Kekurangan kasih sayang dari papanya, membuat Jessica Maverick selalu mencari perhatian dengan melakukan tindakan di luar batas, hingga dia juluki sebagai manizer atau pemain pria.
Sampai-sampai pengawal yang ditugaskan untuk menjaga Jessica kerap kali mengundurkan diri. Mereka tidak sanggup memantau pergerakkan Jessica yang liar dan binal itu.
Tindakan yang dilakukan Jessica bukan tanpa sebab, dia hanya ingin mendapatkan perhatian dari sang papa. Namun, bukannya mendapatkan perhatian, malah berujung mendapatkan pengawalan lebih ketat dari sebelumnya.
Felix namanya, siapa sangka kehadiran pria berkacamata itu membuat hidup Jessica jadi tidak bebas. Jessica pun berencana membuat Felix tidak betah.
Apakah Felix sanggup menjalankan tugasnya sebagai bodyguard Jessica? Lalu apa yang akan terjadi bila tumbuh benih-benih cinta tanpa mereka sadari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panas Sekali!
Berbeda dengan Jessica malah membuang napas kasar mendengar ucapan Prita. Dia malas menanggapi, memilih sibuk merapikan tas yang sudah terisi buku-bukunya itu.
"Jessica, dengar Ibu kan? Kalau mau membantu Ibu, Ibu bisa memberimu nilai A di mata pelajaran Ibu, asal kau membantu Ibu menjodohkan Ibu dengan pengawalmu itu," Lagi Prita berkata sambil sesekali menyelipkan anak rambut ke telinga kanannya. Dia merupakan salah satu dosen termuda di Universitas George Washington. Wanita ini bertubuh curvy dan memiliki badan yang sedikit berisi, diketahui masih single.
Prita berharap Jessica dapat menyampaikan perasaannya pada pria yang belum dia ketahui namanya itu. Apa pun akan Prita lakukan untuk mendapatkan hati pengawal Jessica. Sebab dia jatuh cinta pada pandangan pertama tadi.
"Ckck, saya tidak habis pikir ya, ternyata Ibu Prita selicik itu." Akan tetapi, respons Jessica di luar dugaan Prita.
Membuat senyum Prita mendadak menghilang. Matanya pun seketika berkedip-kedip pelan.
"Sampaikan saja sendiri Bu, saya tidak berniat menjadi mak comblang Ibu, permisi saya mau keluar!" Dengan raut wajah masam Jessica pun berjalan cepat, melewati Prita yang tampak kebingungan.
"Aduh, apa caraku salah ya? Jessica pasti salah paham, bagaimana ini," kata Prita sambil membenarkan kacamata bulatnya dan melirik ke arah Jessica di luar sana.
Prita memutuskan mengikuti Jessica, hendak meminta maaf pada Jessica.
Sementara itu, di luar ruangan khususnya koridor tengah. Dengan wajah masam, Jessica perlahan menghentikan langkah tepat di depan Felix saat ini.
Melihat kedatangan Jessica yang ekspresinya sangat tak sedap dipandang, Felix hanya dapat mengerutkan dahi samar-samar.
"Perkuliahan pertama sudah selesai ya Nona, apa Nona mau pergi ke kantin atau langsung menuju kelas selanjutnya?" kata Felix terlebih dahulu membuka suara.
"Diam kau! Gara-gara kau moodku jadi berantakan!" sembur Jessica dengan mata melotot keluar.
Semula Felix tampak keheranan. Namun, pikiran Felix langsung terlempar pada kejadian ketika sapaannya yang tidak balas.
"Saya minta maaf jika tadi membuat Nona malu atau apa, saya hanya ingin menyemangati No—"
"Ish, bukan itu tahu! Pokoknya kau membuat moodku hancur hari ini!" kata Jessica sedikit menggebu-gebu. Perkataan Prita terngiang-ngiang di kepalanya sejak tadi. Jessica pun merasa heran mengapa dadanya terasa amat panas kala Prita mengatakan suka pada Felix.
