NovelToon NovelToon
Di Atas Sajadah Merah

Di Atas Sajadah Merah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Arunika adalah seorang wanita yang memendam cinta dalam diam, membangun istana harapan di atas sajadah merah yang pernah diberikan oleh Raka, pria yang diam-diam memikat hatinya. Setiap sujud dan lantunan doa Arunika selalu tertuju pada Raka, berharap sebuah takdir indah akan menyatukan mereka. Namun, kenyataan menghantamnya bagai palu godam ketika ia mengetahui bahwa Raka telah bertunangan, dan tak lama kemudian, resmi menikah dengan wanita lain, Sandria. Arunika pun dipaksa mengubah 90 derajat arah doa dan harapannya, berusaha keras mengubur perasaan demi menjaga sebuah ikatan suci yang bukan miliknya.
Ketika Arunika tengah berjuang menyembuhkan hatinya, Raka justru muncul kembali. Pria itu terang-terangan mengakui ketidakbahagiaannya dalam pernikahan dan tak henti-hentinya menguntit Arunika, seolah meyakini bahwa sajadah merah yang masih disimpan Arunika adalah bukti perasaannya tak pernah berubah. Arunika dihadapkan pada dilema moral yang hebat: apakah ia akan menyerah pada godaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 HASIL UJIAN TENGAH SEMESTER

Pagi itu kampus terasa lebih ramai dari biasanya. Lorong-lorong dipenuhi mahasiswa yang berkumpul di depan papan pengumuman. Kertas hasil ujian tengah semester sudah ditempel, dan semua orang berebut melihat peringkat mereka. Ada wajah lega, ada juga wajah murung yang langsung menunduk.

Arunika berjalan beriringan dengan Medi. Degup jantungnya tidak karuan, tangannya sampai dingin.

“Med… aku takut,” bisiknya sambil meremas buku catatannya.

Medi mendengus kecil.

“Takut apaan? Kamu belajar tiap hari, tidur aja sering aku yang paksa. Yakin deh, nilaimu nggak mungkin jelek!"

Tapi Arunika tidak tenang. Beasiswa baginya bukan sekadar uang kuliah, melainkan napas yang membuatnya bisa bertahan di kampus itu. Ia menelan ludah, berdiri di depan papan besar berisi nama-nama mahasiswa.

Matanya bergerak cepat. Deretan angka dan huruf terasa berputar, sebelum akhirnya pandangannya tertumbuk pada namanya sendiri: Arunika Purnomo – 3.85.

Nafasnya terhembus lega. Seakan beban berhari-hari langsung runtuh begitu saja.

“Med! Aku… aku lulus! Nilai rata-rata 3.85!” serunya pelan tapi penuh bahagia.

Medi segera merangkul sahabatnya. “

Tuh kan! Aku bilang juga apa! Kamu itu pinter banget, Nik. Beasiswamu aman. Aman banget!”

Arunika tertawa kecil, matanya sampai berkaca-kaca. Ia menoleh ke papan lagi, lalu mencari nama Medi.

“Eh, nilai kamu juga bagus, Med! 3.20! Gila, kita naik semua.”

Medi tersenyum lebar, meski wajahnya agak merah.

“Haha… lumayan lah. Yang penting nggak remed.”

Di tempat lain, Raka sedang menatap layar ponselnya. Ia sudah tahu nilainya—cukup stabil untuk jurusannya. Tapi yang paling ia tunggu adalah kabar dari Arunika. Begitu notifikasi masuk, senyumnya merekah.

Arunika

(Aku dapat 3.85, Raka. Beasiswaku aman!)

Raka mengetik cepat.

(Aku bangga banget sama kamu. Nanti sore aku jemput ya. Kita rayain, es coklat plus cilok langgananmu)

Arunika membaca pesan itu sambil tersenyum malu-malu. Medi langsung mencoleknya.

“Cieee… udah ada yang siap traktir, ya?” Arunika hanya tersenyum saja.

Benar saja, Raka membelikan cilok untuk Arunika dan Medi tentunya. Arunika yang jarang jajan sedikit canggung dengan pemberian Raka.

"Jujur, aku nggak pernah makan ini!' akunya lirih.

"Hah, apa?" seru Medi dan Raka kaget.

"Ah, iya. Kamu dari dulu nggak pernah jajan karena bawa bekal kan?" ujar Raka mengingat.

