami,ia juga bisa mencium wangi parfum wanita pada kemeja sang suami.
Hati Fara terasa teriris,sakit,perih dan kecewa.Suaminya benar-benar sudah melukai hatinya,sudah tidak menganggapnya sebagai istri dan sekarang sang suami bermain wanita di luar sana.
"Belum cukupkah mas melukai hatiku dengan tidak menganggap Fara sebagai istri? Dan sekarang dengab teganya mas mengkhianati Fara"
Nada bicara yang biasanya lembut,kini berubah menjadi bergetar seperti menahan tangis.
"Maksud mu?" Tanya Althez tidak mengerti.
"Mas boleh tidak menganggapku tapi bukan berarti mas bisa seenaknya mengkhianati Fara." Airmata mulai menetes di kedua pipi Fara. "Fara kecewa sama mas Lingga"
Tanpa mendengar ucapan Althez,Fara berbalik dan langsung naik ke lantai atas untuk kembali ke kamarnya.Hatinya sakit ia ingin menangis,menumpahkan semua sesak di dadanya.
Sedangkan Althez ia masih memahami situasinya,ia tidak mengerti dengan ucapan Fara.Apakah mabuk merupakan sebuah pengkhianatan.
Kepala Althes benar-benar pusing dan tak bisa berfikir jernih,ia memutuskan untuk mandi dulu sebelum nanti berbicara lagi dengan istrinya.
Althez masuk ke kamar mandi,ia berdiri di depan wastafel.Ia membuka satu persatu kancing kemeja nya,namun betapa terkejutnya saat matanya melihat sesuatu di lehernya.
"Br*ngsek!" Umpatnya, sekarang ia faham kenapa sang istri marah dan menganggapnya berkhianat.Ternyata insiden tadi memberikan bekas di lehernya.Padahal tadi tidak sengaja.
Mengingat marahnya Fara,Altheza malah terkekeh.Tanpa sadar senyumnya merekah untuk pertama kalinya.Untuk pertama kalinya Althez merasa bahagia karena Fara marah padanya hanya karna sebuah tanda karena ketidak sengajaan.
Sedangkan di kamar,Fara terus menangis.Hatinya sakit saat mengingat tanda bibir di leher sang suami yang di tambah wangi parfum yang memang tidak ia kenal.
...🌸🌸🌸...