Mendengar ucapan Jessica, Felix semakin dibuat terheran-heran. Ingin bertanya perbuatan apa yang dia lakukan sampai membuat suasana hati Jessica jadi buruk. Namun, Felix yakin sekali kekesalan Jessica akan bertambah dua kali lipat, apabila dia bertanya.
Felix tidak mau hari ini Jessica membuat ulah lagi. Maka dari itu, dia harus bersabar dan bersikap lemah lembut pada Jessica.
"Kalau begitu apa yang harus saya lakukan agar mood Nona tidak lagi buruk?" tanya Felix.
Ketika pertanyaan itu terlontarkan, anehnya raut wajah Jessica berubah drastis. Dia seketika menyungging senyum penuh arti.
"Baiklah, berarti kau mau melakukan apa pun yang aku katakan kan?" balas Jessica sambil melipat tangan di dada.
Melihat ekspresi Jessica yang mendadak berubah, Felix merasa ada sesuatu yang janggal. Kendati demikian, dia harus tetap bersikap profesional.
"Iya asal Nona sen—"
"Jessica!" Perkataan Felix seketika terhenti, dengan kedatangan Prita. Dengan napas terengah-engah dia melirik Felix dengan tatapan genit.
"Hmm, ada apa Bu?" Sontak, kehadiran Prita membuat dada Jessica kembali membara.
"Ibu minta maaf soal yang tadi ya, benar juga katamu lebih baik Ibu sampaikan sendiri saja," kata Prita masih melirik sesekali ke arah Felix dengan mata genitnya itu.
Felix yang tidak tahu menahu, melempar senyum kaku pada Prita. Dia tersenyum pada Prita sebagai bentuk tanda rasa hormat pada dosen Jessica. Namun, sikap Felix malah disalah artikan Jessica.
'Ish, kenapa Felix malah senyam-senyum sama Bu Prita sih! Dengan aku kemarin dia malah dingin!' batin Jessica sejenak sambil memandang dingin Felix dan Prita saling lempar pandang sekarang.
Semakin panas dadanya dan Jessica makin dibuat kebingungan dengan reaksi organ dalamnya tersebut.
Prita tiba-tiba mengangkat tangan ke udara hendak menjabat tangan Felix.
"Hai, pengawalnya Jessica kan, perkenalkan nama saya Prita, dosen muda di sini."
Felix tak segera menjabat tangan Prita, karena sekarang hawa di sekitar mendadak terasa panas tanpa sebab. Ekor mata Felix seketika menangkap adanya pergerakkan Jessica yang melangkah cepat menuju pintu lain.
Secepat kilat Felix mengalihkan pandangan sambil berseru,"Nona!" Lalu memandang ke arah Prita lagi.
"Maaf Bu Prita, saya permisi dulu." Felix bergerak cepat, mengejar Jessica yang mulai menghilang di antara kerumuman mahasiswa.
"Eh, namamu siapa?" Prita tampak gelagapan. Dengan sorot mata penuh rasa sesa, dia hanya dapat memandang kepergian Felix.
Di luar, berjarak empat meter dari Jessica. Felix tampak terkejut saat melihat seorang pria kekar mencengkram tangan Jessica saat ini.
Dari penglihatan Felix, kehadiran sosok itu tidak diharapkan Jessica. Jessica tampak berusaha melepaskan cengkraman.
Felix pun bergegas menghampiri.
"Kubilang lepaskan tanganku Troy! Kita tidak ada hubungan apa-apa lagi!" seru Jessica, menatap dingin kepada mantannya itu.
Troy menyeringai tajam. "Tidak mau, sejak kapan kita putus huh, sekarang kau harus tidur denganku!" katanya.
Mendengar perkataan Troy, wajah Jessica semakin memerah.
"Lepaskan tangan Nona!" seru Felix, dengan rahang mengetat kuat ketika sudah berada di dekat Jessica.
siapa pulak itu yang datang