Hanya cerita dari sesorang yang memiliki khodam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah raman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 - Penindasan
Part 1 dari 2 - Penindasan dari Lun Shi
Hutan Tymber benar-benar dirusak oleh Lun Shi dengan Qi burung api, ternyata orang itu tidak mengurungkan niatnya untuk beberapa hari ke depan.
Sai memukul mundur pada pasukan pion dari penjajah itu. Begitu pula dengan Matt yang kini berbelakangan dengannya.
"Beraninya kalian menyerang desa kami yang baru bertumbuh!"
Lun Shi tertawa puas... "Jadi apakah kalian pahlawan desa ini? Desa mitra yang tidak mengandalkan pemimpin?"
Sai menggertakkan gigi karena rasa marah, keinginannya untuk memusnahkan orang ini telah muncul di hatinya, tapi jika dia tidak berhati-hati kemungkinan jiwanya juga terancam. "Lun Shi, kami tidak akan membiarkanmu lari."
Matt menatap pengguna Qi yang melayang di udara itu. "Kau adalah buronan kelas kakap. Semua pengguna Qi berlevel tinggi ingin memburu kamu."
Lun Shi tertawa puas setelah diancam oleh dua ksatria Pretty Tymber... "Da Dou Shi seperti kalian tidaklah mungkin untuk mengalahkan aku."
•••
Ledakan dari Qi yang saling bertabrakan membuat sebagian hutan Pretty Tymber gundul.
Kekuatan Dewa Kera hadir di dalam tubuh Sai, sedangkan Matt menggunakan jurus Arwah Samurai yang membuatnya semakin lincah. Namun gerakan Lun Shi sebenarnya sangatlah cepat seperti sebuah sinyal jaringan 10 G... "Orang seperti apakah dia ini." Sai terpental ke samping gunung, beruntung Qi telah menetralisir kerusakan di tubuhnya.
Arwah Samurai menjadi armor untuk Matt. Itu bagaikan animasi naruto, jurus Sasuke menggunakan Susano. Tetapi ini lebih ramping dan melekat bagai ekor sembilan. Tapi kecepatannya hanya bisa secepat sinyal jaringan 5 G. Pedang besarnya seperti di berkati oleh dewa angin, itu membuat Matt ringan menebas pertahanan lawan. Lun Shi tidak tinggal diam saja, dia memanggil para hewan servan kecuali naga untuk melindungi diri.
Matt skakmat karena lehernya digenggam oleh Lun Shi dengan sangat kuat... Mungkin dia akan mati sekarang jika orang ini tidak menginginkan informasi darinya. "Dimana siluman naga es berada?"
"Aku tidak tahu apa-apa tentang dia!" Lun Shi menggenggam lebih erat untuk sebuah informasi.
"Rasakan ini bedebah pukulan dewa kera!"
Sai berubah ke level akut, pukulan Qi berhasil terbang untuk menyelamatkan rekannya. Tetapi keahlian ini menguras Qi lebih dari lima puluh persen.
Matt terlempar jauh dalam keadaan sakit di sekujur tubuhnya.
Ini bukan lagi pertarungan antar manusia yang hanya mengandalkan keahlian bela diri saja... Jiwa dari orang-orang kuat juga ikut merasuki para pengguna Qi tersebut.
Lun Shi menggunakan pedang untuk menebas Sai.
Seketika panah berbentuk es mengenai senjata Lun Shi, sehingga itu mengacaukan arah tebasan nya.
"Kau tidak akan bisa membunuh siapa pun." Valyshka menggunakan seluruh kemampuan jiwa dari leluhurnya. Sayap Qi nampak mereka, dan itu adalah anugerah dari perjalanan bersama tuannya hingga saat ini.
Lun Shi tertawa... "Aku tidak repot-repot untuk mencari kamu."
Garasena membawa pil pengobatan untuk kedua seniornya yang terluka parah. Tetapi saat ini dia ingin berbuat sesuatu. Karena Servan-nya saat ini bertarung dengan Lun Shi di atas udara.
Valyshka menangkis beberapa serangan dengan pedang tuannya yang tidak terpakai. Yaitu pedang milik Dewi Yurisa.
Lun Shi menggunakan banyak lingkaran sihir, dan rantai-rantai penyegelan keluar dari semua itu. Seketika terjebak lah Valyshka di dalam rantai-rantai hingga menjadi gumpalan.
"Akhirnya, aku bisa memulai penyegelan terhadap dirimu."
Setelahnya mantra-mantra khusus telah dia gunakan.
'Aku tidak ingin terjebak seperti ini." Valyshka membuat sebuah gerakan yang menghancurkan berbagai rantai. Itu sangat unik ketika pedang Dewi Yurisa memberinya Qi yang kuat... Rantai-rantai Lun Shi kini telah hancur bagai kepingan debu. Tetapi dia tidak tinggal diam. Dia melakukan gerakan lagi untuk mengunci gadis siluman naga es.
Valyshka membuat lingkaran sihir di belakang tubuhnya. Itu sangat besar hampir melebihi lingkaran yang di miliki Lun Shi. Itu sanggup membuat badai yang luar biasa.
"Inikah kekuatan Valyshka sesungguhnya?" Garasena melihat itu dengan rasa takjub pada Servannya.
Semua pedang dalam lingkaran sihir mengarah pada Lun Shi.
Ratusan pedang melesat bagai sebuah peluru dari senjata Refil di dunia kita. Namun skalanya lebih dari ratusan bahkan ribuan.
