NovelToon NovelToon
Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Mengetahui kebenaran identitasnya sebagai anak angkat, tak membuat perempuan berumur 18 tahun itu bergeming. Bahkan kematian ibu angkat dan ayah angkat yang mengusirnya dari rumah, tidak membuatnya membenci mereka. Arumi Maharani, gadis lulusan SMA yang dibesarkan di keluarga patriaki itu memilih mencari jati dirinya. “Aku tunanganmu. Maafkan aku yang tidak mengenalimu lebih awal.” Izqian Aksa. Siapa Izkian Aksa? Bagaimana Arumi menjalani kehidupan selanjutnya? Dan akankah pencariannya mendapatkan hasil? Haloo semuanya… ketemu lagi dengan author.. semoga semua pembaca suka dengan karya baru author…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Air Terjun

“Dek, ayo makan dulu! Aku sudah membuat nasi goreng.” Kata Ramlan yang mengetuk pintu kamar Arumi.

Arumi yang tidak sadar tertidur, terbangun mendengarnya. Ia melihat sekeliling dan pakaiannya yang masih sama saat terakhir kali, sadar kalau dirinya terlelap saat berdzikir untuk menenangkan hatinya.

“Mandi dulu, setelah itu makan. Sebentar lagi adzan dzuhur.” Kata Ramlan saat Arumi membuka pintu kamarnya.

“Terima kasih, Kang.”

“Sama-sama.”

Arumi mengambil pakaian ganti dan segera masuk ke dalam kamar mandi. Selesai mandi, ia memakan nasi goreng yang disiapkan Ramlan. Tetapi ia justru tidak menemukan sang kakak.

Saat adzan berkumandang, Ramlan baru masuk ke dalam rumah dengan kantong plastik di tangannya.

“Kang Lan dari mana?” tanya Arumi.

“Dari warung. Ada beberapa bumbu yang habis, jadi aku beli di depan.”

“Kenapa tidak mengatakannya kepadaku, Kang?”

“Tidak apa. Sudah kewajibanku.” Ramlan masuk ke dapur dan membongkar belanjaannya.

Arumi yang ingin membantu dihentikan dan Ramlan menyuruhnya untuk mengambil wudhu. Tidak bisa berdebat, Arumi menurut.

Beberapa hari berlalu, Arumi tidak membahas mengenai pertemuannya dengan Emak kepada Ramlan. Arumi bersikap seperti biasa dan tidak menunjukkan kesedihannya. Ramlan yang tidak tenang akhirnya buka suara.

“Dek… Kamu bisa marah! Kamu bisa menangis sepuasnya dan kamu juga boleh mengeluh! Kamu yang terlihat baik-baik saja seperti ini justru membuatku tidak tenang. Jangan memendamnya sendiri, ada aku! Aku akan mendengarkanmu.”

“Untuk apa, Kang? Mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah.”

Arumi tahu betul. Mengeluh tidak akan menyelesaikan apapun. Hanya dengan menerima kenyataan dengan lapang dada, ia baru bisa melepaskan kekecewaannya.

Ia yang terbiasa memendam keinginan dan apa yang dirasakan, seolah terlatih untuk segera menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan.

“Kamu bisa membenci mereka jika perlu.”

“Tidak, Kang. Aku tidak akan membenci Emak. Bagaimanapun, Emak adalah perempuan yang sudah melahirkanku. Benar yang dikatakan Emak. Aku sudah tidak mengenalnya sejak bayi, seharusnya aku tidak mencarinya. Jika saja aku tidak tahu kebenaran adopsi, mungkin sampai sekarang aku juga tidak mencarinya.”

“Kamu tetap akan mencari kami saat kamu akan menikah karena kamu harus mencari wali nikah.”

“Jika orang tua angkatku memutuskan untuk bungkam, mereka akan menyuruhku menggunakan wali hakim.” Hati Ramlan terasa berdenyut.

