NovelToon NovelToon
Kau Sewa Aku, Ku Dapatkan Cintamu

Kau Sewa Aku, Ku Dapatkan Cintamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Romansa / Fantasi Wanita / Pihak Ketiga
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kau sewa aku, Kudapatkan cintamu

Semua berawal dari selembar kertas perjanjian.
Ia hanya butuh uang, dan pria itu hanya butuh istri… meski sementara.

Dengan tebusan mahar fantastis, mereka terikat dalam sebuah **pernikahan kontrak**, tanpa cinta, tanpa janji, hanya batas waktu yang jelas. Namun, semakin hari, batas itu mulai kabur. Senyum kecil, perhatian sederhana, hingga rasa yang tak pernah mereka rencanakan… pelan-pelan tumbuh menjadi sesuatu yang tak bisa disangkal.

Penasaran dengan kisahnya? Yuk ikuti ceritanya...
jangan lupa kasih dukungannya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part. 20- Sunset di Tepi Pantai

Sore itu, langit perlahan berubah jingga, membentang indah di atas laut biru yang tenang. Ombak bergulung lembut, menepi seolah ingin ikut merayakan kehangatan senja.

Keira duduk di atas pasir dengan kaki terbenam sebagian, sementara angin laut membelai rambut panjangnya yang berantakan.

"Waaah… cantik banget ya. Rasanya semua capekku hari ini hilang begitu aja. Ini sunset paling indah yang pernah aku lihat," tutur Keira seraya menatap langit.

Adapun Arga yang berdiri tak jauh dari Keira, kedua tangannya terselip di saku celana. Tatapannya lurus ke arah laut, ia nampak tenang namun pikirannya entah melayang kemana.

Keira melirik Arga, lalu tersenyum kecil. "Kamu nggak bosan ya, mandangin laut melulu? Nih coba duduk sini, bareng aku. Biar lebih terasa indahnya."

Arga sempat ragu, tapi akhirnya menuruti Keira dan duduk di sampingnya. "Kalau begini rasanya, aku kayak lupa semua masalah hidup. Kayak nggak ada kontrak, nggak ada tuntutan… cuma aku, kamu, dan sunset ini," tutur Keira.

Arga menoleh sekilas ke arahnya, tapi tidak menanggapi langsung. "Kau terlalu mudah menikmati hal kecil," kata Arga akhirnya.

"Itu kelebihanku. Kalau aku terus mikirin hal besar, bisa gila aku. Jadi ya… cukup syukuri yang ada di depan mata. Kaya sekarang ini," balas Keira, seraya menoleh dan tersenyum lebar.

Ia lalu mengangkat tangannya dan mencoba meraih cahaya matahari di ufuk barat. "Lihat, seolah-olah aku bisa genggam sunset ini," tuturnya sambil tersenyum.

Arga hanya menghela napas dan sedikit menggeleng melihat tingkahnya. "Kau memang menyebalkan."

"Hahaha...!" Keira terbahak sambil menepuk bahu Arga. "Tapi justru itu yang bikin Pak dosen nggak bosan, kan? Ngaku aja deh!"

Arga menatapnya sebentar, lalu kembali mengarahkan pandangannya ke laut. Ia nyaris tersenyum namun segera menyembunyikan senyumannya.

Senja semakin merona, mereka terdiam cukup lama, dan hanya menikmati keindahan tanpa kata-kata.

"Andai setiap hari bisa begini, hidupku pasti jauh lebih indah," ucap Keira pelan.

Arga menoleh sejenak, sorot matanya sedikit melunak mendengar kalimat itu. Namun ia memilih tetap diam, membiarkan suasana senja yang berbicara untuk mereka.

_____

__________

Kini, langit mulai berganti warna keunguan, dan suara ombak terdengar semakin syahdu. Keira merebahkan tubuhnya di pasir, dengan kedua tangannya yang dijadikan bantal kepala, sementara matanya masih menatap langit yang perlahan berubah gelap.

"Tau nggak, kadang aku iri sama orang lain… mereka punya orang tua yang bisa pulang ke rumah, bisa ngobrol, bisa marah sekalipun. Aku nggak punya itu semua," ujar Keira pelan dan nyaris bergumam.

Arga pun menoleh, "Maksudmu?"

Keira tersenyum tipis, meski matanya berkaca-kaca. "Aku yatim piatu sejak kecil. Orang tuaku meninggal karena kecelakaan waktu aku umur sepuluh tahun. Sejak itu, aku tinggal sama paman dan bibi. Mereka baik… tapi ya, nggak akan pernah sama kayak orang tua sendiri."

Mendengar curahan hati Keira, Arga pun menjadi empati. "...Kau pasti melalui banyak hal sendirian."

Keira menoleh sekilas, lalu tersenyum sambil menyeka sudut matanya. "Yah, mau gimana lagi. Hidup harus jalan terus, kan? Aku nggak mau terus-terusan sedih. Kalau aku sedih, siapa yang bikin aku bahagia? Jadi ya… aku belajar buat bikin diriku sendiri bahagia. Makanya aku suka ketawa, suka bercanda, bahkan kadang sampai orang lain mikir aku konyol."

Arga tertegun, lalu menundukkan wajahnya. Untuk pertama kalinya ia benar-benar merasa terharu mendengar cerita Keira. "...Kau lebih kuat dari yang kau pikirkan."

Keira terbahak kecil, lalu bangkit dari duduknya sambil menepuk-nepuk pasir di bajunya. "Hahaha… kuat apanya! Aku ini cengeng banget, tau. Tapi ya itu tadi… kalau aku bisa bikin orang lain ketawa, aku juga ikut ketularan bahagia. Jadi, jangan kaget kalau aku suka heboh sendiri. Itu caraku biar nggak ngerasa sendirian."