Lun Shi jatuh ke tanah dengan banyak asap yang terkumpul di sekelilingnya.
'Valyska mengalami krisis Qi.' Garasena berlari dengan segenap kekuatannya untuk memangku Servannya.
Garasena mengingat kenangannya saat gadis di pangkuannya keluar dari segel. Banyak kejadian lucu dan ketidakserasian yang terjadi, namun saat ini mereka saling melengkapi bagai adik dan kakak.
"Jangan memaksakan dirimu lagi untuk ini. Aku tidak ingin kehilanganmu." Valyshka tersenyum mendengar kalimat itu dari tuannya sendiri.
Setelahnya Valyshka dapat berdiri dengan normal, lalu menatap tuannya yang sedang dalam mode siaga.
"Sekarang giliranku untuk menunjukkan semuanya." Garasena melihat musuhnya telah bangkit.
Lun Shi menyerang dengan segenap Qi yang tersisa. "Inilah api surgawi dari semua Servanku!" Teriak Lun Shi menyerang dengan kecepatan lari yang tidak biasa.
Garasena mendorong Servan-nya hingga jauh agar terhindar dari serangan. Namun dorongan itu tidak membuat cedera Valyshka, dan hanya melayang di udara saja.
Valyshka melihat sebuah ledakan luar biasa dari tuannya yang terkena serangan itu.
Saat itu juga muncul lima orang Dewi, mereka menggunakan senjata yang berbeda sesuai Class seperti di game RPG. "Segel Para Dewi Cozy!" Teriak Garasena sambil merentangkan tangan ke depan. "Inilah kekuatan Summoner yang sesungguhnya!"
•••
Lun Shi terikat di sebuah rantai yang ada di tiang salip. Semua orang yang melihat kejadian ini takjub. Seseorang tersenyum lirih di balik gunung. Dia memiliki servan unik di dalam tubuhnya.
"Orang itu Cukup hebat bisa membawa Lun Shi ke neraka."
"Ah, Lun Shi hanya bisa mengandalkan trik murahan dari servannya."
"Apa kamu mengejekku tuan?"
"Mungkin jika kamu lemah... Lain kali kita harus membunuh anak itu."
"Pemilik Segel Dewi Cozy?" Lun Shi akhirnya masuk ke dalam dimensi penjara Dewi Cozy.
•••
"Tuan Han Feng?"
"Anak itu." Ucap Han Feng tersenyum lirih.
"Anda tidak seperti biasanya menatap orang lain dengan serius, bahkan anda dapat dengan mudah mengalahkannya nanti."
"Jangan bodoh, jika kita bertindak sekarang, yang ada hanya mengacaukan rencana kita untuk mendapatkan anugerah Dewi Cozy."
Ternyata Han Feng mengincar buku sihirnya Garasena yang telah tertanam di alam bawah sadar anak itu. "Mungkin anak itu selalu mengupgrade benda kesayangannya."
Siluman naga yang berada dalam tubuh Han Feng mengiyakan itu.
"Itu tugasku tuan untuk mengambilnya, tapi setelah dia mengalami banyak pertarungan."
"Aku setuju tentang usulanmu itu."
Part 2 dari 2 - Rasa Santai Setelah Pertarungan
"Siluman naga terbagi menjadi beberapa element meski mereka berawal dari tubuh yang satu.... Yaitu tubuh seorang naga berpangkat Dou Di. Tetapi ketika peperangan di kuil atas langit terjadi, akhirnya naga-naga tersebut memilih manusia yang kuat sebagai inangnya," jelas Valyshka pada Garasena yang kini menjadi inang dari siluman naga es.
Pembicaraan mereka saat ini berada di pinggir sungai yang tidak jauh dari desa Tymber.
"Ini donat yang kalian pesan." Cindy datang membawakan makanan itu.
Mereka menatap bulan di atas air. Suasana pemandangan yang langka karena malam ini adalah malam terang tanpa adanya awan. Bayangan bulan mengisyaratkan bahwa moment saat ini adalah tersantai bagi mereka.
"Aku tidak bisa membayangkan hidup ini indah... Apakah hanya sebuah dongeng nenek moyang ya?" Ucap Garasena.
Mereka saat ini duduk tenang di atas batu yang menghadap ke sungai.
"Mungkin, aku tidak tahu pasti tentang dunia ini. Tetapi apa yang kita tidak bisa nikmati maka biarkan saja. Tidak ada gunanya jika kita harus berangan-angan," ucap Valyshka sambil memakan donat coklat.
"Aku setuju tentang itu tapi kamu sudah menikmati donat satu kotak." Cindy terheran karena melihat itu.
"Makanan adalah sumber energi dan Qi, makanya kita harus makan banyak tetap mengisinya." Valyshka mengunyah donat-donat itu.
Setelah beberapa waktu yang lalu, Garasena menganggap gadis berambut biru itu sebagai adik, maka peri di sebelahnya cemburu.
"Jika kamu menganggap Valyshka sebagai saudara, terus aku apa ya?"
Garasena berpikir dengan apa yang dia rasakan saat ini. "Bagiku kau adalah sahabat terbaikku."
"Itu cukup membuatku terkejut... Aku mengira kau menganggap aku sebagai guru!"
Valyshka tertawa... "Kamu sudah kalah berkali-kali melawanku, masihkah kamu beranggapan yang paling ahli?"
Garasena mendengar itu dan mungkin akan ada perkelahian kecil.
"Kita semua saling melengkapi untuk suatu tujuan, jadi jangan ada yang merasa ahli diantara kita."