NovelToon NovelToon
Tetangga Badboy

Tetangga Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Berbaikan / Playboy / Selingkuh
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Messan Reinafa

Nania, seorang wanita pekerja kantoran yang tengah merantau di Kota B, tinggal sendirian di sebuah apartemen. Meski berasal dari keluarga berada di sebuah desa di S, ia memilih hidup mandiri. Namun, kemandirian itu tak menutupi sisi lugu dan cerobohnya.
Suatu pagi, saat bersiap menuju kantor, mood Nania langsung terganggu oleh suara musik metal yang keras dari apartemen sebelah. Kesal, ia memutuskan mengetuk pintu untuk menegur tetangganya. Tapi alih-alih menemukan seseorang yang sopan, yang muncul di depannya,muncul seorang lelaki dengan telanjang dada dan hanya mengenakan boxer membuka pintu dan memandangnya dengan acuh tak acuh.
Akankah pertemuan pertama yang tak terduga ini justru menjadi awal dari sesuatu yang manis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Messan Reinafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhir dinasti?

"Atas nama Kai Hanson"

"Baik, bapak Hanson silahkan, dikamar biasa ya pak" ucap seorang front office

"Nggak mbak, saya dicarikan kamar biasa saja. Kalau lagi available yang dilantai bawah saja"

"Apa tidak apa-apa pak? kebetulan ada yang smoking room di lantai 113"

"Ya sudah saya pilih itu aja mbak, dan nama nya diganti saja ya" Kai memberi isyarat kepada front office itu agar merahasiakan kedatangannya

"Siap pak Kai"

front office tersebut mengecek kembali info tamu dan merubah nama Kai Hanson menjadi "Hartono".

Kai memasuki kamarnya dengan memastikan area sekitar dan tidak ada yang membuntuti nya.

Untuk saat ini ia harus benar-benar waspada. Mengatur rencana agar selamat dari rencana busuk Harvan Wijaya.

Ia membuka ponsel lama dan menonaktifkan nya agar

tidak ada yang bisa melacak keberadaannya.

Untuk sementara urusan perusahaan ia serahkan kepada Fanya sepulang dari mengantar papanya ke negara S.

......................

"Hmm... udah malam nih, aku antar kamu pulang ya" ujar Anggara menunggu persetujuan Nania.

"Ok"

Anggara mengantar Nania sampai ke dalam mobil melajukan kendaraannya menuju apartemen Nania.

"Makasi banyak dan maaf ya ngga"

"Maaf buat apa Na? aku bakalan nunggu kamu kok" ujar Anggara seraya mengedipkan matanya ke arah Nania.

Nania merapatkan bibirnya. Tidak menyangka sikap Anggara tidak pantang menyerah mendapatkannya.

Tapi maaf ngga, aku masih mencintai Kai. bisiknya dalam hati.

"Kamu jangan ubah sikap kamu ke aku ya Na, bagaimanapun aku akan tetap jagain kamu" ucapan Anggara terasa menghangatkan hatinya.

Andai saja aku duluan bertemu kamu Ngga, mungkin kehidupan asmaraku lebih tenang. Tapi cintaku untuk Kai belum bisa ku hilangkan. Meski aku tau perjalananku akan sulit. gumam Nania dalam hati.

Malam itu mobil Anggara meninggalkan apartemen Nania yang sudah mulai sepi.

Nania masuk menuju kamarnya. Sekali lagi matanya tertuju pada pintu kamar sebelum kamarnya. Sudah hampir sebulan kamar itu kosong. Biasanya pasti ada alunan musik yang terdengar. Nania meletakkan tas nya di gantungan pintu.

Terasa penyesalan dan pikiran yang berkecamuk karena dua orang pria yang hadir dalam hidupnya.

Kai Hanson, pria yang ia cintai dengan sejuta konflik di hubungan mereka.

Anggara Demian, junior nya di kantor, pribadi yang menyenangkan selalu perhatian menyatakan cinta padanya dan selalu berusaha untuk melindunginya.

"Aakkhh!" Nania menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Ia mengambil ponsel dan mengetik nama Kai di pencarian kontak.