Ia lalu berdiri, kemudian merentangkan tangannya ke arah laut. "Aku nggak mau hidupku cuma penuh kesedihan. Aku lebih suka bikin orang kesel atau ketawa gara-gara tingkahku."

Arga menatapnya lama, lalu tanpa sadar sudut bibirnya melengkung tipis membentuk sebuah senyuman. "Dasar menyebalkan… tapi aku mengerti."

Keira menoleh dan tersenyum lebar, lalu berpose konyol dengan dua jari di atas kepala. "Lihat! Meskipun aku yatim piatu, aku tetap bisa jadi Keira yang ceria, penghibur sejati!"

Arga mendengus untuk menutupi rasa terharunya lalu berkata, "Aku jadi semakin yakin kalau aku salah pilih istri."

"Hahaha! Yah, siap-siap aja, Tuan Arga. Mulai sekarang, hidupmu nggak bakal tenang karena ada aku."

Suasana yang tadinya sendu pun kembali cair berkat kekonyolan Keira. Ombak terus berdebur, menemani momen aneh namun hangat itu.

____

________

Malam harinya...

Keira sempat menatap Arga dengan wajah penuh tanya saat pria itu berjalan menuju sofa.

"Kamu yakin mau tidur di situ? Kan biasanya kamu yang keras kepala nggak mau ngalah," tanya Keira seraya menyipitkan matanya.

"Kamu yang lebih lelah hari ini. Tidurlah di kasur," jawab Arga datar, sambil menaruh bantal di sofa.

Keira sempat melongo, lalu menyunggingkan senyuman kecil. "Wah… ternyata Tuan dingin bisa juga bersikap gentleman. Oke deh, aku nggak akan nolak. Makasih ya!"

Ia langsung melompat ke kasur dan menenggelamkan dirinya ke dalam bantal empuk tanpa berpikir macam-macam. Dalam hitungan menit, Keira sudah terlelap dengan napas yang teratur.

Sementara itu, Arga berbaring di sofa sempit dengan badan tinggi besarnya yang terlipat tidak nyaman. Ia pun menghela napas, memejamkan mata dan mencoba tidur.

Keesokan paginya.

Keira membuka mata dengan wajah yang segar, rambutnya sedikit berantakan namun senyumnya sangat cerah. Ia meregangkan tubuhnya sambil berguling manja di kasur.

"Waaah… ini baru namanya tidur nyenyak! Kayak putri raja di dongeng-dongeng," ujar Keira tertawa puas.

Kemudian, ia berjalan ke arah sofa, lalu mendapati Arga yang bangun dengan wajah kusut, rambut berantakan, dan tubuh kaku.

"Ya ampun, kenapa mukamu kayak orang habis berantem semalaman?" ujar Keira seraya menahan tawanya.

Arga mengerang pelan, dan memutar lehernya yang terasa kaku. "Sofa ini… tidak dibuat untuk manusia sepertiku. Rasanya seluruh tulangku patah."

Keira spontan tertawa keras sampai memegangi perutnya.

"Hahaha! Ya ampun! Pantas mukamu kusut banget! Jadi kamu tidur di sofa sempit itu sepanjang malam? Aduh… pemandangan pagi yang langka banget!"

Arga menatap Keira datar, meski matanya sedikit sayu. "Kau terlalu menikmatinya."

Keira masih tergelak, lalu menepuk-nepuk sofa. "Makanya tadi aku bilang, jangan keras kepala. Lihat kan akibatnya? Ya sudah, mulai malam ini kita ganti shift aja. Kamu di kasur, aku di sofa. Adil, kan?"

Arga hanya menatapnya, lalu menghela napas berat. "Tidak perlu. Aku bisa bertahan."

Keira menggeleng, lalu menyeringai. "Halah, jangan sok kuat! Besok-besok aku yang harus gendong kamu ke dokter tulang, repot kan?"

Keira mengulurkan tangannya untuk membantu Arga bangkit, dengan wajah yang nampak segar penuh energi. "Ayo, Tuan yang tulangnya remuk. Sarapan! menunya banyak sekali, aku nggak sabar!"

Arga menutup wajah dengan tangannya sebentar, lalu bangkit dengan perlahan. "Kenapa aku merasa diriku seperti orang tua, dan kau seperti anak kecil yang baru liburan?"

"Karena memang begitu kenyataannya, Arga! Hahaha!"

BERSAMBUNG...

1
Nurul Awula
lanjut Thor seru banget ceritanya
Aurora: siap... di proses
total 1 replies
Nurul Awula
aku selalu menanti dan menunggu
Aurora: Makasih.. 🌹🥰
total 1 replies
Mia Camelia
makin seruu ini , jadi penaran😂🤣🥰🥰
Aurora: lanjut baca lagi kak.... udah update beberapa episode tuh 🥰
total 2 replies
Mia Camelia
🥰👍😄
Aurora
Maksudnya baru lulus sekolah ya, typo😄🙏
Mia Camelia
lanjut thor, makin seruuu🥰🥰🥰
Aurora: siap.. 🌹🥰
total 1 replies
Mia Camelia
lanjut thor ,makin seru nih😍😍😍
Aurora: siap kak... jangan lupa kasih bintang juga ya... 😍😍🙏
total 1 replies
Wiwik Susilowati
hadir kk
Aurora: Terima kasih kakak... Semoga suka dengan karya barunya.. 😍🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!