NovelToon NovelToon
Hingga Aku Tak Lagi Menunggu

Hingga Aku Tak Lagi Menunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nclyaa

Asha, seorang gadis muda yang tulus mengabdikan diri di sebuah rumah Qur'an, tak pernah menyangka bahwa langkah ikhlasnya akan terseret dalam pusaran fitnah. Ia menjadi sasaran gosip keji, disebut-sebut memiliki hubungan gelap dengan ketua yayasan tempatnya mengajar. Padahal, semua itu tidak benar. Hatinya telah digenggam oleh seorang pemuda yang berjanji akan menikahinya. Namun waktu berlalu, dan janji itu tak kunjung ditepati.

Di tengah kesendirian dan tatapan sinis masyarakat, Asha tetap menggenggam sabar, meski fitnah demi fitnah kian menyesakkan. Mampukah ia membuktikan kebenaran di balik diamnya? Atau justru namanya akan terus diingat sebagai sumber aib yang tak pernah ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nclyaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di balik undangan bahagia

...Selamat datang di pernikahan kami D&R, F&N...

Langkah Asha perlahan memasuki halaman rumah Qur’an yang dulu pernah menjadi tempat ia mengajar. Aroma khas yang selalu membuatnya tenang masih sama, perpaduan wangi khas pesta pernikahan dan udara sejuk yang berhembus dari pepohonan sekitar. Namun, suasana kali ini terasa berbeda. Beberapa wajah baru tampak mondar-mandir di area serambi. Para pengajar yang ia tidak kenal, tampaknya adalah ustadz dan ustadzah baru yang bergabung setelah dirinya keluar dari rumah Qur’an.

"Assalamualaikum, Maa Syaa Allah ustadzah Asha ya?" tanya seseorang yang ia tebak adalah ustadzah baru disana.

"Waalaikumsalam, iyaa hehe." jawab Asha malu-malu.

"Ternyata beneran cantik banget ya anti," kata yang lainnya menatap Asha dengan kagum.

"Maa Syaa Allah, Alhamdulillah jazakillahukhoiron." jawab Asha ramah.

Dan begitulah sapaan-sapaan yang Asha terima saat ia berjalan masuk ke area Akhwat.

Mereka menyapanya dengan senyum ramah. Ada yang sekadar mengangguk, ada pula yang mengucapkan salam dengan suara hangat. Asha tentu membalas dengan sopan, meski dalam hatinya ada rasa canggung. Ia menyadari betul, banyak perubahan telah terjadi di sini selama ia pergi.

Langkahnya berlanjut menyusuri lorong menuju ruangan utama. Dari kejauhan, samar-samar ia mendengar riuh lembut suara para akhwat. Begitu melewati pintu kayu besar, matanya langsung menangkap pemandangan yang membuatnya tersenyum kecil. Di sudut ruangan, Rayna dan Naira tengah dirias. Wajah keduanya tampak berseri-seri, meski jelas terlihat raut gugup yang mereka sembunyikan dengan tawa kecil.

Namun sebelum kakinya benar-benar sampai di area akhwat, Asha berpapasan dengan beberapa ustadz di koridor. Salah satunya adalah ustadz Nael. Sosoknya masih sama, tenang, bersahaja, dengan tatapan yang teduh. Saat mata keduanya bertemu, ustadzNael tersenyum sopan sambil sedikit menundukkan kepala.

"Assalamu’alaikum, ustadzah Asha," sapanya pelan namun jelas.

Asha pun membalas dengan nada yang tak kalah sopan, menundukkan pandangan seperlunya agar tetap menjaga adab.

"Wa’alaikumussalam warahmatullah, Ustadz."

Sapaan singkat itu menciptakan jeda kecil yang penuh kehati-hatian. Tidak ada kata berlebihan, tidak ada percakapan panjang. Hanya cukup untuk menjaga silaturahmi, tanpa melewati batas. Setelah itu, Asha kembali melangkah masuk ke area akhwat, meninggalkan lorong dan keramaian para ustadz.

Begitu masuk, Rayna langsung melambaikan tangan kecil ke arahnya dari balik kaca rias.