'Kok kamu tau?" tanya Medi pada Raka.

"Aku satu kelas dengannya dulu," jawab Raka.

"Oh jadi kalian.cinlok.nih?" goda Medi menyenggol Arunika.

Wajah Arunika langsung memerah, tapi pengakuan Raka membuat hatinya sedikit sakit.

"Kami hanya teman ...."

"Teman tapi mesra?" sahut Medi tak percaya.

"Kamu bisa aja!" kekeh Raka menatap Arunika penuh arti.

Seperti biasa, Arunika dijemput ayahnya. Purnomo mengangguk pada Raka dan tersenyum ramah pada Media.

"Nggak dianter?" tawar Purnomo pada Medi.

"Nggak Yah, makasih!" tolak Medi dengan senyum lebar.

"Kalau begitu, kami pulang dulu ya!" pamit Purnomo.

Kendaraan itu pergi dan menghilang dari pandangan Medi dan Raka.

"Aku pulang dulu ya.Rak!" pamit Medi sambil menepuk-nepuk lengan remaja itu.

Raka meringis, tapi ia juga ingin pulang cepat. Hari ini ia akan pulang ke rumahnya di PIK 2.

Di dalam mobil, Arunika berkali-kali membuka ponselnya, menatap angka 3.85 di layar yang ia foto dari papan pengumuman tadi. Senyumnya tak bisa hilang.

“Kamu puas dengan nilaimu, Nak?” tanya Purnomo dengan nada penuh kebanggaan.

“Iya, Ayah!” jawab Arunika bersemangat.

Sesampainya di rumah, Eka sudah menunggu di ruang tamu. Wajahnya cerah begitu melihat putrinya masuk dengan langkah ringan.

“Nak, tadi Bunda sudah lihat nilai kamu. Subhanallah, luar biasa!”

Purnomo hanya mengangguk kecil, wajahnya tenang, tapi sorot matanya jelas menyimpan kebanggaan yang dalam.

“Kamu buktikan kerja kerasmu, Nika. Ayah senang,” ucapnya mantap.

Arunika menunduk, malu-malu menerima pujian itu. Tapi hatinya berbunga-bunga.

“Seperti janji Ayah…” Purnomo berdiri, lalu menuju garasi. Tak lama, ia mendorong keluar sebuah motor matic berwarna hitam mengilap, dihiasi pita merah besar di joknya.

“Mulai hari ini, ini buat kamu,” ujarnya.

Arunika terbelalak. “Ayah… serius?”

Purnomo mengangguk. “Kamu sudah menunjukkan kedewasaan dan tanggung jawab. Tapi ingat, Ayah masih akan memantau. Kamu boleh pergi sendiri, tapi jangan lupa kabari setiap langkahmu.”

Arunika mendekat, mengusap motor barunya. Haru memenuhi dadanya. Senang karena dipercaya, tapi juga sadar bahwa pengawasan ayahnya tetap ada di balik semua ini.

“Lihat, Nak. Ayahmu akhirnya percaya sama kamu. Jangan sia-siakan,” nasihat Eka dengan suara lembut.

Arunika menoleh dan tersenyum kecil. Dalam hati, ia berjanji tidak akan mengecewakan.

Malam itu, ia berbaring di kamarnya sambil menatap layar ponsel. Ada pesan baru dari Raka.

Raka:

(Run, selamat ya. Kamu layak dapat semua ini. Aku tau kamu kuat. Tapi jangan lupa, kalau capek… kamu punya aku buat sandaran!)

Arunika menggigit bibirnya, tersenyum malu. Ia membalas cepat dan singkat.

Purnomo memang tidak lagi membatasi pergaulan putrinya. Selama Arunika bertanggung jawab dan bisa dipercaya, ia memberi ruang.

Arunika menatap langit-langit kamarnya, lalu berbisik pelan, seolah meneguhkan diri.

“Ayah, aku akan buktikan kalau aku bisa lulus dengan nilai cumlaude…”

Pagi hari, halaman rumah jadi sebuah drama kecil. Arunika belajar mengendarai motornya. Terdengar teriakan Purnomo dan Eka.

"Astaga Ayah, Bunda ... Aku jadi beneran jatuh nih!" keluh Arunika yang kaku membawa motor.

"Untung tau bagaimana naik sepeda," lanjutnya pelan.

