Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 [ Akankah ini awal dendam Elgar pada Adara?Ataukah malah sebaliknya?" ]
Dikediaman yang mewah langkah gadis itu akhirnya tiba. Kepulangannya siapa kira sudah ada tiga seseorang yang sudah setia menyambutnya, tak hanya itu mereka pula sudah menunggunya sedari tadi.
"Sayang ...kamu baik-baik saja?"
Puspita begitu sangat mengkhawatirkannya, wajah paniknya masih nampak, memegangi kedua pipi mungil itu, tapi mereka dibuat terkejut setelah tubuh Adara tak mampu menahan bebannya yang akhirnya ia pun jatuh pingsan.
******
"Gimana Dok?"
"Kalian janganlah panik Putri kalian keadaannya sudah cukup membaik, disaat kondisinya yang sedang mengandung alangkah baiknya dinasehati untuk jangan memikirkan sesuatu yang sangat berat, ya sudah hanya itu saya permisi."
"Silahkan Dok, Ma ...Papa antarkan Pak Dokter dulu,"
"Baik Pah."
"Sayang ...apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang kamu pikirkan sampai-sampai kondisimu jadi drop seperti ini?"
"Aku ingat terakhir kali bukankah dia pergi bersama Elgar? Aku juga masih ingat jelas Elgar membawanya ke suatu acara akankah ini ada hubungannya? Elgar juga tidak memberitahu kita kemana satu hari yang lalu Adara pergi dan dimana ia tingal?"seru Puspita pada Nenek.
"Anak itu semakin dibiarkan ia tambah semakin ngelunjak! Dia sudah tidak sama seperti putraku? Apa yang membuatnya jadi keras kepala sampai berani sama seorang gadis! Ini tidak bisa dibiarkan Mah!"
Papanya menyahut setelah tak sengaja mendengar obrolan kedua wanita yang sangat disayanginya.
"Mama setuju dengan pendapat Papa, bukannya kita jahat! Tapi jika anak itu semakin dibiarkan, Mama sendiri tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada kehidupan Putra kita nantinya,"ujar sang Istri.
"Lalu apa rencana kalian?" Nenek menyahut pembicaraan mereka.
"Adara punya ide!" sahut Adara yang ikut menimpali.
"Sayang ...kamu punya ide?" Puspita mendekat dan sedikit terkejut Adara sudah siuman.
"Aku bakal buktikan kalau Sandra bukanlah Wanita sebaik seperti yang Elgar pikirkan. Aku juga percaya wanita itu memiliki niat jahat! Dugaanku dia memiliki rencana untuk menguasai kekayaan Elgar!"
"Kamu serius sayang?"
"Keluargaku hancur lebur karena ulahnya. Sejujurnya Adara kenal dengan wanita itu, Adara sudah sangat menyesal telah memasukan dia dari bagian keluargaku dan hal itulah yang tidak akan aku biarkan kebodohan itu akan terjadi pada Putra kalian. Aku janji, cepat atau lambat Elgar bakal tau niat busuk wanita itu dan bakal sadar seberapa bodohnya ia telah tertipu dengan wanita berwajah kucing, tapi bertubuh serigala ...Adara janji Adara bakal selamatkan keluarga ini ...Adara janji!"
"Terima kasih sayang ...Tante dan Om akan sangat-sangat bahagia jika kamu benar mau membantu kita dan menyadarkan putra semata wayang kita, terima kasih."
Puspita kembali memeluknya dan ia sangat beruntung dipertemukan dengan gadis sangat baik hati seperti Adara. Tak hanya Puspita, Bram juga ikut memeluknya sebagai tanda rasa terima kasihnya.
Tak berapa lama langkah kaki Lelaki muda memasuki kediaman besar ini. Baru mengucapkan salam, namun kesadarannya teralihkan setelah ia menyadari anggota keluarga ini menghiraukan kedatangannya.
"Pah? Mah? Kalian kenapa?"
Namun balasan yang Elgar terima sebuah tamparan kasar, tubuh lelaki muda itu tersungkur untungnya ia masih sempat berpegangan pada sisi tangga.
"Papa? Apa yang Papa lakukan? Kenapa tiba-tiba memukul Elgar?"
Sang Mama lalu membantu sang anak bangkit, Elgar menyentuh ujung bibirnya yang terdapat bercak merah.
Pria itu emosinya memburu, namun ekpresi sang anak memandangnya remeh seolah-olah tidak berbuat masalah, menghampiri Papanya dan Bram menarik dasi yang dikenakan sang Putra dengan kasarnya.
"Katakan! Apa yang membuat Papa jadi semarah ini sama Elgar?"
"Adara ...dia sudah memberitahu yang sebenarnya pada Papa! Adara pula sudah memberitahu jika kamu memiliki hubungan dengan mantan kekasihmu yang terkenal bajingan! Apakah itu benar?"
Lirikan Elgar tertuju pada Adara, tatapan sinis menunjukkan ketidak suka'an. Bahkan kebencian Lelaki itu pada gadis itu mulai kembali terlihat.
BERSAMBUNG.
lanjut thor