"Sha! Sini cepet!" serunya dengan wajah ceria, mungkin karena tidak sabar ingin bercerita sesuatu.

Naira pun menoleh, wajahnya separuh dirias, namun senyumnya tetap penuh semangat.

"Akhirnya dateng juga! Dari tadi kita tungguin."

Asha tersenyum lebar, rasa canggung yang tadi sempat singgah kini perlahan mencair. Ia melangkah lebih dalam, menyapa teman-temannya dengan hangat, membawa kembali sepotong kebersamaan yang sempat hilang.

"Macet banget di jalan, bayangin aku berangkat motoran dari Sukabumi ke Bogor dari jam setengah 3 tadi biar gak macet, eh ternyata sama aja." ujar Asha menjelaskan alasan terlambatnya ia datang.

"Kamu motoran? Serius?" sahut seseorang dari arah belakang.

Asha menoleh dengan cepat, melihat siapa yang mengatakan hal tersebut. Saat ia lihat dia adalah orang yang sangat ia kenal, dan cukup dekat dengannya selain Rayna dan Naira, ia segera menyapa dan memeluk orang tersebut.

"Maa Syaa Allah ustadzah Hamnah, apa kabar?" tanyanya dengan semangat.

"Khoir Alhamdulillah, anti gimana? Udah lama gak kesini ih, sombongnya." kata Hamnah dengan nada menyindir dengan gurauan.

"Hehe sibuk kuliah ustadzah," balasnya.

"Kesini sama siapa?" tanyanya pada Asha.

"Sendiri aja," jawab Asha jujur.

"Kirain dianter suami," guraunya yang membuat Asha tersenyum malu.

"Calon suaminya Asha juga sibuk kuliah dzah," sahut Rayna dengan tawa khasnya.

Asha melotot seketika, ia merasa menyesal memberitahu Rayna tentang kejadian beberapa tahun lalu. Ustadzah Hamnah menoleh kepada Asha, meminta jawaban dari perkataan Rayna.

"Mungkin emang beneran sibuk dzah, buktinya belum ngelamar-lamar juga sampe sekarang." jawab Asha asal.

"Mungkin kali ya," balas Hamnah yang diiringi tawa garing dari Asha, namun tawa puas dari Rayna dan Naira.

Beberapa menit berlalu ia habiskan dengan mengobrol, kemudian ia pun berencana untuk berpindah ke ruangan lain yang hanya di batas dengan sebuah gorden dari ruangan Rayna dan Naira dirias.

Begitu melangkah masuk ke dalam ruangan lainnya, pandangan Asha seketika terhenti pada sosok yang tak ia kenali. Seorang wanita duduk di sudut, memakai masker yang menutupi hampir setengah wajahnya. Meski sebagian wajah tertutup, sorot matanya memancarkan ketenangan yang agak sulit dibaca. Yang paling mencolok adalah perut besarnya yang tampak jelas tanda bahwa ia tengah mengandung. Di sampingnya berdiri seorang anak kecil, mungkin sekitar usia 1 setengah tahun, dengan tatapan polos penuh rasa ingin tahu.

Asha sempat bingung. Ia tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya, dan rasa penasaran membuat langkahnya sedikit melambat. Tepat ketika ia hendak duduk, ustadzah Sarah yang kebetulan berada di dekatnya berbisik pelan, seakan ingin menjawab rasa ingin tahu Asha tanpa harus ditanya lebih dulu.

"Istrinya ustadz Alam," ucapnya lirih.

Asha menoleh cepat, hampir tidak percaya dengan apa yang baru didengarnya. Keningnya sedikit berkerut, karena informasi itu sama sekali di luar dugaannya.

Ustadzah Sarah menambahkan, suaranya masih pelan namun jelas.

"Dia perempuan yang dulu nuduh ustadz Alam punya perasaan sama dia, sampe fitnah itu sempet kesebar luas, bikin orang-orang salah paham. Tapi akhirnya, demi jaga kehormatan, sama ustadz Alam dinikahin deh." jelasnya dengan nada khas ibu-ibu yang suka bergosip.

"Fitnah?" tanya Asha bingung, pasalnya Rayna dan Naira tak pernah menceritakan tentang hal ini.