Sementara Eka menutup mulutnya, ia takut sekali melihat Arunika mengendarai kendaraan roda dua itu.

'Kenapa Ayah nggak kasih mobil aja sih!" lanjutnya protes.

"Sayang, Ayah lupa kalau kita terlalu menjaga putri kita sampai nggak bisa apa-apa!" sahut Purnomo yang langsung diberi pukulan gemas oleh istrinya.

'Mas!"

Tak lama, Arunika bisa mengendarai motor itu dengan baik. Eka dan Purnomo sedikit terperanjat.

"Eh ... Dia bisa!" teriak Eka girang.

'Mashaallah!" seru Purnomo takjub.

Arunika melambai, ia mengendarai motor dengan tangan satu. Eka hendak berteriak, tapi Purnomo menutup mulut istrinya.

"Sayang, kamu akan buat dia jatuh!" peringatnya.

"Kalau begitu, besok senin. Aku tinggal buatkan dia SIM!" lanjutnya lagi.

Arunika menghentikan kendaraannya di depan teras. Ia turun dengan nafas tersengal. Wajahnya memerah karena sangat bahagia.

"Motor ini sebagai simbol kepercayaan Ayah sama kamu Arunika!" sahut Purnomo sekali lagi menegaskan.

"Ayah tak segan-segan menarik lagi semuanya jika kamu melanggar apa yang sudah kami terapkan!" lanjutnya lagi.

"Iya Ayah," angguk Arunika mengerti.

'Baiklah, sebagai hadiah tambahan. Bersiaplah. Kita akan makan malam di luar!" ajak Purnomo yang membuat Eka kesal.

"Ayah, bunda sudah masak soto ayam Lamongan loh!"

'Ah ... nggak jadi, enakan masakan Bunda mu!" sahut Purnomo yang membuat Arunika tertawa lepas.

Bersambung.

Ah .. Selamat Arunika kamu mempertahankan beasiswa mu.

Next?

1
Eni Istiarsi
Rakanya masih dilaminating dan ditaruh ditumpukan paling bawah 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
tiba-tiba raka datang sambil mengandeng tangan istrinya yg sedang hamil. 🧐🤔
Cindy
lanjut kak
Deyuni12
Rakaaaa
yuhuuu
kamu d manaaaaa
Aru rindu niiiih
kamu jahara ikh
😄😄✌️
Eni Istiarsi
oh ini yang manusia payung itu,Bagas😄
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
bagas itu yang pernah nolongin arunika waktu di bully saat SMA ya?
Cindy
lanjut kak
Deyuni12
waaaah
Arunika n Media hebat!!!
selamat y buat xan berdua n tetap semangat
Deyuni12
othor jahat,d bungkus d mana sh si Raka ini,bikin Aru jadi rindu meranaaaa
Roh Hayani
Kecewa
nurry
kemana Raka 🤔
Anita Barus: rindu yg terpendam arunika .Raka seperti di telan bumi .tiada kabar beritanya kasian Arunika .
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Eni Istiarsi
sabar ya semuaaa... Rakanya masih diumpetin othor 😄
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semangat runi.
Deyuni12
di manakah Raka?
apakah itu awal dari cinta yg mulai bersemi d hati Aru tidak tersampaikan,n tidak bersatu sama Raka,,hm
Deyuni12
waaaah
kalo aku pribadi punya sh Genk waktu itu sekitar 7 orang,temen SMK..
awal awal sh masih keep in touch tapi ternyata kesibukan masing masing yg membuat jarak semakin jauh,lalu aku juga punya sahabat 1,tapi Alhamdulillah juga mungkin d karenakan beliau lebih dr aku,pelan tapi pasti beliau yg menjauh,karena mungkin aku bukan level nya lagi 😊,jadi sekarang sudah tidak berkomunikasi sama siapapun temen d Genk tsb,husnudzon saja lah,n semoga mereka semua baik baik saja n panjang umurnya..
Aamiin y Alloh
Deyuni12
semangat medi,semangat Aru
Deyuni12
gak akan terpengaruh,toh dr awal juga dia kaya gak suka gtu sama Aru
Deyuni12
bravo buat Aru,ternyata bisa juga dirimu speakup lantang ,tidak hanya untuk diri sendiri,tapi untuk teman teman yg lain juga..
semangat aru
nurry
sedih kalau Raka hilang 😢
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!