Ia beranikan diri menekan tombol hijau memanggil. Berharap Kai memaafkan sikapnya.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan tinggalkan pesan setelah nada berikut..."

buru-buru ia mematikan kembali telfonnya.

mencoba nomor baru yang pernah dipakai Kai untuk menghubunginya.

ia cari di pesan sebuah nomor tanpa nama yang mengiriminya pesan saat kejadian malam itu.

Ia berani kan untuk memanggil nomor itu

Tuuut... tuuut... nomor nya aktif, namun tidak ada jawaban.

Nania menghela nafas pasrah. Barangkali Kai sudah melupakannya.

Tidak berselang lama. ponsel nya berbunyi dari nomor yang sama..

Jantung nya berdegup keras. Perasaan gembira bercampur khawatir atas jawaban Kai yang menanyakan kenapa menghubunginya kembali.

"Halo..."

Beberapa detik tidak ada jawaban dari seberang telepon

Cukup lama hening.

"Na..."

Terdengar suara lembut pria yang ia rindukan. Suara yang ingin sekali ia dengar seharian ini.

Matanya berkaca-kaca tidak bisa menahan air matanya.

"Na, maafkan aku" pria itu kembali mengulangi perkataannya.

Suara Nania serak, isak tangis haru yang keluar dari matanya.

Suaranya terlalu berat menjawab permintaan maaf pria yang ia cintai

"Kai..." hanya itu yang mampu ia ucapkan

"Kamu dimana?" ia menguatkan diri bertanya meski terbata-bata, dan air mata yang menggenang, berharap pria yang ia cintai dalam keadaan baik-baik saja.

"Untuk saat ini, aku di suatu tempat baik-baik aja. Kamu jaga diri baik-baik ya Na, Maaf untuk kedepannya aku tidak akan mengganggumu".

Suara telpon terputus

Nania mengulangi panggilannya dengan kesal.

"Kai please angkat"

ia mencoba terus menelepon namun tidak ada jawaban hingga akhirnya telpon dinonaktifkan.

ia membuang ponselnya ke atas kasur, menangis kesal.

Pria yang ia cintai tidak tahu keberadaannya dimana. Dan tidak memberikan penjelasan apapun apa yang akan dilakukannya. Malam itu ia menangis sejadi-jadinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Beberapa hari kemudian...

Headline hari ini

"Hanny Wijaya melahirkan seorang bayi perempuan, yang sampai saat ini tidak diketahui ayah biologisnya, Publik berspekulasi Harvan Wijaya sengaja membeli perusahaan label musik untuk memeras seorang Kai Hanson agar mengakui sebagai ayah si bayi. Padahal untuk menutupi identitas ayah si bayi yang merupakan seorang konglomerat ternama yang sudah berkeluarga, benarkan Hanny Wijaya seorang wanita simpanan?, ataukah berita ini merupakan dalih menutupi kasus suap bisnis Harvan Wijaya ke pemerintah pusat?"

Berita sampah macam apa ini! teriak Harvan membanting remote TV di sofa ruang tamunya.

"Ini semua gara-gara kamu!?, Anak tidak berguna" Harvan menunjuk Hanny yang berdiri bersama Babysitter yang sedang menggendong anaknya yang menangis.

Hanny memandang Harvan dengan penuh kebencian.

berlari menuju kamarnya dan meninggalkan babysitter dan anaknya.

Ia memukul-mukul kepalanya dikamar, meraung-raung mengutuk semua orang yang dibencinya.

"Sialan Kau Kai!!!, Gerard!! laki-laki busuk!! Akkkhhh!!!!" ia melempar benda-benda di kamarnya, vas bunga pecah berceceran dilantai. sofa terbalik dan bantal ia sobek hingga dacron berhamburan keluar.

"Geraaaard!!!! ia menangis terisak-isak ingin berjumpa dengan pria yang merupakan ayah dari anaknya.

"Ini anak kamu Gerard!!kamu janji akan nikahin akuuu!!" ia histeris menangis sejadi-jadinya.

Harvan yang mendengar rintihan putri satu-satunya menjadi kalut.

"Halo?" ia kembali menelpon seseorang

"iya tuan" terdengar suara pria ketakutan diseberang.

"Mana hasilnya?, ini sudah beberapa hari?!"