"Iya, kamu gak tau?" jawabannya sama sekali tak menjawab rasa penasaran Asha.

"Enggak," Asha menggeleng dengan cepat.

"Waktu kamu keluar dari sini, selama setaun kita gak nerima pengajar baru atas perintah beliau. Trus karena santri makin banyak, tapi pengajarnya kurang. Alhasil beliau open recruitment, nah salah satu yang keterima dari banyaknya pendaftar ya ustadzah Athiyyah (istri ustadz Alam) ini." kata Sarah menjelaskan.

"Trus kok tiba-tiba ada fitnah?" tanya Asha yang terhanyut dalam obrolan, ralat pergosipan ini.

"Kamu inget kan dulu ustadz Alam gimana ke kamu?" kata ustadzah Sarah yang di balas anggukan oleh Asha.

"Nah! Ustadzah Athiyyah ini salah satu yang kurang lebih mirip-mirip kamu, tapi bedanya dia nanggepin ustadz Alam, sementara kamu enggak." lanjutnya semakin seru.

"Trus kita pernah denger ustadz Alam lagi proses ta'aruf sama akhwat, katanya mau nikah. Nah beliau ini denger lah, trus ngerasa di php sama ustadz Alam. Akhirnya pas ada wali santri yang tanya siapa calon istrinya ustadz Alam, beliau ini jawab kalo yang mau dinikahin ustadz Alam ya beliau." ekspresi Asha tampak heran, dan membuat Sarah bertanya tentang ekspresinya itu.

"Kenapa ekspresi kamu begitu?"

"Kok dia mau? Maksud aku, kok ustadzah Athiyyah mau sama ustadz Alam?" jawaban Asha ini sangat membuat Sarah ingin tertawa keras.

"Mungkin ya beliau nya juga udah siap nikah, karena kan udah berumur juga tapi belum nikah." jawab Sarah.

"Intinya gosip ustadz Alam lagi ta'aruf itu kesebar ke wali santri, tapi gak ada yang tau siapa akhwat nya. Nah beliau ini manfaatin lah kesempatan itu buat bilang kalo beliau itu akhwat yang lagi ta'aruf sama ustadz Alam.

Trus karena kabar itu udah kesebar banget, sampe semuanya selalu ngucapin selamat tiap ketemu ustadz Alam & beliau, akhirnya ustadz Alam nikahin deh ustadzah Athiyyah. Eh gak lama langsung ngisi, trus sekarang hamil lagi anak kedua, bentar lagi lahiran." jelas Sarah panjang lebar, yang membuat Asha hanya membalas ceritanya dengan anggukan kecil.

Sekilas Asha memandang lagi ke arah wanita itu. Kini hatinya dipenuhi campuran rasa yang sulit diuraikan, antara kaget, iba. Wanita itu tampak duduk tenang, sesekali membetulkan posisi anak kecil yang berdiri di sampingnya. Mungkin di balik semua yang telah terjadi, kini ia sedang menapaki babak baru dalam hidupnya.

Menjelang akad kedua sahabat

Asha menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya sebelum akhirnya melangkah lebih dekat ke Rayna dan Naira. Suasana di dekat meja rias jauh lebih cerah. Rayna masih melambaikan tangan penuh semangat, dan Naira dengan wajah setengah selesai dirias sudah tak sabar ingin menyapanya.

"Shaaa! Lama bener ngobrolnya. Tuh liat, kita udah kelar make up, kamu masih ngobrol aja!" ujar Rayna sambil menunjuk wajahnya yang penuh polesan make-up.

Asha tertawa kecil, mencoba mengalihkan pikirannya dari hal berat yang baru saja ia dengar. Ia segera menghampiri kedua sahabatnya, menyapa mereka dengan hangat. Namun, di sudut matanya, bayangan wanita bermasker dengan perut besar itu tetap tertinggal, meninggalkan pertanyaan-pertanyaan yang belum tentu akan ia temukan jawabannya hari itu.

1
Takagi Saya
Aku suka gaya penulisanmu, jangan berhenti menulis ya thor!
Nclyaa: Timakaci❤
total 1 replies
°·`.Elliot.'·°
Kreatif banget!
Nclyaa: timakaci ❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!