NovelToon NovelToon
Lihat Aku Sekali Saja

Lihat Aku Sekali Saja

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga / Trauma masa lalu
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Rere seorang Gadis yang berasal dari keluarga Sederhana dan cukup tapi takdir berpihak kepadanya, dia Yang anak kandung diperlakukan seolah dirinya orang lain, sedangkan orang yang seharusnya tidak menggantikan tempatnya menjadi kesayangan semua keluarganya.

Bagaimanakah kisah hidupnya, akankah dia mendapatkan kebahagian yang dia cari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

Mereka semua tersentak kaget mendengar perkataan Aska terutama sang ayah dan ibunya, bagaimana mungkin Aska bisa kepikiran tentang hal itu.

"Hahaha aku lupa Rere juga anak kandung tapi dia mendapatkan perlakukan paling tidak adil disini".

Aska tertawa miris mengingat adiknya itu, dan baru dia sadari jika dia ternyata nasibnya sama saja.

"Nak jangan bicara sembarangan!!, kamu anak tertua di rumah ini, jangan bicara begitu, ibu tidak suka". Bu Lastri menatap kecewa sang anak.

Dia tidak suka jika anaknya berkata demikian, karena dia memang anak tertua keluarga ini.

Sedangkan Pak Rauf menatap anaknya dengan tatapan yang sulit diartikan kemudian menatap sang istri yang menggelengkan kepalanya dengan tatapan memohon, aktivitas itu tentu saja tak luput dari penglihatan Aska.

Bekerja dibidang yang penuh ketelitian pastinya dia sangat tahu meneliti sikap kedua orangtuanya yang seakan menyembunyikan sesuatu.

"Tidak usah banyak bicara Aska, kau anak tertua, pengganti ayah jadi jangan bicara sembarangan!!, ayah tidak peduli dengan apa yang kau katakan, jalankan kewajibanmu karena kau anak sulung". Pak Rauf meninggalkan meja makan dengan membanting sendoknya.

Bahkan suara nyaring dari benturan sendok dan piring pun terdengar, sedangkan ketiga anak yang lain menghela nafas karena mood hancur.

"Kalian senangkan, selama ini tidak memiliki beban, bebas menggunakan uang kalian tanpa susah, padahal kalian sangat menyusahkan ibu". Ucap Aska dengan sarkas.

Dia akan membuat ayahnya membongkar apapun yang mereka sembunyikan selama ini.

"Jika kak Aska tidak ikhlas, lebih baik tidak usah kasih ibu, daripada kak Aska dengan terang-terangan mengungkitnya". Adam menatap dingin sang kakak sejak tadi mencari keributan.

"Benar, setidaknya walau seperempat kami tidak mengkatakan apapun tentang apa yang kami beri, jangan takabur!!". Kini Rafa yang mengeluarkan suaranya.

Aska tertawa mengejek sang adik dengan penuh hina,

" Aku hanya mengingatkan kalian kewajiban wahai kedua saudaraku, kalian punya hak dan kewajiban yang sama, jika kalian tidak bisa memberikan gaji kalian setengah pada ibu minimal jangan menyusahkannya dengan menu yang kadang tidak masuk akal yang kalian mau, kalian membuat ibu lebih pusing".

"Banyak gaya, banyak mau nyatanya pelit, tidak mau mengeluarkan uang". Ejeknya lagi

Bu Lastri memegang tangan sang anak untuk menghentikan pertengkaran ini, dia tak mau anaknya saling menyerang satu sama lain

"Kami mencicil rumah kak Aska, tentu saja pengeluarannya berbeda dengan kak Aska yang tidak melakukannya, masalah menu dirumah, toh kak Aska dan lainnya sama-sama makan, jika kak Aska keberatan dengan gaji setengah itu, silahkan kakak beri ibu sama seperti kami".

Adam tidak perduli dengan perkataan sang kakak, dia memang berikan gajinya seperempat karena membayar cicilan rumah dan juga mobilnya.

Prok.. prok. prok.

Aska bertepuk tangan mendengar ucapan adiknya yang sangat keterlaluan menurutnya tanpa mempertimbangkan bagaimana lelahnya sang ibu yang mengatur uang yang tak cukup.

"Kau pikir semua yang kita berikan cukup pada ibu setelah Rere tidak lagi membantu kebutuhan rumah??, gaji Rere lah yang paling besar diantara kita dan dia penyumbang dana paling besar tapi dia kadang tidak kebagian sarapan sedangkan kalian memberikan sumbangsih paling sedikit paling banyak mau, kau pikir sekarang itu cukup??

"Gaji Rere yang diberikan pada ibu itu senilai pemberian kalian berdua ditambah ayah, dan penyumbang dana paling besar itu sudah tidak ada".