Benar apa yang dikatakan adiknya. Jika orang tua Arumi tidak mengatakan kebenarannya, ia tidak akan ada disisinya saat ini. Dan selamanya ia tidak akan bisa bertemu dengan Arumi. Kenapa kenyataan terasa menyakitkan dihatinya?

Hari-hari berlalu. Aksa yang sudah mendapatkan liburnya segera menyeret Karina untuk mengunjungi Arumi.

Begitu sampai di rumah Arumi, ia harus kecewa karena Arumi sedang tidak ada di rumah. Akhirnya ia menunggu di depan rumah sampai Arumi pulang.

“Karina, Kak Aksa?” Arumi terkejut melihat Aksa dan Karina duduk bersandar di terasnya.

“Terima kasih, Kak.” Kata Arumi kepada Dwi yang mengantarnya pulang.

“Sama-sama. Besok jangan lupa jam 7 harus sudah siap di lapangan.” Arumi mengangguk.

Setelah Dwi pergi, Arumi segera membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan Aksa dan Karina masuk.

“Kakak dari mana?” tanya Karina mewakili Aksa.

“Dari pertemuan karang taruna. Besok hari kemerdekaan dapat tugas untuk menjaga ketertiban upacara bendera.”

“Bukannya ketertiban itu hanya laki-laki saja?”

“Iya. Aku di suruh ikut karena ini kegiatan pertama sejak bergabung. Diminum dulu.” Arumi menyajikan teh kotak yang ia dinginkan di dalam kulkas.

“Apa Kang Lan tidak tinggal di sini?” tanya Aksa.

“Kang Lan pulang 2 hari yang lalu karena hanya izin satu minggu sama mandornya, Kak.”

“Oh!”

“Apa di sini tidak ada tempat yang bisa dikunjungi, Kak?” sela Karina.

“Aku tidak tahu. Selama di sini, aku belum ke mana-mana. Hanya sekitar sini saja.” jawab Arumi dengan tersipu.

Aksa justru tersenyum dibuatnya karena itu menandakan Arumi anak rumahan. Satu alasan lagi yang membuat Aksa semakin yakin dengan Arumi.

“Coba cek, Kak!” Aksa mengangguk dan mengeluarkan ponselnya.

Setelah beberapa saat menelusuri ponselnya, Aksa mengatakan jika wisata air terjun yang dekat dari posisi mereka saat ini. Karina segera setuju dan meminta agar mereka ke sana. Ia merasa bosan jika hanya di dalam rumah karena ia sudah merasa Lelah dengan kegiatannya selama satu minggu ini.

Arumi tidak bisa menolak Arumi yang memohon, akhirnya setuju. Tetapi sebelum pergi, Arumi izin menyiapkan bekal untuk mereka lebih dulu.

Kebetulan ia ada membuat brownies kukus dan ada buah yang baru ia beli pagi ini, segera ia mengupas beberapa buah dan memasukkannya ke dalam kotak bekal dan menyimpannya ke dalam tas. Selain itu, Arumi juga membawa air dan beberapa kotak teh dingin.

Setelah semuanya siap, mereka berangkat menuju wisata air terjun. Perjalanan sedikit menantang karena akses jalan menuju tempat wisata adalah jalan tanah dengan rimbunan pohon di kanan dan kirinya.

Sekitar 30 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Suasana sepi, suara air mengalir, sejuk dan segar menyambut mereka.

“Wah… Surga pecinta alam ini!” seru Karina.

Arumi tersenyum melihat mata Karina yang berbinar. Aksa meminta keduanya untuk mencari tempat duduk lebih dulu sementara dirinya mengeluarkan bekal yang sudah Arumi siapkan.

Selain bekal Arumi, Aksa juga membawa stock camilan Karina bersamanya. Mereka duduk di bawah pohon rindang di pinggiran kedung. Sambil menikmati bekal, ketiganya mengambil gambar di ponsel masing-masing.

“Kenapa Kakak hanya mengambil foto pemandangan?” tanya Karina.