"Maaf tuan, kami sudah mencari jejak pria itu tapi tidak ditemukan dimanapun, sudah beberapa hari ini tidak ada orang dirumahnya"

"Dasar tolol! cari disemua tempat, dimana pergerakannya bahkan di tempat tinggalnya yang lama?!jika dalam beberapa hari ini belum ada berita ia terbunuh, maka kamu orang pertama yang akan saya bunuh!

suara pria diseberang terdengar gemetar

Ia takut terhadap ancaman Harvan Wijaya.

"Ba...baik tuan!"

"Dasar Sial!!!!"

...****************...

"Saudari Nania, bagaimana dengan perkembangan produk Gaia?" Ibu Amira membuka pembicaraan di ruang rapat.

"Sejauh ini trafik nya sebulan kebelakang bagus buk, cuma dalam beberapa hari ini mengalami penurunan, semenjak publik tahu sentimen negatif mengenai produk gaia merupakan produk keluarga Wijaya" Nania menjelaskan.

"Maksudnya?" Amira tampak terheran karena ketinggalan berita mengenai klien nya itu. Maklum saja ia hanya seorang investor paruh baya dan tidak terlalu update dengan gosip selebriti.

"Maaf ibuk, ibu bisa cek ini" Artha menyerahkan ponsel review komentar dari beberapa pengguna aplikasi yang menghujat produk yang dibelinya dengan hal yang tidak berhubungan dengan kualitas bahan.

Ia memperhatikan komentar itu dengan teliti, dan benar saja traffic aplikasi menurun dan penuh dengan hujatan.

"Pantas, Hanny Wijaya tidak hadir di rapat kali ini"

ia manggut-manggut seraya berpikir

"kamu pastikan kembali mengenai pengkajian ulang kontrak dengan keluarga Wijaya dan mencari supplier baru secepatnya. setelah clear, umumkan ke publik kita tidak bekerja sama dengan mereka lagi" ujarnya kepada Artha.

"Baik buk"

Nania menghela nafas lega, akhirnya kesempatannya untuk tidak bekerja sama dengan Hanny semakin dekat.

"Na, kamu research bersama Anggara daftar supplier barunya ya, dan tulis surat penawaran kerja sama"

"Siap buk Artha!" Nania terlihat bersemangat.

Anggara memperhatikan dari jauh sedari tadi raut wajah riang Nania.

perlahan ia mendekati Nania, "Asyiiik... survei perusahaan baru" ujar nya menggoda Nania.

"Ayo bantuin!" seru Nania pura-pura kesal

Artha pun tersenyum memperhatikan mereka dari jauh.

Artha mengambil ponselnya menghubungi Hanny Wijaya, namun tidak ada jawaban.

Lalu ia memutuskan menelpon Harvan Wijaya.

Ia mengambil kartu nama dari laci meja kerjanya. Kartu nama CEO Wijaya Corp, Harvan Wijaya.

ia tekan nomor kontak satu persatu dan menggeser tombol hijau.

"Selamat siang, benar dengan bapak Harvan Wijaya?"

"Ya, benar, siapa ini?"

"Saya Artha Manager dari perusahaan In-tech, berdasarkan perjanjian kontrak kita sebelumnya, jika terjadi kendala atau masalah dari pihak supplier gaia yang mengakibatkan pencorengan nama baik perusahaan, maka kerja sama akan dianggap batal. Dan pihak kedua wajib mengganti rugi kepada pihak pertama. Berhubung sentimen negatif yang terjadi beberapa hari belakangan ini, saya mewakili perusahaan in-tech memberitahukan pembatalan kontrak kerja sama dengan perusahaan Wijaya. Saya akan segera mengirimkan suratnya by Faks ya pak".

Harvan menutup telpon dengan kasar. Begitu banyak kontrak perusahaan tiba-tiba dibatalkan.

Ia menutup mata dan menarik nafas dalam-dalam.

mencoba menenangkan kepalanya ditengah situasi yang kacau dan jeritan ratapan putrinya.

"Gerard Kusuma!, kau juga harus hancur! gumamnya.

1
Koesbandiana
3 bagus tu gambarnya
Messan Reinafa: trmakasih, note 🙏🙏
total 1 replies
Shinn Asuka
Wah, keren betul!
Messan Reinafa
makasi
Libny Aylin Rodríguez
Pengen baca lagi dan lagi!
Messan Reinafa: ikutin terus ya 🙏🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!