Aska berkilat murka mendengar perkataan sang adik. Adiknya menyepelekan biaya rumah tangga yang sangat besar, dia tahu kenapa ibunya akhir-akhir ini sering termenung.

Adam dan juga Rafa mengepal kan tangannya mendengar hinaan sang kakak, dia tidak terima dengan perkataan yang keterlaluan itu.

"Tenang saja kak Aska, aku akan keluar dari rumah ini jika menurutmu aku menyusahkan ibu, dan akan ku pastikan aku tidak akan mengirim uang sepeserpun pada ibu setelah ini". Geram Rafa dengan tatapan berkilat murka.

"Bagus, itu semakin membuktikan jika kau manusia tidak tahu terima kasih dan tidak tahu diri karena melepaskan kewajibanmu pada orangtua, Ingat laki-laki harus bertanggungjawab pada ibu dan ayahnya sampai mati". Tunjuknya pada sang adik dengan kasar.

"Nak sudah, jangan diteruskan!!, cukup Rere saja yang meninggalkan ibu, ibu tidak mau lagi kehilangan anak ibu". Mata bu Lastri berkaca-kaca memandang sang anak meminta pengertian.

"Tapi bu, aku hanya ingin pembagian bulanan itu adil, aku tahu ibu pasti kesulitan karena dari Rere sudah tidak ada". Aska menatap sendu sang ibu, dia sungguh menyayangi ibunya.

"Ya ampun kak, kakak ini aneh sekali, aku juga sudah bekerja, bisa membantu ibu dengan seperempat gajiku ditambah dengan seperempat gaji dari istri kakak nanti, aku rasa itu lebih dari cukup tanpa adanya bantuan Rere". Marsya menatap tajam sang kakak yang sudah melewati batas menurutnya.

"Benar, kak Aska terlalu berlebihan, apa gunanya istri kakak tinggal disini nanti jika tidak membantu keuangan keluarga, kan sama saja semua yang tinggal disini harus memasukkan dana untuk keuangan bukan?? ". Adam Menggelengkan kepalanya tanda mencemooh sang kakak.

"Dia istri kakak, kakak sudah punya kewajiban lain harusnya kalian yang membahas bulanan ibu karena kalian masih lajang". Teriak Aska dengan murka.

Dia tidak terima calon istrinya dihina seperti itu oleh ketiga saudaranya.

"Kami tahu toh tidak semua juga kan, lagian dia juga pasti bekerja kecuali jika dia hanya akan jadi beban karena tinggal dirumah saja". Sungut Adam menghina.

"Sudahlah kak, kita pergi saja, kak Aska hanya menghancurkan mood orang pagi-pagi, kami juga punya kebutuhan kak, kami juga punya planning untuk masa depan kami, kami tetap tidak melupakan kewajiban kami dirumah jadi kak Aska diam saja". Marsya mengambil tasnya dan pergi dari sana.

Di ikuti oleh kedua kakak lelakinya meninggalkan Aska dan juga Sang ibu yang menatap nanar mereka.

"Maaf bu, tapi mereka sudah keterlaluan pada ibu, mereka selalu menuntut ibu dengan makanan enak tapi jatah bulanan mereka tidak bertambah padahal semua bahan makanan naik, apalagi Rere sudah tidak mengirimi ibu". Aska sedih sambil memeluk ibunya.

"Kamu tenang saja nak, semuanya cukup kok, Rere tetap mengirimi ibu uang walau tidak sama sebelumnya, dia masih ingat sama ibu". Bu Lastri meneteskan air matanya.

Sang anak terbuang dan dia sia-sia kan masih mengingat dirinya walau tidak seperti dulu, dia tahu dia gunakan uangnya untuk hidup diluar sana. Tapi kiriman itu sudah lumayan walau tak sebanyak sebelumnya.

"Syukurlah kalau begitu bu, aku hanya tidak mau ibu terlalu pusing nanti, aku akan bicarakan pada calon istriku nanti bu, bagaimana baiknya dengan gajinya, bisa tidak dia juga ikut menyumbang keperluan rumah".

"Jangan nak, kasihan dia, dia pasti banyak kebutuhan, cukup dia bantu ibu saja dirumah, lagian ada juga Marsya membantu, uang dari kamu sudah sangat lumayan".

"Tidak apa-apa bu, aku akan bicarakan itu nanti, aku pergi dulu bu". Aska mencium tangan sang ibu dengan sayang kemudian melangkah pergi meninggalkannya.

"Maafin ibu nak". Ucapnya dalam Hati mengingat Rere

1
Riska Ananda
novel terfav
Aisyah Putri Angel
jgn2 Marsya anak hasil selingkuh pak Rauff
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!