“Kenapa?” tanya Arumi yang tidak mengerti.

“Kakak bisa selfie atau memintaku untuk mengambil foto berlatarkan kedung.”

“Aku tidak terbiasa.”

“Tunggu! Bicara tentang foto, kenapa foto yang dimiliki Kak Aksa berbeda jauh dengan Kak Arumi?” tanya Karina yang ingat dengan foto yang pertama kali Aksa perlihatkan.

“Itu foto saat lulus SMP.”

“Pantas saja!” seru Karina yang mengejutkan Aksa hingga tersedak.

Karina hanya meringis melihat Aksa terbatuk. Arumi dengan cepat menyodorkan air untuk Aksa yang segera diterima dan diteguk.

Mereka menghabiskan waktu di sana sampai sekitar pukul 3 sore. Sebelum pulang, Aksa menyempatkan mengambil foto selfie bertiga karena jika hanya berdua, Arumi belum tentu setuju.

Tak apa bertiga, sebelumnya ia sudah diam-diam mengambil gambar Arumi. Setidaknya ia tidak rugi. Begitu pikir Aksa.

“Arumi…” panggil Aksa sebelum Arumi turun dari mobil.

“Iya, Kak.”

“Bagaimana perasaanmu sekarang?”

“Baik, Kak. Kalau Kakak khawatir mengenai kejadian minggu lalu, aku sudah tidak apa-apa. aku Ikhlas.” Aksa mengangguk.

“Apa kamu sudah memikirkan jawaban untukku?”

1
indy
syukurlah siti mau mencari arumi
Sunaryati
Setelah lamaran segera halali menurut agama dan negara, semoga niat Diti tulus seperti Ramlan
Sunaryati
Kehidupan sosial itu biasa Arumi ada yang suka dan ada yang tidak suka, apalagi jika iri, yang penting kita bisa membawa diri dan tidak melanggar norma
Sunaryati
Ayo Arumi tunggu apalagi, bukankah Aksa membebaskan kamu jika ingin kuliah, mungkin Aksa yang dikirim untuk menjemput bahagiamu Arumi
Sunaryati
Aku juga berharap Arumi berjodoh dengan Aksa dan segera menikah
indy
ayo Arumi, jawab dong...
indy
kasihan arumi. kok ada emak kayak gitu
Meymei: Ada kak 😊
total 1 replies
Sunaryati
Sabar, semangat Arumi, Bush kesabaran dan ikhlas menerima takdir biasanya hasilnya manis.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Terima kasih Thoor semoga sehat dan selalu semangat menulis, yang kuharap up. Mudah-mudahan Arumi dan Sisa berjodoh dan membawa kebahagiaan keduanya, apalagi Arumi, yang sejak kelas 5 SD, seperti ART.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Susanti
semangat arumi
Meymei: Iya kak (Arumi)
total 1 replies
indy
kasihan arumi, kayak bener bener dibuang keluarganya. semoga ramlan bisa membuat rumi punya keluarga yang sebenarnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Semakin menarik, kutunggu Thoor
Sunaryati
Arumi gadis kuat, sejak kelas 5 SD sudah bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dan merawat uminya dengan baik, aku percaya Arumi akan lapang dan ikhlas menerima takdirnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Arumi tunggu apalagi jemput bahagiamu bersama Aksa
Meymei: Sabar kak, nanti cepat tamatnya 😅
total 1 replies
Sunaryati
Semoga hari dan kehidupanmu semakin baik Arumi, dan berjodoh pada orang yang bisa membahagiakan kamu
indy
ditunggu kakak...
Meymei: Siap kak😁
total 1 replies
Susanti
berasa kurang
Susanti: lanjut
Meymei: Kurang apa kak?
total 2 replies
indy
lanjut Arumi...
Sunaryati
Semoga Ramlan benar menunggu dan menerima Arumi dengan sepenuh hati
indy
Ramlan kakaknya Arumi ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!